Anda di halaman 1dari 11

MENINGITIS ANAK

Disusun oleh :
 A’inuun Pangastuti (1610201001)  Rizki Ediasih P. (1610201009)
 Luluk Nur K. (1610201002)  Widria Nova A. (1610201010)
 Nur Sa’adah M. (1610201003)  Nur Hidayah (1610201011)
 Supriyati (1610201004)  Catur Retno P. (1610201012)
 Astriningrum T. K. (1610201005)  Nabillah Alif A. (1610201013)
 Ogi Oprilia Wahyu (1610201006)  Devi R. M. (1610201014)
 Annisa Fatonah (1610201008)  Wahyu Aji S. (1610201069)
DEFINISI
• Meningitis adalah radang selaput otak yang ditandai dengan adanya peningkatan leukosit
dalam CSF.

• Meningitis merupakan penyakit serius pada anak dan dapat mengakibatkan kerusakan otak,
kerusakan saraf, tuli, stroke, dan bahkan kematian. Penyebab utama meningitis pada bayi
baru lahir adalah streptokokus grup B, basilus enterik gram-negatif, seperti Escherichia Coli,
dan Listeria monocytogenes (Centers for Disease Control and Prevention, 2009).
KLASIFIKASI
1. Meningitis bakteri/purulenta  Disebabkan oleh penyebaran infeksi dari
penyakit lain. Bersifat akut dan menghasilkan eksudat berupa pus

2. Meningitis Tuberkola  komplikasi infeksi TBC primer

3. Meningitis virus  Disebabkan oleh virus. Gejala klinis biasanya ringan,

jika berat biasanya ditemukan nyeri kepala/kuduk


ETIOLOGI
Penyebab dari meningitis yaitu bakteri, antara lain :

1. Haemophilus influenza (Tipe B)

2. Strepcocus pneumoniae

3. Nesseria meningitis

4. B hemolytic Strepcocus

5. Staphilococcus aureu

6. e.coli.
TANDA DAN GEJALA
 Neonatus  Menolak untuk makan, refleks menghisap kurang, muntah atau diare,
tonus otot kurang, kurang gerak, dan menangis lemah

 Anak-anak dan Remaja  Demam tinggi, sakit kepala, muntah yang diikuti dengan
perubahan sensori, kejang, mudah terstimulasi dan teragitasi, fotofobia, delirium,
halusinasi, perilaku agresif atau maniak, koma, kaku kuduk, opistotonus. Tanda
kering dan brundzinksi positif, refleks fisiologis hiperaktif, dan pruritus

 Bayi dan Anak-anak  Demam, malas makan, muntah, mudah terstimulasi, kejang,
menangis dengan merintih, ubun-ubun menonjol, kaku kuduk dan Tanda kering.
PATOFISILOGI & PATHWAYS

- Terlampir -
KOMPLIKASI
• Hidrosefalus obstruksi • Edema dan herniasi cerebral
• Meningococoal septicemia (mengingocemia) • Cerebral palsy

• Sindrom Water Friderichsen (septik syok, • Gangguan mental


DIC, perdarahan adrenal bilateral)
• SIADH (Syndrome Inappropriate • Gangguan belajar
Antidiuretic Hormone)
• Efusi subdural • Attention defecit disorder

• Kejang
TEST DIAGNOSTIK

Jika mungkin, pastikan diagnosis dengan pungsi lumbal dan pemeriksaan cairan
serebrospinal (CSS). Jika CSS keruh dan reaksi Nonne dan Pandy positif, pertimbangkan
meningitis dan segera mulai berikan pengobatan sambil menunggu hasil laboratorium.
Pemeriksaan mikroskopik CSS pada sebagian besar meningitis menunjukkan peningkatan
jumlah sel darah putih (PMN) di atas 100/mm3. Selanjutnya dilakukan pengecatan Gram.
Tambahan informasi bisa diperoleh dari kadar glukosa CSS (rendah: < 1.5 mmol/liter), protein
CSS (tinggi: > 0.4 g/l), dan biakan CSS (bila memungkinkan). Jika terdapat tanda peningkatan
tekanan intrakranial, tunda tindakan pungsi lumbal tetapi tetap lakukan pengobatan.
PENATALAKSANAAN
SKENARIO
Seorang An. L berusia 1 tahun datang ke IRD RSUD dengan keluhan demam tinggi dan
kejang. Demam dirasakan selama 4 hari, tetap tinggi dengan pemberian obat penurun panas. Setelah
dilakukan anamnesa, An. L pernah memiliki riwayat terkena diare saat usia 1 bulan. Ibu anak
mengatakan An. L tidak mau makan, rewel dan menangis terus. Ibu anak mengatakan An.L mengalami
penurunan berat badan. Ibu mengungkapkan anak mual dan muntah. Anak tampak lemas dan pucat. Ibu
anak mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita sakit flu dan batuk. Hasil pemeriksaaan fisik
: Suhu : 38°C, nadi : 140x/menit, RR : 40x/menit. Kesadaran : Komposmestis, Mata nampak anemi.
Hasil lab : Kalium serum normal 3,5-5,5 mEq/L, Na serum normal 135-145 mEq/L, Kalsium serum
normal 8,0-10 mg/dl.
ASUHAN KEPERAWATAN
• Diagnosa keperawatan yang muncul :

1) Hipertermi berhubungan dengan penyakit (utama)

2) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi

3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor


biologi

4) Resiko Cidera

Anda mungkin juga menyukai