Anda di halaman 1dari 25

PENERAPAN

PROSEDUR AUDIT
Rizki Kurnisari
Refi Agus Refina
SURAT REPRESENTASI
MANAJEMEN
SESUAI DENGAN SA SEKSI 333
• surat representasi manajemen adalah bagian dari bukti audit yang diperoleh
auditor, tetapi tidak merupakan pengganti bagi penerapan prosedur audit yang
diperlukan untuk memperoleh dasar memadai bagi pendapat auditor atas
laporan keuangan.

• Auditor memperoleh representasi tertulis dari manajemen untuk melengkapi


prosedur audit lain yang dilakukannya.

• Dalam banyak hal, auditor menerapkan prosedur audit terutama untuk


memperoleh informasi yang mendukung masalah yang juga dipresentasikan
secara tertulis.

• Jika suatu representasi yang dibuat oleh manajemen bertentangan dengan bukti
audit lain, auditor harus menyelidiki keadaan tersebut dan mempertimbangkan
keandalan representasi tersebut.
representasi tertentu harus
berhubungan dengan hal-hal
berikut :
Laporan Keuangan
• Pengakuan manajemen mengenai tanggung jawabnya untuk menyajikan
laporan keuangan secara wajar, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
• Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Kelengkapan Informasi
• Ketersediaan catatan keuangan dan data yang berkaitan.
• Kelengkapan dan ketersediaan semua notulen rapat pemegang saham, direksi,
dan dewan komisaris.
• Komunikasi dari badan pengatur tentang ketidakpatuhan dengan atau
kekurangan dalam praktik pelaporan keuangan.
• Tidak adanya transaksi yang tidak dicatat. 
Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan
• Informasi tentang kecurangan yang melibatkan (1) manajemen, (2) karyawan yang memiliki
peran signifikan dalam pengendalian intern, atau (3) pihak lain yang kecurangannya berdampak
material atas laporan keuangan.
• Rencana atau maksud yang mungkin akan mempengaruhi nilai atau klasifikasi aktiva atau
kewajiban.
• Informasi mengenai transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa dan piutang atau
utang antarpihak yang memiliki hubungan istimewa.
• Jaminan, tertulis atau lisan, yang menyebabkan entitas memiliki utang bersyarat.
• Estimasi signifikan dan pemusatan material yang diketahui oleh manajemen yang harus
diungkapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
• Pelanggaran atau kemungkinan pelanggaran hukum atau peraturan
• Tuntutan yang belum dinyatakan atau prakiraan yang dikemukakan oleh penasihat hukum
merupakan tuntutan yang kemungkinan besar akan terjadi harus diungkapkan sesuai dengan
PSAK Akuntansi untuk Kontijensi.
• Tuntutan yang tidak diungkapkan meskipun telah diberitahukan kemungkinannya oleh
penasihat hukum klien.
• Hak atas aktiva, hak gadai atas aktiva, dan aktiva yang dijaminkan.
• Kepatuhan dengan pasal-pasal perjanjian kontrak
Peristiwa kemudian
• Informasi tentang peristiwa kemudian.
Pembatasan Lingkup

Penolakan manajemen untuk melengkapi representasi tertulis


merupakan pembatasan terhadap lingkup audit yang menghalangi
auditor untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dan
biasanya cukup menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat
atau menarik diri dari perikatan.

Namun berdasarkan pada sifat representasi yang tidak dapat


diperoleh tersebut atau keadaan penolakan, auditor dapat
menyimpulkan bahwa pendapat wajar dengan pengecualian adalah
layak. Disamping itu, auditor harus mempertimbangkan dampak
penolakan tersebut terhadap kemampuannya untuk mengandalkan
representasi manajemen yang lain.
Penggunaan Pekerjaan
Spesialis
SESUAI DENGAN SA SEKSI 336
• Pengertian spesialis dalam seksi ini adalah orang (atau perusahaan) yang
memiliki keterampilan atau pengetahuan khusus dalam bidang tertentu
selain akuntansi dan auditing.

• Spesialis mencakup, namun tidak terbatas pada, aktuaris, appraiser,


insinyur, konsultan lingkungan dan ahli gelogi.

• Seksi ini juga berlaku untuk penasihat hukum yang ditugasi sebagai
spesialis dalam situasi selain dalam penyediaan jasa kepada klien
berkaitan dengan tuntutan pengadilan, klaim. Sebagai contoh, penasihat
hukum dapat ditugasi oleh klien atau auditor untuk menafsirkan pasal-
pasal dalam perjanjian kontrak.
Berbagai contoh tipe masalah yang
mungkin menurut pertimbangan auditor
memerlukan pekerjaan spesialis :
• Penilaian (misalnya, sediaan untuk tujuan khusus, bahan atau ekuipmen
teknologi tinggi, produk farmasi, instrumen keuangan yang kompleks,
real estate, sekuritas terbatas, karya seni, kontijensi lingkungan).
• Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang
tersedia atau kondisi (misalnya, kuantitas atau kondisi mineral, cadangan
mineral atau bahan yang disimpan dalam timbunan).
• Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau
metode khusus (misalnya, beberapa perhitungan aktuarial dalam
penentuan kewajiban manfaat pensiun dan dalam penentuan kewajiban
manfaat polis masa depan).
• Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan (misalnya,
pengaruh potensial suatu kontrak atau dokumen hukum lainnya, atau
hak atas properti).
Kualifikasi dan Pekerjaan
Spesialis
Auditor harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini untuk
mengevaluasi kualifikasi profesional spesialis dalam menentukan
bahwa spesialis tersebut memiliki keterampilan atau pengetahuan
dalam bidang tertentu yang diperlukan:
• Sertifikat profesional, lisensi, atau pengakuan kompetensi dari
spesialis lain dalam bidangnya.
• Reputasi dan kedudukan spesialis di mata para rekan sejawat dan
pihak lain yang mengenal kemampuan atau kinerjanya.
• Hubungan, jika ada, antara spesialis dengan klien.
Penggunaan Temuan Spesialis

Ketetapan dan kelayakan metode dan asumsi yang digunakan dan


penerapannya merupakan tangung jawab spesialis. Auditor harus :

• memahami metode dan asumsi yang digunakan oleh spesialis.


• melakukan pengujian semestinya atas data yang disediakan oleh
spesialis, dengan memperhitungkan taksiran resiko pengendalian
auditor.
• mengevaluasi apakah temuan spesialis mendukung asersi yang
berkaitan dalam laporan keuangan. Biasanya, auditor akan
menggunakan pekerjaan spesialis, kecuali jika prosedur auditor
menyebabkan ia yakin bahwa temuan spesialis tersebut tidak masuk
akal dalam keadaan tersebut. Jika auditor yakin bahwa temuan spesialis
tidak masuk akal, ia harus menerapkan prosedur tambahan yang dapat
mencakup pemerolehan pendapat dari spesialis lain.
Permintaan Keterangan dari
Penasehat Hukum Klien
SESUAI DENGAN SA SEKSI 337
Suatu surat perminataan keterangan kepada penasihat hukum klien
merupakan cara utama yang dipakai oleh auditor untuk memperoleh
bukti penguat informasi yang disediakan oleh manajemen tentang
litigasi, klaim dan asesmen.

Bukti audit yang diperoleh dari penasihat hukum atau departemen


hukum klien mungkin menyediakan bukti penguat yang diperlukan bagi
auditor. Namun, bukti audit yang diperoleh dari penasihat intern bukan
merupakan pengganti bagi informasi yang tidak dapat disediakan oleh
penasihat hukum dari luar organisasi klien.
PERTIMBANGAN AKUNTANSI
Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan dan
prosedur untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
mempertanggungjawabkan litigasi, klaim, dan asesmen sebagai basis
untuk pembuatan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.

PERTIMBANGAN AUDIT
Berkaitan dengan litigasi, klaim, dan asesment, auditor independen harus
memperoleh bukti audit yang relevan dengan faktor-faktor berikut ini:
a. Keberadaan suatu kondisi, situasi, atau serangkaian keadaan yang
menunjukkan suatu ketidakpastian tentang kerugian yang mungkin
terjadi bagi suatu entitas yang timbul dari litigasi, klaim, dan asesmen.
b. Periode terjadinya penyebab yang melandasi tindakan hukum yang
terjadi.
c. Tingkat kemungkinan terjadinya hasil yang tidak menguntungkan.
d. Jumlah atau kisar kerugian potensial.
Oleh karena itu, prosedur yang digunakan oleh
auditor independen yang berkaitan dengan ligitasi,
klaim, dan asesmen harus mencakup berikut ini:
a. Meminta keterangan dan membahas dengan manajemen kebijakan dan
prosedur yang dipakai untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
mempertanggungjawabkan litigasi, klaim, dan asesmen.
b. Memperoleh informasi dari manajemen tentang gambaran dan evaluasi
terhadap litigasi, klaim, dan asesmen yang ada pada tanggal neraca yang dilaporkan,
dan dalam periode identifikasi terhadap hal-hal tersebut yang dirujuk ke penaihat
hukum, dan memperoleh keyakinan dari manajemen, biasanya dalam bentuk
pernyataan tertulis, bahwa mereka telah mengungkapkan semua hal tersebut.
c. Memeriksa dokumen milik klien tentang litigasi, klaim, dan asesmen, termasuk
korespondensi dan dokumen penagihan dari penasihat hukum.
d. Memperoleh keyakinan dari manajemen, biasanya dalam bentuk tertulis, bahwa
telah diungkapkan semua klaim yang belum diajukan (unasserted claim) yang oleh
penasihat hukum telah diberitahukan tentang kemungkinannya menjadi suatu klaim
yang telah dinyatakan dan harus diungkapkan. Dengan izin klien, auditor juga
memberikan informasi kepada penasihat hukum bahwa klien telah memberikan
kepada auditor tentang keyakinan tersebut. Representasi klien ini dapat
dikomunikasikan oleh klien dalam surat permintaan keterangan atau oleh auditor
dalam suatu surat terpisahkan.
Nilai wajar
SESUAI SA SEKSI 322
metode penentuan nilai wajar dispesifikasikan oleh prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.

Sebagai contoh, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia


mengatur bahwa nilai wajar sebuah investasi dapat ditentukan
dengan menggunakan harga pasar yang telah ditetapkan (quoted
market price) atau penentuan sebagai kebalikan (quotations as
apposed to) teknik estimasi.
Beberapa metode dalam penentuan
nilai wajar :
• Harga pasar yang telah ditetapkan untuk investasi yang terdafatar
pada bursa nasional atau pasar langsung antara penjual dan pembeli
tersedia dari sumber seperti publikasi keuangan atau bursa.
• Harga pasar yang ditetapkan yang diperoleh dari publikasi keuangan
atau dari bursa nasional biasanya benar-benar dipertimbangkan
untuk memberi bukti yang memadai mengenai nilai wajar investasi.
• Untuk estimasi nilai wajar yang diperoleh dari pialang dan sumber
pihak ketiga lainnya, auditor harus mempertimbangkan penerapan
panduan dalam SA Seksi 336 (PSA No.39) Penggunaan Pekerjaan
Spesialis atau SA Seksi 324 (PSA No. 61) Pelaporan atau Pengolahan
Transaksi oleh Organisasi Jasa
Penilaian terhadap ketepatan metode pengukuran (valuation model)
serta seting variabel dan asumsi yang digunakan dalam model
membutuhkan pertimbangan dan pengetahuan teknik pengukuran,
faktor pasar yang mempengaruhi ukuran (value), dan kondisi pasar,
terutama dalam hubungannya dengan investasi sejenis yang
diperdagangkan.

Karena itu, pada beberapa keadaan, auditor harus


mempertimbangkan pentingnya melibatkan pekerjaan spesialis
dalam menaksir estimasi nilai wajar entitas atau model yang
berkaitan.
Transaksi Hubungan
Istimewa
SESUAI SA SEKSI 334
Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan
pengungkapan pihak yang memiliki hubungan istimewa.

Pernyataan standar akuntansi keuangan tertentu mengatur perlakuan


akuntansi jika terdapat pihak-pihak yang memiliki hubungan
istimewa; namun, prinsip akuntansi yang telah ditetapkan biasanya
tidak mensyaratkan transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki
hubungan istimewa diperlakukan dengan dasar yang berbeda dari
yang seharusnya, jika tidak terdapat hubungan istimewa.
Transaksi-transaksi yang karena sifatnya
mungkin memberikan indikasi adanya
pihak yang memiliki hubungan istimewa,
antara lain:
• Transaksi peminjaman atau pemberian pinjaman tanpa beban bunga
atau dengan suku bunga yang secara signifikan di atas atau di bawah
suku bunga pasar yang berlaku umum pada saat transaksi.
• Transaksi penjualan real-estate pada tingkat harga yang berbeda
secara signifikan dari nilai taksiran.
• Transaksi pertukaran properti dengan properti yang serupa dalam
transaksi non-moneter.
• Transaksi pemberian pinjaman tanpa ketentuan mengenai jadwal dan
cara pengembaliannya.
PENENTUAN KEBERADAAN PI HAK
YANG MEMILIKI HUBUNGAN
ISTIMEWA
Penentuan ada atau tidak adanya pihak yang memiliki hubungan istimewa
lainnya memerlukan penerapan prosedur audit khusus, yang meliputi prosedur
prosedur berikut:
• Mengevaluasi prosedur perusahaan untuk pengidentifikasian dan pencatatan
memadai atas transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa.
• Meminta keterangan dari pejabat manajemen yang berwenang tentang nama
pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dan menanyakan apakah ada
transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa selama periode yang
diperiksa.
• Me-review dokumen yang dilaporkan oleh entitas kepada Bapepam atau
instansi pemerintah yang lain mengenai nama pihak-pihak yang memiliki
hubungan istimewa, dan bisnis lain yang di dalamnya para direktur entitas
yang diperiksa menduduki jabatan direksi atau manajemen.
• Menentukan nama semua dana pensiun yang dibentuk untuk kesejahteraan
karyawan dan nama para pejabat dan dewan pengawasnya.
• Me-review daftar pemegang saham perusahaan tertutup untuk
mengidentifikasi pemegang saham utama.
• Me-review kertas kerja audit tahun lalu untuk mengidentifikasi nama
pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa.
• Meminta keterangan kepada auditor pendahulu, auditor utama atau
auditor entitas yang memiliki hubungan istimewa yang lain, mengenai
pemahaman mereka akan adanya hubungan dan lingkup keterlibatan
manajemen dalam transaksi-transaksi yang material.
• Me-review transaksi investasi yang material selama periode yang
diperiksa untuk menentukan apakah sifat dan luas investasi selama
periode tersebut menimbulkan pihak yang memiliki hubungan istimewa.
• Meminta pendapat hukum dari konsultan hukum independen apabila
diperlukan.
PENGUNGKAPAN

Untuk setiap transaksi material antarpihak yang memiliki hubungan


istimewa (atau gabungan transaksi serupa) atau kepemilikan bersama
(common ownership) atau hubungan pengendalian manajemen yang
pengungkapannya diharuskan dalam prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia, auditor harus mempertimbangkan apakah ia
telah memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten untuk
memahami hubungan dan transaksi antarpihak yang memiliki
hubungan istimewa, serta dampaknya terhadap laporan keuangan.

Auditor kemudian harus mengevaluasi semua informasi yang tersedia


baginya mengenai transaksi antarpihak yang memiliki hubungan
istimewa atau hubungan pengendalian dan memperoleh keyakinan
yang didasarkan atas pertimbangan profesionalnya tentang memadai
atau tidaknya pengungkapan hal tersebut dalam laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai