Anda di halaman 1dari 26

PEMAHAMAN MENGENAI ENTITAS DAN

LINGKUNGANNYA

PENETAPAN RESIKO SALAH SAJI MATERIAL


DAN DESAIN PROSEDUR AUDIT

Padlah Riyadi., CA.,MM


PEMAHAMAN MENGENAI
ENTITAS DAN LINGKUNGANNYA
Tahap-tahap penerimaan perikatan audit antara lain:
1) Mengevaluasi integritas manajemen.
Berbagai cara yang dapat ditempuh oleh auditor
dalam mengevaluasi integritas manajemen adalah:
a. Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu.
b. Meminta keterangan kepada pihak ketiga

c. Melakukan review terhadap pengalaman auditor di


masa lalu dalam berhubungan dengan klien yang
bersangkutan.
a. Melakukan komunikasi dengan auditor
pendahulu.
Auditor pendahulu adalah auditor yang telah
mengundurkan diri atau diberitahu oleh klien bahwa
tugasnya telah berakhir dan tidak diperpanjang dengan
perikatan baru.
Auditor pengganti adalan auditor yang telah menerima
surat perikatan atau auditor yang telah diundang untuk
mengajukan proposal perikatan audit.
Sebelum menerima suatu perikatan audit, auditor
pengganti harus mencoba melaksanakan komunikasi
berikut ini:
a. Melakukan komunikasi dengan auditor
pendahulu.
Meminta keterangan kepada auditor pendahulu
mengenai masalah-masalah yang spesifik.
Menjelaskan kepada calon klien tentang perlunya
auditor pengganti melaksanakan komunikasi dengan
auditor pendahulu dan meminta persetujuan dari klien
untuk melakukan hal itu.
Mempertimbangkan keterbatasan jawaban yang di
berikan auditor pendahulu. Maka auditor pengganti
harus mempertimbangkan pengaruhnya dalam
memutuskan penerimaan atau penolakan perikatan audit
dari calon klien.
b. Meminta keterangan kepada pihak ketiga

Informasi tentang intregrasi manajemen dapat


diperoleh dengan meminta keterangan kepada
penasehat hukum, pejabat bank, pengganti
manajemen yang diberitahukan di surat kabar
bisnis, review terhadap laporan audit tahun
sebelumnya yang di simpan di Bapepam, dan
pihak lain dalam masyarakan keuangan dan bisnis
yang mempunyai hubungan bisnis dengan calon
klien. Kamar Dagang Indonesian (KADIN) dapat
juga di pakai sebagai sumber informasi untuk
mengevaluasi intregitas manajemen.
c. Melakukan review terhadap pengalaman auditor di masa
lalu dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan.

Auditor perlu mempertimbangkan adanya


kekeliruan atau kecurangan dan pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh klien yang ditemukan
dalam audit atas laporan keuangan tahun yang
lalu. Dalam audit tahun lalu, auditor mengajukan
berbagai pertanyaan kepada manajemen tentang
adanya hal-hal bersyarat, kelengkapan notulen
rapat dewan komisaris, kepatuhan klien terhadap
peraturan pemerintah.
Prosedur analitis adalah evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat
dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang
satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data
nonkeuangan
Prosedur Analitik diatur dalam SPAP PSA No. 22 (SA Seksi 329)
Prosedur Analitik digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
(1) Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya;
(2) Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang
berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi; dan
(3) Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit.
Untuk membuat perencanaan audit dengan
baik
Auditor harus memahami bisnis klien
(understanding bussiness client), Sifat dan jenis
usaha klien, Struktur organisasi, Struktur
permodalan, Metode produksi, Pemasaran,
Distribusi dll
Untuk memperoleh pengetahuan tentang
bisnis klien melalui
Pengalaman sebelumnya dengan klien dan industrinya,
Pengajuan pertanyaan kepada pegawai perusahaan
klien,
KKA dari tahun sebelumnya (yang berisi informasi
mengenai sifat bisnis, struktur organisasi dan
karakteristik operasi serta transaksi yang memerlukan
pertimbangan khusus), +
Publikasi yang dikeluarkan industri,
laporan keuangan,
buku teks, majalah dan perorangan yang memiliki
pengetahuan industri klien
Pengetahuan bisnis klien membantu auditor :
Mengidentifikasikan bidang yang memerlukan
pertimbangan khusus,

Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi


yang dihasilkan, diolah, di review dan dikumpulkan
dalam organisasi,
Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas
persediaan, depresi, penyisihan piutang ragu-ragu,
persentase penyelesaian kontrak jangka panjang,
Menilai kewajaran representasi manajemen,
Mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi
yang diterapkan dan kecukupan pengungkapannya
Hal-hal mengenai klien
a. Bidang usaha klien, alamat, no. telepon, fax dll
b. Status hukum perusahaan (berdasarkan akte pendirian)
Nama Pemilik, Permodalan
c. Accounting policy (Kebijakan Akuntansi)
Buku yang digunakan Buku Penjualan, Buku Pembelian,
Buku Kas/Bank, Buku Memorial
Metode pembukuan Manual (tulis tembus atau biasa),
Komputer, Mesin Pembukuan
Komentar mengenai mutu pembukuan secara umum (membantu
dalam menyusun budget dan pemilihan tenaga yang akan
ditugaskan di klien tsb)
d. Neraca komparatif dan perbandingan penjualan,
Laba/Rugi tahun lalu dan sekarang
e. Client contact Presiden direktur, Controller, Chief Accountant,
Penasihat hukum
f. Accounting, Auditing & Tax Problem
Accounting problem Perubahan metode pencatatan dan
manual ke komputer, Revaluasi fixed asset, Perubahan metode
atau tarif penyusutan
Auditing problem Hasil konfirmasi tahun lalu tidak
memuaskan, Perubahan accounting policy
Tax problem Masalah restitusi, kekurangan penyetoran,
adanya pembukan ganda dalam perusahaan
Risiko bisnis klien adalah risiko dimana klien gagal dalam
mencapai tujuan bisnisnya.
Risiko ini dapat timbul dari berbagai faktor yang
mempengaruhi klien dan lingkungannnya. Contoh:
kompetitor, teknologi baru, kondisi industri, dan regulatory
environment
Perhatian utama terletak pada kemungkinan salah saji
material dalam LK klien
Pertimbangan akan Pengendalian
Internal
Pengendalian intern adalah suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan
personel lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:
(a) keandalan pelaporan keuangan,
(b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan
(c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku
Pentingnya memahami struktur pengendalian
intern untuk perencanaan audit:

Auditability : yaitu mendapat informasi yang cukup


memuaskan mengenai integritas managemen dan sifat dan
luas catatan akuntansi.
Potensi salah saji yang material, dengan mengidentifikasi
jenis kekeliruan dan ketidakberesan yang potensial.
Risiko penemuan yaitu menetapkan risiko pengendalian
bagi setiap tujuan pengendalian, yang selanjutnya
mempengaruhi risiko penemuan yang direncanakan.
Perancangan pengujian yaitu memungkinkan auditor untuk
merancang pengujian saldo laporan keuangan yang efektif.
Kebutuhan Akan Supervisi

Mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan


penggunaan spesialis antara lain:
Penilaian.
Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan
dengan kuantitas yang tersedia atau kondisi.
Penentuan nilai yang diperoleh dengan
menggunakan teknik metode khusus.
Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau
persetujuan.
PENETAPAN RESIKO SALAH SAJI
MATERIAL DAN
DESAIN PROSEDUR AUDIT
Risiko bawaan (inherent risk) suatu risiko salah saji yang melekat
dalam saldo akun atau asersi tentang suatu saldo akun.

Risiko pengendalian (control risk) suatu risiko tidak dapat dicegahnya


salah saji material dalam suatu saldo akunatan asersi tentang suatu
saldo akun oleh pengendalian intern.

