Anda di halaman 1dari 68

1

ANALISIS GRAVIMETRI
X KIMIA ANALISIS

by: Woro Dianingtyas


Dianita Indrawati
2

Analisis Kuantitatif
Tahap-tahap Pengerjaan dalam Analisis Kuantitatif:
• Penarikan sampel (cuplikan)
• Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang
dapat diukur
• Pengukuran konstituen yang diinginkan
• Penghitungan dan interpretasi data analitik
3

Analisis Kuantitatif
 Metode Konvensional:
• Cara Gravimetri
• Cara Volumetri

 Metode Fisiko-Kimia Modern:


• Cara Elektrokimia
• Cara Spektrofotometri
• Cara Kromatografik
4

Metode Gravimetri
Pengertian:
• Adalah metode analisis yang didasarkan pada
pengukuran massa analit atau senyawa.

• Adalah analisis kuantitatif dengan cara menimbang, yaitu


proses pemisahan dan penimbangan suatu komponen
(unsur) dalam suatu zat yang banyaknya tertentu dalam
keadaan semurni mungkin.
5

Untuk memisahkan zat ke bentuk yang dapat


terukur, cara Gravimetri dilakukan melalui :

• Cara Penguapan
• Cara Elektrogravimetri
• Cara Pengendapan
6

Metode Gravimetri Cara Penguapan


• Analit diuapkan, ditimbang dan bagian yang hilang
ditentukan.

• Digunakan untuk menetapkan komponen-komponen


dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap.

• Contoh :
• Untuk penentuan kadar air hidrat dalam suatu senyawa
hidrat, dapat dilakukan dengan memanaskan senyawa
dimaksud yang telah diketahui beratnya pada suhu yang
sesuai. Berkurangnya berat sebelum dan sesudah
pemanasan menunjukkan berat air kristalnya. (dianggap
senyawa tidak terurai pada pemanasan)
7

Beberapa gravimetri penguapan


AIR ---
•1 DILEPAS

AIR ---
DITANGKAP

•2

110,6
oC AIR
•3 +TOLUEN
TOLUEN
8

Penjelasan Air Hidrat / Air Kristal


• Suatu garam natrium sulfat hidrat sebanyak 27 gram dipanaskan
menghasilkan 18 gram natrium sulfat anhidrat. Tentukan jumlah
molekul air yang terikat pada garam natrium sulfat hidrat jika
diketahui Mr Na2SO4 = 142 g/mol dan Mr H2O = 18 g/mol.
• Jawaban:
• Na2SO4.xH2O → Na2SO4 + x H2O
• massa H2O = massa Na2SO4.xH2O – massa Na2SO4
• massa H2O = 27 gram – 18 gram
• massa H2O = 9 gram
• mol Na2SO4 : mol H2O
• (massa Na2SO4 / Mr Na2SO4) : (massa H2O / Mr H2O)
• (18g / 142 g/mol) : (9g / 18 g/mol)
• 0,127 mol : 0,5 mol
• 1:4
• Jumlah molekul air = 4
• Rumus molekul garam natrium sulfat hidrat tersebut
adalah Na2SO4.4H2O.
9

Elektrogravimetri (Electrogravimetry)
•Endapan dibentuk dengan teknik elektrokimia (elektrolisa).
Sebuah ion logam yang larut berkurang secara elektrolisa dan
membentuk endapan pada katoda yang inert. Katoda dan
anoda yang digunakan harus inert/tidak ikut bereaksi (Platina,
Pt).
•Katoda ditimbang sebelum dan setelah proses elektrolisa
bersama endapan logam yang menempel
• Perbedaan massa digunakan menghitung konsentrasi ion
logam yang berada dalam larutan induk.
10

Metode Gravimetri
Cara Elektrogravimetri (Elektrolisis)
• Prinsip:
• Zat yang dianalisa ditempatkan di dalam sel elektrolisa.
Setelah dilakukan elektrolisa, logam yang mengendap
pada katoda ditimbang.
• Contoh:
• Penentuan Cu dalam larutan pada suasana asam
menggunakan katoda Pt.
• Katoda : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
H+(aq) + e ½ H2(g)
• Anoda : H2O(l) + ½ O2 2H+(aq) + 2e
11

Contoh:
12

Prinsip Perhitungan Elektrolisis


Hukum Faraday I
• “Massa zat yang terbentuk pada masing-masing elektroda
sebanding dengan kuat arus/arus listrik yang mengalir
pada elektrolisis tersebut”.
Rumus:
• m = e . i . t / 96500
• m = massa zat yang dihasilkan (gram)
e = berat ekivalen = Ar/ Valensi = Mr/Valensi
i = kuat arus listrik (ampere)
t = waktu (detik)
q = muatan listrik (coulomb) = i x t
1 faraday = 96500 coulomb
13

Metode Gravimetri Cara Pengendapan


• Cara pemisahan dalam gravimetri yang relatif lebih
banyak dan lebih mudah dilakukan.

• Prinsipnya adalah :
mengubah bentuk komponen-komponen yang
diinginkan menjadi bentuk yang sukar larut.

• Dengan cara ini, komponen dari suatu zat yang dianalisis


diendapkan dari larutannya dengan suatu pereaksi
menjadi suatu senyawa yang mengendap (tidak mudah
larut), sehingga apabila kemudian dipisahkan dari
larutannya dengan cara ditapis (disaring) tidak banyak
yang hilang.
14

• Reaksinya : aA + rR AaRr

• Bentuk ini kemudian harus dapat dipisahkan secara


sempurna, dicuci, dikeringkan dan ditimbang.
15

Contoh
• Kalsium dapat ditetapkan secara gravimetri dengan cara
pengendapan sebagai kalsium oksalat. Selanjutnya
dilakukan pemanggangan hingga kalsium oksalat tersebut
menjadi kalsium oksida.

• Ca2+(aq) + C2O42-(aq) CaC2O4(s)

• CaC2O4(s) CaO(s)+ CO2(g)+ CO(g)


16

Syarat-syarat bentuk senyawa yang diendapkan adalah :


• Kelarutannya harus rendah
• Endapan yang terbentuk mudah disaring dan dicuci
• Endapan harus mudah diubah menjadi bentuk senyawa
yang dapat ditimbang.

Syarat-syarat bentuk senyawa yang ditimbang adalah :


• Stoikiometri
• Mempunyai kestabilan yang tinggi
• Faktor gravimetrinya kecil
17

• Faktorgravimetri (faktorkimia) adalah


“jumlah gram analitdalam 1 gram endapan“.

𝑨𝒓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑴𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒄𝒂𝒓𝒊


• 𝑭𝒂𝒌𝒕𝒐𝒓 𝒈𝒓𝒂𝒗𝒊𝒎𝒆𝒕𝒓𝒊 =
𝑴𝒓 𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒊𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈
18

Contoh Bentuk Senyawa yang Diendapkan dan


Ditimbang

Ion yang Pereaksi Senyawa yang Senyawa yang


ditetapkan pengendap diendapkan ditimbang
Fe3+ NH4OH Fe(OH)3 Fe2O3
Ba2+ H2SO4 BaSO4 BaSO4
Cu2+ NaOH Cu(OH)2 CuO
Cl- AgNO3 AgCl AgCl
SO42- BaCl2 BaSO4 BaSO4

Tentukan faktor gravimetrinya !


19

Langkah-langkah dalam analisis gravimetri


• Persiapan larutan sampel
• Pengendapan
• Digest (menumbuhkan kristal-kristal endapan)
• Penyaringan
• Pencucian
• Pengeringan atau Pemijaran
• Penimbangan
• Perhitungan
20

Langkah-langkah dalam Analisa Gravimetri


(Steps in gravimetric analysis)
1. Menyiapkan sampel/contoh (Prepare the sample)
• Contoh dapat berbentuk serbuk, gumpalan, lempeng (logam)
atau cairan.
• Bila berbentuk serbuk kasar maka harus diperkecil ukurannya
dengan mesin penggiling sebelum ditimbang.
• Sedangkan lempeng logam dibor pada beberapa tempat.
Serbuk hasil penumbukan, penggilingan atau pengeboran
kemudian dikumpulkan untuk dibawa ke laboratorium.
• agar dalam penimbangannya cukup mewakili (representatif)
maka jumlahnya harus diperkecil. Salah satu cara yang
paling populer ialah dengan mengkuarter (memperempat).
21

Langkah-langkah dalam Analisa Gravimetri


2. Menimbang Contoh (Weighing the sample)

• Menimbang dalam kimia analisis, merupakan suatu perlakuan


yang sangat penting, karena kesalahan dalam menimbang
akan menggagalkan semua proses dalam analisa.
• Neraca yang digunakan 0,1 mg ( 0,0001 g ). disebut Neraca
Analitik. Beberapa jenis neraca analitik sbb :
Neraca ayun 2 pinggan, sudah jarang digunakan sangat sulit
dalam pemakaian dan akurasi yang kurang bagus
Neraca Elektrik, masih menggunakan prinsip mekanik dan
nilai dari hasil penimbangan suatu zat dibaca sebagai angka
yang ditunjukkan oleh pantulan dari lampu
Neraca Digital, paling banyak digunakan. tipe ini paling
mudah digunakan dan mempunyai ketelitian paling tinggi.
22

Langkah-langkah dalam Analisa Gravimetri


3. MELARUTKAN CONTOH
Pada umumnya, sampel larut dalam air tapi ada sampel tidak larut
dalam air atau pelarut polar. Dalam hal seperti ini, sampel non polar
akan larut dalam pelarut non polar. Jika sampel tidak larut dalam air,
kita bisa melakukan beberapa metode di bawah ini secara berurutan:
• Menggunakan aquades panas atau dipanaskan dengan aquades.
• Menggunakan lar asam encer dingin (HCl; H2SO4 ; HNO3) atau
larutan basa encer dingin (Natrium Hidroksida, NaOH)
• Menggunakan larutan asam encer panas (HCl; H2SO4 ; HNO3) atau
dipanaskan
• Menggunakan lar asam pekat dingin (HCl; H2SO4 ; HNO3).
• Menggunakan larutan asam pekat panas (asam klorida, HCl; asam
sulfat, H2SO4 ; asam nitrat, HNO3) atau dipanaskan di dalamnya.
23

Lanjutan
MELARUTKAN CONTOH
• Menggunakan aquaregia dingin (campuran HCl:HNO3,
dengan perbandingan 3:1).
• Menggunakan aquaregia panas (campuran HCl:HNO3,
dengan perbandingan 3:1) atau dipanaskan di dalamnya.
• Dengan cara peleburan (untuk Natrium Silikat, Na2CO3 di
dalam silikat; Kalium Hidrogen Sulfat, KHSO4 di dalam biji
besi).
24

Lanjutan - Melarutkan contoh


• Sample dilarutkan ke dalam gelas piala yang volumenya sesuai kebutuhan.
Agar tidak terjadi kesalahan, gelas piala harus ditandai dengan spidol atau
pensil pada bagian dietsa/asah. Sampel yang telah ditimbang dimasukkan
dengan hati-hati ke dalam gelas piala dengan pengaduk. Sisa sampel
dibilaskan dengan aquades dengan labu semprot, jika sampel mudah larut
dalam air, maka penambahan 100-150 ml aquades sudah cukup, atau
disesuaikan dengan cara kerja.
• Garam dari basa lemah dapat dihidrolisa sehingga mengendap sebagai
senyawa hidroksida. Reaksi ini bisa dihindari dengan menambahkan asam
senama/sewarga untuk mengasamkan. Sebagai contoh, pada larutan
terusi(tembaga sulfat), lama-kelamaan akan mengendap menjadi tembaga
(II) hidroksida yang berwarna biru, untuk menghindari hal ini H2SO4
ditambahkan untuk mengasamkan
• Ketika melarutkan asam setengah pekat, gelas piala ditutup dengan kaca
arloji yang telah dicuci dengan air suling (aquades). Proses pelarutan
dengan asam harus dilakukan di dalam ruang asam untuk menghindari
terhirupnya uap yang berbahaya.
25

4. Mengatur Kondisi Larutan

• Kondisi larutan harus diatur sesuai sifat reaksi


pengendapan, seperti mengatur pH dari reaksi jika reaksi
membutuhkan suasana asam, basa, netral, dapat juga
dipanaskan jika reaksi membutuhkan suhu di atas suhu
ruangan, karena kelarutan pada umumnya naik sesuai
dengan naiknya suhu jadi derajat kelewat jenuhan partikel
berkurang, atau bisa juga didinginkan di bawah suhu
ruangan.
26

5. PENGENDAPAN
• Pengendapan adalah proses membentuk endapan yaitu padatan yang
dinyatakan tidak larut dalam air walaupun endapan tersebut sebenarnya
mempunyai kelarutan sekecil apapun.
• Prosedur analisis menentukan jumlah pereaksi yang digunakan /
ditambahkan kedalam sampel/analat agar terbentuk endapan. Dalam kasus
dimana jumlah pengendap tidak disebutkan, biasanya dapat dilakukan
estimasi kasar dengan cara perhitungan sederhana yang melibatkan
konsentrasi pereaksi dan perkiraan berat zat/konstituen yang ada.
• Biasanya disarankan pemakaian pengendap berlebih karena kelarutan
endapan-endapan berkurang atau menurun, yang disebabkan oleh efek ion
yang sama.
• Kelebihan pengendap yang banyak tidak diinginkan, bukan saja karena
pemborosan pereaksi tetapi juga karena endapan dapat cenderung melarut
kembali dalam kelebihan pereaksi yang banyak, membentuk ion rangkai
(kompleks). Sebagai contoh, senyawaan perak diendapkan dengan senyawa
klorida dan endapan menjadi lebih, tidak dapat larut bila terdapat cukup
kelebihan klorida, tetapi kelebihan klorida yang besar melarutkan endapan
tadi : Ag Cl + 2Cl¯  Ag Cl3 2¯
27

Langkah-langkah yang harus diperhatikan


dalam analisis gravimetri
1. Penambahan Pereaksi Pengendap.
2. Pembentukan Endapan.
3. Kontaminasi Endapan.
4. Menyaring dan Mencuci Endapan.
5. Pengeringan dan Pemanasan Endapan.
28

1. Penambahan Pereaksi Pengendap


• Sebagai pereaksi pengendap dapat digunakan senyawa
anorganik atau senyawa organik tetapi dipilih yang
spesifik dan mudah menguap.

• Mengapa harus dipilih yang mudah menguap?


agar zat pengganggu bila tidak hilang waktu dicuci, dapat
dihilangkan waktu pemanasan.
29

• Contoh, untuk mengendapkan ion :


• Fe3+ lebih baik digunakan pereaksi NH4OH daripada
KOH atau NaOH.

• Ba2+ lebih baik digunakan pereaksi H2SO4 daripada


Na2SO4 atau K2SO4.

• Ag+ lebih baik digunakan pereaksi HCl daripada KCl


atau NaCl.
30

Pengendap
• Pengendap umumnya zat anorganik / zat organik
• Pengendap anorganik biasanya berupa basa, asam atau garamnya.
• Basa yang sering dipakai amonia (lar gas NH3 dalam air), NaOH atau
KOH. Endapan yang terbentuk berupa hidroksida yang akan
berubah menjadi oksidanya bila bentuk pertama dipijarkan.
• Pemakaian pengendap selalu berlebihan untuk mendapatkan
pengendapan sempurna
• tetapi dapat terjadi bahwa endapan hidroksida mula2 akan larut
dalam basa berlebih. Sebagai contoh, endapan Cu(OH)2 larut dalam
NH4OH. Pada kasus ini pengendapnya NaOH.
• Sebaliknya Al(OH)3 larut dalam basa kuat, NaOH atau KOH.
• Endapan Zn(OH)2 akan larut dalam basa lemah (NH4OH) atau basa
kuat (NaOH/KOH), pengendap yg baik (NH4)2HPO4.
• Senyawaan Ba dapat diendapkan dg H2SO4 shg membentuk
endapan BaSO4. Pengendapan BaSO4 dapat dilakukan dengan
Na2SO4 sebagai pengganti asam sulfat.
• Endapan perak klorida juga terbentuk bila pengendap NaCl
ditambahkan kedalam suatu larutan garam perak.
• Secara umum endapan yang berbentuk hidroksida akan terurai bila
dipijarkan pada suhu tinggi membentuk oksidanya
31

Contoh Pereaksi Anorganik


Pereaksi Ion Logam Terendap
HCl encer Ion Ag+, Hg2+, Pb2+
H2S dalam HCl encer Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, Sn2+,
As2+, Sb3+, Sn4+
H2S dalam buffer amonia Ni2+, Co2+, Mn2+, Zn2+
Larutan buffer amonia Al3+, Cr3+, Fe3+
(NH4)2CO3 dalam buffer amonia Ba2+, Sr2+, Ca2+
Na3PO4 Mg2+ menjadi MgNH4PO4.6H2O
32

Contoh Pereaksi Organik


Pereaksi Ion Logam Terendap
Dimetilglioksim (DMG) Ni dalam NH3,
α- benzoinoksim (kupron) Cu dalam NH3 dan tartrat, Mo dan W
dalam H+
Kupferron Fe3+, V5+, Ti4+, Zr4+, Sn4+, U4+
8-hidroksikuinolin Mg, Al dan beberapa logam lain
Asam antranilat Cu, Cd, Co dan Zn dalam H+
Natrium dietilditiokarbamat Beberapa logam dalam larutan asam
33

2. Pembentukan Endapan
• Yang utama dalam analisis gravimetri adalah
pembentukan endapan yang murni dan mudah disaring.

• Tahap Pembentukan Endapan:

Kluster Partikel Partikel


Ion 10-8 cm nukleasi 10-8 koloid 10-7 endapan
– 10-7 cm – 10-4 cm > 10-4 cm
34

Lanjutan 1 ---- PENGENDAPAN


• Secara umum, bila tidak ditentukan, dapat digunakan atau
ditambahkan 10% kelebihan pengendap. Dalam semua hal, cairan
supernatan atau saringan (filtrat) harus diuji untuk mengetahui
kesempurnaan endapan dengan menambahkan sedikit
penambahan jumlah pengendap.
• Hal yang utama dalam analisis gravimetri ialah pembentukan
endapan yang murni dan mudah disaring .
• Pengendapan mulai terjadi dengan terbentuknya sejumlah partikel
kecil yang disebut inti-inti (nukla) bila ketetapan hasil kali kelarutan
(Ksp) suatu senyawaan dilampaui. Partikel-partikel kecil ini
ukurannya akan membesar dan akan mengendap ke dasar wadah.
Partikel-partikel yang relatif besar ini seringkali lebih murni dan
lebih mudah disaring. Pada umumnya ukuran partikel meningkat
mencapai ukuran maksimum dan kemudian berkurang bila
konsentrasi pereaksi dinaikkan.
35

Lanjutan 2 ---- PENGENDAPAN


• Pengendapan sangat umum dilakukan pada suhu tinggi, dengan
alasan bahwa garam dari asam lemah seperti CaC2O4 dan ZnS
lebih baik bila diendapkan dalam suasana asam lemah daripada
suasana basa. Bariumsulfat akan lebih baik diendapkan dalam
HCl 0,01 M sampai dengan 0,05 M karena kelarutan akan
meningkat dengan terbentuknya ion hidrogensulfat (HSO4-).
• Setelah endapan terbentuk kadang-kadang perlu dilakukan
pencernaan (digestion) atau penuaan (aging) artinya endapan
tersebut dibiarkan bersentuhan atau kontak dengan larutan
induk (mother liquor), biasanya pada suhu yang ditinggikan
sebelum penyaringan dilakukan.
36

Tahap Pembentukan Endapan


• Terjadi pengelompokan ion,
• Pembentukan partikel yang sangat kecil, yang disebut
nukleus.
• Karena ada ion-ion yang bergerak, maka pada
permukaan nukleus akan menempel ion-ion yang
berlawanan muatannya.
• Tumbuh koloid kemudian terjadi endapan yang besar.
37

Contoh
38

Peptisasi
• Proses melarutnya endapan menjadi koloid.
• Pada waktu endapan dicuci, akan ada endapan yang larut
sehingga endapan akan kembali menjadi koloid.
• Akibatnya pada waktu disaring ada endapan yang lolos
dari kertas saring.

Pencegahan:
• Pada saat pencucian, endapan dicuci dengan elektrolit.
Contoh:
• BaSO4 Ba2+ + SO42-
• Pada pencucian ditambahkan H2SO4, sehingga reaksi
akan bergerak ke kiri.
39

Lanjutan 3 ---- PENGENDAPAN


• Partikel-partikel kecil dari endapan berbentuk kristalin seperti BaSO4,
lebih dapat larut dibandingkan partikel-partikel besarnya yang
mengakibatkan larutan tersebut lewat jenuh terhadap partikel besar.
• Untuk meningkatkan ukuran partikel dari kecil menjadi besar seperti
pada endapan kristalin BaSO4, dilakukan proses pemasakan (ripening).
Pemasakan ini dapat dilakukan diatas penangas air (water bath) dimana
wadah beserta endapan disimpan diatasnya selama 30 – 60 menit.
• Endapan selai (gelatin) seperti besi (III) hidroksida tidak dicerna
(digest) karena endapan kecilnya tidak begitu berbeda dengan endapan
besarnya sehingga tidak terjadi peningkatan ukuran yang berarti. Untuk
memperoleh endapan dengan partikel berukuran besar, pengendapan
dilakukan dengan menambahkan perlahan-lahan larutan encer
pengendap.
• Endapan kristalin biasanya dicernakan pada suhu yang dinaikkan
sebelum penyaringan yang bertujuan untuk makin meningkatkan
ukuran partikel.
40

