• Agama : Islam
• No. MR : 90-02-xx
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal 27 Januari 2020 secara
autoanamnesis dengan pasien.
KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan suara serak sejak 4 bulan sebelum
masuk rumah sakit (SMRS).
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Oktober 2019 (4 bulan lalu) Januari 2020 (1 bulan lalu) Sekarang
• Pasien pernah mengalami vertigo pada tahun 2015 dan di rawat di rumah sakit selama 5
hari. Pasien mengatakan sejak mengalami vertigo, pendengaran telinga kirinya menurun.
• Riwayat penyakit asma (-) hipertensi (-) diabetes mellitus (-) maag (-)
• Riwayat penyakit asma (-) hipertensi (-) diabetes mellitus (-) maag (-)
• Suami merupakan perokok dan terkadang pasien terpapar asap rokok dari suami.
PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran : Compos Mentis
• Nadi : 88x/min
• Pernapasan : 18x/min
• Suhu : 36,7°C
PEMERIKSAAN GENERALIS
• Kulit: Sawo matang, lesi (-), perdarahan (-), • Telinga:
purpura (-), ikterik (-) Inspeksi: Normotia, simetris, sekret (-/-),
• Kepala: Normocephali, simetris, rambut perdarahan (-/-), massa (-/-), fistula (-/-)
hitam tersebar merata Palpasi: Nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan
Inspeksi: Simetris, deviasi septum (-), sekret (-), Inspeksi: Mukosa bibir lembab, warna
perdarahan (-), deformitas (-) kemerahan, stomatitis (-), hiperemis (-), edema
(-), massa (-), ulkus (-), palatum simetris, gigi
Palpasi: Nyeri tekan (-), krepitasi (-), deformitas
dalam batas normal
(-)
Faring: Simetris, uvula ditengah, hiperemis (-)
Perkusi: Nyeri tekan sinus frontalis (-), nyeri
Tonsil: T1/T1, hiperemis (-), kripta (-/-), detritus
tekan sinus maksilaris (-)
(-/-), massa (-/-)
Rhinoskopi anterior, posterior dan
Dinding faring posterior: Hiperemis (-), edema
transiluminasi test: Tidak dilakukan
(-), nodul (-), massa (-)
PEMERIKSAAN GENERALIS
• Leher: • Abdomen:
Inspeksi: Simetris, diskolorasi (-), edema (-), massa
Inspeksi: Supel, bentuk datar
(-)
Palpasi: Pembesaran KGB (-), nyeri tekan (-) Auskultasi: BU (+), nyeri tekan (-)
Inspeksi: Pengembangan dada simetris Palpasi: Nyeri tekan (-), massa (-),
Palpasi: Pengembangan dada simetris hepatomegaly (-), splenomegaly (-)
Perkusi: Sonor diseluruh lapang paru • Ekstremitas:
Auskultasi: Vesikular diseluruh lapang paru, S1 S2
Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-).
reguler
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Nasolaringoskopi dilakukan pada 20 Januari 2020.
RESUME
DIAGNOSIS
• Disfonia et causa nodul plika vokalis
TATALAKSANA
• Konsul fisioterapi (terapi bicara)
• Lansoprazole 2x30 mg PO
• Methylprednisolone 3x4 mg PO
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI LARING
ANATOMI LARING
Vaskularisasi Laring
Vaskularisasi laring terdiri dari 2 cabang:
• Arteri laringeus superior berjalan bersama
nervus laringeus superior cabang interna,
menembus membran tirohioid masuk ke
laring
• Arteri laringeus inferior berjalan bersama
dengan nervus laringeus superior cabang
eksterna dan mempersarafi m.krikotiroideus.
• Kedua arteri ini merupakan yang cabang dari
arteri tiroidea superior.
ANATOMI LARING
Persyarafan Laring
• Laring dipersarafi oleh cabang-cabang nervus vagus,
yaitu nervus laringis superior dan nervus laringis
inferior. Kedua saraf ini merupakan campuran saraf
motorik dan sensorik.
• Semua otot penggerak pita suara dipersarafi oleh
n.laringeus rekuren, kecuali m.krikotiroideus yang
mendapat persarafan dari n.laringeus eksternus yang
merupakan cabang dari n.laringeus superior.
• Laring di atas pita suara dipersarafi oleh n.laringeus
internus, cabang dari n.laringeus superior. Laring di
bawah pita suara dipersarafi oleh n.laringeus rekuren.
FISIOLOGI LARING
Fungsi laring antara lain:
• Fungsi proteksi
- Refleks batuk jika ada benda asing yang masuk ke dalam trakea bisa
dibatukkan keluar
• Respirasi
Dimana laring, tepatnya pita suara melakukan abduksi saat inspirasi terjadi dan
akan mendekat atau adduksi saat ekspirasi terjadi
Dengan fungsi ini, udara yang dihirup dapat masuk dan dikeluarkan dengan baik ke
dalam jalur nafas manusia
FISIOLOGI LARING
Fungsi laring antara lain:
Pergerakan laring bagian bawah ke arah atas dan secara bersama menutup aditus
laringis dan mendorong makanan turun ke bagian hipofaring.
• Fonasi
Laring dapat membuat suara dan mengatur tinggi rendahnya nada. Plika vokalis
adalah bagian utama yang menentukan tinggi rendahnya nada, dengan cara kontraksi
dan relaksasi.
Saat fonasi terjadi, terdapat penutupan celah glotis sehingga aliran udara paru
tertahan di subglotis. Karena adanya penutupan glotis, maka terdapat perbedaan
tekanan udara di atas dan bawah glotis yang akhirnya akan menyebabkan pita suara
untuk bergetar, sehingga timbulah suara.
DEFINISI
• Nodul plika vokalis: salah satu lesi jinak yang sering ditemukan pada pita suara. Biasanya
nodul merupakan penebalan dari lapisan epitel yang disertai reaksi inflamasi pada bagian
lamina propria di dalamnya.
• Nodul pita suara biasanya merupakan lesi yang bilateral, berukuran kecil, kurang dari 3
mm, dan biasa timbul pada ⅓ anterior pita suara.
EPIDEMIOLOGI
• Nodul plika vokalis sering terjadi pada populasi umum, sampai saat ini
prevalensinya dilaporkan sebesar 2,29% hingga 16,9%.
• Fonotrauma merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya nodul plica vocalis
• Sering terjadi pada orang yang memiliki pekerjaan dengan kebutuhan menggunakan suara
secara sering, seperti profesi penyanyi, guru, dan lainnya
• Selain itu, infeksi kronis, reaksi alergi, dan reflux dari asam lambung juga dapat
menyebabkan pembentukan nodul.
• Faktor predisposisi yang paling sering adalah penggunaan pita suara berlebihan, riwayat
merokok, dan konsumsi alkohol
PATOFISIOLOGI
1. Penggunaan eksesif pada plika vocalis trauma pada bagian lamina propia
pembentukan luka