Risiko deteksi (detection risk) suatu risiko tidak terdeteksinya salah


saji material dalam suatu saldo akun atau asersi tentang suatu saldo
akun oleh prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor. Risiko audit
suatu risiko kegagalan auditor dalam memodifikasi pendapatannya
atas laporan keuangan yang secara material disajikan salah.
1. Salah saji yang timbul dari
kecurangan dalam pelaporan keuangan
adalah salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah
atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk
mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Contoh:
Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi
atau dokumen pendukungnya yang menjadi sumber data
bagi penyajian laporan keuangan
Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari
laporan keuangan peristiwa, transaksi, atau informasi
signifikan
Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang
berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau
pengungkapan.
2. Salah saji yang timbul dari perlakuan
tidak semestinya terhadap aset
(seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau
penggelapan) berkaitan dengan pencurian aset entitas yang
berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Perlakuan tidak semestinya terhadap aset dapat disertai
dengan catatan atau dokumen palsu atau yang
menyesatkan dan dapat menyangkut satu atau lebih
individu di antara manajemen, karyawan, atau pihak
ketiga.
FAKTOR RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN
SALAH SAJI YANG TIMBUL DARI KECURANGAN
DALAM PELAPORAN KEUANGAN

Karakteristik dan pengaruh manajemen atas


lingkungan pengendalian.
Kondisi industri.
Karakteristik operasi dan stabilitas keuangan.
FAKTOR RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN SALAH SAJI
YANG DISEBABKAN OLEH PERLAKUAN TIDAK SEMESTINYA
TERHADAP ASET

Tingkat kecurigaan tentang terjadinya perlakuan


tidak semestinya terhadap aset. Hal ini berkaitan
dengan sifat aset entitas dan tingkat kerentanan
aset dari pencurian.
Pengendalian. Hal ini berkaitan dengan kurangnya
pengendalian yang dirancang untuk mencegah
atau mendeteksi terjadinya perlakuan tidak
semestinya terhadap aset.
PERTIMBANGAN MENYELURUH

Pertimbangan tentang risiko salah saji material sebagai


akibat dari kecurangan dapat berdampak terhadap
audit melalui cara berikut ini:
a. Skeptisme profesional (professional scepticism).
Penerapan kemahiran profesional
mensyaratkan auditor untuk menggunakan skeptisme
profesional yaitu, suatu sikap yang
mencakup pikiran bertanya dan penentuan secara kritis
bukti audit
PERTIMBANGAN MENYELURUH

b. Penugasan personel. Pengetahuan, keterampilan,


dan kemampuan personel yang dibebani tanggung
jawab perikatan signifikan harus sesuai dengan
penaksiran auditor atas tingkat risiko perikatan .
Di samping itu, luasnya supervisi harus
mempertimbangkan risiko salah saji material
sebagai akibat dari kecurangan dan kualifikasi
orang yang melaksanakan perkerjaan.
PERTIMBANGAN MENYELURUH

c. Prinsip dan kebijakan akuntansi. Auditor dapat


memutuskan untuk mempertimbangkan lebih lanjut
pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi signifikan
yang dilakukan oleh manajemen, terutama yang berkaitan
dengan pengakuan pendapatan, penilaian aktiva, atau
perlakuan pengeluaran modal (capital expenditure) dan
biaya (revenue expendiutre).
Dalam hal ini, auditor mungkin lebih berkepentingan
terhadap apakah prisnip akuntansi yang dipilih dan
kebijakan akuntan yang dipakai telah diterapkan dengan
cara tidak semestinya untuk menghasilkan salah saji
material dalam laporan keuangan.
Prosedur Audit

Review kertas kerja audit tahun lalu


Inquiring
Inspeksi dokumen dan catatan : manual kebijakan &
prosedur, struktur organisasi, chart of accounts, flowchart
transaksi, journal, ledger, dokumen2 transaksi, laporan2)
Observasi aktivitas2 pengendalian (untuk menentukan
apakah kebijakan & prosedur pengendalian diterapkan)
Walk-through review (beberapa transaksi ditelusur melalui
transaction trail untuk mengidentifikasi kebijakan &
prosedur pengendaliannya)
Terimakasih...

Anda mungkin juga menyukai