Lanjutan 4 ---- PENGENDAPAN


• Pada waktu proses pengendapan suatu endapan, dapat
terjadi suatu zat yang biasanya dapat larut akan terbawa
mengendap dan peristiwa ini disebut kopresipitasi.
• Sebagai contoh suatu larutan barium klorida yang
mengandung sedikit ion nitrat dan kedalam larutan ini
ditambah pengendap asamsulfat maka endapan
bariumsulfat akan mengandung barium nitrat. Hal ini
diistilahkan nitrat tersebut dikopresipitasi bersama sulfat.
• Kopresipitasi dapat terjadi karena terbentuknya kristal
campuran atau oleh adsorpsi ion-ion selama proses
pengendapan. Kristal campuran ini memasuki kisi kristal
endapan, sedangkan ion-ion yang teradsorpsi ditarik
kebawah bersama-sama endapan pada proses koagulasi.
41

3. Pengotoran (kontaminasi) Endapan


a. Kopresipitasi
Oklusi
• Pengotor yang terkurung diantara butir-butir endapan
yang menggumpal menjadi satu.

• Jika proses pertumbuhan kristal lambat, zat pengotor


akan larut lagi dan partikel akan tumbuh menjadi
partikel besar dan murni.

• Sebaliknya jika pertumbuhan cepat maka zat


pengotor masuk ke dalam kisi-kisi kristal.
42

Adsorpsi permukaan
• Terjadi pada permukaan lapisan induk.
• Jumlah zat yang diadsorpsi akan lebih banyak
dengan bertambah besarnya nukleus.

• Pencegahan :
Penambahan pereaksi sedikit-sedikit, dan dipanaskan
sambil diaduk perlahan-lahan.
Pencucian dengan larutan elektrolit. Contoh: untuk
pengendapan AgCl, dapat digunakan larutan HCl
sebagai pencuci.
43

b. Pospresipitasi
• Terjadinya endapan ke-2 setelah pengendapan ke-1. Ini
disebabkan karena ada garam yang sukar larut.

Contoh :
• Cu2+ diendapkan sebagai CuS, dengan adanya Zn2+ , ZnS
juga akan mengendap.

• Pencegahan:
- Menambahkan pereaksi lain untuk melarutkan pengotor.
- Mengganti pereaksi pengendap.
44

Penjelasan 1---- PENGENDAPAN ENDAPAN

MEKANISME PEMBENTUKAN ENDAPAN

• Terbentuknya endapan dimulai dari terbentuknya


larutan lewat jenuh (super saturated solution).
• Nukleasi, sejumlah partikel (ion, atom atau molekul)
membentuk inti mikroskopik dari fasa padat, semakin
tinggi derajat lewat jenuh, semakin besar laju
nukleasi. Pembentukan nukleasi dapat secara
langsung atau dengan induksi
45

Proses pengendapan selanjutnya merupakan


kompetisi antara nukleasi dan PARTICLE
GROWTH
PARTICLE GROWTH: Begitu suatu situs nukleasi
terbentuk, ion-ion lain tertarik sehingga
membentuk partikel besar yang dapat disaring
46

ENDAPAN KOLOID
Contoh:
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
AgCl cenderung membentuk endapan koloid
47

• Pada awalnya hanya terdapat sangat sedikit Cl-


bebas di dalam larutan disebabkan Ag+ berlebih
• Lapisan terluar dari endapan yang mengandung
kedua ion cenderung untuk menarik Ag+ ke
lapisan primer
48

Ukuran koloid dapat ditingkatkan dg


pemanasan, pengadukan dan penambahan
elektrolit
Proses merubah koloid sehingga dapat
disaring disebut koagulasi atau aglomerasi
49

Koagulasi

Beberapa koloid bila berkoagulasi, mengangkut turun sejumlah besar


air menghasilkan endapan mirip selai / gel.
❶Liofilik/hidrofilik/emulsoid: koloid yg mempunyai afinitas kuat
terhadap pelarut/air contoh: Fe(OH)3
❷liofobik/suspensoid: koloid yg mempunyai afinitas terhadap
pelarut/air rendah, contoh: AgCl
50

5.1. Endapan Kristalin


• Pembentukan endapan kristalin seperti BaSO4, ketidakmurnian
teradsorpsi sewaktu partikel-partikel endapan masih kecil. Ketika
partikel tersebut membesar dapat terjadi pengotor tersebut
berada/masuk dalam kristal. Pengotoran jenis ini disebut oklusi.
• Kopresipitasi dapat dikurangi tetapi tidak dapat dihilangkan sama
sekali. Bila diketahui mengandung ion pengotor, maka
dihilangkan dulu. Sebelum proses pengendapan m.
• Kemurnian suatu endapan kristalin dapat ditingkatkan dengan
jalan disaring, dilarutkan kembali (ulang) dan kemudian
diendapkan kembali. Hal ini dapat dilakukan bila endapan tersbut
mudah dilarutkan. Tetapi endapan bariumsulfat yang tidak mudah
dilarutkan kembali, kemurniannya dapat ditingkatkan dengan
proses penuaan atau pencernaan.
51

5.2. Endapan selai/gelatin


• Partikel-partikel endapan selai jumlahnya lebih banyak dan jauh
lebih kecil ukurannya dibandingkan partikel endapan kristalin.
• Karena kecil maka luas permukaan pada larutannya sangat besar
mengakibatkan teradsorpsinya air dalam jumlah relatif besar.
• Hal ini menyebabkan endapan tersebut mirip gelatin dan adsorpsi
ion-ion lainnya sangat ekstensif.
• Partikel-partikel endapan selai tidak mudah tumbuh menjadi besar
dan pengotor tidak akan masuk kedalam endapan tapi akan terikat
pada permukaan partikel-partikel kecil tadi.
• Ion-ion H+ dan OH- mudah teradsorpsi oleh endapan selai seperti
Fe(OH)3 dan Al(OH)3.
• Besi (III) hidroksida bermuatan positif pada pH  8,5 tetapi
bermuatan negatif pada pH lebih tinggi dari itu.
• Untuk meningkatkan kemurnian endapan selai dapat dilakukan
dengan pencucian atau pengendapan ulang. Proses pencernaan
tidak berguna karena endapan selai tersebut sedikit sekali dapat
larut sehingga partikel-partikelnya tidak terlalu cenderung tumbuh
untuk membesar.
52

Menguji kesempurnaan endapan


Faktor-faktor yang berpengaruh pada keberhasilan reaksi
pengendapan :
• Endapan harus mempunyai nilai Ksp sangat kecil, shg
tidak ada kehilangan endapan yang berarti. Artinya jumlah
zat itu, yang tetap tertinggal dalam larutan, tak melampaui
jumlah minimum yang terdeteksi dalam neraca analitik
biasa, yaitu 0,1 mg.
• Sifat fisika dari endapan partikelnya tidak lolos melalui
medium penyaring, dan ukuran partikelnya tidak
berkurang oleh proses pencucian.
• Endapan harus dirubah menjadi zat murni dengan
komposisi kimia yang diketahui, ini bisa dilakukan dengan
pemijaran dan penguapan.
53

4. Penyaringan Endapan

Ada dua tipe metode menyaring yang paling sering


digunakan dalam laboratorium kimia, yaitu
❶ penyaringan gravity (dengan gaya berat) dan
❷ penyaringan vakum atau dengan penghisapan
54

Penyaringan endapan dapat dilakukan dengan :


1. Kertas saring
Yang digunakan adalah kertas saring yang sangat rendah
kadar abunya (Kertas Saring Bebas Abu).
Ada tiga tekstur kertas saring, yaitu :
a. untuk endapan halus
b. untuk endapan sedang (medium)
c. untuk endapan mirip gelatin dan endapan kasar.
55

Karakteristik kertas saring Whatman

Kertas Saring Partikel Partikel Partikel


kasar sedang halus
Nomor 541 540 542
Abu 0,08 0,08 0,09
56

2.Penyaring asbes (cawan Gooch)


57

3.Penyaring lempeng berpori


terbuat dari kaca Pyrex (penyaring kaca masir), silika
(penyaring vitreosil).
58

5. Mencuci Endapan
Cairan pencuci harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
• Tidak melarutkan endapan
• Tidak mendispersikan endapan
• Tidak membentuk hasil yang atsiri ataupun tak dapat larut
dengan endapan
• Mudah menguap pada temperatur pengeringan
• Tidak mengandung zat yang mengganggu untuk
penetapan berikutnya terhadap filtrat.
59

Contoh pencucian/penyaringan
• Pencucian endapan Fe(OH)3 menggunakan larutan
elektrolit asam nitrat, harus bebas ion Cl-, dipijarkan pada
suhu 600oC.
• Pencucian endapan BaSO4 harus bebas ion sulfat, tidak
dipijarkan untuk menghindari reduksi endapan oleh
karbon menjadi BaS.
• Pencucian endapan Cu(OH)2 harus bebas ion sulfat.
• Endapan Ni-DMG disaring dalam kaca masir, tidak
dipijarkan karena mengandung zat organik.
60

6. Pengeringan dan pemijaran


• Endapan yang telah dicuci, dikeringkan, diabukan, dan
dipijarkan sampai beratnya konstan.

• Tujuan pengeringan :
menghilangkan air dan zat yang mudah menguap.

• Tujuan pemijaran :
mengubah endapan itu ke dalam suatu senyawa kimia
yang rumusnya diketahui dengan pasti.
61

Contoh
226 –398oC

• Ca2C2O4.H2O Ca2C2O4

420-600oC

• Ca2C2O4 CaCO3

850oC

• CaCO3 CaO
62

Perhitungan dalam Analisis Gravimetri


• Dari beratendapan yang ditimbang, makapresentaseanalit
A adalah:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴
%𝐴= × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

• Denganfaktorgravimetri:
𝐴𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑀𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑟𝑖
• 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖 =
𝑀𝑟 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
63

• Perkalian berat endapan P dengan faktor gravimetri


memberikan banyaknya gram analit dalam sampel.

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖

• Maka,
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃×𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖
• %𝐴 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

• Keterangan: A = analit
P = endapan
64

APLIKASI ANALISIS GRAVIMETRI


• Analisis gravimetri dapat diterapkan hampir pada setiap
unsur.
65

Contoh: Penentuan Kadar Besi


• Besi diendapkan sebagai besi (III) hidroksida, kemudian
dipijarkan pada suhu tinggi menjadi Fe2O3.
• Merupakan contoh untuk analisis batuan dimana besi
dipisahkan dahulu dari unsur-unsur yang mengganggu.
• Bijih besi biasanya dilarutkan dalam asam klorida, dan
asam nitrat digunakan untuk mengoksidasi besi ke
keadaan oksidasi +3.
• Jadi larutan yang mengandung besi (III) ditambahkan
larutan amonia yang sedikit berlebih untuk
mengendapkan Fe(OH)3(sebenarnya disebut oksida
berair, Fe2O3.XH2O).
66

• Fe3++ 3NH3+ 3H2O Fe(OH)3+ 3NH4+

• Endapan mirip gelatin yang sangat tidak larut dalam air.


Endapan dicuci dengan air yang mengandung sedikit
amonium nitrat untuk mencegah peptisasi.

• Penyaringan dilakukan dengan menggunakan kertas


saring, kemudian kertas dan endapan dibakar pada suhu
yang cukup tinggi.
67

Contoh Soal
1. Sebanyak 1 gram hidrat tembaga (II) sulfat,
CuSO4.xH2O, dipanaskan sehingga semua air
kristalnya menguap. Massa zat padat yang tertinggal
adalah 0,64 gram. Tentukanlah rumus hidrat tersebut.
(H=1;O=16;S=32;Cu=63,5)
2. 0,6025 gram sampel garam klorida dilarutkan dalam air
dan kloridanya diendapkan dengan menambahkan perak
nitrat berlebih. Endapan perak klorida disaring, dicuci,
dikeringkan dan ditimbang. Ternyata beratnya 0,7134
gram. Hitunglah persentase klorida dalam sampel.
(Ar Cl=35,5; Ar Ag=108)
68

3. Arus listrik 1 ampere dilewatkan selama 1 jam melalui


larutan perak nitrat. Tentukan massa perak (Ag=108)
yang diendapkan.
4. Dalam suatu sampel batuan fosfat seberat 0,5428
gram, fosfor diendapkan sebagai MgNH4PO4.6H2O dan
dipijarkan menjadi Mg2P2O7. Jika berat endapan hasil
pemijaran adalah 0,2234 gram;
a. Hitunglah persentase P2O5 dalam sampel.
b. Hitunglah berat endapan MgNH4PO4.6H2O.
(Ar Mg=24,3; Ar P=31; Ar O=16; Ar N=14)

Anda mungkin juga menyukai