Anda di halaman 1dari 18

KOORDINASI RECLOSER DENGAN SECTIONALIZER

SEBAGAI PENGAMAN TERHADAP GANGGUAN ARUS


LEBIH PADA FEEDER UNGARAN 5
PT. PLN (PERSERO) UP2D JATENG & DIY
Oleh :
Alwi bachtiar
30601601830

Teknik elektro
Fakultas teknologi industri
Universitas islam sultan agung
LATAR BELAKANG

Keandalan sistem distribusi berkaitan dengan ketersediaan dan


kualitas pasokan listrik. Di setiap jaringan pelanggan, keandalan
menyatakan kemungkinan suatu peralatan yang bekerja sesuai
standarnya dalam selang waktu 2 kondisi tertentu. Analisa suatu
bentuk kegagalan merupaka suatu analisa bagian dari system
atau peralatan yang dapat gagal. Sehingga dalam hal ini untuk
menadapatkan keandalan system yang cukup baik salah satu nya
yaitu pengoptimalan koordinasi antara Re-closer dan
Sectionalizer pada system 20 KV.
JARINGAN SISTEM TENAGA LISTRIK
Ada 3 bagiian penting dalam proses penyaluran tenaga listrik yaitu :
1. Pembangkit
2. Transmisi
3. Distribusi
MACAM GANGGUAN PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK
1. Gangguan beban lebih.
2. Gangguan hubung singkat
3. Gangguan tegangan lebih
4. Gangguan ketidakstabilan
RECLOSER DAN SECTIONALIZER (SSO)

Recloser Sectionalizer (SSO)


PERHITUNGAN MENCARI HUBUNG
SINGKAT
1. Perhitungan impedansi sumber
untuk menghitung impedansi sumber hal yang harus diperhatikan adalah
arus saat beban puncak dimana pasokan daya dari pusat-pusat listrik yang terinterkoneksi masuk ke
gardu induk .
Dalam hal ini arus hubung singkat yang digunakan sebesar 5000 A (Data APD JATENG dan DIY ).
sehingga dengan melihat persamaan ……….
𝑃𝑠𝑐 = 3 . 𝑉 . 𝐼 (𝑀𝑉𝐴)
dalam hal ini menggunakan tegangan 150 kV untuk mewakili semua unit pembangkit yang saling
bertinterkoneksi, sehingga jika dimasukkan kedalam rumus menjadi:
𝑃𝑠𝑐 = 3 . 150 𝑘𝑉 . 5𝑘𝐴 𝑀𝑉𝐴
𝑃𝑠𝑐 = 1299,04 MVA
setelah mendapatkan nilai daya hubung singkat maka langkah selanjunta mencari nilai impedansi
hubung singkat dengan milihat persamaan…………
𝑉2
𝑋𝑠𝑐 =
𝑃𝑠𝑐
dalam hal ini daya hubung singkat (𝑃𝑠𝑐 ) sudah diketahui nilainya dan
tegangannya pun sudah diketahui nilai nya sehingga jika di subtitusikan akan
menjadi :
1502
𝑋𝑠𝑐 = ; 𝑋𝑠𝑐 = j 17,32 Ohm
1299.04
untuk mendapatkan impedansi sumber diperoleh sebagai berikut :
𝑍𝑠 = 𝑅2 + 𝑋 2 = 02 + 17,322 =17,32 Ohm
sehingga telah didapatka nilai impedansi pada jaringan distribusi 150 kV untuk mendapatkan
nilai impedansi jaringan distribusi 20 kV maka perlu di konversikan dengan persamaan
sebagai berikut
𝑉12 𝑉22
=
𝑍1 𝑍2

Dimana :
𝑉1 = 150 𝑘𝑉 𝑉2 = 20 kV
𝑍1 = 17.32 𝑂ℎ𝑚 𝑍2 = ? Ohm
sehingga jika dimasukkan kedalam persamaan
maka didapatkan hasil sebagai berikut:
1502 202
=
17.32 𝑍2
sehingga menjadi
202 ∗ 17.32
𝑍2 =
1502
𝑍2 = 0,308 𝑂ℎ𝑚
b. untuk reaktansi urutan nol (YdYn)
𝑋𝑇0 = 3 ∗ 𝑋𝑇 .
𝑋𝑇0 = 3 ∗ 0.064.
𝑋𝑇0 = 𝑗 0.192 𝑂ℎ𝑚
jadi dapat ditentukan nilai impedansi 𝑍0 adalah :
𝑍0 = 𝑅2 + 𝑋 2
= 02 + 0,1922
= 0,192 Ohm
3. Menentukan impedansi jaringan
𝑍𝑢𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 = ( 0,1344 + j 0,3158 ) Ohm
atau dapat diperoleh impedansi nya sebagai berikut :
𝑍𝑠1 = 𝑍𝑠2 = 𝑅2 + 𝑋 2
= 0,13442 + 0,31582
= 0,577 Ohm
𝑍𝑠0 = ( 0,2824 + j 1,6034 ) Ohm
atau dapat diperoleh impedansi nya sebagai berikut :
𝑍0 = 𝑅2 + 𝑋 2
= 0,28242 + 0,60342
= 0,826 Ohm
MENGHITUNG ARUS HUBUNG
SINGKAT 1 FASA KE TANAH PADA
RECLOSER DAN SSO
• Arus hubung singkat 1 fasa ke tanah untuk recloser
3𝑉𝑓
𝐼𝐴1 =
𝑍0 + 𝑍1 + 𝑍2

3 ∗ 20,000
𝐼𝐴1 =
2 ∗ 4,81 + 6,86

𝐼𝐴1 = 3638,57 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒

• Arus hubung singkat 1 fasa ke tanah untuk SSO


3𝑉𝑓
𝐼𝐴1 =
𝑍0 + 𝑍1 + 𝑍2

3 ∗ 20
𝐼𝐴1 =
2 ∗ 9,37 + 13,39

𝐼𝐴1 = 1867,3 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒


MAKA DIPEROLEH DATA SEBAGAI BERIKUT

Data excel

Data S.L.D
DATA PLN APD JATENG DAN DIY SETTING RECLOSER, HCL, HCT

Feeder UNGN5 REC 1 No. POLE UGN05-154

Peralatan OCR TMS OCR HCT OCR HCL OCR

400 0.09 2400 3100

Recloser
GFR TMS GFR HCT GFR HCL GFR

120 0.15 1300 1800

Recloser 1X ( NORMAL OFF RECLOSER ) REC TIME 20s


KOORDINASI RECLOSER DAN SECTIONALIZER

Recloser SSO
KESIMPULAN
Dari penjelasan yang telah di jabarkan maka dapat
disimpulkan bahwa :
Semakin jauh jarak suatu peralatan terhadap bus maka gangguan hubung singkat nya pun semakin
kecil.
1. Pada gangguan 3 fasa pada jarak 7,7 km merupakan gangguan hubung singkat terbesar dengan nilai
4153,67 Ampere, sedangkan gangguan terkecil terletak pada gangguan 2 fasa dengan nilai hubung
singkat nya sebesar 2076,89 Ampere dengan jarak yang sama.
2. Koordinasi antara Recloser dan Sectionalizer ditentukan oleh jarak gangguan temporer atau
permanen, jika gangguan terjadi diantara Recloser dan Sectionalizer maka yang akan bekerja hanya
Recloser saja, sedangkan jika gangguan terjadi setelah Sectionalizer, maka SSO akan menddeteksi
adanya arus gangguan sehingga akan trip dan recloser juga ikut trip hal ini dikarenakan recloser juga
mendeteksi adanya arus hubung singkat, lalu SSO akan menangani gangguan tersebut dan recloser
akan reclose kembali karena sudah tidak mendeteksi adanya arus gangguan, dan SSO akan tetap buka
( lock out) karena ganguan ini gangguan permanent, sehingga akan di perbaiki oleh operator yang
bersangkutan.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai