Dispepsia
Dispepsia
11-2013-128
Kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri/tidak
nyaman di epigastrium, mual, muntah,
kembung, cepat kenyang, rasa penuh,
sendawa, regurgitasi, panas yang menjalar di
dada.
Berdasarkan pengelolaan penyakit,
◦ Investigated : pemeriksaan
endoskopi.
Organik : ulkus peptik, ulkus gaster, ulkus
duodenum, atau bahkan gastric cancer.
Fungsional : tidak ditemukan kelainan pada
saluran cerna bagian atas.
◦ Uninvestigated.
Meningkatnya sensitifitas mukosa lambung
terhadap asam.
Ambang rangsang persepsi lebih rendah
OAINS
Helicobacter pylori
Gastritis kronik non atropi predominasi antrum ->
Ulkus duodenum
Gastritis kronik atropi multifokal -> Ca gaster
OAINS
Topikal: bersifat asam -> kerusakan epitel
TUKAK PEPTIK
DEFENSIF 3. STRES
INFLAMASI
Tukak duodeni: Hunger pain food relief → nyeri sebelah kanan, hilang
setelah makan / minum antasida
Tukak akibat OAINS dan tukak pada usia lanjut bisanya asimtomatik
PENUNJANG:
Selama 1 minggu
Dosis:
Omeprazol 2x20 mg
1. Colloidal Bismuth subcitrate + PPI + amoksisilin +
klaritromisin
2. Colloidal Bismuth subcitrate + PPI + metronidazol
+ klaritromisin
3. Colloidal Bismuth subcitrate + PPI + metronidazol
+ tetrasiklin
Selama 1 minggu
Dosis Colloidal Bismuth subcitrate 4x120mg
Bila lini kedua gagal, dianjurkan tes resistensi Hp
Gastroesofageal reflux desease (GERD):
keadaan patologis akibat refluks kandungan
lambungkedalam esofagus.
Patogenesis: ketidakseimbangan antara
faktor defensif dan faktor ofensif dari bahan
refluksat.
Mekanisme:
◦ Refluks spontan saat relaksasi LES yang tidak
adekuat
◦ Aliran retrograd yang mendahului kembalinya
tonus LES setelah menelan
◦ Meningkatnya tekanan intraabdomen
Faktor defensif
◦ Pemisah antirefluks (LES, Lower Esophageal
Sphincter)
◦ Bersihan asam dari lumen esofagus
◦ Ketahanan epitel esofagus
Faktor ofensif:
◦ Asam lambung
◦ Kelainan di lambung: dilatasi lambung, obstruksi
gastric outlet, delayed gastric emptying
◦ Helicobacter pylori → peranan kecil
◦ Non acid reflux (reflukx gas) → hipersensitifitas
viseral
Nyeri/rasa tidak enak di epigastrium /
retrosternal bawah
Rasa nyeri: terbakar (heartburn), disfagia
(kesulitan menelan makanan), odinofagia
(rasa sakit waktu menelan), mual, regurgitasi,
rasa pahit di lidah
Gejala ekstraesofageal: non kardiac chest
pain, suara serak, laringitis, batuk,
bronkiektasis, asma
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Endoskopi SCBA:
◦ Standar baku menegakkan diagnosis
◦ Ditemukan mucosal break di esofagus
◦ Klinis ada gejala GERD, mucosal break tidak
ditemukan, dinamakan NERD (non erosive reflux
disease)
◦ Biopsi : sesuai esofagitis
Pemeriksaan Penunjang lainnya:
◦ Esofagografi dengan barium: bermanfaat bila ada
stenosis esofagus dan hiatus hernia
◦ Pemantauan pH 24 jam dengan pH-metri:
asidifikasi bagian distal esofagus
◦ Tes Penghambat Pompa Proton / tes supresi
asam:
Terapi empirik: PPI dosis tinggi 1-2 minggu
Perbaikan gejala 50-75%
Dianjurkan untuk pasien tanpa gejala alarm dan usia <
40 tahun
Gejala alarm: BB, anemia, hematemesis melena,
disfagia, odinofagia, riw kel kanker esofagus/lambung)
Target:
◦ Menyembuhkan lesi esofagus
◦ Menghilangkan keluhan
◦ Mencegah kekambuhan
◦ Memperbaiki kualitas hidup
◦ Mencegah komplikasi:
Ulserasi esofagus
Striktur esofagus
Barrett’s esophagus → lesi premaligna
Modifikasi Gaya Hidup
◦ Meninggikan posisi kepala saat tidur
◦ Menghindari makan menjelang tidur
◦ Berhenti merokok dan alkohol (tonus LES)
◦ Kurangi lemak dan jumlah makanan (distensi
lambung)
◦ BB, jangan berpakaian ketat ( tek intra abd)
◦ Hindari teh, coklat, pepermint, kopi, minuman
bersoda ( sekresi asam)
◦ Hindari: antikolinergik, teofilin, diazepam, opiat,
antagonis kalsium (tonus LES)
Terapi Medikamentosa
Supresi asam lebih efektif daripada
pemberian obat prokinetik untuk gangguan
motilitas
Ada 2 alur pendekatan
◦ Pendekatan Step Up: H2RA → PPI
◦ Pendekatan Step Down: PPI → H2RA
→ terpilih sesuai konsensus Asia Pasifik
2003
PPI adalah lini pertama, diberikan 6-8 minggu,
selanjutnya maintenance atau on demand
ANTASIDA: efektif meredakan gejala, tidak
menyembuhkan lesi esofagitis
H2RA: hanya efektif untuk lesi ringan-
sedang, dosis 2x > dosis ulkus, yaitu
◦ Simetidin 2 x 800 mg
◦ Ranitidin 4 x 150 mg
◦ Famotidin 2 x 20 mg
Prokinetik:
◦ Metoklopramid:
antagonis reseptor dopamin
Efektivitas rendah, harus bersama PPI
Dosis 3 x 10 mg
Prokinetik:
◦ Metoklopramid: 3 x 10 mg
◦ Domperidon: 3 x 10 mg
Antag res dopamin, tidak melalui sawar darah-otak
Efektifitas klinis? Namun diketahui dapat tonus LES,
mempercepat pengosongan lambung
◦ Cisapride: 3 x 10 mg
Antagonis res 5 HT4,
tonus LES, mempercepat pengosongan lambung
Efektifitas klinis > domperidon
Sukralfat:
◦ Meningkatkan pertahanan mukosa esofagus,
buffer thd HCl di esofagus, mengikat pepsin dan
garam empedu
◦ Dosis 4 x 1 gram
PPI (Penghambat Pompa Proton)
◦ Obat pilihan pada GERD
◦ Bekerja pada pompa proton sel parietal lambung
◦ Efektif menghilangkan keluhan dan
menyembuhkan lesi
◦ Dosis: Omeprazol 2 x 20 mg
Lansoprazol: 2 x 30 mg
Pantoprazol 2 x 40 mg
Esomeprazol: 2 x 40 mg
◦ Lama terapi: 6-8 minggu, selanjutnya maintenance
selama 4 bulan atau on demand
◦ Lebih efektif bila kombinasi dengan prokinetik
Terapi NERD: PPI → Omeprazol 1 x 20 mg,
Lansoprazol: 1 x 30 mg, Pantoprazol 1x
40 mg, Esomeprazol 1 x 40 mg, diberikan selama 4
minggu, selanjutnya on demand
Terapi KOMPLIKASI:
◦ Striktur Esofagus: dilatasi busi
◦ Esofagus Barrett: bila displasia [-], biopsi tiap
tahun
◦ Gagal terapi medikamentosa:
Diagnosis salah
GERD disertai kembung, cepat kenyang, mual
Perlu terapi PPI lebih lama
Barrett, adenoCa
Striktur, stasis lambung, disfungsi LES
◦ Terapi bedah: alternatif bila medikamentosa gagal
GEJALA KHAS GERD
GEJALA ALARM [-] GEJALA ALARM [+]
USIA < 40 th USIA > 40 th
TERAPI MINIMAL
4 MINGGU
ON DEMAND KAMBUH
THERAPY