Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 4

1. Lidya Karlina 05081181924005


2. Rohima Rahmah 05081381924053
3. Amarisya Shafa Luzia 05081281924040
4. Herdinawati 05081181924004
5. M Hasanul Ichsan 05081381924063
6. Loviga Br Bangun 05081281924080
Aspek-Aspek Struktural Masyarakat Desa
Secara umum,istilah struktur dipahami sebagai
“susunan”. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia(1994) struktur juga berarti susunan
atau “cara sesuatu disusun atau dibangun”
sedangkan struktur sosial dalam kamus tersebut
diartikan “konsep perumusan asas-asas hubungan
antar individu dalam kehidupan masyarakat yang
merupakan pedoman bagi tingkah laku individu”.
Struktur
Sosial

Vertikal Horizontal
Struktur phisik suatu desa berkaitan erat
dengan lingkungan phisik desa itu dalam
pelbagai aspeknya. Secara agak lebih khusus
ia berkaitan dengan lingkungan geografis
dengan segala ciri-cirnya seperti : iklim,
curah hujan, keadaan atau jenis tanah,
ketinggian tanah, tingkat kelembaban udara,
topografi, dan lainnya.
Pola pemukiman merupakan salah satu aspek yang dapat mengambarkan dengan
jelas keterkaitan antara struktur phisik desa dengan pola kehidupan internal
masyarakatnya. Pola pemukiman menurut smith dan zopf adalah berkaitan
dengan hubungan-hubungan keruangan antara pemukiman yang satu dengan
yang lain dan dengan lahan pertanian mereka. Dalam bentuknya terdapat 2 pola
pemukiman yakni :

1. Yang pemukiman penduduknya berdekatan satu sama lain dengan lahan


pertanian berada di luar dan terpisah dari lokasi pemukiman.
2. Yang pemukiman penduduknya terpencar dan terpisah satu sama lain, dan
masing-masing berada di dalam atau di tengah lahan pemukiman mereka.
1. The farm village type atau yang
2. The nebulous farm type (NFT)
menurut smith dan Zopf (FVT)

Pola pemukiman menurut


paul H. Landis iya
memperkirakan empat
pola pemukiman yang
terdapat di dunia, yakni :

3. The arranged isolated farm 4. The pure isolated farm type


type (AIFT) (PIFT)
.• STRATIFIKASI SOSIAL

• Stratifikasi sosial, pelapisan sosial, atau struktur


. sosial vertikal adalah penggambaran kelompok-
kolompok sosial dalam susunan yang berjenjang
1. Struktur biososial
Di antara sejumlah faktor yang menciptakan stratifikasi sosial (struktur
sosial vertikal) adalah faktor biologis.

2. Desa satu kelas dan dua kelas


Berkaitan dengan sistem pemilikan atau penguasan tanah
pertaniannya, maka ada desa-desa yang tidak atau kurang
memperlihatkan adanya pelapisan sosial.

3. Dimensi-dimensi pelapisan sosial


Stratifikasi sosal merupakan bagian dari proses perubahan dan
perkembangan sosial. Namun terdapat perbedaan mendasar antara
stratifikasi yang terdapat dalam desa tipe satu-kelas dan desa tipedua
kelas.
Zopf mengetengahkan adanya lima faktor yang determinan terhadap sistem
pelapisan sosial masyarakat desa.
a) Luas pemilikan tanah dan sejauh mana pemilikan itu terkonsentrasi di
tangan sejumlah kecil orang atau sebaliknya terbagi merata pada warga desa.
b) Pertautan antara sektor pertanian dan industri.
c) Bentuk-bentuk pemilikan atau penguasaan tanah.
d) Frekuensi perpindahan petani dari lahan pertanian satu ke lainnya.
e) Komposisi rasial penduduk.

Faktor pemilikan tanah merupakan faktor yang sangat determinan terhadap sistem
pelapisan masyarakat desa pertanian. Menegaskan apa yang telah di jelaskan di atas
Sutardjo Kartohadikoesoemo (1965) memberikan
gambaran tentang penggolongan masyarakat
desa di Jawa yang berlandaskan pemilikan tanah
ini sebagai berikut.

-Warga baku, adalah warga desa yang memiliki tanah pertanian, rumah, dan tanah
pengarangan (orang baku, sikep, gogol kenceng, kuli/wong kenceng).
-Warga desa yang mempunyai rumah dan tanah pekarangan (lindung, angguran
kampung, kuli, sikep, buri/sikep nomor dua, wong setengah kenceng)
-Warga desa yang mempunyai rumah di atas pekarangan orang lain (wong dempel,
menumpamg, numpang karang)
-Warga desa yang kawin dan mendok di rumah orang lain, orang tua, penganten
baru, orang baru (rangkepan, kumpulan, nusup, kempitan).
M. Jaspan mengambarkan adanya empat
pelapisan sosial yang terdapat di kalangan
masyarakat desa di daerah yogyakarta.
1. Kuli kenceng
2. Kuli gundul
3. Kuli karangkopek
4. Indung tlosor

Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1964) pelapisan sosial masyarakat


desa digambarkan sebagai berikut :
-Keturunan cikal bakal desa dan pemilik tanah (kentol)
-Pemilik tanah di luar golongan kentol (kuli)
-Yang tidak memiliki tanah.
DIFERENSIASI
SOSIAL

Diferensiasi sosial atau struktur sosial horizontal suatu masyarakat


adalah berkaitan dengan banyaknya pengelompokan-pengelompokan
sosial yang ada dalam masyarakat itu tanpa menempatkannya dalam
jenjang hierar-khis. Maka dapat disimpulkan bahwa struktur sosial
horisontal suatu masyarakat adalah gambaran dari heteroginitas
sosial masyarakatnya.
apakah yang dimaksud dengan kelompok sosial itu?

Menurut Smith dan Zopf pengertian kelompok sosial harus


mencakup tiga elemen : (1) pluralitas subyek; (2) interaksi
antara subyek-subyek itu; dan (3) solidarita atau kohesi
sosial mereka.

Pluralitas subyek artinya, eksistensi pengelompokan mensyaratkan adanya


pluralitas dalam elemen-elemen pembentukannya. Diman plualitas subyek
menjadi salah satu faktor determinan terhadap tingkat diferensiasi
masyarakat. Interaksi di samping pluralitas adalah sangat penting untuk
eksistensi kelompok sosial.
Solidarita atau kohesi sosial ialah solidarita yang menciptakan apa
yang dalam sosiologi di sebut “we feeling group”, perasaan
“kekitaan”, perasaan yang membawa seseorang menjadi bagian dari
suatu kelompok.Emile Durkheim mengetengahkan dua tipe solidarita
sosial, yakni

Solidarita Solidarita
mekanik organik
Khusus mengenai solidarita mekanik ini,
Sorokin, Zimmerman, dan Galpin telah
mengadakan invetarisasi 14 (variabel)
kesamaan yang membentuk solidarita
mekanik, yakni :

1. Kekerabatan dan hubungan darah


2. Perkawinan
3. Kesamaan dalam agama atau kepercayaan
4. Kesamaan dalam bahasa dan adat setempat
5. Pemilikan dan penggunaan tanah bersama
6. Proksimitas atau kedekatan dalam suatu daerah
7. Adanya rasa tanggung jawab bersama
8. Kebersamaan dalam kepentungan okupasi
9. Kebersamaandalam kepentingan ekonomi
10. Sama –sama menjadi bawahan dari seorang tuan (tanah)
11. Kesamaan dalam akses terhadap suatu lembaga atau keagenan
12. Pertahanan dan keamanan bersama
13. Saling tolong-menolong
14. Hidup dan pengalaman bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai