Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 5

Daniel hasiholan 1710631010057


Lutviana .A 1710631010111
Putra septiana 1710631010159
Resta safira 1710631010165
Tahinda wiyanti 1710631010189
Pakar Hukum Pidana Suparji Ahmad
menegaskan bahwa secara teologis
religius manusia itu dilahirkan
berpasang-pasangan.

Sehingga, sesungguhnya perilaku


lesbian, gay, biseksual, dan transgender
(LGBT) bukan merupakan bagian dari
hak asasi manusia (HAM) yang harus
dilindungi.
para pemohon pada dasarnya
menginginkan adanya sebuah
penerapan hukum terhadap homo
seksual dan perilaku kriminal
kelamin.

Hal itu menurutnya karena dalam


hukum pidana, ada yang namanya
asas legalitas
“Dimana (pelaku) tidak mungkin
dipidana tanpa adanya sebuah norma,
tanpa adanya sebuah undang-undang.
Maka berusahalah mengharapkan ada
regulasi yang dikeluarkan oleh
semacam aturan yang diperluas oleh
MK, tetapi MK tidak mengabulkan,”
Pakar hukum pidana - suparji ahmad
“Jadi kalau MK mengatakan tidak bisa
memperluas norma itu sesungguhnya
ada inkonsistensi yang dilakukan MK.
Karena sudah banyak putusan-
putusan MK itu yang diantaranya
konstitusional besar,”
menurut suparji ahmad.
Diketahui, beberapa waktu lalu,
Mahkamah Konstitusi (MK) sudah
menolak uji materi pasal-pasal dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP), khususnya yang mengatur
tentang kejahatan asusila, Pasal 284,
Pasal 285 dan Pasal 292
Jimly (mantan ketua MK) menjelaskan,
putusan MK yang menolak gugatan
soal LGBT tidak dapat diartikan
memperbolehkan perbuatan zina dan
cabul dengan sesama jenis kelamin.
Larangan perbuatan zina dan cabul
sesama jenis selanjutnya bisa diatur
melalui UU yang RUU-nya kini tengah
digodok DPR.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai