Anda di halaman 1dari 32

SOSIOLOGI

Agribisnis
PERTANIA Fakultas Industri Halal
N Universitas Nahdlatul Ulama
Marosimy Millaty, Yogyakarta
S.E., M.Sc 2021
Pertemuan 2

Outline

1. Ruang lingkup dan


konsep sosiologi,
sosiologi pedesaan dan
sosiologi pertanian.

2. Aspek struktur sosial


masyarakat desa.
Learning 1 Memahami definisi dan konsep sosiologi,
sosiologi pedesaan, dan sosiologi pertanian.

Outcomes
2 Mengetahui perkembangan ilmu sosiologi.

3 Memahami struktur fisik desa.

Mengetahui stratifikasi sosial dan diferensiasi


4 sosial.

5 Identifikasi pola pemukiman pedesaan.


Mengapa agribisnis
mempelajari sosiologi
pertanian? Apa
hubungannya?
Agribisni
s

Hulu - Hilir
Tanaman Pangan
dan Hortikultura
Sosial Ekonomi

Kehutanan

Pertanian

Perikanan

Kehutanan
Secara umum, yang dibahas di dalam
sosiologi meliputi:

Desa dan pertanian

Pola pertanian

Organisasi sosial pertanian

Posisi sosial petani di dalam masyarakat

Kemiskinan
Sosiologi pedesaan dan sosiologi
pertanian, merupakan salah satu
spesialisasi yang ada dalam
Sosiologi, sosiologi

Sosiologi Tujuan dilakukan spesialisasi


Pedesaan, adalah sebagai upaya untuk
mempelajari objeknya secara
Sosiologi mendalam.

Pertanian Sasaran studi utama sosiologi


adalah masyarakat. Masyarakat
selalu berubah
Spesialisasi merupakan
bagian dari struktur.

Struktur umum dan luas,


serta khusus dan
mendalam.
Pengertian Sosiologi
Socius artinya teman/bersama-sama (bahasa Latin).
Logos artinya omongan (bahasa Yunani).
• Sosiologi diartikan sebagai ilmu tentang masyarakat (omongan tentang
teman, kebersamaan).
Konsep Dasar
Ruang Lingkup

Interaksi
sosial

Kontak sosial
Ekonomi Wewenang
Komunikasi

Konflik
Sejarah dll
Akulturasi

Norma

Organisasi

dll
Batasan Sosiologi
• F.F. Cuber (1951), sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang hubungan
timbal-balik antara manusia.
• Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964), sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-
perubahan sosial.
Ilmu Selalu
Sosiologi Berubah

Studi
Gejala Asumsi lebih
lanjut

Seperangkat asumsi: pendekatan, perspektif, paradigma


Ada 4
perspektif
(Horton dan
Hunt, 1984):

Perspektif Perspektif Perspektif Perspektif


evolusionis interaksionis fungsionalis konflik
Perkembangan Ilmu Sosiologi
Abad 14, Ibnu Khaldun melihat adanya perbedaan tipe
masyarakat, yaitu berpindah (nomaden) di gurun pasir dan
menetap.

500 tahun kemudian, Auguste Comte (Bapak Sosiologi)


memberikan istilah Sosiologi sebagai suatu disiplin
akademis.

Sosiologi Klasik Sosiologi Modern

Pesatnya pertumbuhan penduduk dan


Lahir di Eropa pada saat revolusi industri
industri di Amerika Serikat pada abad
dan revolusi Perancis (1789) dimana 19, mengakibatkan gejolak kehidupan
struktur masyarakat mengalami sosial/ketimpangan antara kehidupan
perubahan dari masyarakat feodal ke perkotaan dan pedesaan. Ini merupakan
masyarakat kapitalis. dasar munculnya sosiologi pedesaan.
• Akhir abad-19, pesatnya pertumbuhan industri di daerah perkotaan di
Amerika, membuat terjadinya ketimpangan masyarakat desa Amerika. Hal ini
membuat banyak penduduk desa yang berpindah ke kota dan menyebabkan
depopulasi penduduk di beberapa desa.
• Hal ini menjadi munculnya isu kemanusiaan, sehingga lahir mata kuliah
mengenai sosial pedesaan di beberapa Universitas di Amerika.
• Presiden Roosevelt membentuk komisi yang memiliki misi utama
mempelajari masalah-masalah social di pedasaan Amerika.
• Setelah perang dunia II, sosiologi pedesaan menyebar ke Eropa dan Asia.
Perbedaan Sosiologi, Sosiologi
Pedesaan, dan Sosiologi Pertanian

Sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat


(Raharjo, 2014); ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik
antara manusia (F.F. Cuber, 1951).
Sosiologi pedesaan yaitu sosiologi tentang kehidupan dalam lingkungan
pedesaan (Dwight Sanderson, 1942).
Sosiologi pertanian membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi
pertanian (Ulrich Planck, 1990).
Obyek "sosiologi pedesaan" adalah seluruh
penduduk di pedesaan yang terus menerus
atau untuk sementara tinggal di sana.

