Anda di halaman 1dari 14

MASTURBASI

KELOMPOK 10
RIZAL MUHAMMAD FAUZAN
RIZQI FIRMANSYAH
RENO RENALDI
PRAMUJI
IMAS MASRUROH
RUANG LINGKUP
• PENGERTIAN
• JENIS
• ALASAN UMUM
• KARAKTERISTIK
• PENDORONG
• HUKUM
• PENDAPAT ORMAS ISLAM
• HASIL WAWANCARA
• SOLUSI
PENGERTIAN MASTURBASI
• Masturbasi menurut etimologi berasal dari bahasa
Latin, masturbare yang merupakan gabungan dari
dua kata latin, yaitu manus yang berarti tangan
dan stuprare yang bermakna penyalahgunaan.
JENIS
• Masturbasi secara aktif, yaitu aktifitas masturbasi
dengan media tangan sendiri dan atau dengan
menggunakan alat bantu, namun tanpa bantuan
tangan orang lain.
• Masturbasi secara pasif, yaitu masturbasi dengan
media tangan orang lain dan atau alat bantu bisa
disebut dengan bantuan orang lain.
Alasan Umum
Adapun menurut Sitanggang (2012), secara
personal beberapa alasan umum mengapa orang
melakukan masturbasi adalah :
• Rasa nikmat
• Pelepasan dorongan seksual
• Dianggap sebagai tempat penyaluran gairah yang
aman
• Kompensasi yang mengurangi stress
Karakteristik Mastrubasi
Menurut Lichyati (2009), pada beberapa bagian
kartakter masturbasi dapat dibagi menjadi 2 dalam
fase hidup seseorang, diantaranya :
• Masturbasi pada kanak-kanak dan pada usia
setelah adolescence
• Masturbasi pada usia diantara masa kanak-kanak
dan usia dewasa
Faktor Pendorong Masturbasi
Ngadiyo (2010), beberapa hal yang bisa menjadi
faktor lain pendorong terjadinya masturbasi :
• Kurang menjaga pandangan
• Berpikiran kotor
• Kurang kegiatan positif
• Kurang belajar
• Pengaruh media cetak dan elektronik
• Pergaulan bebas
Hukum dalam Islam
Tamimi (dalam Ngadiyo, 2010) menjelaskan perihal
hukum masturbasi dalam Islam, diantaranya :
• Hukum haram
• Hukum makruh
• Hukum mubah
• Hukum Haram
Firman Allah yang menjadikan masturbasi itu
memiliki status hukum haram.
“Dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali
terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang
mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak
tercela. Tetapi barang siapa mencari di balik itu
(zina, dan sebagainya) maka mereka itulah orang-
orang yang melampaui batas”. (QS Al-Mu’minun
[23]: 5-7)
• Hukum Makruh
Hal ini didasarkan pada qiyas (analogi) bahwa
masturbasi atau onani merupakan perbuatan
mengeluarkan sperma (air mani) dari badan dan
sperma itu sendiri adalah sebagian atau merupakan
isi dari anggota badan. Dengan demikian,
masturbasi itu boleh dilakukan (Fachri, 1986).
• Hukum Mubah
Jika dalam keadaan terpaksa, suami itu
meninggalkan istrinya untuk beberapa saat.
Kemudian mereka melakukan masturbasi dengan
keadaan darurat di tempatnya masing-masing. Jadi,
berdasar pendapat di atas hal itu boleh dilakukan.
HASIL PENELITIAN
• Pandangan persis
• Menurut pandangan Irma suryama onani atau masturbais itu disebut juga
dengan istim’ta yaitu bersenang-senang dengan tangan bukan jima atau
bersenggama yang langsung tetapi menikmati sesuatu dengan cara sendiri yaitu
dengan tangan, atau yang sering masyarakat katakan yaitu” melayani diri sendiri
dengan tangan sampai mengeluarkan air mani”.
• Adapun dalam beberapa pandangan bahwa hukum dari masturbasi tersebut yaitu
haram dan makruh.
• Dikatakan makruh ketika dianggap sangat mendesak dan tidak ada solusi
daripada harus berbuat zinah (bagi yang sudah beristri),yaitu ketika sesaorang
mengkhawatirkan dirinya melakukan zinah. dan dikatakan haram yaitu karna
pada dasarnya sudah jelas terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 32.
Pandangan NU
• Menurut pandangan Agus D. Lustriana S.Pdi beliau tidak berani mengeluarkan
dalil dan juga hadits nya karena menurut beliau dalil berkaitan dengan
asibatumusahil yaitu kiai yang ada di NU (ulama), hanya ulama yang berani
menyebutkan hadits atau dalil dan itu juga dengan cara bermusyawarah dengan
para ulama lain nya sehingga mendapatkan satu kesimpulan, dia berpendapat
bahwa onani tersebut termasuk jinah tangan hukumnya yaitu haram. Yang sama
persis dengan jinah yang dilakukan oleh sepasang laki-laki dan perempuan 9
(bersetubuh). Sahabat Rasullullah SAW. yaitu Ali bin Ali Thalib mengkategorikan
jangankan onani melihatnya juga sudah haram karena kenapa disaat melihat
miliknya sendiri ada suatu kebanggaan yang menimbulkan nafsunya.
Adapun beberapa solusinya yaitu:

• Kembali kepada ajaran agama


• Pencegahan pada usia dini:
• Kembali ke tauladan
• Mem-filter pergaulan anak
• Hindarkan anak dari segala hal yang berunsur pornografi
• Dekatkan pada kegiatan-kegiatan positif

Ia berpendapat yaitu lelah dimasa muda menjadi berkah dimasa


tua.

Anda mungkin juga menyukai