PEMAHAMAN MENGENAI ENTITAS DAN LINGKUNGANNYA Tahap-tahap penerimaan perikatan audit antara lain: 1) Mengevaluasi integritas manajemen. Berbagai cara yang dapat ditempuh oleh auditor dalam mengevaluasi integritas manajemen adalah: a. Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu. b. Meminta keterangan kepada pihak ketiga
c. Melakukan review terhadap pengalaman auditor di
masa lalu dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan. a. Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu. Auditor pendahulu adalah auditor yang telah mengundurkan diri atau diberitahu oleh klien bahwa tugasnya telah berakhir dan tidak diperpanjang dengan perikatan baru. Auditor pengganti adalan auditor yang telah menerima surat perikatan atau auditor yang telah diundang untuk mengajukan proposal perikatan audit. Sebelum menerima suatu perikatan audit, auditor pengganti harus mencoba melaksanakan komunikasi berikut ini: a. Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu. Meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah yang spesifik. Menjelaskan kepada calon klien tentang perlunya auditor pengganti melaksanakan komunikasi dengan auditor pendahulu dan meminta persetujuan dari klien untuk melakukan hal itu. Mempertimbangkan keterbatasan jawaban yang di berikan auditor pendahulu. Maka auditor pengganti harus mempertimbangkan pengaruhnya dalam memutuskan penerimaan atau penolakan perikatan audit dari calon klien. b. Meminta keterangan kepada pihak ketiga
Informasi tentang intregrasi manajemen dapat
diperoleh dengan meminta keterangan kepada penasehat hukum, pejabat bank, pengganti manajemen yang diberitahukan di surat kabar bisnis, review terhadap laporan audit tahun sebelumnya yang di simpan di Bapepam, dan pihak lain dalam masyarakan keuangan dan bisnis yang mempunyai hubungan bisnis dengan calon klien. Kamar Dagang Indonesian (KADIN) dapat juga di pakai sebagai sumber informasi untuk mengevaluasi intregitas manajemen. c. Melakukan review terhadap pengalaman auditor di masa lalu dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan.
Auditor perlu mempertimbangkan adanya
kekeliruan atau kecurangan dan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh klien yang ditemukan dalam audit atas laporan keuangan tahun yang lalu. Dalam audit tahun lalu, auditor mengajukan berbagai pertanyaan kepada manajemen tentang adanya hal-hal bersyarat, kelengkapan notulen rapat dewan komisaris, kepatuhan klien terhadap peraturan pemerintah. Prosedur analitis adalah evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan Prosedur Analitik diatur dalam SPAP PSA No. 22 (SA Seksi 329) Prosedur Analitik digunakan dengan tujuan sebagai berikut: (1) Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya; (2) Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi; dan (3) Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit. Untuk membuat perencanaan audit dengan baik Auditor harus memahami bisnis klien (understanding bussiness client), Sifat dan jenis usaha klien, Struktur organisasi, Struktur permodalan, Metode produksi, Pemasaran, Distribusi dll Untuk memperoleh pengetahuan tentang bisnis klien melalui Pengalaman sebelumnya dengan klien dan industrinya, Pengajuan pertanyaan kepada pegawai perusahaan klien, KKA dari tahun sebelumnya (yang berisi informasi mengenai sifat bisnis, struktur organisasi dan karakteristik operasi serta transaksi yang memerlukan pertimbangan khusus), + Publikasi yang dikeluarkan industri, laporan keuangan, buku teks, majalah dan perorangan yang memiliki pengetahuan industri klien Pengetahuan bisnis klien membantu auditor : Mengidentifikasikan bidang yang memerlukan pertimbangan khusus,
Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi
yang dihasilkan, diolah, di review dan dikumpulkan dalam organisasi, Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresi, penyisihan piutang ragu-ragu, persentase penyelesaian kontrak jangka panjang, Menilai kewajaran representasi manajemen, Mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan kecukupan pengungkapannya Hal-hal mengenai klien a. Bidang usaha klien, alamat, no. telepon, fax dll b. Status hukum perusahaan (berdasarkan akte pendirian) Nama Pemilik, Permodalan c. Accounting policy (Kebijakan Akuntansi) Buku yang digunakan Buku Penjualan, Buku Pembelian, Buku Kas/Bank, Buku Memorial Metode pembukuan Manual (tulis tembus atau biasa), Komputer, Mesin Pembukuan Komentar mengenai mutu pembukuan secara umum (membantu dalam menyusun budget dan pemilihan tenaga yang akan ditugaskan di klien tsb) d. Neraca komparatif dan perbandingan penjualan, Laba/Rugi tahun lalu dan sekarang e. Client contact Presiden direktur, Controller, Chief Accountant, Penasihat hukum f. Accounting, Auditing & Tax Problem Accounting problem Perubahan metode pencatatan dan manual ke komputer, Revaluasi fixed asset, Perubahan metode atau tarif penyusutan Auditing problem Hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan, Perubahan accounting policy Tax problem Masalah restitusi, kekurangan penyetoran, adanya pembukan ganda dalam perusahaan Risiko bisnis klien adalah risiko dimana klien gagal dalam mencapai tujuan bisnisnya. Risiko ini dapat timbul dari berbagai faktor yang mempengaruhi klien dan lingkungannnya. Contoh: kompetitor, teknologi baru, kondisi industri, dan regulatory environment Perhatian utama terletak pada kemungkinan salah saji material dalam LK klien Pertimbangan akan Pengendalian Internal Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Pentingnya memahami struktur pengendalian intern untuk perencanaan audit:
Auditability : yaitu mendapat informasi yang cukup
memuaskan mengenai integritas managemen dan sifat dan luas catatan akuntansi. Potensi salah saji yang material, dengan mengidentifikasi jenis kekeliruan dan ketidakberesan yang potensial. Risiko penemuan yaitu menetapkan risiko pengendalian bagi setiap tujuan pengendalian, yang selanjutnya mempengaruhi risiko penemuan yang direncanakan. Perancangan pengujian yaitu memungkinkan auditor untuk merancang pengujian saldo laporan keuangan yang efektif. Kebutuhan Akan Supervisi
Mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan
penggunaan spesialis antara lain: Penilaian. Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang tersedia atau kondisi. Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik metode khusus. Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan. PENETAPAN RESIKO SALAH SAJI MATERIAL DAN DESAIN PROSEDUR AUDIT Risiko bawaan (inherent risk) suatu risiko salah saji yang melekat dalam saldo akun atau asersi tentang suatu saldo akun.
Risiko pengendalian (control risk) suatu risiko tidak dapat dicegahnya
salah saji material dalam suatu saldo akunatan asersi tentang suatu saldo akun oleh pengendalian intern.
Risiko deteksi (detection risk) suatu risiko tidak terdeteksinya salah
saji material dalam suatu saldo akun atau asersi tentang suatu saldo akun oleh prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor. Risiko audit suatu risiko kegagalan auditor dalam memodifikasi pendapatannya atas laporan keuangan yang secara material disajikan salah. 1. Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan adalah salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Contoh: Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan. 2. Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aset (seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aset entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Perlakuan tidak semestinya terhadap aset dapat disertai dengan catatan atau dokumen palsu atau yang menyesatkan dan dapat menyangkut satu atau lebih individu di antara manajemen, karyawan, atau pihak ketiga. FAKTOR RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN SALAH SAJI YANG TIMBUL DARI KECURANGAN DALAM PELAPORAN KEUANGAN
Karakteristik dan pengaruh manajemen atas
lingkungan pengendalian. Kondisi industri. Karakteristik operasi dan stabilitas keuangan. FAKTOR RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN SALAH SAJI YANG DISEBABKAN OLEH PERLAKUAN TIDAK SEMESTINYA TERHADAP ASET
Tingkat kecurigaan tentang terjadinya perlakuan
tidak semestinya terhadap aset. Hal ini berkaitan dengan sifat aset entitas dan tingkat kerentanan aset dari pencurian. Pengendalian. Hal ini berkaitan dengan kurangnya pengendalian yang dirancang untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya perlakuan tidak semestinya terhadap aset. PERTIMBANGAN MENYELURUH
Pertimbangan tentang risiko salah saji material sebagai
akibat dari kecurangan dapat berdampak terhadap audit melalui cara berikut ini: a. Skeptisme profesional (professional scepticism). Penerapan kemahiran profesional mensyaratkan auditor untuk menggunakan skeptisme profesional yaitu, suatu sikap yang mencakup pikiran bertanya dan penentuan secara kritis bukti audit PERTIMBANGAN MENYELURUH
b. Penugasan personel. Pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan personel yang dibebani tanggung jawab perikatan signifikan harus sesuai dengan penaksiran auditor atas tingkat risiko perikatan . Di samping itu, luasnya supervisi harus mempertimbangkan risiko salah saji material sebagai akibat dari kecurangan dan kualifikasi orang yang melaksanakan perkerjaan. PERTIMBANGAN MENYELURUH
c. Prinsip dan kebijakan akuntansi. Auditor dapat
memutuskan untuk mempertimbangkan lebih lanjut pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi signifikan yang dilakukan oleh manajemen, terutama yang berkaitan dengan pengakuan pendapatan, penilaian aktiva, atau perlakuan pengeluaran modal (capital expenditure) dan biaya (revenue expendiutre). Dalam hal ini, auditor mungkin lebih berkepentingan terhadap apakah prisnip akuntansi yang dipilih dan kebijakan akuntan yang dipakai telah diterapkan dengan cara tidak semestinya untuk menghasilkan salah saji material dalam laporan keuangan. Prosedur Audit
Review kertas kerja audit tahun lalu
Inquiring Inspeksi dokumen dan catatan : manual kebijakan & prosedur, struktur organisasi, chart of accounts, flowchart transaksi, journal, ledger, dokumen2 transaksi, laporan2) Observasi aktivitas2 pengendalian (untuk menentukan apakah kebijakan & prosedur pengendalian diterapkan) Walk-through review (beberapa transaksi ditelusur melalui transaction trail untuk mengidentifikasi kebijakan & prosedur pengendaliannya) Terimakasih...