Anda di halaman 1dari 61

OBAT ANTIINFEKSI

Oleh:

Umi Fatmawati
Universitas PGRI MADIUN 2020
OBAT ANTIINFEKSI SETEMPAT

ANTISEPTIKA DISINFEKTAN ANTIHELMINTIK

OBAT ANTIMIKOBAKTERI
ANTIPROTOZOA ANTIINFEKSI
SETEMPAT

ANTISEPTIK
ANTIVIRUS
ANTIJAMUR SALURAN SENI
ANTISEPTIKA
 Turunan Alkohol ???
 Turunan Amidin dan Guanidin ??
 Zat Warna ??
 Halogen dan Halogenofor ??
 Senyawa Merkuri ??
 Senyawa Fenol ??
 Turunana Amonium Kuartener ??
 Senyawa Perak ??
 Turunan lain – lain ??
DISINFEKTAN
 Turunan Aldehide??
 Turunan Klorofor??
 Senyawa Pengoksida ??
 Turunan Fenol ??
ANTIHELMINTIK
(antinematoda)
 Turunan Piperazin ??
 Turunan Vinilpiperidin ??
 Turunan Imidazotiazol ??
 Turunan Benzimidazol ??
 Turunan Zat warna sianin ??
 Turunan fenol ??
 Turunan amonium kuartener ??
ANTIHELMINTIK (anticestoda)

 Turunan Benzimidazol ??
 Turunan Fenol ??
 Turunan lain – lain ??
ANTIHELMINTIK
(antitrematoda)
 Turunan Alkaloida Ipeka ??
 Turunan Benzimidazol ??
 Turnan Nitro Heterosiklik ??
 Turunan Fenol ??
 Turunan Kuinolon ??
 Turunan Lain lain ??
ANTIMIKOBAKTERI
(Antituberkulosis)
 Turunan Salisilat ??
 Turunan Hidrazida ??
 Turunan Amida Heterosiklik ??
 Golongan antibiotika ??
 Golongan lain – lain ??
ANTIMIKOBAKTERI
(Antilepra)
 Turunan Sulfon ??
 Turunan lain – lain ??
ANTISEPTIK SALURAN SENI

 Metenamin dan garamnya ??


 Asam Mandelat dan garamnya ??
 Turunan Nitrofuran ??
 Turunan Piridin ??
 Turunan Pirimidin ??
 Turunan Kuinolon ??
ANTIVIRUS

 Turunan Adamantan amin ??


 Analog Nukleosida ??
 Turunan Interferon ??
ANTIJAMUR

 Turunan Asam ??
 Turunan Tionokarbamat ??
 Turunan Pirimidin ??
 Turunan Antibiotika ??
 Turunan Imidazol ??
 Turunan Halogen ??
 Turunan lain – lain ??
ANTIPROTOZOA (ANTIAMUBA)

 Turunan 4-Aminokuinolin ??
 Antibiotika ??
 Turunan 8-Hidroksikuinolin ??
 Alkaloida Ipeka ??
 Turunan Nitroimidazol??
 Turunan asam organik ??
 Turunan Lain – lain ??
ANTIPROTOZOA
(Antileismania)
 Golongan alkaloida ??
 Antibiotika ??
 Turunan Diamidin ??
 Turunan 5-Nitroimidazol ??
 Turunan lain – lain ??
ANTIPROTOZOA
(Antitrikomonas)
 Obat yang bekerja secara sistemik ??

 Obat yang bekerja secara


setempat ??
ANTITRIPANOSOMA

 ??????
Obat Antiinfeksi
 Antiseptik dan disinfektan

 Antimikobakteri

 Antiinfeksi saluran urin

 Antimalaria
Antiseptik dan disinfektan
 Antiseptika adalah senyawa kimia yang digunakan
untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikro-
organisme pada jaringan hidup, mempunyai efek
membatasi dan mencegah infeksi agar tidak lebih parah.
 Antiseptika digunakan pada permukaan mukosa, kutan dan
luka yang terinfeksi.
 Antiseptika yang ideal adalah dapat menghambat
pertumbuhan dan merusak sel-sel bakteri, spora bakteri &
jamur, virus dan protozoa, tanpa merusak jaringan tubuh.

 Disinfektan adalah senyawa kimia yang digunakan


untuk membunuh mikroorganisme (bakterisid), biasanya
pada benda mati, dan dengan cepat menghasilkan efek letal
yang takterpulihkan.
 Disinfektan digunakan secara luas untuk sanitasi rumah atau
rumah sakit.
Mekanisme kerja
 A. Penginaktifan enzim tertentu
 B. Denaturasi protein
 C. Mengubah permeabilitas
membran sel bakteri
 D Interkalasi ke dalam AND
 E. Pembentukan kelat
Mekanisme kerja
 A. Penginaktifan enzim tertentu

• Seperti turunan adehide, amida, karbanilida, etilen


oksida, halogen, senyawa merkuri dan senyawa
amonium kuartener

1. Aldehide & etilen oksida = Mengalkilasi secara


langsung gugus nukleofil seperti gugus – gugus amina,
karboksil, hidroksil, fenol dan tiol dari protein sel
bakteri pemblokan sisi aktif dan pengubahan
konformasi enzim = hambatan pertumbuhan sel
bakteri
Mekanisme kerja
 A. Penginaktifan enzim tertentu
 2. Klorin dan senyawa terklorinasi =
mengubah asam hipoklorit (HOCl) ;
 - mengikatkan Cl pada bagian protein
 - menghasilkan asam hidroklorida (HCl)
dan oksigen nasen (O), mengoksidasi
gugus SH / konstituem sel bakteri
protein dan enzim tidak dapat
berfungsi normal dan bakteri akn mati
Mekanisme kerja
 A. Penginaktifan enzim tertentu
 3. Iodin =
- iodinasi rantai polipeptida protein sel
bakteri,
- Oksidasi gugus tirosin dan sulhidril protein
- Penginaktifan protein enzim tertentu

bakteri mati
Mekanisme kerja
 B. Denaturasi protein
 Turunan alkohol, halogen, halogenofor,
senyawa merkuri, peroksida, turunan fenol,
senyawa amonium kuartener (sebagai
antiseptik), disinfektan dengan denaturasi
dan koagulasi protein sel bakteri

 Turunan alkohol perlu air, menghambat


sistem fosforilasi efek pada mitokondria
(hub substrat-nikotinamid adenin
dinukleotida / NAD)
Mekanisme kerja
 B. Denaturasi protein
 Turunan fenol = absorpsi yang melibatkan
ikatan hidrogen

 Fenol Kadar rendah = kompleks protein –


fenol dengan ikatan yang lemah peruraian
penetrasi ke dalam sel
Presipitasi dan denturasi protein
 Fenol Kadar tinggi koagulasi protein dan
sel membran lisis
Mekanisme kerja
B. Denaturasi protein
Turunan peroksida

Senyawa pengoksidasi = kemampuan pelepasan


oksigen aktif (reaksi oksidasi) mikroorganisme
mati

Senyawa perak =
a.Ion perak berinteraksi dengan protein bakteri

presipitasi protoplasma bakteri bakteri mati


b.Pemecahan & ionisasi perak proteinatum ion
dengan efek bakteriostatik ringan dan masa kerja
panjang
Mekanisme kerja
B. Denaturasi protein
Senyawa amonium kuartener = kation

aktif interaksi dengan anion sel


bakteri kompleks stabil kekacauan
membran sel, denaturasi protein dan
penghambatan enzim
Kadar optimal sel lisis
Kadar lebih tinggi denaturasi protein
enzim bakteri
Mekanisme kerja
 C. Mengubah permeabilitas membran sel
bakteri
 Turunan amin dan guanidin, turunan fenol dan senyawa
amonium kuartener

 Permeabilitas membran sel bakteri berubah kebocoran


konstituen sel yang esensial sehingga bakteri mati

 Klorheksidin
- kation aktif interaksi dengan gugus – gugus yang
bermuatan negatif pada dinding sel bakteri kerusakan
dinding sel
- Presipitasi proten plasma bakteri
Mekanisme kerja
 D Interkalasi ke dalam AND
Zat warna turunan trifenilmetan dan akridin
mengikat secara kuat asam nukleat, menghambat
sintesis ADN perubahan kerangka mutasi pada
sintesis protein

Turunan trifenilmetan = gentian violet, turunan akridin


(ariflavin) kation aktif dapat berkompetisi dengan
ikatan hidrogen kompleks yang tak terionisasi
dengan gugus bermuatan negatif pemblokiran
proses biologis untuk kehidupan bakteri bakteri
mati
Mekanisme kerja
E. Pembentukan kelat
Turunan fenol = heksaklorofen,
oksikuinolin membentuk kelat
dengan ion Fe dan Cu kelat
dialihkan ke dalam sel bakteri

Kadar tinggi dari ion – ion logam


gagguan fungsi enzim – enzim
mikroorganisme mati
Etilen oksida
Fenol Fenol Cu++
M Formaldehid
Hg++
Sabun
Klorheksidin
Ag ++
H2O2
Fenol
Hg++

e Timerosal
NaOCl
Alkohol
Formaldehid I2
Klorheksidin
Glutaraldehid
Glutaraldehid Klorofor
k kadar rendah
Etilen oksida kadar tinggi

a lisis dinding sel

n membran sitoplasma

i gugus -NH2
gugus - SH
Konstituen
s
Koagulasi
sitoplasma
sitoplasma
m
e Kekuatan daya gerak proton
ADN gugus -COOH

K
ATPase membran
Sistem transpor elektron

e
r Turunan akridin
Klorheksidin
2,4-Dinitrofenol
Senyawa kationik

Heksaklorofen
J Karbanilida
Salisilamida

a Beberapa fenol
Turunan Alkohol
Turunan alkohol digunakan untuk :
 antiseptik pada pembedahan dan pada kulit, contoh : etanol
dan isopropil alkohol,
 pengawet, contoh: benzil alkohol, fenetil alkohol dan
klorbutanol,
 mensterilkan udara, dalam bentuk aerosol, contoh : etilen
glikol, propilen glikol dan trimetilen glikol.

Hubungan struktur dan aktivitas:


 Turunan alkohol alifatik, ∑ atom C , kelarutan dalam air  dan
kelarutan dalam lemak   penetrasi ke dalam membran sel
bakteri , aktivitas antiseptik , sampai pada jumlah atom C
tertentu. Contoh: terhadap Staphylococcus aureus, jumlah
atom C optimal = 5, sedang terhadap Bacillus thyposus,
jumlah atom C optimal = 8. Bila jumlah atom C , aktivitas .

 Percabangan & ikatan rangkap (+)  kelarutan dalam air ,


kelarutan dalam lemak  penembusan membran sel  
aktivitas . Contoh : aktivitas alkohol primer > sekunder >
tersier, alilalkohol mempunyai aktivitas antibakteri <
dibanding n-propilalkohol.
Turunan Akridin
 Senyawa kation aktif, digunakan sebagai antiseptik
setempat pada permukaan mukosa kulit dan luka .
 Efektif terhadap bakteri Gram (+) dan Gram (-).

Hubungan struktur dan aktivitas:


 Aktivitas antibakteri turunan akridin tergantung pada
derajat ionisasi senyawa.
 3 dan 6-Aminoakridin lebih basa dibanding turunan
aminoakridin lain karena terjadi stabilisasi resonansi
dari bentuk terprotonasi (91% dan 100%). Bentuk ion
  interaksi dengan anion protein sel bakteri .

