Lutviana .A 1710631010111 Putra septiana 1710631010159 Resta safira 1710631010165 Tahinda wiyanti 1710631010189 Pakar Hukum Pidana Suparji Ahmad menegaskan bahwa secara teologis religius manusia itu dilahirkan berpasang-pasangan.
Sehingga, sesungguhnya perilaku
lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) bukan merupakan bagian dari hak asasi manusia (HAM) yang harus dilindungi. para pemohon pada dasarnya menginginkan adanya sebuah penerapan hukum terhadap homo seksual dan perilaku kriminal kelamin.
Hal itu menurutnya karena dalam
hukum pidana, ada yang namanya asas legalitas “Dimana (pelaku) tidak mungkin dipidana tanpa adanya sebuah norma, tanpa adanya sebuah undang-undang. Maka berusahalah mengharapkan ada regulasi yang dikeluarkan oleh semacam aturan yang diperluas oleh MK, tetapi MK tidak mengabulkan,” Pakar hukum pidana - suparji ahmad “Jadi kalau MK mengatakan tidak bisa memperluas norma itu sesungguhnya ada inkonsistensi yang dilakukan MK. Karena sudah banyak putusan- putusan MK itu yang diantaranya konstitusional besar,” menurut suparji ahmad. Diketahui, beberapa waktu lalu, Mahkamah Konstitusi (MK) sudah menolak uji materi pasal-pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), khususnya yang mengatur tentang kejahatan asusila, Pasal 284, Pasal 285 dan Pasal 292 Jimly (mantan ketua MK) menjelaskan, putusan MK yang menolak gugatan soal LGBT tidak dapat diartikan memperbolehkan perbuatan zina dan cabul dengan sesama jenis kelamin. Larangan perbuatan zina dan cabul sesama jenis selanjutnya bisa diatur melalui UU yang RUU-nya kini tengah digodok DPR. TERIMA KASIH