Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH HLI

Semenjak berakhirnya perang dunia ke II, HL


merupakan cabang HI telah mengalami
perubahan-perubahan yang mendalam dan
bahkan dapat dikatakan telah mengalami
revolusi sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan zaman. Bila dulu hukum laut pada
pokoknya hanya mengurus kegiatan-
kegiatan diatas permukaan laut. Tetapi
dewasa ini perhatian juga telah diarahkan
pada dasar laut dan kekayaan mineral yang
terkandung didalamnya. HL yang dulunya
bersifat un dimensional sekarang telah
berubah menjadi plu dimensional yang
Pada masa kuno, kebutuhan pengaturan di
bidang hukum laut “internasional” mulai muncul
ketika bangsa-bangsa mulai memanfaatkan laut
sebagai sarana transportasi.
Perkembangan Hukum Laut Internasional pada
masa modern dianggap dimulai pada abad XVII
melalui karya Hugo Grotius yang berjudul “Mare
Liberum.”
“Mare Liberum” merupakan tulisan yang dibuat
oleh Grotius untuk mendukung klaim VOC thd
perairan Hindia Belanda yang sebelumnya
diklaim oleh Portugis dengan konsep “Mare
Clausum.”
Pada tahun 1603, “Santa Catarina”, sebuah kapal
Portugis dirampas oleh VOC (di bawah Admiral
Jacon van Hemskeerk) di perairan Malaka. Saat itu
Belanda sedang terlibat perang dengan Portugis
dan Spanyol dalam upaya berebut pengaruh di Asia
Tenggara. Portugis meminta supaya Belanda
mengembalikan muatan “Santa Catarina” yang
antara lain berupa 1200 gulung sutera China.

Van Hemskeerk tidak memiliki otoritas dari VOC


untuk menggunakan kekerasan terhadap kapal-
kapal Portugis. Sebagian pemegang saham VOC
tidak mempersoalkan kewenangan van Hemskeerk.
Namun sebagian pemegang saham kurang
setuju dengan penggunaan kekerasan tanpa
kewenangan yang menyertai perampasan
“Santa Catarina”.

Setelah muncul kontroversi, VOC meminta


Hugo Grotius untuk menyusun argumentasi
mendukung perampasan Santa Catarina.
Grotius membenarkan perampasan terhadap
kapal Portugis berdasarkan konsep “Mare
Liberum” : Laut adalah wilayah yang bebas
dipergunakan oleh bangsa manapun, tidak
bisa dimonopoli oleh suatu negara.

Monopoli Portugis di lautan Hindia


Konsep “ Mare Liberum” kemudian ditentang oleh
Inggris yang saat itu sedang bersaing dengan
Belanda untuk menguasai lautan. Inggris kembali
menegaskan konsep “Mare Clausum.”
Menurut konsep “Mare Clausum” , laut adalah wilayah
yang dapat dimiliki sebagaimana wilayah darat.
Dalam praktik, negara-negara mengambil jalan
tengah: ada bagian laut yang bisa dimiliki dan ada
bagian laut lepas.
Salah satu gagasan tentang kepemilikan laut
didasarkan pada kemampuan penguasaan efektif oleh
negara pantai berdasarkan jangkauan tembakan
meriam (ketika itu) dari darat, yakni selebar 3 mil.
Sejak saat itu, negara-negara mulai
mengembangkan Hukum Internasional
Kebiasaan di dalam pemanfaatan laut.

Upaya kodifikasi:
International Law Association (1873)
Institute of International Law (1873)
Harvard Law School
Liga Bangsa-bangsa / LBB (1930)
PBB  International Law Commission :
UNCLOS 1958, UNCLOS 1960, UNCLOS 1982.

Anda mungkin juga menyukai