 Turunan ini memerlukan bentuk dan ukuran molekul


tertentu (minimal 38 Ao kuadrat) serta kedudukan
planar untuk menimbulkan aktivitas maksimal.
4-Aminokuinolin dan 4-aminotetrahidroakridin
mempunyai luas daerah ± 28 Ao kuadrat  efek
antibakteri (-).
6
4

3 3
9 + +
N NH2 N NH2
H H

Ion-ion 3-aminoakridin

+
NH2 NH2

6 6

+
N N
H H
Ion-ion 6-aminoakridin
Senyawa Fenol
 Turunan fenol mempunyai efek antiseptik,
anthelmintik, anestetik, keratolitik, dan kaustik.
 Bekerja sbg antiseptik dengan mengendapkan
protein sel bakteri.
 Fenol, fenol terhalogenasi dan alkilfenol efek
antiseptiknya besar tetapi tidak digunakan secara
sistemik karena terlalu toksik dan hanya digunakan
untuk antiseptik kulit dan mulut, disinfektan dan
untuk sterilisasi kulit.

Hubungan struktur dan aktivitas:


 Sifat lipofil turunan fenol  aktivitas antiseptik .
 Pemasukan gugus halogen (Cl, Br) ke inti fenol
aktivitas antiseptik . ∑ halogen , akivitas 
Polihalogenasi fenol kelarutan dalam air << tidak
dapat dibawa oleh cairan luar sel ke reseptor 
aktivitas . Pentaklorfenol  efek antijamur (+)
untuk pengawet kayu.
 Pemasukan gugus nitro  aktivitas antiseptik  sampai
derajat yang moderat.
 Pemasukan gugus asam karboksilat dan asam sulfonat 
aktivitas antiseptik  .
 Pemasukan gugus alkil ke dalam struktur fenol, kresol,
dan resorsinol  aktivitas antibakteri  dan toksisitas .

 Percabangan & ikatan rangkap (+)  kelarutan dalam air


, kelarutan dalam lemak  penembusan membran sel 
 aktivitas .

 Pemasukan gugus alkoksi  aktivitas antiseptik fenol .

 Secara umum  aktivitas antibakteri , toksisitas .


Contoh : n-amilfenol toksisitas 1/10 x fenol, dan p-n-amil-
o-klorfenol toksisitas 1/13 x o-klorfenol.
Koefisien Fenol
Nama Senyawa E. typhosa S. aureus

Fenol 1,0 -
2-Klorfenol 3,6 3,8
3-Klorfenol 7,4 5,8
4-Klorfenol 3,9 3,9
2,4-Diklorfenol 13,0 13,0
2,4,6-Triklorfenol 23,0 25,0
4-Metilfenol 2,5 -
4-Etilfenol 7,5 10,0
4-n-Propilfenol 20,0 14,0
4-n-Butilfenol 70,0 21,0
4-n-Amilfenol 104,0 20,0
Timol - 28,0
Klortimol - 61,3
Kresol 2,5 -
4-Etilkresol 12,5 -
4-n-Propilkresol 34,0 -
4-n-Butilkresol 100,0 -
4-n-Amilkresol 280,0 -
4-Metil-2-klorfenol 6,3 7,5
4-Etil-2-klorfenol 17,3 15,7
4-n-Propil-2-klorfenol 38,0 32,0
4-n-Butil-2-klorfenol 87,0 94,0
4-n-Amil-2-klorfenol 80,0 286,0
Nama Senyawa Koefisien Fenol
E. typhosa S. aureus
Resorsinol 0,4 0,4
4-n-Propilresorsinol 5 3,7
4-n-Butilresorsinol 22 10
4-Isobutilresorsinol 15 -
4-n-Amilresorsinol 33 30
4-Isoamilresorsinol 24 -
4-n-Heksilresorsinol 51 98
4-Isoheksilresorsinol 27 -
4-n-Heptilresorsinol 30 280
4-n-Oktilresorsinol 0 680
4-n-Nonilresorsinol - 980
Turunan Amonium Kuarterner
 Mempunyai efek bakterisid dan bakteriostatik terhadap
bakteri Gram (+) dan Gram (-), sejumlah jamur dan
protozoa.

 Sebagai antiseptik mempunyai keuntungan sbb:


toksisitas rendah, kelarutan dalam air besar, stabil
dalam larutan air, tidak berwarna dan tidak
menimbulkan korosi pada alat logam.

 Kerugian: senyawa menjadi tidak aktif dengan adanya


sabun dan surfaktan anionik lain, surfaktan non ionik,
ion Ca dan Mg, serum darah, makanan, dan lain-lain
senyawa kompleks organik.

 Contoh : benzalkonium klorida, benzetonium klorida,


setrimid, setilpiridinium klorida, dequalinium klorida,
domifen bromida dan benzoksonium klorida.
Struktur umum : CnH2n+1-N+(CH3)2-CH2-C6H5.Cl-

n KBM S.aureus KBM Ps. Aeruginosa KFM C. albicans


(bpj) (bpj) (bpj)
8 250 > 1000 > 1000
9 250 1000 750
10 50 750 250
11 7,5 250 75
12 7,5 250 25
13 5 100 7,5
14 0,75 250 5
15 2,5 500 2,5
16 5 500 10
17 5 500 25
18 5 500 100
19 10 750 100
Anthelmintik
Anthelmintik (obat anticacing) adalah senyawa yang
digunakan untuk pengobatan berbagai jenis penyakit
parasit yang disebabkan oleh cacing ( helmin).

Cacing dibagi menjadi dua golongan:


 Nemathelmintes, contoh : nematoda.
 Platihelmintes, contoh : cestoda dan trematoda.

 Obat antinematoda adalah senyawa yang efektif untuk


pengobatan infeksi yang disebabkan oleh nematoda.

 Golongan ini dibagi menjadi tujuh kelompok yaitu


turunan piperazin, vinilpiperidin, imidazotiazol,
benzimidazol, zat warna sianin, fenol dan turunan
amonium kuarterner.
Turunan Vinilpiperidin
N
Ar - X (CH2)n
N

Struktur umum Ar Nama obat

CH=CH Ar S
Pirantel

N N CH3
Oksantel

HO

Hubungan struktur dan aktivitas:


 Aktivitas maksimal dicapai bila n = 3 dan X = -CH=CH- dengan bentuk
konformasi trans, bila X = -CH2-CH2- atau cis -CH=CH-  aktivitas ;

 Aktivitas anthelmintik untuk gugus aromatik (Ar) yang berbeda akan menurun,
dengan urutan: 2-tienil > 3-tienil > fenil > 2-furil;

 Pemasukan gugus pada posisi orto gugus Ar, dan substitusi N-metil (R) dalam
sistem siklik amidin tidak mengubah aktivitas, sedang substitusi pada posisi
lain  aktivitas (-).
Turunan Benzimidazol
R 5 N
2
R'
Struktur umum :
N1
H

R R' Nama obat

N
H Tiabendazol
S

-S-CH 2CH 2CH 3 -NHCOOCH 3 Albendazol

O
C -NHCOOCH 3
Mebendazol
Hubungan struktur dan aktivitas:
 pemasukan substituen pada posisi 5 tidak
mempengaruhi aktivitas;

 bila R gugus yang dapat mencegah inaktivasi


metabolik, misalnya reaksi hidroksilasi  aktivitas
anthelmintik ;

 gugus R' : metilkarbamat (-NHCOCH3), cincin aromatik


atau cincin heteroaromatik  aktivitas tetap, toksisitas
cincin aromatik dan heteroaromatik > dibanding
metilkarbamat;

 pada turunan tiabendazol gugus benzimidazol dapat


diganti dengan cincin heterosiklik lain, seperti azaindol
dan imidazopiridin, tetapi aktivitas < dibanding
senyawa induk.
Obat Antimikobakteri
Obat antimikobakteri  obat antituberkulosis dan
antilepra.

Obat Antituberkulosis
 Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberkulosis, basil Gram-positif. Basil ini
sangat sukar dibunuh dan sesudah pengobatan kemoterapi
eliminasi basil dari tubuh sangat pelan sehingga
pengobatan infeksi ini memerlukan waktu cukup panjang.

 Berdasarkan struktur kimianya obat antituberkulosis


dibagi menjadi lima kelompok: turunan salisilat, turunan
hidrazida, turunan amida heterosiklik, golongan antibiotika
dan golongan lain-lain.
Turunan Salisilat
-
COO
COONa OH
1
OH ++
2 . Ca .5H 2O

4 NH C
NH2 O 2

PAS Na Benzoil PAS Ca

Hubungan struktur dan aktivitas:


 Aktivitas antituberkulosis maksimum bila gugus OH pada
posisi 2 dan gugus amino bebas pada posisi 4.
 Gugus p-amino menghilangkan aktivitas analgesik-
antipiretik dari asam salisilat dan merupakan bagian
yang khas untuk aktivitas antituberkulosis.
 Bentuk ester atau asil dari gugus amino  efek samping
iritasi lambung <, bila cukup labil untuk dihidrolisis
secara in vivo,  dapat digunakan sebagai
antituberkulosis.
 Pembentukan ester fenil, contoh : benzoilpas Na, berfungsi
sebagai pra-obat dan mengalami regenerasi menjadi senyawa
induk melalui proses hidrolisis yang lambat sehingga
memperpanjang masa kerja obat. Bentuk ester fenil juga
mengurangi efek iritasi pada saluran cerna.

 Pembentukan garam Ca  efek iritasi pada saluran cerna <


dibanding bentuk asam atau garam Na. Bentuk garam K
diperlukan bagi penderita diet natrium.

 Modifikasi struktur p-amino salisilat  aktivitas  atau (-).

Contoh:

 penggantian gugus amino dengan gugus alkoksi, amida, amin


tersier atau hidroksi;
 pengubahan gugus asam karboksilat menjadi alkil ester, amida,
amidin atau nitrat;
 substitusi gugus hidroksi dengan gugus amino atau tiol;
 modifikasi posisi dari gugus amino atau hidroksi terhadap gugus
karboksilat.
Turunan Hidrazida
Struktur umum R Nama obat

CONHNH- R H Isoniazid

- C(CH 3)2 Iproniazid


N

Hubungan struktur dan aktivitas:


 atom N ujung gugus hidrazid yang bersifat basa sangat
penting untuk aktivitas;
 pemindahan gugus fungsi hidrazid ke posisi 3 (orto)
atau ke 2 (meta)  aktivitas ;
 mengubah gugus hidrazid dengan gugus karbonil lain,
seperti amida dan asam hidroksamat  aktivitas (-)
 2,2-dialkil hidrazid menunjukkan aktivitas yang baik;
trialkilasi hidrazid  aktivitas (-);

 penggantian satu atom H pada atom N ujung dengan


gugus isopropil (iproniazid)  aktivitas antituberkulosis
dan psikostimulan , tetapi efek hepatotoksik (++);

 senyawa hidrazon, yang terbentuk dari reaksi isoniazid


dengan gugus aldehid atau keton, adalah pra-obat, di
dalam tubuh terhidrolisis melepaskan senyawa induk
isoniazid.
Golongan Antibiotika
Streptomisin Sulfat
Pemberian jangka panjang dosis besar  gangguan keseimbangan
dan kerusakan saraf kranial ke 8 yang menyebabkan ketulian.

Untuk mengurangi efek toksik dilakukan modifikasi pada gugus


aldehid cincin streptosa sbb:

 reduksi menjadi alkohol primer  dihidrostreptomisin


aktivitas = senyawa induk. Efek toksik terhadap alat
keseimbangan lebih rendah dibanding streptomisin tetapi
menimbulkan kerusakan fungsi pendengaran lebih besar;

 diubah menjadi oksim, fenilhidrazon dan semikarbazon, 


aktivitas ;

 oksidasi menjadi asam karboksilat  aktivitas (-).


NH2
C NH
OH NHCH 3 NH
NH OH
O NH C NH2
HO
O
O OH
CH 2OH
HO OH
CH3 R
O
R - CHO : Streptomisin

- CH 2OH : Dihidrostreptomisin
Rifampisin
CH3 CH3
HO
O
H3C C O OH
O CH3
CH3
H3CO
CH3

OH OH
1 NH
H3C
2
3
O CH=N N N CH3
4
O OH
O
CH3
Rifampis in

Hubungan struktur dan aktivitas:

Modifikasi pada bagian alifatik  aktivitas ;


N,N-disubstitusi asetoksi amida (pada atom C3 dan C4)
menghasilkan senyawa aktif; tetapi bila dilakukan trisubstitusi
 aktivitas .
Etambutol
CH2OH CH2OH
H *C NHCH2CH2NH C* H
CH2CH3 CH2CH3

Hubungan struktur dan aktivitas:


Isomer dekstro aktivitas 200-500 x > dibanding isomer levo.
Turunan metoksi, etoksi dan metilamino  pra-obat, aktivitas =
senyawa induk,

Jarak antar atom-atom nitrogen harus tetap. Pengubahan


jarak, misal penyisipan atom C, O atau S  aktivitas (-);

Penggantian OH dengan gugus amino, fenoksi atau tio 


aktivitas ;
Penggantian gugus butil sekunder dengan gugus butil tersier
atau gugus isopropil yang tersubstitusi hidroksi  aktivitas (-);
Pemindahan gugus hidroksi ke posisi 3 atau 4 gugus butil
tersier  aktivitas (-).
Obat Antimalaria
 Obat antimalaria adalah senyawa yang
digunakan untuk pencegahan dan pengobatan
malaria, penyakit parasit yang disebabkan oleh
protozoa, yaitu Plasmodium sp., yang masuk ke
dalam tubuh tuan rumah (host) melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina.
Turunan 4-Aminokuinolin
NH R1
5
4
R2
3
Struktur umum :
Cl 7 N
8 1

R1 R2 Nama Obat

-(CH3)CH(CH2)3N(CH2CH 3)2 H Klorokuin

-(CH3)CH(CH 2)3N(C2H5)(CH2CH 2OH) H Hidroksiklorokuin

-(CH3)CH(CH2)3N(CH2CH 3)2 CH3 Sontokuin

OH
H Amodiakuin
CH2N(CH2CH3)2

 Turunan 4-aminokuinolin aktivitas antimalaria lebih tinggi


dibanding kuinin atau 9-aminoakridin.
 Toksisitas relatif rendah, pemakaian jangka panjang
dengan dosis besar dapat mempengaruhi pendengaran dan
penglihatan.
Hubungan struktur dan aktivitas:
 gugus amin tersier sangat penting untuk aktivitas;
 jarak optimal antara dua atom N pada rantai samping
adalah 4 atom C;
 substituen 7-Cl  aktivitas optimal;
 substitusi gugus OH pada salah satu gugus etil pada amin
tersier, seperti hidroksiklorokuin  toksisitas  dan
kadar obat dalam plasma . Hidroksiklorokuin merupakan
salah satu metabolit dari klorokuin;
 gugus metil pada C-3, seperti pada sontokuin 
aktivitas  1/3 x. Bila pada C-8  aktivitas (-)
 pemasukan gugus lain pada inti kuinolin  aktivitas ;
 pemasukan inti aromatik pada rantai samping, seperti pada
amodiakuin, aktivitas dan toksisitas .
Turunan 8-Aminokuinolin
4
H3CO
6
Struktur umum :
8 N
1
NH
R

R Nama Obat

-(CH 3)CH-(CH 2)3-NH 2 Primakuin

-(CH 3)CH-(CH 2)3-N(CH 2CH 3)2 Pamakuin

-(CH 2)3-CH(CH 3)-NH 2 Kuinos id

-(CH 2)5-NH-CH(CH 3)2 Pentakuin

-(CH 3)CH-(CH 2)3-N(CH 3)2 Is opentakuin

 Turunan 8-aminokuinolin aktif terhadap bentuk eksoeritro-sitik


parasit malaria yang disebabkan oleh P. vivax dan P. malariae.
 Mempunyai aktivitas gametositosid, tetapi tidak aktif terhadap
bentuk parasit eritrositik. Toksisitasnya > dibanding turunan 4-
aminokuinolin.
Hubungan struktur dan aktivitas:

 Aktivitas optimal bila rantai samping terdiri 4-6 atom C;

 substitusi pada N amin ujung kurang penting untuk


aktivitas;

 gugus 6-metoksi mempunyai aktivitas optimal.


Penggantian dengan OH  aktivitas (+), etoksi  aktivitas
, dan metil  aktivitas (-).

 reduksi inti kuinolin menghasilkan analog 1,2,3,4-


tetrahidro, dengan aktivitas dan toksisitas <.
Turunan Diaminopirimidin

H2N N NH2

Cl N

CH2CH3

Pirimetamin

Turunan diaminopirimidin merupakan schizonti-sida


eksoeritrositik dan eritrositik terhadap P. falciparum
dan schizontisida eksoeritrositik terhadap P. vivax.

Turunan ini juga sporontosida yang cukup efektif.


Hubungan struktur dan aktivitas:
 Pada seri turunan pirimidin, aktivitas optimal
dicapai bila pada posisi 6 cincin pirimidin ada
gugus penarik elektron dan pada posisi para
cincin fenil ada atom Cl.

 Bila kedua cincin dipisahkan oleh atom C atau O


 aktivitas antimalaria .

 Pirimetamin menunjukkan aktivitas paling tinggi.


Turunan Kuinolinometanol
(Alkaloida Kina)
 Turunan kuinolinometanol terdapat pada tanaman
Chinchona sp. (kina), terutama pada bagian kulit
kayu (korteks). Korteks kina yang diperdagangkan
mengandung ± kuinin 5%, kuinidin 0,1%,
sinkonin 0,3% dan sinkonidin 0,4%.

 Kuinidin, efek antimalaria(+) tetapi lebih banyak


digunakan sebagai kardiotonik.

 Turunan kuinolinometanol aktif terhadap bentuk


merozoit eritrositik parasit dan digunakan terhadap
P. falciparum yang sudah kebal terhadap klorokuin.
Hubungan struktur dan aktivitas:
 Alkaloida kina mempunyai 4 pusat atom C asimetrik pada C3,
C4, C8 dan C9. Konfigurasi pada posisi 8 dan 9 penting
karena bertanggungjawab adanya dua bentuk eritro,
yaitu kuinin dan kuinidin, dan dua bentuk treo, 9-
epikuinin dan 9-epikuinidin. Bentuk epi efek antimalaria
(-) karena jarak atom O alkohol sekunder dan atom N non
aromatik > dibanding jarak optimal (± 3 A o)  ikatan
hidrogen (-);
 gugus metoksi kurang penting untuk aktivitas, dapat diganti
gugus Cl, tanpa kehilangan aktivitas;
 pemasukan gugus halogen pada C8  aktivitas ;
 gugus kuinuklidin tidak penting untuk aktivitas,
 gugus amin tersier alkil penting untuk aktivitas;
 Pemblokan posisi 2' dengan gugus fenil atau trifluorometil 
aktivitas  karena dapat mencegah oksidasi in vivo.
 2-hidroksikuinin kurang aktif dibanding kuinin.

Anda mungkin juga menyukai