Obyek "sosiologi pertanian" adalah


keseluruhan penduduk yang bertani tanpa
memperhatikan jenis tempat tinggainya.
Sosiologi Pedesaan

Sosiologi Pedesaan Klasik • Terlihat perbedaan yang jelas antara kawasan


desa dan kota.

• Hanya satu faktor yang dianggap menjadi


Sosiologi Pedesaan Modern pembeda dan dianggap relevan saat ini, yakni
desa sebagai penghasil pangan (pertanian).

Sosiologi Pertanian
Sosiologi pertanian sering disamakan dengan sosiologi
pedesaan. Namun semakin sedikit kehidupan manusia di
desa ditandai oleh kegiatan pertanian, maka sosiologi
pertanian dipisahkan dari sosiologi pedesaan.
Aspek Struktural Masyarakat
Desa
Pembahasan aspek struktural masyarakat desa kali ini, ditujukan pada gambaran aseli pedesaan
yang masih cenderung bersifat tradisional.

Pembahasan mengenai aspek struktural masyarakat desa, tidak hanya menyangkut aspek sosialnya,
melainkan aspek phisik dan biologis.

STRUKTUR
Secara umum istilah ‘struktur’ dipahami sebagai ‘susunan’.

Stuktur sosial adalah konsep perumusan asas-asas hubungan antar individu dalam kehidupan
masyarakat yang merupakan pedoman bagi tingkah laku individu (KBBI, 1994).

Konsep struktur sosial yang menggambarkan “pola hubungan antar individu dalam kelompok atau
antar kelompok” ini untuk penjelasannya sering dikaitkan dengan norma, status, peran lembaga,
serta berkaitan dengan kebudayaan.
Dalam setiap lembaga atau organisasi, setiap anggota pasti memiliki status tertentu dan setiap
status memiliki peran tertentu. Status ini dilekati oleh nilai yang bersumber pada nilai kebudayaan.

Struktur sosial sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Mayor Polak menggambarkan bahwa
antara kebudayaan dan struktur terdapat korelasi fungsional.

Apabila terjadi perubahan dalam kebudayaan juga akan diikuti oleh perubahan dalam struktur.

Pembahasan mengenai struktur dapat bersifat sederhana dan dapat pula bersifat kompleks. Karena
pembahasan kali ini adalah masyarakat desa yang relatif bersahaja, maka konsep struktur yang
akan digunakan adalah struktur yang bersifat sederhana (bersahaja).

Bentuk struktur sosial yang bersahaja menurut Pitirim Sorokin, struktur sosial dipilih menjadi dua
yaitu struktur sosial vertical dan horizontal.
Penggambaran kelompok
Stratifikasi Sosial (vertikal) sosial dalam susunan yang
hierarkis/berjenjang

Klasifikasi atau penggolongan


masyarakat berdasarkan
Diferensiasi Sosial perbedaan –perbedaan
(horisontal) tertentu saja tanpa
menimbulkan adanya
tingkatan-tingkatan
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial/pelapisan sosial/struktur sosial vertical menggambarkan
kelompok-kelompok sosial dalam susunan hierarkhis.

Mengapa dalam masyarakat terjadi pelapisan-pelapisan?

Manusia dilekati oleh nilai. Keberadaan nilai tidak mudah didapat sehingga
diberikan “harga” pada penyandangnya.

Siapa yang dinggap memiliki nilai paling banyak, semakin terpandang dan
tinggi kedudukannya.

Sesuatu yang dianggap bernilai dalam masyarakat berbeda antara masyarakat


satu dengan masyarakat lainnya, misalnya harta/kekayaan, jenis mata
pencaharian, pengetahuan/pendidikan, keturunan, keagamaan, dan dalam
masyarakat bersahaja termasuk juga unsur-unsur biologis (usia, jenis
kelamin).
Stratifikasi sosial dipengaruhi oleh:
1. Struktur biososial
2. Desa satu kelas dan dua kelas
3. Dimensi-dimensi pelapisan sosial
Struktur Biososial

• Struktur biososial yaitu struktur sosial yang berkaitan dengan


faktor-faktor biologis seperti jenis kelamin, usia, suku bangsa,
dan lain-lain.
• Pada masyarakat yang masih bersahaja, yakni pada tingkat food
gathering economics sampai era pertanian tradisional, manusia
masih mengandalakan kekuatan fisik dan pengalaman.
• Berdasarkan kekuatan fisik, laki-laki tergolong lebih kuat
dibandingkan wanita.
• Selain kekuatan fisik, komposisi jenis kelamin penduduk juga
menjadi salah satu aspek struktur masyarakat.
• Usia mempengaruhi pola pelapisan sosial masyarakat desa, dikarenakan jenis
pekerjaan pertanian tradisional, selain memerlukan tenaga fisik, juga
memerlukan pengalaman.
• Ketika akses pertanian semakin mudah dengan sistem pertanian modern dan
kompleks, kedudukan orang tua juga menurun seiring menurunnya peran
mereka di dalam masyarakat.
Desa Satu Kelas dan Dua Kelas

• Berkaitan dengan sistem penguasaan tanah pertanian di pedesaan, maka


terdapat (1) desa yang kurang memperlihatkan adanya pelapisan sosial,
sebaliknya ada pula (2) desa yang memperlihatkan pelapisan sosial yang
sangat tajam.
• Tipe desa kedua umumnya dikenal sebagai polarisasi sosial.
• Polarisasi berbeda dengan pelapisan sosial. Jika pelapisan sosial
menunjukkan perbedaan yang bersifat gradual, maka polarisasi
menunjukkan sifat diskret atau membagi kelompok menjadi dua katagori
yang terpisah jelas.
• Smith dan Zopf (1970) mengemukaan adanya dua tipe desa, yaitu tipe satu
kelas dan tipe dua kelas.
• Desa tipe satu kelas digambarkan sebagai tipe desa dengan pemilikan lahan
pertanian warganya rata-rata sama. Perbedaan yang ada tidak bersifat
senjang.
• Untuk desa satu kelas, terdiri dari (1) desa dengan pemilikan lahan warganya
rata-rata luas (Eropa Barat, USA, Kanada) serta (2) desa dengan pemilikan
lahan pertanian sempit, misalnya di Haiti.
• Desa tipe dua kelas digambarkan sebagai desa yang didalamnya
terdapat sebagian kecil warga dengan kepemilikan lahan yang sangat
luas, sedangan mayoritas warga lainnya tidak memiliki lahan
pertanian.
• Di Inggris atau daerah tertentu, para pemilik tanah berada di lahan
mereka. Terdapat pula tuan tanah di tempat lain yang tinggal di kota-
kota.
• Menurut Smith dan Zopf:
- Tipe desa satu kelas dengan rata-rata kepemilikan tanah pertanian
sempit, tidak memberikan akses bagi pemiliknya untuk meningkatkan
status.
- Tipe desa satu kelas dengan rata-rata kepemilikan tanah pertanian
luas, menciptakan stratifikasi sosial yang tidak tajam.
- Tipe desa dua kelas menciptakan stratifikasi sosial yang tajam, tidak
memberikan peluang terjadinya mobilitas sosial.
• Sistem kepemilikan lahan pertanian di Indonesia, secara umum terdiri dari
kepemilikan lahan pertanian lebih sempit di Jawa, sedangkan kepemilikan
lahan pertanian di luar Jawa cenderung lebih luas.
• Di daerah yang masih luas lahan pertaniannya ini, asset yang paling berharga
bukan tanah pertaniannya tetapi tenaga kerjanya.
• Berdasarkan historisnya, masyarakat petani Jawa pernah mengalami saat-
saat berada di bawah pengendalian kekuasaan tanah yang sangat luas, yakni
kerajaan. Hal ini menciptakan stratifikasi sosial yang tajam antara petani
dengan priyayi.
Dimensi-Dimensi Pelapisan Sosial
• Stratifikasi sosial merupakan bagian dari perubahan dan perkembangan
sosial.
• Konsep stratifikasi sosial yang dilihat sebagai suatu piramida sosial lebih
memperlihatkan perbedaan gradual, tidak hanya terpilah dalam dua lapisan
sosial dan ada kemungkinan terjadinya mobilita sosial vertikal.
• Stratifikasi sosial sebagai piramida sosial, lebih terlihat pada desa tipe satu
kelas.
• Luas sempitnya pemilikan tanah, memang merupakan faktor yang sangat
menentukan dalam sistem pelapisan sosial masyarakat desa pertanian yang
masih bersahaja. Akan tetapi desa-desa pertanian di dunia ini memiliki
perbedaan satu sama lain, sehingga tidak dapat digeneralisasi.
• Menurut Smith dan Zopf (1970), terdapat
lima faktor yang determinan terhadap
sistem pelapisan sosial masyarakat desa:
- Luas kepemilikan tanah dan sejauh mana
kepemilikan itu terkonsentrasi di tangan
sejumlah kecil orang atau merata pada
warga desa.
- Keterkaitan antara sektor pertanian
dengan industri.
- Bentuk pemilikan atau penguasaan
tanah.
- Frekuensi perpindahan petani dari lahan
pertanian satu ke lainnya.
- Komposisi rasial penduduk.
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai