Anda di halaman 1dari 15

GAGAL GINJAL

DISUSUN OLEH: RUSNELLY, SST, M.Si


A. Gagal Ginjal Akut:

Pada Tahun 1917 ahli Patologi dari Jerman


sudah membuat laporan lengkap tentang GGA
pada tentara yang mengalami luka trauma berat.
Setelah perang dunia ke II banyak tentara
terkena Crush Kidney Syndrome yaitu pasien dg
trauma berat kemudian meninggal dunia akibat
gagal ginjal.
Dengan hemodialisis pada Tahun 1950-an,
maka pasien dengan gagal ginjal akibat trauma
dapat dikurangi angka kematiannya dari 90 %
menjadi hanya 5 %.
Dari penelitian terakhir didapat hasil,
GGA yang disebabkan transpusi darah tidak
cocok, abortus, sepsis, dll, ternyata dapat pulih
kembali setelah menjalani perawatan.
Definisi GGA: adalah suatu sindrome
klinis yang ditandai dengan penurunan
mendadak (dalam beberapa jam sampai
beberapa hari) laju filtrasi glomerulus (LFG),
disertai akumulasi nitrogen sisa metabolisme
(ureum dan kreatinin).
1. Penyebab GGA:

a. Pre renal, disebabkan gangguan perfusi


ginjal tidak adekuat.
b. Intra renal, disebabkan gangguan parenkim
ginjal.
C .Post renal, disebabkan gangguan obsruksi.
Gangguan pre renal dan post renal
bersifat reversible sedangkan gangguan
intrarenal bersifat irreversible
2. Patofisiologi:
a. GGA Pre renal
1). Ada penurunan volume vaskuler
(perdarahan, luka bakar, muntah, diare)
2). Kenaikan kapasitas vaskuler (sepsis,
blokade ganglion, reaksi anafilaksis)
3). Penurunan curah jantung atau kegagalan
pompa jantung (renjatan kardiogenik,
emboli paru, infark jantung)
3. GGA Intra renal:

GGA Intra renal disebabkan penyakit ginjal


primer; glomerulonefritis akut, nefrosklerosis
maligna, penyakit kolagen, obat-obatan, zat
kimia, kuman, dll.
4. GGA Post renal;
Secara mekanik terjadi gangguan out put
Urine pada ke dua sisi atau obsruksi satu sisi dan
kemungkinan ada nefrektomi.
5. Tahap-Tahap GGA:

a.Fase oliguri (10 hari), urin tampung ≤500


ml/hari, homeostasis terganggu.
b.Fase diuretik
c.Fase penyembuhan berlangsung 3 bulan – 1
tahun, perbaikan terjadi berangsur tetapi
kadang-kadang kelainan fungsi menetap.
Gejala pada GGA; lemah, lesu, anorexia, gatal-
gatal pada kulit, penglihatan kabur, sakit kepala,
sesak napas.
6. Tujuan Diet:
a. Memberikan makanan secukupnya tanpa
memberatkan fungsi ginjal.
b. Menurunkan kadar ureum darah
c. Menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit
d. Memperbaiki dan mempertahankan status
gizi optimal dan mempercepat
penyembuhan
7. Syarat diet:

a. Energi cukup untuk mencegah


katabolisme, 25-35 kkal/kg BB
b. Protein disesuaikan dengan katabolisme
protein, yaitu 0,6-1,5 g/kgBB. Pada
katabolik ringan protein diberikan; 0,6 – 1
g/kgBB, sedang; 0,8-1,2 g/kg BB, berat;
1-1,5 g/kgBB
c. Lemak sedang 20-30 % dari total energi.
d. Natrium dan kalium dibatasi bila ada anuria
e. Cairan sebagai pengganti cairan yg keluar
melalui muntah, diare, dan urin + 500 ml
f. Bila kemampuan untuk makan rendah,
makanan diberikan dalam bentuk formula
enteral atau parenteral. Bila diperlukan
tambahkan suplemen asam folat, vitamin
B6, vitamin C, vitamin A, dan vitamin K
g. Pemberian asam amino essensial dan
glukosa dapat me- katabolisme dan
produksi urea.
8. Jenis diet dan Indikasi Pemberian:
Jenis diet yg diberikan disesuaikan dg
keadaan pasien dan berat ringannya
katabolisme protein. Pada katabolik ringan
(keracunan obat) dapat diberikan makanan per
oral, pada katabolik sedang (infeksi,
peritonitis) dan katabolik berat (luka bakar,
sepsis) diberikan makanan formula enteral
atau parenteral. Jenis diet: diet GGA lunak
atau cair.
1.Kasus GGA dengan Katabolik ringan:

Bapak H, usia 35 tahun, TB 170 cm, BB 65


kg, pekerjaan pengusaha, dirawat di RS
Charitas Palembang kls VIV, disebabkan
keracunan obat. Keluhan sakit kepala,
lemah, ada mual tapi tidak sampai muntah.
Hasil pemeriksaan lab; kadar ureum darah
65 mg/dl, pemeriksaan klinis TD 150/90
mmHG, suhu 38 º C
Tugas: Buat asuhan gizi pada pasien ini
2. Kasus GGA dengan Katabolik berat:
Ibu M usia 55 tahun, TB 158, BB 68 kg,
pekerjaan pembantu rumah tangga, dirawat di
RSMH kls 3 Palembang, disebabkan luka
bakar pada muka, dada dan perut, serta ke dua
tangan. Selama 3 hari dirawat asupan energi
hanya 50 % dari kebutuhan, asupan protein 60
%, dan asupan lemak 70 %. Makanan RS
tidak pernah dihabiskan. Pasien hanya mau
makan dari jajanan berupa roti, dan gorengan.
Hasil pemeriksaan lab. Kadar ureum darah 70
mg/dl, Hb 8 g/dl, kreatinin darah 2,5 mg/dl.
Pemeriksaan klinis; TD 150/80 mmHg, suhu
38,5 ºC.
Tugas: buat asuhan gizi pada pasien ini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai