Anda di halaman 1dari 58

VALIDITAS

Kelompok 9
Afrida Dwi Rahmayanti 17302244019
Eryan Siwi Puspitasari 17302244020
Anita Puspitaningrum 17302244026
Pengertian Validitas

Validitas
Sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur
Validity
MESSICK (1989)
Pengertian Validitas
Penilaian menyeluruh bukti empiris dan logika tori
yang mendukung pengambilan keputusan dan
tindakan berdasarkan skor tes atau model penilaian
yang lain

VALIDITAS DISIMPULKAN
Derajat ketepatan dan kecermatan suatu instrument
dalam penelitian yang didukung oleh fakta empiris
dan alasan teoritis
VALIDITAS

Validitas Isi Validitas Prediktif Validitas Konruen Validitas Konstrak


(Content Validity) (Predictive Validity) (Concurrent (Construct
Validity) Validity)

Validitas Validitas
Muka Logis
(Face Validity) (Logic
Validity)
VALIDITAS ISI
(CONTENT VALIDITY)
SUDJANA (1995)

Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat


penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya

Validitas Isi
PENGERTIAN
(Content Validity)
Validitas yang diestimasi dengan pengujian terhadap
kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis
rasional oleh panel berkompeten atau penilaian ahli
(expert judgement)
Validitas Isi (Content Validity)
Valid isi

AspekPenting

Valid teknik
Validitas Isi (Content Validity)
VALIDITAS MUKA (FACE VALIDITY) VALIDITAS LOGIS (LOGIC VALIDITY)
 Tipe validitas paling rendah  Analisis lanjutan setelah validitas muka.
signifikansinya karena hanya didasarkan
pada penilaian selintas mengenai alat ukur  Merupakan prosedur penilaian kelayakan isi
item melalui penilaian yang bersifat
 Apabila isi alat ukur telah tampak sesuai kuantitatif oleh panel ahli.
dengan yang ingin diukur maka dapat
dikatakan validitas muka telah  Merupakan tinggi rendahnya kesepakatan
terpenuhi.(Sekaran, 2006) diantara para ahli yang menilai suatu skala
pengukuran (Azwar,2012)
 Validitas tampang hanya sekedar tahap
penerimaan orang pada umumnya terhadap  Validitas Sampling (Sampling validity).
fungsi pengukuran tes serta tidak Validitas yang merujuk pada sejauh mana isi
berhubungan dengan statistic validitas alat ukur merupakan representasi dari aspek
seperti koefisien atau indeks.(Gregory yang hendak diukur.
(1992) yang dikutip Azwar (2012:112))
LANGKAH-LANGKAH
MEMBUKTIKAN VALIDITAS ISI
(CONTENT VALIDITY)
1. Menyusun matriks, kisi-kisi, butir-butir
instrument, dan dilengkapi dengan
pedoman rubric penskorannya. Di
reviewkan setidaknya kepada 3 orang
ahli yang sesuai dengan bidang yang
dteliti
2. Telaah kualitatif. Masukan dari ahli
tentang substansi, konstrak dan Bahasa.

3. Revisi kisi-kisi, instrument, dan pedoman


penskoran berdasarkan masukan dari
para ahli.

4. Meminta ahli menilai validitas butir yang


berkaitan dengan komponen substansi,
konstrak, dan bahsa.

5. Menghitung koefisien validitas isi dengan


indeks V Aiken. Dari indeks yang
diperoleh akan diketahui butir valid atau
tidak
MEMBUKTIKAN VALIDITAS ISI
(CONTENT VALIDITY)
FASE AWAL
 Face validity
 Predivtive validity
 Conruent validity
 Construct validity

VALIDITAS APA (1966)


 Face validity
 Pedictive & kriterian validity
 Conruent validity
Kriterian-Related
validation
 Tes yang dibuktikan validitas hasil ukurannya disebut
prediktor
Kriterian-Related  Statistik yang digunakan adalah korelasi antara distribusi
validation skor sebagai predictor dan distribusi skor sebagai suatu
kriteria skor yang relevan.

Validitas Validitas
Prediktif Konruen
 Membandingkan skor tes dengan kinerja tertentu
Kriterian-Related pada sebuah ukuran luar
validation
 Terpenuhi jika pengukuran membedakan
individu menurut suatu kriteria yang diharapkan
diprediksi
Contoh format penilaian untuk mengetahui kesesuaian butir
dengan indikator

SKOR RELEVANSI INDIKATOR


SOAL 1 2 3 4 5
KETERANGAN
NO Tidak Kurang Cukup Sangat
Relevan
Relevan Relevan Relevan Relevan
1
2
3
Setelah kisi-kisi, butir instrument 4
dan rubric penskoran terdapat 5
pula format penilaian untuk
paraahli Mengumpulkan hasil dari para ahli.

