Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PENGGANTI UAS

SOSIOLOGI KEHUTANAN

Nama Defta Dwi Nanda


Nim G1011191272
Kelas F
Dosen Ir. H. Iskandar AN, M.Si

RUANG LINGKUP SOSIOLOGI KEHUTANAN


Sosiologi berasal dari bahasa latin Socius yang artinya kawan/teman. Logos artinya ilmu
pengetahuan. Ilmu Sosiologi adalah ilmu pengetahuan masyarakat. Masyarakat adalah
sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki
budaya. Sosiologi mempelajari masyaralat, perilaku masyarakat, dan perilaku social manusa
dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunn6a. Kelompok mencakup keluarga, suku,
bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik.
Apa sosiologi kehutanan? Yaitu merupakan cabang dari ilmu sosiologi yang mempelajari
tentang asosiasi orang-orang atau masyarakat yang hidup dan kehidupannya banyak tergantung
pada hutan. Sosiologo Kehutanan adalah cabang sosiologi yang mempelajari hubungan atau
interaksi manusia dengan alam (hutan).
Sosiologi perlu dipelajari dalam Kehutanan karena karakteristik manusia yang selalu hidup
bermasyarakat, karena kehidupan mansia selalu terjadi perubahan (social maupun budaya),
masyarakat kota, masyarakat desa, dan masyarakat sekitar hutan. Dan karena sosiologi
merupakan imu yang mampu memecahkan permasalahan social yang selalu terjadi dalam
masyarakat.
Tujuan mempelajari sosiologi kehutanan yaiu agar dapat menerangkan atau mendiskusikan
phenomena yang terjadi didalam masyarakat yang berhubungan dengan interaksinya kepada
lingkungan, agar dapat mengetahui mengapa atau bagaimana fenomena tsb.
INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT PADA PENGELOLAAN HUTAN

Sosiologo mengartikan “masalah social” sebagai masalah sosiologi yang terjadi dalam
hubungannya dengan interaksi dan tindakan sosial warga masyarakat. Kelompok social adalah
sekumpulan individu yang memiliki hubungan dan saling berinteraksi, sehingga menumbuhkan
rasa kebersamaan dan rasa memiliki.

Interaksi Sosial Terhadap Hutan :

 Kerusakan hutan adalah akibat kurangnya kombinasi antara manusia, kebijakan pemerintah,
system ekonomi dan politik yang penuh nuansa korupsi, kolusi dan nepotisme.
 Disebabkan oleh perbuatan-perbuatan manusia (athroposeres) dan oleh gangguan alam itu
sendiri.
 Perubahan hutan dikarenakan adanya interaksi social terhadap hutan.
 Artinya Kerusakan Hutan disebabkan oleh semakin renggangnya hubungan atau interaksi
antar manusia terhadap hutan.

Proses dan Interaksi Sosial


 Proses sosial menurut Soejono Soekanto yaitu merupakan cara-cara berhubungan antar
masyarakat yang dapat diamati apabila perorangan atau kelompok manusia saling bertemu.
 Interaksi sosial adalah hubunan masyarakat yang satu dengan individu lainnya atau
kelompok.
 Perubahan social adalah perubahan dalam masyarakat yang mempengaruhi system social,
nilai, sikap, dan pola prilaku individu diantara kelompok yang menekan pada aspek kultural.
 Syarat terjadi interaksi social, yaitu :
1) Kontak social.
Terjadi suatu kontak social tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetaoi juga
tergantung kepada adanya tanggapan terhadap tindakan tsb.
2) Komunikasi social.
Komunikasi social = komunikasi manusia, keduanya mempunyai kesamaan fungsi,
yakni beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain atau integrasi social.
Konflik Sosial

 Konflik Sosial adalah ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat,
yang membahayakan kehidupan kelompok social (Soerjono Soekanto, 1982).
 Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial :
1) Faktor Ekonomi (contohnya kemiskinan, pengangguran)
2) Faktor Biologi (contohnya penyakit fisik)
3) Faktor Psikologi (contohnya penyakit kejiwaan, bunuh diri)
4) Faktor Kebudayaan (contohnya kejahatan, kenakalan remaja, dan konflik)

MASYARAKAT SEKITAR HUTAN

Masyarakat sekitar hutan adalah masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan, baik yang
memanfaatkan langsung maupun tidak langsung dari hasil hutan tersebut. Masyarakat sekitar
hutan menganggap bahwa hutan adalah swalayan bagi kehidupan mereka, sehingga mereka
berkewajiban untuk memelihara dan mempertahankan hutan demi kelangsungan hidupnya.
Ketika hutan hancur (kritis) maka akan hancurla system ekonomi dan social budaya mereka.

HUBUNGAN MASYARAKAT BERDASARKAN SDA

1) Masyarakat yang merupakan penghuni hutan benar-benar berada didalam kawasan hutan.
2) Memanfaatkan dan mengelola hutan secara langsung oleh masyarakat dengan aturan adat
yang disepakati berama dan ditaati.
3) Pengelolaan hutan yang tinddal didalam hutan, dekat hutan, kawasan hutan, dan diluar
kawasan hutan memanfaatkan, mengelola, sebagaimana kawasan sumber daya hutan
ditetaokan sebagai hutan milik adat yang daoat dikelola bersama.
4) Masyarakat yang merupakan pemilik hutan memilii, menanam, dam membangun hutan, dan
menjaga, mengelola hutan rakyat, melalui aturan adat atau tanpa melalui aturan adat
berdasarkan garis keturunan secara bersama.
5) Masyarakat local sekitaran hutan biasa memanfaatkan hasil hutan, tetapi tidak secara
langsung dan tidak menguasainya.
MASYARAKAT DESA BUDAYA DAN LINGKUNGANNYA

Karakteristik masyarakat desa :

1) Hubungan kekerabatan masih kental karena pertalisaudaraan.


2) Homogen, masih satu keturunan.
3) Mata pencarian cendrung seragam yang mengakibatkan hubungan antar individu menjadi
dekat dan belum terspesialisasi
4) Masih dipengaruhi alam lingkungan
5) Bentuk kerja sama atau gotong royangnya kuat
6) Kegiatan pertanian belum berorientasi pada ekonomi
7) Dibingkai oleh adat tradisi yang sama yang sudah disepakati bersama dan bagi yang
melanggar dikenai sanksi.
8) Cendrung tertutup terhadap perubahan
9) Meyakini kepercayaan adanya kekuatan gaib, leluhur, tidak terlihat.

Bentuk adaptasi masyarakat sekitar hutan :

 Budaya : segala sesuatu yang berkaitan dengan akal dan budi yang menghasilkan sesuatau.
 Kebudayaan : bentuk karya cipta

PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan sosial adalah perubahan pola kehidupan yang desebabkan karena factor internal
dan eksternal, perubahan yang menyangkut nilai-nilai budaya, sikap, dan norma social.

 Faktor-faktor yang memperngaruhi perubahan sosial :


1) Masuknya teknologi
2) Perubahan Pendidikan dan Pengetahuan
3) Masukny budaya luar (Alkuturasi Budaya)
4) Kebutuhan hidup masyarakat
5) Masuknya nvestasi berskala besar
6) Adanya wabah atau pademi yang mendunia
 Dampak positif perubahan sosial :
1) Pesatnya perkembangan teknologi
2) Berkembangnya lembaga-lembaga social baru
3) Munculnya nilai dan norma baru yang lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan
zaman
 Dampak negative perubahan sosial :
1) Pemanasan global (terjadi perubahan iklim)
2) Perubahan mata pencarian
3) Peningkatan kenakalan remaja
4) Terjadinya kesenjangan budaya (Alkuturasi)
5) Terjadi Disintegrasi sosial
6) Terjadi kerusakan lingkungan
 Ciri – ciri masyarakat yang mengalami perubahan :
1) Cara-cara yang bervariasi dalam mengeksploitasi SDA
2) Tidak mau bergantung pada alam, lebih melihat teknoligo yang maju (tidak tergantung
lagipada alam lingkungan)
3) Mengeser masyarakat yang statis, masyarakat yang tidak berubah / meninggalkan
masyarakat yang cendrung statis. Orang yang maju akan lebih cepat mengakses
kemajuan.
4) Mauknya oembagunan (keluar masuknya orang dan barang dengan cepat)
5) Perubahan bentuk rumah atau tipe bagunan.
 Tipe-tipe Paradigma (Cara Pandang) Perubahan menurut Sutomo :
1) Sember kebutuhan untuk berubah berasal dari masyarakat.
2) Sumber kebutuhan untuk berubah berasal dari dalam dan luar masyarakat.
3) Sumber kebutuhan perubahan berasal dari luar, tetapi ide berasal dari dalam masyarakat

ANTROPOLOGI SOSIAL

Sejarah struktur social masyarakat :


1) Masyarakat melakukan perladangan berpindah pada tanah kering, dataran rendah, dan
perbukitan. Kepemimpinan berdasarkan charisma atau wibawa atau kecapaian
masyarakat.
2) Masyarakat yang melakukan pertanian lading berpindah yang terikat dengan rumah
panjang, melakukan perladangan didaerah perbukitan, pemimpin dipilih secara
demokratis.
3) Kelompok masyarakat yang melakukan perladangan berpindah terikat pernah melakukan
pelapisan social.

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL MASYARAKAT


LOKAL DALAM PENGELOLAAN HUTAN
Kelompok social adalah kelopok masyarakat ditandai dengan adanya hubungan erat dimana
anggota-anggota saling berinteraksi. Kelompok social pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu :
1) Kelompok-kelompok social yang teratur
 Kelompok Primer dan Sekunder
Kelompok primer memiliki kondisi fisik berdekatan, jumlahnya kecil, dan
permanen. Sifat hubungan dalam kelompok primer yaitu kesamaan tujuan, sukarela,
dan bersifat dan inklusif. Kelompok yang kongkret dan hubungan primer yaitu
ikatan psychologis. Keutaman kelompok primer yaitu dapat menunjang sifat0sifat
baik manusia serta memberikan kekuatan dan dorongan kepada individu, dapat
mempertebal ketergantungan indivdu terhadap kelopoknya, semuanya berdasarkan
peraaan, dapat mempertebal rasa loyalitas, dapat memberikan pegangan pada
individu, contohnya: keluarga, kelompok bermain, kelompok kerja, dll. Sedangkan
kelompok sekunder memiliki anggota kelompok yang banyak, hubungannya
renggangg, tidak permanen, dan hubungan bersifat formal.
 Kelompok Formal dan Kelompok Informal
Kelompok formal memiliki jumlah anggota besar atau banyak, bentuk peraturannya
tertulis, organiasinya resmi, dan difat hubungannya renggangg. Sedangkan kelopok
Informal memiliki jumlah anggota yang kecil atau sedikit, bentuk peraturan tidak
tertulis, organisasinya tidak resmi, dan sifat hubungangannya rapat.
 Referensi Membership
Membership gruoup merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi
anggota kelompok tersebut. Yang menjadi ukuran adalah interaksinya, dibedakan
atas : Nominal group member dan prihal group member.
2) Kelompok Tidak Teratur
 Kerumunan
Adanya kehadiran individu-individu secara fisik dan ukurannya, yang bersifat
sementara, tidak terorganisir, timbul karena adanya minat, hasrat atau kepentingan
bersama, umumnya bersifat merusak.
 Publik
Interaksinya melalui media, memiliki minat, tujuan, kegemaran dan kepentingan
yang sama. Ada 3 kelompok public, yaitu :
1) Vested interest, orang-orang yg sudah mempunyai kedudukan ttt dalam
masyarakat.
2) New comer, orang-orang yang ingin memperjuangkan kepentingan-kepentingan
baru dan ingin memperoleh kedudukan dalam masyarakat.
3) Pasif, orang-orang yang hanya punya minat tapi belum menentukan
pendiriannya thd suatu persoalan
 Massa
Orang-orang yg mempunyai kehendak atau pandangan yang sama, tapi tidak
berkerumun pada suatu tempat tertentu dan mengikuti kejadian dan peristiwa yang
penting dgn alat komunikasi modern. Dibedakan atas : Massa yang konkret dan
Massa yang abstrak.

