Anda di halaman 1dari 92

Bab 23

Evolusi Populasi

Power Point Bahan Ajar

Biologi
Edisi Kedelapan
Neil Campbell dan Jane Reece PENERBIT ERLANGGA
Gambaran Umum: Unit Terkecil Evolusi

• Satu kesalahpahaman yang paling umum tentang


evolusi adalah organisme individual berevolusi,
dalam pandangan Darwin, selama hidup mereka
• Seleksi alam bekerja pada individu, namun hanya
populasi yang berevolusi
• Variasi genetik dalam populasi berkontribusi
terhadap evolusi
• Mikroevolusi (microevolution) merupakan
perubahan frekuensi alel dalam suatu populasi
dari generasi ke generasi
Peraga 23.1 Apakah finch ini berevolusi melalui seleksi alam?

Finch-tanah sedang (Geospiza fortis), burung pemakan biji yang menghuni


Kepulauan Galapagos ini mengalami evolusi di bagian paruhnya, menjadi
lebih besar dan panjang untuk sintas selama masa kemarau yang panjang.
Konsep 23.1: Mutasi dan reproduksi seksual
menghasilkan variasi genetik yang memungkinkan
evolusi terjadi
• Dua proses, mutasi dan reproduksi seksual,
menghasilkan variasi lungkang gen (gen pool)
yang menyebabkan perbedaan-perbedaan
antarindividu
Variasi Genetik

• Variasi dalam genotipe individu mengarah ke


variasi fenotipe individu
• Tidak semua variasi fenotipik dapat diwariskan
• Seleksi alam hanya dapat bekerja pada variasi
dengan komponen genetik
Peraga 23.2 Variasi yang tak terwariskan

(a) (b)

Ulat-ulat dari ngengat Nemoria arizonaria ini memperoleh penampilan yang


berbeda akibat zat kimiawi di dalam makanannya, bukan akibat genotipe.
Ulat yang dibesarkan dengan makanan bunga ek akan menyerupai bunga
ek (a), sementara saudaranya yang dibesarkan dengan makanan daun ek
akan menyerupai ranting ek (b).
Variasi dalam Satu Populasi

• Karakter diskret dan kuantitatif berkontribusi


terhadap variasi dalam suatu populasi
• Karakter diskret dapat digolongkan
berdasarkan prinsip ‘ya-atau-tidak’
• Karakter kuantitatif bervariasi dalam suatu
kontinum dalam populasi
• Para ahli genetika populasi mengukur
polimorfisme dalam suatu populasi dengan
menentukan jumlah heterozigositas pada
tingkat gen dan molekular
• Heterozigositas rata-rata (average
heterozygosity) mengukur persentase rata-
rata dari lokus yang heterozigot dalam suatu
populasi
• Variabilitas nukleotida diukur dengan
membandingkan sekuens DNA dari pasangan
individu-individu
Variasi di antara Populasi-populasi

• Sebagian besar spesies menunjukkan variasi


geografis (geographic variation), perbedaan-
perbedaan antarlungkang gen dari populasi-
populasi yang terpisah atau subkelompok
populasi
Peraga 23.3 Variasi geografis pada populasi mencit yang terisolasi di Madeira

1 2.4 3.14 5.18 6 7.15

8.11 9.12 10.16 13.17 19 XX

1 2.19 3.8 4.16 5.14 6.7

9.10 11.12 13.17 15.18 XX

Pasangan nomor menunjukkan kromosom yang berfusi. Misalnya, ‘2,4’


mengindikasikan fusi kromosom 2 dan kromosom 4. Mencit di wilayah yang
ditandai dengan bintik kuning memiliki set kromosom yang berfusi di dalam
kotak kuning; mencit di wilayah yang ditandai dengan bintik merah memiliki
set kromosom yang berfusi di dalam kotak merah.
• Beberapa contoh variasi geografis muncul
sebagai suatu klin (cline), perubahan karakter
secara bertahap di sepanjang suatu sumbu
geografis
Peraga 23.4 Klin yang ditentukan oleh suhu

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0
46 44 42 40 38 36 34 32 30
Lintang (°N)
Maine Georgia
Dingin (6°C) Hangat (21°C)
Mutasi

• Mutasi (mutation) adalah perubahan dalam


sekuens nukleotida dari DNA suatu organisme
• Mutasi menyebabkan gen dan alel baru muncul
• Hanya mutasi dalam sel yang menghasilkan
gamet yang dapat diteruskan pada keturunan
Mutasi Titik

• Mutasi titik adalah perubahan dalam satu basa


pada suatu gen
• Efek mutasi titik bervariasi:
– Mutasi pada wilayah bukan-pengkode DNA
seringkali tidak berbahaya
– Mutasi dalam suatu gen tidak memengaruhi
produksi protein dikarenakan adanya
redundansi pada kode genetik
• Efek mutasi titik bervariasi:
– Mutasi yang menghasilkan perubahan pada
produksi protein seringkali berbahaya
– Mutasi yang menyebabkan perubahan pada
produksi protein kadang dapat meningkatkan
kecocokan antara organisme dengan
lingkungan
Mutasi yang Mengubah Jumlah atau Sekuens Gen

• Perubahan kromosomal yang melenyapkan,


mengacaukan, atau menyusun ulang banyak
lokus hampir pasti membahayakan
• Duplikasi segmen kromosom yang berukuran
besar seringkali membahayakan
• Duplikasi potongan kecil DNA seringkali kurang
membahayakan dan meningkatkan ukuran genom
• Gen terduplikasi dapat memperoleh fungsi-fungsi
baru dengan mutasi lebih jauh
Laju Mutasi

• Laju mutasi cenderung rendah pada tumbuhan


dan hewan
• Rata-rata laju mutasi sekitar satu mutasi dalam
setiap 100.000 gen per generasi
• Laju mutasi umumnya lebih rendah pada
prokariota dan lebih tinggi pada virus
Reproduksi Seksual

• Reproduksi seksual dapat mengocok alel-alel


yang ada menjadi berbagai kombinasi baru
• Pada organisme yang bereproduksi secara
seksual, rekombinasi alel lebih penting
dibandingkan mutasi dalam menghasilkan
variasi genetik sehingga membuat adaptasi
menjadi mungkin
Konsep 23.2: Ekuilibrium Hardy-Weinberg dapat digunakan
untuk menguji apakah sebuah populasi berevolusi

• Langkah pertama dalam menguji apakah


evolusi terjadi dalam suatu populasi adalah
dengan memperjelas dulu apa yang kita
maksud sebagai suatu populasi
Lungkang Gen dan Frekuensi Alel

• Populasi (population) adalah sekelompok


individu dari spesies yang sama, hidup di
wilayah yang sama, dan saling mengawini
sehingga menghasilkan keturunan yang fertil
• Lungkang gen (gene pool) terdiri atas semua
alel untuk semua lokus dalam suatu populasi
• Lokus dikatakan tetap (fixed) jika semua
individu dalam satu populasi bersifat homozigot
untuk alel yang sama
Peraga 23.5 Satu spesies, dua populasi

Kawanan Porcupine
WILAYAH
PETA

Laut Beaufort

Wilayah kawanan
Porcupine

Wilayah kawanan
Fortymile

Kawanan Fortymile
• Frekuensi alel dalam suatu populasi dapat
dihitung
– Untuk organisme diploid, jumlah total alel pada
suatu lokus adalah jumlah total individu x 2
– Jumlah total alel dominan pada suatu lokus
adalah 2 alel untuk setiap individu homozigot
dominan plus 1 alel untuk setiap individu
heterozigot; perhitungan yang sama juga berlaku
untuk alel-alel resesif
• Berdasarkan konvensi, jika terdapat 2 alel
pada satu lokus, p dan q digunakan untuk
mewakili frekuensi alel
• Frekuensi semua alel dalam satu populasi
akan berjumlah 1
– Contoh, p + q = 1
Prinsip Hardy-Weinberg

• Prinsip Hardy-Weinberg menjabarkan suatu


populasi yang tidak berevolusi
• Jika suatu populasi tidak memenuhi kriteria
prinsip Hardy-Weinberg, dapat disimpulkan
bahwa populasi berevolusi
Ekuilibrium Hardy-Weinberg

• Prinsip Hardy-Weinberg menyatakan bahwa


frekuensi alel dan genotipe dalam suatu
populasi akan tetap konstan dari generasi ke
generasi
• Dalam suatu populasi di mana gamet
berkontribusi terhadap generasi berikutnya
secara acak, frekuensi alel tidak akan berubah
• Pewarisan Mendelian mempertahankan variasi
genetik dalam suatu populasi
Peraga 23.6 Menyeleksi alel secara acak dari sebuah lungkang gen

Alel-alel dalam populasi


Frekuensi alel-alel
Gamet yang dihasilkan
p = frekuensi alel CR
Setiap sel telur: Setiap sperma:
= 0,8

q = frekuensi alel CW
= 0,2 80% 20% 80% 20%
kemungkinan kemungkinan kemungkinan kemungkinan
• Ekuilibrium Hardy-Weinberg menjabarkan
frekuensi konstan alel-alel dalam lungkang gen
semacam itu
• Jika p dan q mewakili frekuensi relatif dari
hanya dua kemungkinan alel dalam suatu
populasi pada lokus tertentu, maka
– p2 + 2pq + q2 = 1
– Di mana p2 dan q2 mewakili frekuensi genotipe
homozigot dan 2pq mewakili frekuensi
genotipe heterozigot
Peraga 23.7.1 Prinsip Hardy-Weinberg

80% CR (p = 0,8) 20% CW (q = 0,2)

Sperma
CR CW
(80%) (20%)

64% (p2) 16% (pq)


CRCR CRCW

16% (qp) 4% (q2)


CRCW CW CW
Peraga 23.7.2 Prinsip Hardy-Weinberg

64% CRCR, 32% CRCW, dan 4% CWCW

Gamet dari generasi ini:

64% CR + 16% CR = 80% CR = 0,8 = p

4% CW + 16% CW = 20% CW = 0,2 = q


Peraga 23.7.3 Prinsip Hardy-Weinberg

64% CRCR, 32% CRCW, and 4% CWCW

Gamet dari generasi ini:

64% CR + 16% CR = 80% CR = 0,8 = p

4% CW + 16% CW = 20% CW = 0,2 = q

Genotipe dalam generasi berikutnya:

Tumbuhan 64% CRCR, 32% CRCW, dan 4% CWCW


Peraga 23.7.4 Prinsip Hardy-Weinberg
80% CR ( p = 0,8) 20% CW (q = 0,2)

Sperma
CR CW
(80%) (20%)

64% ( p2) 16% ( pq)


CR CR CR CW

16% (qp) 4% (q2)


CR CW CW CW

64% CR CR, 32% CR CW, dan 4% CW CW

Gamet dari generasi ini:

64% CR + 16% CR = 80% CR = 0,8 = p

4% CW + 16% CW = 20% CW = 0,2 = q

Genotipe dalam generasi berikutnya:

Tumbuhan 64% CR CR, 32% CR CW, dan 4% CW CW


Kondisi Tercapainya Ekuilibrium Hardy-Weinberg

• Teorema Hardy-Weinberg menjabarkan


populasi hipotetis
• Pada populasi sungguhan, frekuensi alel dan
genotipe berubah seiring waktu
• Lima kondisi untuk populasi nonevolusi jarang
terpenuhi di alam:
– Tidak ada mutasi
– Perkawinan acak
– Tidak ada seleksi alam
– Ukuran populasi sangat besar
– Tidak ada aliran gen
• Populasi alamiah dapat berevolusi pada
beberapa lokus, sementara dalam ekuilibrium
Hardy-Weinberg pada lokus yang lain
Menerapkan Prinsip Hardy-Weinberg

• Kita dapat mengasumsikan lokus yang


menyebabkan fenilketonuria (PKU) yang
berada dalam ekuilibrium Hardy-Weinberg
dengan berikut ini:
– Laju mutasi gen PKU rendah
– Seleksi perkawinan bersifat acak dengan
mempertimbangkan apakah suatu individu
merupakan pembawa alel PKU atau tidak
– Seleksi alam hanya dapat bekerja pada
individu homozigot yang jarang yang tidak
mengikuti pembatasan diet
– Populasi sangat besar
– Migrasi tidak memiliki efek karena banyak
populasi lainnya memiliki frekuensi alel yang
serupa
• Kejadian PKU adalah 1 per 10.000 kelahiran
– q2 = 0,0001
– q = 0,01
• Frekuensi alel normal adalah
– p = 1 – q = 1 – 0,01 = 0,99
• Frekuensi pembawa adalah
– 2pq = 2 x 0,99 x 0,01 = 0,0198
– Atau kira-kira 2% dari populasi AS
Konsep 23.3: Seleksi alam, hanyutan genetik, dan
aliran gen dapat mengubah frekuensi alel dalam
populasi
• Tiga faktor utama yang mengubah frekuensi
alel dan menghasilkan perubahan yang sangat
evolusioner:
– Seleksi alam
– Hanyutan genetik
– Aliran gen
Seleksi Alam

• Perbedaan keberhasilan dalam reproduksi


menghasilkan alel-alel tertentu yang diteruskan
ke generasi selanjutnya dalam proporsi yang
lebih besar
Hanyutan Genetik

• Semakin sedikit suatu sampel, semakin besar


kemungkinan penyimpangan dari hasil yang
diperkirakan
• Hanyutan genetik (genetic drift)
menjabarkan bagaimana frekuensi alel
berfluktuasi secara tak terduga dari satu
generasi ke generasi berikutnya
• Hanyutan genetik cenderung mengurangi
variasi genetik melalui kehilangan alel
Peraga 23.8 Hanyutan genetik

CR CR CR CR CW CW CR CR CR CR

CR CW CR CW CR CR CR CR

CW CW CR CR CR CR CW CW CR CR CR CR

CR CW CR CW CR CR CR CR

CR CR CR CW CW CW CR CR CR CR

CR CR CR CW CR CW CR CW CR CR CR CR

Generasi 1 Generasi 2 Generasi 3


p (frekuensi dari CR) = 0,7 p = 0,5 p = 1,0
q (frekuensi dari CW ) = 0,3 q = 0,5 q = 0,0
Efek Pendiri

• Efek pendiri (founder effect) terjadi ketika


segelintir individu terisolasi dari populasi yang
lebih besar
• Frekuensi alel dalam populasi kecil pendiri
dapat berbeda dari frekuensi alel dalam
populasi sumber yang lebih besar
Efek Leher Botol

• Efek leher botol (bottleneck effect) adalah


penurunan mendadak ukuran populasi akibat
perubahan lingkungan
• Lungkang gen yang dihasilkan mungkin tidak
lagi menjadi refleksi dari lungkang gen populasi
asal
• Jika populasi tetap kecil, populasi tersebut
mungkin dipengaruhi lebih lanjut oleh hanyutan
genetik
Peraga 23.9 Efek leher botol

Populasi Peristiwa Populasi


awal penyempitan yang sintas
leher botol
• Memahami efek leher botol dapat
meningkatkan pemahaman tentang bagaimana
aktivitas manusia memengaruhi spesies lain
Studi kasus: Dampak Hanyutan Genetik pada Ayam
Padang Rumput Besar
• Hilangnya habitat padang rumput
menyebabkan penurunan drastis populasi
ayam padang rumput besar di Illinois
• Ayam yang sintas memiliki tingkat variasi
genetik yang rendah, dan hanya 50% dari telur
mereka yang menetas
Peraga 23.10a Efek leher botol dan pengurangan variasi genetik

Sebelum peristiwa Setelah peristiwa


leher botol leher botol
(Illinois, 1820) (Illinois, 1993)

Wilayah ayam
padang
rumput besar

(a)
Peraga 23.10b Efek leher botol dan pengurangan variasi genetik

Jumlah Persentase
Lokasi Ukuran alel-alel telur yang
populasi per lokus menetas

Illinois
1930–1960an 1.000–25.000 5,2 93
1993 <50 3,7 <50

Kansas, 1998
(tidak ada peristiwa 750.000 5,8 99
leher botol)

Nebraska, 1998
75.000–
(tidak ada peristiwa 5,8 96
leher botol)
200.000

Minnesota, 1998
(tidak ada peristiwa 4.000 5,3 85
leher botol)

(b)
• Para peneliti menggunakan DNA dari spesimen
museum untuk membandingkan variasi genetik dalam
populasi sebelum dan setelah peristiwa leher botol
• Hasilnya menunjukkan hilangnya alel pada beberapa
lokus
• Para peneliti menambahkan jumlah ayam padang
rumput besar dari populasi di negara-negara bagian
lain dan berhasil memasukkan alel-alel baru dan
meningkatkan tingkat penetasan telur hingga 90%
Efek-efek Hanyutan Genetik: Rangkuman

1. Hanyutan genetik signifikan pada populasi


kecil
2. Hanyutan genetik dapat menyebabkan
frekuensi alel berubah secara acak
3. Hanyutan genetik dapat menyebabkan
hilangnya variasi genetik dalam populasi
4. Hanyutan genetik dapat menyebabkan alel-
alel berbahaya menjadi tetap
Aliran Gen

• Aliran gen (gene flow) meliputi perpindahan alel-


alel di antara populasi-populasi
• Alel dapat dipindahkan melalui pergerakan
individu atau gamet fertil (contohnya, polen)
• Aliran gen cenderung mengurangi perbedaan
genetik di antara populasi-populasi seiring waktu
• Aliran gen lebih cenderung mengubah frekuensi
alel secara langsung dibandingkan mutasi
Peraga 23.11 Aliran gen dan evolusi manusia

Migrasi manusia di
seluruh dunia telah
meningkatkan aliran gen
di antara populasi-
populasi yang tadinya
terisolasi satu sama lain.
Citra buatan komputer ini
mengilustrasikan
bagaimana aliran gen
dapat menghomogenisasi
lungkang gen populasi
semacam itu, sehingga
mengurangi variasi
geografis dalam
penampilan.
• Aliran gen dapat menurunkan kecocokan suatu
populasi
• Pada rumput Agrostis tenuis, alel-alel untuk
menoleransi tembaga menguntungkan bagi populasi
dekat tambang tembaga, tetapi berbahaya bagi
populasi di lahan lain
• Polen yang ditiup angin memindahkan alel-alel di
antara populasi-populasi
• Pergerakan alel-alel yang tidak menguntungkan ke
dalam suatu populasi menghasilkan penurunan
kecocokan antara organisme dan lingkungannya
Peraga 23.12a Aliran gen dan seleksi

70
TANAH TANAH TANAH
NON- PERTAM-
PERTAM- BANGAN NON PERTAMBANGAN
60 BANGAN

50 Arah angin yang bertiup

40

30

20

10

0
20 0 20 0 20 40 60 80 100 120 140 160
Jarak dari tepi tambang (meter)

Grafik di atas menunjukkan derajat toleransi tembaga pada berbagai lokasi.


Data ini menunjukkan bahwa aliran gen yang terus berlangsung mencegah
setiap populasi untuk beradaptasi sepenuhnya dengan kondisi di sekitarnya.
Peraga 23.12 Aliran gen dan seleksi

Rumput A. tenuis pada latar depan foto tumbuh di tempat pembuangan


limbah pertambangan yang telah ditinggalkan. Rumput itu lebih toleran
terhadap tembaga daripada yang tumbuh di padang di belakang pagar.
• Aliran gen dapat meningkatkan kecocokan suatu
populasi
• Insektisida telah digunakan untuk menargetkan
nyamuk-nyamuk yang membawa virus West Nile
dan malaria
• Alel telah berevolusi dalam beberapa populasi
yang memberikan resistensi insektisida kepada
nyamuk-nyamuk tersebut
• Aliran alel-alel resistensi-insektisida ke dalam
suatu populasi dapat menyebabkan peningkatan
kecocokan
Konsep 23.4: Seleksi alam adalah satu-satunya
mekanisme yang secara konsisten menyebabkan
evolusi adaptif
• Hanya seleksi alam yang secara konsisten
menyebabkan evolusi adaptif
Melihat Seleksi Alam Lebih Dekat

• Seleksi alam menyebabkan evolusi adaptif


yang bertindak berdasarkan fenotipe
organisme
Kebugaran Relatif

• Frasa ‘struggle for existence’ (‘perjuangan demi


eksistensi’) dan ‘survival of the fittest’
(‘kesintasan dari yang paling cocok’)
menyesatkan karena menyatakan adanya
persaingan langsung di antara individu-individu
• Keberhasilan reproduktif umumnya lebih halus
dan bergantung pada banyak faktor
• Kebugaran relatif (relative fitness) adalah
kontribusi yang dibuat oleh satu individu untuk
lungkang gen generasi berikutnya, relatif
terhadap kontribusi individu-individu lain.
• Seleksi menguntungkan beberapa genotipe
dengan bertindak berdasarkan fenotipe
organisme tertentu
Seleksi Direksional, Disruptif, dan Penstabilisasi

• Tiga moda seleksi:


– Seleksi direksional (directional selection)
menguntungkan individu pada salah satu
kisaran fenotipik
– Seleksi disruptif (disruptive selection)
menguntungkan individu pada kedua kisaran
fenotipik yang ekstrem
– Seleksi penstabilisasi (stabilizing selection)
menguntungkan varian intermediat dan
bekerja dengan melawan kedua fenotipe
ekstrem
Peraga 23.13 Moda seleksi

Populasi awal

Fenotipe (warna rambut)


Populasi Populasi yang
awal telah berevolusi

(a) Seleksi direksional (b) Seleksi disruptif (c) Seleksi penstabilisasi


Peraga 23.13a Moda seleksi

Populasi awal

Fenotipe (warna rambut)

Populasi awal

Populasi yang telah


berevolusi

(a) Seleksi direksional


Peraga 23.13b Moda seleksi

Populasi awal

Fenotipe (warna rambut)

Populasi yang telah


berevolusi

(b) Seleksi disruptif


Peraga 23.13c Moda seleksi

Populasi awal

Fenotipe (warna rambut)

Populasi yang telah


berevolusi

(c) Seleksi penstabilisasi


Peran Kunci Seleksi Alam dalam Evolusi Adaptif

• Seleksi alam meningkatkan frekuensi alel-alel


yang menambah kesintasan dan reproduksi
• Evolusi adaptif terjadi ketika kecocokan antara
organisme dan lingkungannya meningkat
Peraga 23.14a Contoh-contoh adaptasi

(a) Kemampuan berubah warna pada sotong


Dalam sekejap, sotong ini dapat membaur dengan
latarnya, sehingga ia bisa bersembunyi dari
predator dan menyergap mangsanya
Peraga 23.14b Contoh-contoh adaptasi

