ANALISIS GRAVIMETRI
X KIMIA ANALISIS
Analisis Kuantitatif
Tahap-tahap Pengerjaan dalam Analisis Kuantitatif:
• Penarikan sampel (cuplikan)
• Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang
dapat diukur
• Pengukuran konstituen yang diinginkan
• Penghitungan dan interpretasi data analitik
3
Analisis Kuantitatif
Metode Konvensional:
• Cara Gravimetri
• Cara Volumetri
Metode Gravimetri
Pengertian:
• Adalah metode analisis yang didasarkan pada
pengukuran massa analit atau senyawa.
• Cara Penguapan
• Cara Elektrogravimetri
• Cara Pengendapan
6
• Contoh :
• Untuk penentuan kadar air hidrat dalam suatu senyawa
hidrat, dapat dilakukan dengan memanaskan senyawa
dimaksud yang telah diketahui beratnya pada suhu yang
sesuai. Berkurangnya berat sebelum dan sesudah
pemanasan menunjukkan berat air kristalnya. (dianggap
senyawa tidak terurai pada pemanasan)
7
AIR ---
DITANGKAP
•2
110,6
oC AIR
•3 +TOLUEN
TOLUEN
8
Elektrogravimetri (Electrogravimetry)
•Endapan dibentuk dengan teknik elektrokimia (elektrolisa).
Sebuah ion logam yang larut berkurang secara elektrolisa dan
membentuk endapan pada katoda yang inert. Katoda dan
anoda yang digunakan harus inert/tidak ikut bereaksi (Platina,
Pt).
•Katoda ditimbang sebelum dan setelah proses elektrolisa
bersama endapan logam yang menempel
• Perbedaan massa digunakan menghitung konsentrasi ion
logam yang berada dalam larutan induk.
10
Metode Gravimetri
Cara Elektrogravimetri (Elektrolisis)
• Prinsip:
• Zat yang dianalisa ditempatkan di dalam sel elektrolisa.
Setelah dilakukan elektrolisa, logam yang mengendap
pada katoda ditimbang.
• Contoh:
• Penentuan Cu dalam larutan pada suasana asam
menggunakan katoda Pt.
• Katoda : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
H+(aq) + e ½ H2(g)
• Anoda : H2O(l) + ½ O2 2H+(aq) + 2e
11
Contoh:
12
• Prinsipnya adalah :
mengubah bentuk komponen-komponen yang
diinginkan menjadi bentuk yang sukar larut.
• Reaksinya : aA + rR AaRr
Contoh
• Kalsium dapat ditetapkan secara gravimetri dengan cara
pengendapan sebagai kalsium oksalat. Selanjutnya
dilakukan pemanggangan hingga kalsium oksalat tersebut
menjadi kalsium oksida.
Lanjutan
MELARUTKAN CONTOH
• Menggunakan aquaregia dingin (campuran HCl:HNO3,
dengan perbandingan 3:1).
• Menggunakan aquaregia panas (campuran HCl:HNO3,
dengan perbandingan 3:1) atau dipanaskan di dalamnya.
• Dengan cara peleburan (untuk Natrium Silikat, Na2CO3 di
dalam silikat; Kalium Hidrogen Sulfat, KHSO4 di dalam biji
besi).
24
5. PENGENDAPAN
• Pengendapan adalah proses membentuk endapan yaitu padatan yang
dinyatakan tidak larut dalam air walaupun endapan tersebut sebenarnya
mempunyai kelarutan sekecil apapun.
• Prosedur analisis menentukan jumlah pereaksi yang digunakan /
ditambahkan kedalam sampel/analat agar terbentuk endapan. Dalam kasus
dimana jumlah pengendap tidak disebutkan, biasanya dapat dilakukan
estimasi kasar dengan cara perhitungan sederhana yang melibatkan
konsentrasi pereaksi dan perkiraan berat zat/konstituen yang ada.
• Biasanya disarankan pemakaian pengendap berlebih karena kelarutan
endapan-endapan berkurang atau menurun, yang disebabkan oleh efek ion
yang sama.
• Kelebihan pengendap yang banyak tidak diinginkan, bukan saja karena
pemborosan pereaksi tetapi juga karena endapan dapat cenderung melarut
kembali dalam kelebihan pereaksi yang banyak, membentuk ion rangkai
(kompleks). Sebagai contoh, senyawaan perak diendapkan dengan senyawa
klorida dan endapan menjadi lebih, tidak dapat larut bila terdapat cukup
kelebihan klorida, tetapi kelebihan klorida yang besar melarutkan endapan
tadi : Ag Cl + 2Cl¯ Ag Cl3 2¯
27
Pengendap
• Pengendap umumnya zat anorganik / zat organik
• Pengendap anorganik biasanya berupa basa, asam atau garamnya.
• Basa yang sering dipakai amonia (lar gas NH3 dalam air), NaOH atau
KOH. Endapan yang terbentuk berupa hidroksida yang akan
berubah menjadi oksidanya bila bentuk pertama dipijarkan.
• Pemakaian pengendap selalu berlebihan untuk mendapatkan
pengendapan sempurna
• tetapi dapat terjadi bahwa endapan hidroksida mula2 akan larut
dalam basa berlebih. Sebagai contoh, endapan Cu(OH)2 larut dalam
NH4OH. Pada kasus ini pengendapnya NaOH.
• Sebaliknya Al(OH)3 larut dalam basa kuat, NaOH atau KOH.
• Endapan Zn(OH)2 akan larut dalam basa lemah (NH4OH) atau basa
kuat (NaOH/KOH), pengendap yg baik (NH4)2HPO4.
• Senyawaan Ba dapat diendapkan dg H2SO4 shg membentuk
endapan BaSO4. Pengendapan BaSO4 dapat dilakukan dengan
Na2SO4 sebagai pengganti asam sulfat.
• Endapan perak klorida juga terbentuk bila pengendap NaCl
ditambahkan kedalam suatu larutan garam perak.
• Secara umum endapan yang berbentuk hidroksida akan terurai bila
dipijarkan pada suhu tinggi membentuk oksidanya
31
2. Pembentukan Endapan
• Yang utama dalam analisis gravimetri adalah
pembentukan endapan yang murni dan mudah disaring.
Contoh
38
Peptisasi
• Proses melarutnya endapan menjadi koloid.
• Pada waktu endapan dicuci, akan ada endapan yang larut
sehingga endapan akan kembali menjadi koloid.
• Akibatnya pada waktu disaring ada endapan yang lolos
dari kertas saring.
Pencegahan:
• Pada saat pencucian, endapan dicuci dengan elektrolit.
Contoh:
• BaSO4 Ba2+ + SO42-
• Pada pencucian ditambahkan H2SO4, sehingga reaksi
akan bergerak ke kiri.
39
Adsorpsi permukaan
• Terjadi pada permukaan lapisan induk.
• Jumlah zat yang diadsorpsi akan lebih banyak
dengan bertambah besarnya nukleus.
• Pencegahan :
Penambahan pereaksi sedikit-sedikit, dan dipanaskan
sambil diaduk perlahan-lahan.
Pencucian dengan larutan elektrolit. Contoh: untuk
pengendapan AgCl, dapat digunakan larutan HCl
sebagai pencuci.
43
b. Pospresipitasi
• Terjadinya endapan ke-2 setelah pengendapan ke-1. Ini
disebabkan karena ada garam yang sukar larut.
Contoh :
• Cu2+ diendapkan sebagai CuS, dengan adanya Zn2+ , ZnS
juga akan mengendap.
• Pencegahan:
- Menambahkan pereaksi lain untuk melarutkan pengotor.
- Mengganti pereaksi pengendap.
44
ENDAPAN KOLOID
Contoh:
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
AgCl cenderung membentuk endapan koloid
47
Koagulasi
4. Penyaringan Endapan
5. Mencuci Endapan
Cairan pencuci harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
• Tidak melarutkan endapan
• Tidak mendispersikan endapan
• Tidak membentuk hasil yang atsiri ataupun tak dapat larut
dengan endapan
• Mudah menguap pada temperatur pengeringan
• Tidak mengandung zat yang mengganggu untuk
penetapan berikutnya terhadap filtrat.
59
Contoh pencucian/penyaringan
• Pencucian endapan Fe(OH)3 menggunakan larutan
elektrolit asam nitrat, harus bebas ion Cl-, dipijarkan pada
suhu 600oC.
• Pencucian endapan BaSO4 harus bebas ion sulfat, tidak
dipijarkan untuk menghindari reduksi endapan oleh
karbon menjadi BaS.
• Pencucian endapan Cu(OH)2 harus bebas ion sulfat.
• Endapan Ni-DMG disaring dalam kaca masir, tidak
dipijarkan karena mengandung zat organik.
60
• Tujuan pengeringan :
menghilangkan air dan zat yang mudah menguap.
• Tujuan pemijaran :
mengubah endapan itu ke dalam suatu senyawa kimia
yang rumusnya diketahui dengan pasti.
61
Contoh
226 –398oC
• Ca2C2O4.H2O Ca2C2O4
420-600oC
• Ca2C2O4 CaCO3
850oC
• CaCO3 CaO
62
• Denganfaktorgravimetri:
𝐴𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑀𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑟𝑖
• 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖 =
𝑀𝑟 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
63
• Maka,
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃×𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖
• %𝐴 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
• Keterangan: A = analit
P = endapan
64
Contoh Soal
1. Sebanyak 1 gram hidrat tembaga (II) sulfat,
CuSO4.xH2O, dipanaskan sehingga semua air
kristalnya menguap. Massa zat padat yang tertinggal
adalah 0,64 gram. Tentukanlah rumus hidrat tersebut.
(H=1;O=16;S=32;Cu=63,5)
2. 0,6025 gram sampel garam klorida dilarutkan dalam air
dan kloridanya diendapkan dengan menambahkan perak
nitrat berlebih. Endapan perak klorida disaring, dicuci,
dikeringkan dan ditimbang. Ternyata beratnya 0,7134
gram. Hitunglah persentase klorida dalam sampel.
(Ar Cl=35,5; Ar Ag=108)
68