PRANATA SOSIAL MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN

 Pranta Sosial
- Koentjaraningrat (1979): sistem-sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan
warga masyarakat untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi atau suatu sistem tata
kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi
kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
- Bersifat konsepsional, (eksistensinya hanya dapat ditangkap dan dipahami melalui
sarana pikir dan hanya dapat dibayangkan dalam imajinasi sebagai suatu konsep).
- Unsur dari pranata sosial adalah kedudukan-kedudukan yang ditempati oleh para
individu itu beserta aturan tingkah lakunya.
- Pranata sosial merupakan bangunan atau konstruksi dari seperangkat peranan-peranan
dan aturan-aturan tingkah laku yang terorganisir (=norma-norma sosial) Pranata sosial
merupakan produk norma sosial
 Tujuan dan Fungsi Pranata Sosial
- Mengatur kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai.
- Mengatur kehidupan sosial warga masyarakat bisa berjalan dengan tertib dan lancar
sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku
Contoh :
- Pranata keluarga mengatur bagaimana keluarga harus memelihara anak.
- Pranata pendidikan mengatur bagaimana sekolah harus mendidik anak-anak hingga
menghasilkan lulusan yang andal
 Tipe-tipe Pranata Sosial
- Tingkat Kompleksitas Penyebarannya :
1) General social institutions
Terdapat di setiap bentuk masyarakat, sehingga bersifat universal.
Ini membuktikan bahwa pranata sosial mempunyai nilai yang tinggi dalam
kehidupan masyarakat terutama untuk kelangsungan hidupnya.
Luasnya jangkauan penyebaran pranata sosial yang demikian ini berarti
dikenal, diakui dan diterimanya pranata sosial itu oleh sebagian besar /seluruh
umat manusia sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Contohnya agama.
Mempunyai tingkat kompleksitas yang relatif lebih luas dan banyak
dibandingkan dengan pranata yang bersifat khusus.
2) Restricted social institutions
Pranata sosial ini pada umumnya mempunyai corak yang khas atau khusus
dalam kehidupan masyarakat.
Pola penyebarannya relatif lebih terbatas dibanding dengan pranata yang
umum.
Daya jangkauannya hanya terbatas pada kelompok, kelas ataupun golongan
tertentu saja, walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa seorang warga
dapat melakukan perpindahan dari satu pranata sejenis yang khusus ini ke
pranata yang lain.
Pranata sosial yang khusus adalah agama tertentu, Yaitu Islam, Kristen
Katholik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan lain sebagainya.
- Orientasi Nilainya
1) Basic social institution
Bersifat dasar /utama/primer, karena terdiri dari kaidah sosial yang memiliki
nilai sangat pokok atau utama bagi kelangsungan kehidupan masyarakat.
Sangat dipengaruhi oleh pentingnya kaidah yang mempunyai nilai sangat
tinggi untuk menjamin kelangsungan kehidupan masyarakat, sehingga apabila
dalam kehidupan masyarakat tidak terdapat pranata sosial yang bersifat primer
ini maka kelangsungan hidup manusia akan terancam.
Dengan demikian, ketidaktertiban pemenuhan hajat hidup itu disebabkan oleh
tidak adanya norma sosial yang sekaligus tidak adanya sanksi, sehingga
sewajarnyalah apabila individu yang mempunyai kemampuan lebih dari yang
lain akan mendominasi pihak yang lemah.
2) Subsidiary social institution
Pranata sosial sekunder didukung oleh kaidah sosial yang nilai-nilainya
dianggap kurang penting untuk menunjang kelangsungan hidup manusia.
Merupakan tambahan untuk memperoleh kenikmatan dalam hidup.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa ada masyarakat tertentu
di suatu saat dan tempat tertentu, mempunyai anggapan terhadap pranata sosial
sekunder itu sebagai pranata primer.
Perubahan struktur masyarakat dan kemampuan pranata sekunder untuk
mengait pranata primer dapat mengubah kondisi ini.
Contohnya pada kehidupan masyarakat yang sudah maju, terdapat beberapa
kebutuhan sekunder yang kegiatannya dikaitkan dengan kegiatan primer, misal
pendidikan yang bersifat sekunder.

Anda mungkin juga menyukai