Tulang yang dapat


digerakkan

(b) Tulang rahang yang


bisa digerakkan pada ular
• Karena lingkungan dapat berubah, evolusi
adaptif merupakan proses yang berlangsung
terus-menerus
• Hanyutan genetik dan aliran gen tidak
konsisten mengarah ke evolusi adaptif karena
mereka dapat meningkatkan atau menurunkan
kecocokan antara organisme dan
lingkungannya
Seleksi Seksual

• Seleksi seksual (sexual selection) adalah


seleksi alam untuk keberhasilan perkawinan
• Seleksi seksual dapat menyebabkan
dimorfisme seksual (sexual dimorphism),
menandai perbedaan mencolok antara kedua
jenis kelamin dalam karakteristik seksual
sekunder
Peraga 23.15 Dimorfisme seksual dan seleksi seksual

Merak jantan dan betina menunjukkan dimorfisme seksual yang ekstrem.


Ada seleksi intraseksual di antara para jantan yang saling bersaing, diikuti
oleh seleksi interseksual ketika betina memilih jantan yang paling mencolok.
• Seleksi intraseksual (intrasexual selection) adalah
kompetisi antarindividu yang berjenis kelamin sama
(biasanya jantan) untuk memperebutkan pasangan dari
jenis kelamin yang lain
• Seleksi interseksual (intersexual selection), sering
disebut pilihan pasangan (mate choice), terjadi ketika
individu dari salah satu jenis kelamin (biasanya betina)
bersifat pemilih dalam menyeleksi pasangannya dari jenis
kelamin lain
• Penampilan jantan akibat pilihan pasangan dapat
meningkatkan peluang jantan menarik betina, namun juga
dapat menurunkan peluangnya untuk sintas
• Bagaimana pilihan betina terhadap
karakteristik jantan tertentu bisa dievolusikan?
• Hipotesis ‘gen yang bagus’ menyatakan bahwa
jika sebuah sifat berhubungan dengan
kesehatan jantan, maka baik sifat jantan
maupun pilihan betina terhadap sifat itu akan
mengalami peningkatan frekuensi
Peraga 23.16a Apakah betina memilih pasangan kawin berdasarkan sifat-sifat yang mengindikasikan ‘gen yang bagus’?

PERCOBAAN

Katak pohon
abu-abu betina
Katak pohon Katak pohon
abu-abu abu-abu jantan
jantan PPen PPan
Sperma PPen  Sel telur  Sperma PPan

Keturunan dari Keturunan dari


pejantan PPen pejantan PPan

Kebugaran dari keturunan seinduk ini dibandingkan


Peraga 23.16b Apakah betina memilih pasangan kawin berdasarkan sifat-sifat yang mengindikasikan ‘gen yang bagus’?

HASIL

Pengukuran kebugaran 1995 1996

Pertumbuhan larva TBS PPan lebih baik


Kesintasan larva PPan lebih baik TBS
Waktu metamorfosis PPan lebih baik PPan lebih baik

TBS = tidak berbeda secara signifikan


Pelanggengan Variasi Genetik

• Berbagai mekanisme membantu


melanggengkan variasi genetik dalam suatu
populasi
Diploidi

• Diploidi mempertahankan variasi genetik dalam


bentuk alel resesif tersembunyi
Seleksi Penyeimbang

• Seleksi penyeimbang (balancing selection)


terjadi ketika seleksi alam mempertahankan
frekuensi stabil dari dua atau lebih bentuk
fenotipik dalam suatu populasi
Keuntungan heterozigot
• Keuntungan heterozigot (heterozygote
advantage) terjadi ketika heterozigot memiliki
kebugaran yang lebih tinggi daripada kedua jenis
homozigot
• Seleksi alam cenderung mempertahankan dua
atau lebih alel pada lokus tersebut
• Alel sel-sabit menyebabkan mutasi pada
hemoglobin tetapi juga memberikan resistensi
terhadap malaria
Peraga 23.17 Memetakan malaria dan alel sel-sabit

Frekuensi alel sel-


sabit
0–2,5%
2,5–5,0%
5,0–7,5%
Distribusi malaria yang disebabkan 7,5–10,0%
oleh Plasmodium falciparum (suatu 10,0–12,5%
eukariota uniselular parasitik)
>12,5%
Seleksi Bergantung Frekuensi

• Dalam seleksi bergantung-frekuensi


(frequency-dependent selection), kebugaran
suatu fenotipe menurun jika jumlah fenotipe itu
terlalu banyak dalam suatu populasi
• Seleksi dapat menguntungkan fenotipe yang
mana saja yang kurang umum dalam suatu
populasi
Peraga 23.18 Seleksi bergantung-frekuensi pada ikan pemakan-sisik (Perissodus microlepis)

“Bermulut-kanan”

1,0

“Bermulut-kiri”

0,5

0
1981 ’82 ’83 ’84 ’85 ’86 ’87 ’88 ’89 ’90
Tahun sampel
Variasi Netral

• Variasi netral (neutral variation) adalah


variasi genetik yang tampaknya tidak
memberikan keuntungan maupun kerugian
selektif
• Contohnya,
– Variasi dalam wilayah DNA non-pengkode
– Variasi pada protein yang memiliki sedikit efek
pada fungsi protein dan kebugaran reproduktif
Mengapa Seleksi Alam Tidak Dapat Membentuk
Organisme Sempurna
1. Seleksi hanya dapat bekerja pada variasi
yang sudah ada
2. Evolusi dibatasi oleh batasan sejarah
3. Adaptasi seringkali merupakan hasil
kompromi
4. Kebetulan, seleksi alam, dan lingkungan
saling berinteraksi
Peraga 23.19 Kompromi evolusioner

Panggilan nyaring yang memungkinkan katak Tungara menarik pasangan


juga menarik pihak-pihak lain yang tidak dikehendaki di sekitarnya. Dalam
kasus ini, seekor kelelewar yang hendak menyergapnya.
RANGKUMAN KONSEP KUNCI

Melihat Seleksi Alam Lebih Dekat


Populasi Populasi yang
awal berevolusi

Seleksi Seleksi Seleksi


direksional disruptif penstabilisasi

Moda seleksi alam berbeda dalam cara seleksi bekerja pada fenotipe
(panah mengindikasikan tekanan selektif).
Kuis Mandiri
Tempat pengambilan
sampel (1-8
merepresentasikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
pasangan tempat)
Lihatlah soal no 7
Frekuensi alel
Kuis Mandiri di buku
Biologi Anda.
alel lap94 Alel lap lain
Data dari R.K. Koehn dan T.J. Hilbish, The adaptive importance of genetic variation,
American Scientist 75:134–141 (1987).

Salinitas meningkat ke arah laut terbuka

8
5 67
4
Perairan 2 3
Long Island
1 9

U
10 Samudra
B T
S 11 atlantik
Jawaban Kuis Mandiri

Situs
% lap94

Situs
% lap94

BD Situs TL
Sekarang, Seharusnya Anda Mampu Untuk:

1. Menjelaskan mengapa sebagian besar mutasi


titik tidak berbahaya
2. Menjelaskan bagaimana rekombinasi seksual
menghasilkan variabilitas genetik
3. Mendefinisikan istilah populasi, spesies,
lungkang gen, kebugaran relatif, dan variasi
netral
4. Menyusun lima kondisi ekuilibrium Hardy-
Weinberg
5. Menerapkan persamaan Hardy-Weinberg
pada masalah genetika populasi
6. Menjelaskan mengapa seleksi alam
merupakan satu-satunya mekanisme yang
secara konsisten menyebabkan perubahan
adaptif
7. Menjelaskan peran ukuran populasi dalam
hanyutan genetik
8. Membedakan antara kumpulan istilah berikut:
seleksi direksional, disruptif, dan
penstabilisasi; seleksi intraseksual dan
interseksual
9. Menyusun empat alasan mengapa seleksi
alam tidak dapat menghasilkan organisme
yang sempurna

Anda mungkin juga menyukai