NO BUTIR AHLI 1 AHLI 2 AHLI 3


1 3 4 4
2 3 4 4
3 3 3 3
4 4 4 4
5 3 4 3
ANALISIS BUTIR SOAL
Teknik Analisis Butir Soal

Teknik Moderator Teknik Panel


Teknik Analisis Butir Soal
TEKNIK MODERATOR TEKNIK PANEL
 Berdiskusi dengan salah satu orang  Berdasarkan kaidah penulisan butir soal,
berperan sebagai penengah. ditelaah dari segi materi, konstruksi,
Bahasa/budaya, kebenaran kunci
 Setiap butir didiskusikan bersama dengan jawaban/pedoman penskoran oleh beberapa
guru, ahli materi, penyusun/pengembang penelaah.
kurikulum, ahli penilaian, ahli bahsa, dan
ahli psikologi.  Penelaah diberikan pengarahan sebelum
menelaah butir soal.
 Sangat baik karena butir dilihat secara
bersama-sama berdasarkan format  Penelaah menelaah butir di tempat yang
penilaiannya. berbeda

 Kelemahannya adalah memerlukan banyak  Hasil berupa keputusan butir soal baik,
waktu. diperbaiki, atau diganti.
METODE VALIDITAS ISI
Validitas Isi (Content Validity)

TES NON TES

Indeks Validasi Aiken Koefisien Validitas isi


Lawshe’s CVR
AIKEN, (1985)
Merumuskan formula Aiken’s V untuk menghitung
content validity coefficient didasarkan pada hasil
penilaian dari panel ahli sebanyak n orang terhadap
suatu item dari segi sejauh mana item tersebut mewakili
konstrak yang dilakukan

Indeks Validasi
Aiken Nilai berkisar 0 – 1
Jika Indeksnya

 ≤ 0,4 Validitas kurang


0,4 – 0,8 Validitas sedang
>0,8 Validitas sangat valid
KETERANGAN

VALIDITAS TIAP BUTIR


 𝑠 = 𝑟 − 𝑙𝑜
 V = 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑝𝑎𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎ℎ𝑙𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑖 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟
σ𝑠  𝑟 = 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑎ℎ𝑙𝑖
𝑉=  𝑙0 = 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ (1)
𝑛 (𝑐 − 1)  𝑛 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑎ℎ𝑙𝑖
 𝑐 = 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 (5)
Lawshe (1975)
CONTENT VALIDITY RATIO
Metode yang digunakan secara luas untuk mengukur
validitas isi.
Mengukur kesepakatan diantara penilai (rater) tentang
Koefisien pentingnya item tertentu.

Validitas isi Sejumlah ahli (panel) diminta untuk memeriksa setiap item
pada instrument pengukuran.
Lawshe’s CVR Penilaian expert berupa skala “Penting”
Skor berkisar 0-1
- Relevan
- Kurang relevan
- Tidak relevan
CONTENT VALIDITY RATIO
KETERANGAN
𝑁  𝐶𝑉𝑅 = Content Validity Ratio
𝑛𝑒 −
𝐶𝑉𝑅 = 2  𝑛𝑒 =Jumlah anggota panelis yang menjawab
𝑁 “penting”
2 𝑁 = Jumlah total panelis

2𝑛𝑒
CVR = −1
𝑁
Contoh 1:
Seorang peneliti menguji validitas isi dari item pernyataan angket yang telah
dibuatnya. Peneliti menggunakan 10 orang panel ahli sebagai penilai dengan 3
indicator yaitu penting, sesuai tidak penting, dan tidak berguna. Validasi isi dengan
CVR adalah?

