Vertikal Horizontal
Struktur phisik suatu desa berkaitan erat
dengan lingkungan phisik desa itu dalam
pelbagai aspeknya. Secara agak lebih khusus
ia berkaitan dengan lingkungan geografis
dengan segala ciri-cirnya seperti : iklim,
curah hujan, keadaan atau jenis tanah,
ketinggian tanah, tingkat kelembaban udara,
topografi, dan lainnya.
Pola pemukiman merupakan salah satu aspek yang dapat mengambarkan dengan
jelas keterkaitan antara struktur phisik desa dengan pola kehidupan internal
masyarakatnya. Pola pemukiman menurut smith dan zopf adalah berkaitan
dengan hubungan-hubungan keruangan antara pemukiman yang satu dengan
yang lain dan dengan lahan pertanian mereka. Dalam bentuknya terdapat 2 pola
pemukiman yakni :
Faktor pemilikan tanah merupakan faktor yang sangat determinan terhadap sistem
pelapisan masyarakat desa pertanian. Menegaskan apa yang telah di jelaskan di atas
Sutardjo Kartohadikoesoemo (1965) memberikan
gambaran tentang penggolongan masyarakat
desa di Jawa yang berlandaskan pemilikan tanah
ini sebagai berikut.
-Warga baku, adalah warga desa yang memiliki tanah pertanian, rumah, dan tanah
pengarangan (orang baku, sikep, gogol kenceng, kuli/wong kenceng).
-Warga desa yang mempunyai rumah dan tanah pekarangan (lindung, angguran
kampung, kuli, sikep, buri/sikep nomor dua, wong setengah kenceng)
-Warga desa yang mempunyai rumah di atas pekarangan orang lain (wong dempel,
menumpamg, numpang karang)
-Warga desa yang kawin dan mendok di rumah orang lain, orang tua, penganten
baru, orang baru (rangkepan, kumpulan, nusup, kempitan).
M. Jaspan mengambarkan adanya empat
pelapisan sosial yang terdapat di kalangan
masyarakat desa di daerah yogyakarta.
1. Kuli kenceng
2. Kuli gundul
3. Kuli karangkopek
4. Indung tlosor
Solidarita Solidarita
mekanik organik
Khusus mengenai solidarita mekanik ini,
Sorokin, Zimmerman, dan Galpin telah
mengadakan invetarisasi 14 (variabel)
kesamaan yang membentuk solidarita
mekanik, yakni :