Anda di halaman 1dari 30

DISFONIA ET CAUSA

NODUL PLICA VOCALIS


Disusun oleh:
Evelyne Yolita / 01073180146
Christabel Edith
Pembimbing:
dr. Billy Massie, SpTHT-KL
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ibu. SR

• Jenis Kelamin : Perempuan

• Usia : 44 tahun 12 hari

• Tanggal Lahir : 12 Januari 1976

• Pekerjaan : Buruh pabrik sepatu

• Agama : Islam

• Status Perkawinan : Menikah

• No. MR : 90-02-xx
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal 27 Januari 2020 secara
autoanamnesis dengan pasien.

KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan suara serak sejak 4 bulan sebelum
masuk rumah sakit (SMRS).
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Oktober 2019 (4 bulan lalu) Januari 2020 (1 bulan lalu) Sekarang

• Pasien mengeluhkan • Pasien mengeluhkan


• Pasien mengeluhkan
suara serak. suara serak.
suara serak.
• Nyeri menelan (+), • Nyeri menelan (+),
• Nyeri menelan (-),
batuk (-), pilek (-), batuk (-), pilek (-),
batuk (-), pilek (-),
demam (-), rasa demam (-), rasa panas
demam (-), rasa
panas pada pada tenggorokan (-),
panas pada
tenggorokan (-), sulit sulit menelan (+),
tenggorokan (-), sulit
menelan (+), nyeri nyeri tenggorokan (+)
menelan (-), nyeri
tenggorokan (+) • Pasien sulit makan
tenggorokan
sehingga ada
penurunan berat
badan
Pasien sudah mencoba menggunakan minyak kayu putih dan minum air
hangat namun tidak membaik.
Pasien sering berteriak pada saat di pabrik karena suara ruangan yang bising.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Pasien sempat berobat ke
klinik dan Rumah Sakit Metro sebelumnya, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Umum Siloam.

• Pasien pernah mengalami vertigo pada tahun 2015 dan di rawat di rumah sakit selama 5
hari. Pasien mengatakan sejak mengalami vertigo, pendengaran telinga kirinya menurun.

• Riwayat penyakit asma (-) hipertensi (-) diabetes mellitus (-) maag (-)

• Riwayat alergi (-)

• Riwayat operasi sebelumnya (-)


RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa.

• Riwayat penyakit asma (-) hipertensi (-) diabetes mellitus (-) maag (-)

• Riwayat alergi (-)


RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
• Pasien bekerja di pabrik sepatu selama 11 tahun dan mengakui bahwa Ia sering
menghirup debu saat bekerja. Pasien juga mengatakan bahwa Ia sering berteriak
saat bekerja.

• Pasien menyangkal riwayat konsumsi rokok maupun alkohol.

• Suami merupakan perokok dan terkadang pasien terpapar asap rokok dari suami.
PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran : Compos Mentis

• Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

• Tekanan Darah : 130/80 mmHg

• Nadi : 88x/min

• Pernapasan : 18x/min

• Suhu : 36,7°C
PEMERIKSAAN GENERALIS
• Kulit: Sawo matang, lesi (-), perdarahan (-), • Telinga:
purpura (-), ikterik (-) Inspeksi: Normotia, simetris, sekret (-/-),
• Kepala: Normocephali, simetris, rambut perdarahan (-/-), massa (-/-), fistula (-/-)

hitam tersebar merata Palpasi: Nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan

• Mata : mastoid (-/-)

MAE: Liang telinga lapang, sekret (-/-),


- Pupil bulat isokor (3mm/3mm)
perdarahan (-/-), massa (-/-), serumen (+/+)
- Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Membran timpani: Intak (+/+), cairan (-/-),
- RCL +/+, RCTL +/+ kemerahan (-/-), reflex cahaya (+/+)
PEMERIKSAAN GENERALIS
• Hidung: • Mulut dan tenggorok:

Inspeksi: Simetris, deviasi septum (-), sekret (-), Inspeksi: Mukosa bibir lembab, warna
perdarahan (-), deformitas (-) kemerahan, stomatitis (-), hiperemis (-), edema
(-), massa (-), ulkus (-), palatum simetris, gigi
Palpasi: Nyeri tekan (-), krepitasi (-), deformitas
dalam batas normal
(-)
Faring: Simetris, uvula ditengah, hiperemis (-)
Perkusi: Nyeri tekan sinus frontalis (-), nyeri
Tonsil: T1/T1, hiperemis (-), kripta (-/-), detritus
tekan sinus maksilaris (-)
(-/-), massa (-/-)
Rhinoskopi anterior, posterior dan
Dinding faring posterior: Hiperemis (-), edema
transiluminasi test: Tidak dilakukan
(-), nodul (-), massa (-)
PEMERIKSAAN GENERALIS
• Leher: • Abdomen:
Inspeksi: Simetris, diskolorasi (-), edema (-), massa
Inspeksi: Supel, bentuk datar
(-)

Palpasi: Pembesaran KGB (-), nyeri tekan (-) Auskultasi: BU (+), nyeri tekan (-)

• Thorax: Perkusi: timpani diseluruh lapang abdomen

Inspeksi: Pengembangan dada simetris Palpasi: Nyeri tekan (-), massa (-),
Palpasi: Pengembangan dada simetris hepatomegaly (-), splenomegaly (-)
Perkusi: Sonor diseluruh lapang paru • Ekstremitas:
Auskultasi: Vesikular diseluruh lapang paru, S1 S2
Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-).
reguler
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Nasolaringoskopi dilakukan pada 20 Januari 2020.
RESUME
DIAGNOSIS
• Disfonia et causa nodul plika vokalis
TATALAKSANA
• Konsul fisioterapi (terapi bicara)
• Lansoprazole 2x30 mg PO
• Methylprednisolone 3x4 mg PO
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI LARING
ANATOMI LARING
Vaskularisasi Laring
Vaskularisasi laring terdiri dari 2 cabang:
• Arteri laringeus superior berjalan bersama
nervus laringeus superior cabang interna,
menembus membran tirohioid masuk ke
laring
• Arteri laringeus inferior berjalan bersama
dengan nervus laringeus superior cabang
eksterna dan mempersarafi m.krikotiroideus.
• Kedua arteri ini merupakan yang cabang dari
arteri tiroidea superior.
ANATOMI LARING
Persyarafan Laring
• Laring dipersarafi oleh cabang-cabang nervus vagus,
yaitu nervus laringis superior dan nervus laringis
inferior. Kedua saraf ini merupakan campuran saraf
motorik dan sensorik.
• Semua otot penggerak pita suara dipersarafi oleh
n.laringeus rekuren, kecuali m.krikotiroideus yang
mendapat persarafan dari n.laringeus eksternus yang
merupakan cabang dari n.laringeus superior.
• Laring di atas pita suara dipersarafi oleh n.laringeus
internus, cabang dari n.laringeus superior. Laring di
bawah pita suara dipersarafi oleh n.laringeus rekuren.
FISIOLOGI LARING
Fungsi laring antara lain:
• Fungsi proteksi

- Fungsi sfingter  untuk mencegah masuknya benda asing ke dalam trakea


dengan cara menutup aditus laring dan rima glotis secara bersamaan

- Refleks batuk  jika ada benda asing yang masuk ke dalam trakea bisa
dibatukkan keluar

- Memberhentikan napas  di mana saat makanan menyentuh dinding faring


posterior, serabut aferen nervus IX akan memberhentikan proses respirasi secara
sementara
FISIOLOGI LARING
Fungsi laring antara lain:

• Respirasi

Dimana laring, tepatnya pita suara  melakukan abduksi saat inspirasi terjadi dan
akan mendekat atau adduksi saat ekspirasi terjadi

Dengan fungsi ini, udara yang dihirup dapat masuk dan dikeluarkan dengan baik ke
dalam jalur nafas manusia
FISIOLOGI LARING
Fungsi laring antara lain:

• Membantu fungsi menelan

Pergerakan laring bagian bawah ke arah atas dan secara bersama menutup aditus
laringis dan mendorong makanan turun ke bagian hipofaring.

Dengan terdorongnya makanan ke bagian hipofaring, maka makanan tersebut tidak


akan masuk ke dalam faring, sekaligus mencegah masuknya benda asing ke dalam
trakea
FISIOLOGI LARING
Fungsi laring antara lain:

• Fonasi

Laring dapat membuat suara dan mengatur tinggi rendahnya nada. Plika vokalis
adalah bagian utama yang menentukan tinggi rendahnya nada, dengan cara kontraksi
dan relaksasi.

Saat fonasi terjadi, terdapat penutupan celah glotis sehingga aliran udara paru
tertahan di subglotis. Karena adanya penutupan glotis, maka terdapat perbedaan
tekanan udara di atas dan bawah glotis yang akhirnya akan menyebabkan pita suara
untuk bergetar, sehingga timbulah suara.
DEFINISI
• Nodul plika vokalis: salah satu lesi jinak yang sering ditemukan pada pita suara. Biasanya
nodul merupakan penebalan dari lapisan epitel yang disertai reaksi inflamasi pada bagian
lamina propria di dalamnya.

• Kerusakan pada lapisan mukosa  akhirnya menyebabkan perubahan histopatologis dari


sel-sel permukaan  timbul adanya lesi  membuat perubahan pada sistem vibrasi
pada pita suara karena adanya penambahan masa dari pita suara  muncul gejala
disfonia

• Nodul pita suara biasanya merupakan lesi yang bilateral, berukuran kecil, kurang dari 3
mm, dan biasa timbul pada ⅓ anterior pita suara.
EPIDEMIOLOGI
• Nodul plika vokalis sering terjadi pada populasi umum, sampai saat ini
prevalensinya dilaporkan sebesar 2,29% hingga 16,9%.

• Perempuan > Laki-laki


ETIOLOGI
• Masih belum diketahui secara pasti

• Fonotrauma merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya nodul plica vocalis

• Sering terjadi pada orang yang memiliki pekerjaan dengan kebutuhan menggunakan suara
secara sering, seperti profesi penyanyi, guru, dan lainnya

• Selain itu, infeksi kronis, reaksi alergi, dan reflux dari asam lambung juga dapat
menyebabkan pembentukan nodul.

• Faktor predisposisi yang paling sering adalah penggunaan pita suara berlebihan, riwayat
merokok, dan konsumsi alkohol
PATOFISIOLOGI
1. Penggunaan eksesif pada plika vocalis  trauma pada bagian lamina propia 
pembentukan luka

2. Penggunaan suara berlebihan  edema dan perdarahan di ruang submucosa


 hialinisasi dan fibrosis, mukosa diatasnya juga mengalami dysplasia 
terbentuk nodul
MANIFESTASI KLINIS
Suara Serak Dapat dirasakan 1 bulan sampai 2 tahun

Nyeri tenggorokan Batuk

Sensasi benda asing Sulit menelan

Rasa terbakar didada Sulit bernapas


DIAGNOSIS

Anda mungkin juga menyukai