Penilai Penilaian Penting = 7 Orang


A Penting
Sesuai Tidak Penting = 1 Orang
Tidak Berguna = 2 Orang
B Penting
C Tidak berguna 2𝑛𝑒
D Penting CVR = −1
𝑁
E Penting
F Penting
2𝑛𝑒 2 7
G Tidak berguna CVR = −1= − 1 = 0,40
𝑁 10
H Penting
Hasil CVR = 0,40 sedangkan pada tabel CVR untuk 10
I Sesuai, tidak penting
panel ahli adalah 0,62. Sehingga belum memenuhi
syarat validitas ini.
J Penting
Tabel minimum value of CVR ,
one tailed test p = .05 Selain CVR statistic validitas isi juga dapat digunakan

No Of Panelists Min Value untuk mencari CVI (Content Validity Index)

5 .99
6 .99
σ 𝑪𝑽𝑹
7 .99 𝑪𝑽𝑰 =
𝑲
8 .75
9 .78
10 .62
Dengan k = banyaknya item.
11 .59
12 .56
13 .54 Polit dan Back (2006) merekomendasikan agar komputasi
14 .51 CVI dilakukan pada item-item yang CVR memuaskan.
15 .49
20 .42 Walaupun item-item sudah terpilih baik Aiken’s V
25 .37 maupun Lawshes CVR dan validitas isi lainnya bukan
30 .33 berarti item tersebut tidak perlu lagi melalui analisis
35 .31 konsistensi internal, terutama untuk meningkatkan
40 .29 realibilitas skor
Contoh 2:
Suatu instrument terdiri dari 13 item dinilai tingkat esensialnya oleh 8 penilai (SME).
Hasil penilaian dan perhitungan CVR untuk untuk masing-masing item disajikan
dalam tabel.
Tingkat Esensial
Item Instrument Berguna tetapi Tidak Total SME Nilai CVR
Esensial
Tidak Esensial Diperlukan
1 6 1 1 8 0,50
2 5 2 1 8 0,75
3 7 1 0 8 0,75
4 6 1 1 8 0,50
5 4 2 2 8 0,00
6 7 0 1 8 0,75
7 6 1 1 8 0,50
8 3 3 2 8 -0,25
9 6 1 1 8 0,50
10 7 1 0 8 0,75
11 8 0 0 8 1,00
12 5 3 0 8 0,25
13 6 2 1 8 0,50
• Nilai CVR >0,3 (item terpilih / dinyatakan baik dengan berjumlah 8 item)
• Nilai CVR yang dinyatakan baik selanjutnya digunakan untuk menghitung nilai CVI
Contoh perhitungan CVR untuk item 1

𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ∶
Karena nilai CVR adalah 0,50 yaitu
𝑛𝑒 = 6 dan N = 8
>0,3 maka item 1 dinyatakan
2𝑛𝑒 2 6 memiliki validitas isi yang baik
CVR = −1= − 1 = 0,50
𝑁 8
Contoh perhitungan CVR untuk item 2

𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ∶
Karena nilai CVR adalah 0,25 yaitu
𝑛𝑒 = 5 dan N = 8
<0,3 maka item 2 dinyatakan
2𝑛𝑒 2 5 memiliki validitas isi yang tidak
CVR = −1= − 1 = 0,25 valid
𝑁 8
Contoh perhitungan CVR untuk item 3

𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ∶
Karena nilai CVR adalah 0,75 yaitu
𝑛𝑒 = 7 dan N = 8
>0,3 maka item 3 dinyatakan
2𝑛𝑒 2 7 memiliki validitas isi yang baik
CVR = −1= − 1 = 0,75
𝑁 8
Contoh perhitungan CVR untuk item 4

𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ∶
Karena nilai CVR adalah 0,50 yaitu
𝑛𝑒 = 6 dan N = 8
>0,3 maka item 4 dinyatakan
2𝑛𝑒 2 6 memiliki validitas isi yang baik
CVR = −1= − 1 = 0,50
𝑁 8
Contoh perhitungan CVR untuk item 5

𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ∶
Karena nilai CVR adalah 0,00 yaitu
𝑛𝑒 = 4 dan N = 8
>0,3 maka item 5 dinyatakan
2𝑛𝑒 2 4 memiliki validitas isi yang tidak
CVR = −1= − 1 = 0,00 valid.
𝑁 8
Contoh perhitungan CVR untuk item 6

𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ∶
Karena nilai CVR adalah 0,75 yaitu
𝑛𝑒 = 7 dan N = 8
>0,3 maka item 6 dinyatakan
2𝑛𝑒 2 7 memiliki validitas isi yang baik
CVR = −1= − 1 = 0,75
𝑁 8
Contoh perhitungan CVR untuk item 7

𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ∶
Karena nilai CVR adalah 0,50 yaitu
𝑛𝑒 = 6 dan N = 8
>0,3 maka item 7 dinyatakan
2𝑛𝑒 2 6 memiliki validitas isi yang baik
CVR = −1= − 1 = 0,50
𝑁 8
Contoh perhitungan CVR untuk item 8

𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ∶
Karena nilai CVR adalah 0,25 yaitu
𝑛𝑒 = 3 dan N = 8
>0,3 maka item 8 dinyatakan
2𝑛𝑒 2 3 memiliki validitas isi yang tidak
CVR = −1= − 1 = −0,25 valid.
𝑁 8
Contoh perhitungan CVR untuk item 9

𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ∶
Karena nilai CVR adalah 0,50 yaitu
𝑛𝑒 = 6 dan N = 8
>0,3 maka item 9 dinyatakan
2𝑛𝑒 2 6 memiliki validitas isi yang baik
CVR = −1= − 1 = 0,50
𝑁 8
Contoh perhitungan CVR untuk item 10

𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ∶
Karena nilai CVR adalah 0,75 yaitu
𝑛𝑒 = 7 dan N = 8
>0,3 maka item 10 dinyatakan
2𝑛𝑒 2 7 memiliki validitas isi yang baik
CVR = −1= − 1 = 0,75
𝑁 8
Contoh perhitungan CVR untuk item 11

𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ∶
Karena nilai CVR adalah 1,00 yaitu
𝑛𝑒 = 8 dan N = 8
>0,3 maka item 11 dinyatakan
2𝑛𝑒 2 8 memiliki validitas isi yang baik
CVR = −1= − 1 = 1,00
𝑁 8
Contoh perhitungan CVR untuk item 12

𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ∶
Karena nilai CVR adalah 0,25 yaitu
𝑛𝑒 = 5 dan N = 8
<0,3 maka item 12 dinyatakan
2𝑛𝑒 2 5 memiliki validitas isi yang tidak
CVR = −1= − 1 = 0,25 valid
𝑁 8
Contoh perhitungan CVR untuk item 13

𝐷𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 ∶
Karena nilai CVR adalah 0,50 yaitu
𝑛𝑒 = 6 dan N = 8
>0,3 maka item 13 dinyatakan
2𝑛𝑒 2 6 memiliki validitas isi yang baik
CVR = −1= − 1 = 0,50
𝑁 8
Contoh perhitungan CVI

σ 𝑪𝑽𝑹
𝑪𝑽𝑰 = Setelah semua item dihitung CVR
𝑲
nya dipilih item yang memiliki CVR
> 0,3 untuk menghitung CVI.
𝟔
CVI = = 𝟎, 𝟕𝟓
𝟖
PENGERTIAN

Validitas suatu tes dalam mengukur hubungan


antara nilai tes dengan kinerja pekerjaan yang
sebenarnya dan tingkat ketepatan skor tes
dalam memprediksi prestasi pada masa
mendatang.
VALIDITAS PREDIKTIF
(PREDICTIVE VALIDITY)
SEKARAN (2006)

Validitas prediktif menunjukkan kemampuan


instrument pengukuran untuk membedakan
orang dengan referensi pada suatu kriteria
masa depan
Nama Nilai Tes Masuk Nilai
Contoh Nomor Subjek SMA Fisika
1 Ali 114 9
Penelitian untuk mengetahui
2 Adi 109 9
hubungan nilai tes masuk SMA 3 Ani 102 7
terhadap nilai UN fisika, apakah 4 Dini 99 4
instrument yang digunakan 5 Budi 113 10
untuk prediksi peserta didik 6 Banu 107 8
yang memiliki nilai tes masuk 7 Didi 107 7
tinggi juga memiliki nilai UN
8 Sari 100 6
9 Nina 103 5
yang tinggi atau sebaliknya.
10 Nuri 110 8
Perhitungan menggunakan uji statistic Nama
Nomor Subjek X Y X2 Y2 XY
yang dinamakan korelasi linear product-
1 Ali 114 9 12996 81 1026
moment Pearson (korelasi Pearson).
2 Adi 109 9 11881 81 981
Dengan X merupakan nilai tes masuk 3 Ani 102 7 10404 49 714
SMA dan Y merupakan nilai fisika. 4 Dini 99 4 9801 16 396
5 Budi 113 10 12769 100 1130
6 Banu 107 8 11449 64 856
7 Didi 107 7 11449 49 749
8 Sari 100 6 10000 36 600
9 Nina 103 5 10609 25 515
10 Nuri 110 8 12100 64 880

Jumlah 1064 73 113458 565 7847


(σ 𝑥)2
2
1132096
𝐽𝑘𝑥 = ෍ 𝑥 − = 113458 − = 248.4
𝑛 10

σ𝑌 2
2
5329
𝐽𝑘𝑦 = ෍ 𝑌 − = 565 − = 32.1
𝑛 10

σ 𝑋 − (σ 𝑌) 1064 − 73
𝐽𝑝𝑋𝑌 = ෍ 𝑋𝑌 − = 7847 − = 79.8
𝑛 10

𝐽𝑝𝑋𝑌
𝑟𝑋𝑌 = = 0.893665
(𝐽𝑘𝑋 )(𝐽𝑘𝑌 )

Jika dilihat hasilnya yaitu 0.893 maka korelasinya sangat


kuat. Jadi, ada hubungan yang kuat antara nilai tes
masuk SMA dengan hasil evaluasi berupa nilai fisika.
KELEBIHAN

Dapat memprediksi kinerja seseorang


berdasarkan sebuah tes awal dalam jangka
waktu tertentu.

VALIDITAS PREDIKTIF
(PREDICTIVE VALIDITY)
KEKURANGAN

Waktu yang digunakan cukup lama karena


untuk mendapatkan data korelasinya tidak
bersamaan dengan tes awal dan harus
menunggu waktu yang telah ditentukan.
VALIDITAS KONRUEN
(CONCURRENT VALIDITY)
SEKARAN (2006)
Validitas konkruen (concurrent validity) adalah
ukuran dari seberapa baik tes tertentu berkorelasi
dengan ukuran sebelumnya yang tervalidasi.

VALIDITAS KONRUEN
 Salah satu cara umum untuk melihat validitas konkruen
(CONCURRENT
adalah dengan membandingkan suatu tes atau
VALIDITY)
prosedur baru terhadap patokan standar emas.
 Contoh yang memiliki validitas konkruen yang tinggi
adalah tes IQ, Emotional Quotient, dan sebagian
besar sistem ujian sekolah.
 Untuk menguji validitas konkruen antara skala, analisis
statistik dilakukan untuk menganalisis validitas
bersamaan dengan uji korelasi Pearson.
 Untuk menguji kesesuaian hasil ukur tes dengan hasil
ukur kriteria validasinya, distribusi data skor keduanya
VALIDITAS KONRUEN
(CONCURRENT VALIDITY) harus diperoleh dari sekelompok subjek.

 Komputasi koefisien korelasi antara skor subjek pada


tes yang divalidasi dan skor mereka pada kriterianya
akan menghasilkan estimasi terhadap validitas ukur tes
yang disebut koefisien validitas konkruen.
CONTOH TABEL DATA SKOR TES ANALOGI DENGAN
SKOR SPM:

Nama Skor Tes


Nomor Skor SPM
Contoh Subjek Analogi
1 Rizky 111 48
Penyusunan suatu tes yang dirancang 2 Ozhan 103 40
untuk mengukur kemampuan analogi,
3 Cici 132 56
estimasiterhadapvaliditashasilukurnya
akan dilakukan secara konkruen. 4 Anisa 129 56
Sebagai kriteria validasinya dipilih tes 5 Imanda 120 39
SPM (Standard Progressive Matrices).
6 Fauziyah 120 50
7 Khansa 114 51
8 Jeffry 110 48
9 Alya 100 39
10 Yulianto 130 54
Perhitungan dengan menganggap Skor Tes Analogi sebagai X dan Skor SPM sebagai Y:

Nama
Nomor X Y 𝑿𝟐 𝒀𝟐 XY
Subjek
1 Rizky 111 48 12321 2304 5328
2 Ozhan 103 40 10609 1600 4120
3 Cici 132 56 17424 3136 7392
4 Anisa 129 56 16641 3136 7224
5 Imanda 120 39 14400 1521 4680
6 Fauziyah 120 50 14400 2500 6000
7 Khansa 114 51 12996 2601 5814
8 Jeffry 110 48 12100 2304 5280
9 Alya 100 39 10000 1521 3900
10 Yulianto 130 54 16900 2916 7020
Jumlah 1169 481 137791 23539 56758
σ𝑿 𝟐
𝟏𝟏𝟔𝟗 Nilai 𝒓𝒙𝒚 = 𝟎, 𝟕𝟖𝟐 artinya ada
𝑱𝒌𝒙 = ෍ 𝑿 − = 𝟏𝟑𝟕𝟕𝟗𝟏 − = 𝟏𝟏𝟑𝟒, 𝟗
𝒏 𝟏𝟎 korelasi yang kuat antara skor tes
analogi terhadap skor SPM.
σ𝒀 𝟐
𝟒𝟖𝟏
𝑱𝒌𝒚 = ෍ 𝒀 − = 𝟐𝟑𝟓𝟑𝟗 − = 𝟒𝟎𝟐, 𝟗
𝒏 𝟏𝟎

σ𝑿σ𝒀 𝟏𝟏𝟔𝟗 𝟒𝟖𝟏


𝑱𝒑𝒙𝒚 = ෍ 𝑿𝒀 − = 𝟓𝟔𝟕𝟓𝟖 − = 𝟓𝟐𝟗, 𝟏
𝒏 𝟏𝟎

𝑱𝒑𝒙𝒚
𝒓𝒙𝒚 = = 𝟎, 𝟕𝟖𝟐
(𝑱𝒌𝒙 )(𝑱𝒌𝒚 )
Perbedaan Validasi Prediktif dan Konkruen
Prediktif Konkruen
Tujuan Sebagai prediktor Sebagai diagnostik
Kriteria baru Didapatkan setelah Diperoleh bersamaan
tenggang waktu tertentu dengan data tesnya
sejak data tes awal
didapatkan

Fungsi kriteria Ukuran kesesuaian antara Ukuran kesesuaian fungsi


performa yang hendak ukur tes yang
diprediksi dengan skor bersangkutan
tes
VALIDITAS KONSTRAK
(CONSTRUCT VALIDITY)
Pengertian

 Validitas konstruk merupakan salah satu tipe validitas


internal rasional suatu instrumen yang mengungkapkan
VALIDITAS KONSTRAK suatu trait atau kontruk teoretik yang hendak diukur.
(CONSTRUCT VALIDITY)
 Validitas konstruk menunjuk pada sejauh mana suatu
instrumen mampu mengukur pengertian-pengertian
yang terkandung dalam materi yang akan diukur.
TUJUAN

Tujuannya adalah untuk mendapatkan bukti tentang


sejauh mana hasil pengukuran memberikan
konstruk variabel yang diukur.
VALIDITAS KONSTRAK
(CONSTRUCT VALIDITY)
 Suatu instrumen non tes mempunyai validitas konstruk,
jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan.
 Suatu instrumen non tes mempunyai validitas konstruk,
jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan.

CONTOH

VALIDITAS KONSTRAK  Untuk mengukur minat terhadap fisika, perlu


(CONSTRUCT VALIDITY) didefinisikan dahulu apa itu minat terhadap fisika,
demikian juga untuk mengukur kemandirian
belajar peserta didik maka perlu terlebih dahulu
didefinisikan kemandirian belajar peserta didik.
Setelah diperoleh definisi selanjutnya disiapkan
instrumen yang digunakan untuk mengukur minat
terhadap fisika sesuai definisi.
 Bukti homogenitas menunjukkan bagaimana
keseragaman sebuah alat ukut dalam mengukur konsep
tunggal. Menurut Mcintire & Miller (2000) reliabilitas
VALIDITAS KONSTRUK
konsistensi internal dapat digunakan untuk menunjukkan
(CONSTRUCT VALIDITY)
bahwa alat ukut dapat mengukur sebuah konsep tunggal. Oleh
karena itu, homogenitas diuji dengan reliabilitas konsistensi
Cohen & Swerdlik (2005) internal alpha cronbach.
menyatakan bahwa bukti-
bukti validitas konstruk
 Bukti adanya perbedaan skor pada kelompok yang
dapat diperoleh dari bukti berbeda merupakan salah satu cara untuk memberikan
yang dipakai berikut: bukti bahwa alat ukut menunjukkan skor yang bervariasi
pada kelompok yang berbeda. Bukti adanya perbedaan skor
pada kelompok yang berbeda diperoleh dengan cara
membandingkan skor dari kelompok subjek yang dianggap
memiliki intelegensi yang tinggi dengan kelompok subjek
yang dianggap memiliki intelegensi yang biasa.
Setelah dilakukan uji beda, dibuat bentuk pendek
dari skala intelegensi. Bentuk pendek dibuat dengan
cara membuang butir-butir yang tidak mampu
membedakan antara kelompok subjek yang memiliki
intelegensi tinggi dengan kelompok yang memiliki
intelegensi biasa.
VALIDITAS KONSTRAK
(CONSTRUCT VALIDITY)
Selanjutnya uji validitas konstruk bisa dilakukan
dengan bantuan SPSS yakni Exsploratory Factor
Analysis (EFA) dan Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Anda mungkin juga menyukai