Anda di halaman 1dari 14

Gambaran Asuhan Keperawatan

Pada Keluarga dengan Intervensi


Utama Kompres Serei Hangat
pada Pasien dengan Rematik Di
Wilayah Kerja Puskesmas Basirih
Banjarmasin
VERAWATI
11409717043
AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM
VI/TANJUNGPURA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rematik adalah penyakit inflamasi sistemik yang dapat
mempengaruhi banyak jaringan terumata menyerang pada
sendi. Prevalansi rematik Nasional mengalami peningkatan dari
32,2 % menjadi 36,6% (WHO, 2016)
• Menurut data Riskesdas 2013, Prevalensi rematik di Indonesia
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per 1000 klien
dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1
per 1000 klien.
• Prevalensi Rematik di Kalimatan selatan sebesar 9,7 perseribu penduduk (rentang
5,2-18,5 per seribu penduduk) prevalensi penyakit rematik meningkat sesuai
peningkatan umur. Penyakit rematik lebih tinggi pada lansia (Dinkes Provinsi Kalsel
2012).
• Ada pengobatan secara non farmakologi yaitu menggunakan serei untuk
mengurangi nyeri. (Andriani, 2016)
• Kompres hangat adalah tindakan non farmakologis yang bisa dilakukan untuk
menghilangkan rasa nyeri. Metode ini resikonya lebih rendah, maka peneliti
tertarik dengan kompres hangat rebusan ai serei dapat mengurangi rasa nyeri
rematik pada lansia (Sri, 2015)
Didapatkan data distribusi 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Basirih baru
banjarmasin tahun 2018 dan 2019
Meningkatnya penyakit Rematik ini 2500
2000
sehingga diperlukan asuhan keperawatan 1500
keluarga untuk menerapkan intervensi 1000
500
utama kompres serei hangat pada klien Tahun 2018
0 Tahun 2019
untuk mengurangi keluhan yang dirasakan
penderita Rematik.
• Terkait fenomena diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Gambaran Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Intervensi Utama Kompres
Serei Hangat pada Klien dengan Rematik Di Wilayah Kerja di Puskesmas Basirih Baru
Banjarmasin”.
B. RUMUSAN MASALAH
Bedasakan fenomena ini peneliti merumuskan permasalahan “Bagaimana memberikan
asuhan keperawatan keluarga dengan intervensi utama kompres serei hangat pada
klien dengan Rematik di wilayah kerja Puskesmas Basirih Baru Banjarmasin“.
C. Tujuan Penelitian
Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Asuhan Keperawatan
Pada Keluarga dengan Intervensi Utama Kompres Serei Hangat pada Pasien dengan
Rematik Di Wilayah Kerja Puskesmas Basirih Banjarmasin
BAB II
A. Konsep Dasar Rematik
1. Definisi
Rematik adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan
dan kaki) mengalami peradangan
2. Anatomi fisiologi
Muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligament, tendon, fasia, bursae dan
persendian.
• Persendian pada manusia
Sendi fibrosa atau sendi mati,
Sendi kartilaginosa atau sendi
yang bergerak sedikit
(sendi tulang rawan) dan Sendi sinovial atau sendi yang bergerak bebas
3. Etiologi
Usia lebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Genetik, Kegemukan,
Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
4. Patofisiologi
Cidera mikro vascular dan jumlah sel yang membatasi dinding sinovium (sendi)
merupakan lesi paling dini pada sinovisis remotoid
5. Tanda dan Gejala
Nyeri persendian, Bengkak (Rheumatoid nodule), Kekakuan pada sendi terutama
setelah bangun tidur pada pagi hari, Terbatasnya pergerakan
6. Pemeriksaan Diagnostik
Salah satunya yaitu melakukan Sinar X dari sendi yang sakit dan hasil menunjukkan
pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang
berdekatan (perubahan awal)
7. Penatalaksanaan Medik
Salah satunya menggunakan Pendidikan meliputi tentang pengertian, patofisiologi,
penyebab, dan prognosis penyakit Rematik
8. Komplikasi
Salah satunya dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule
B. KONSEP DASAR KOMPRES SEREI HANGAT
1. Kompres Serei Hangat
Kompres hangat dapat dilakukan dengan handuk yang telah direndam di dalam
air hangat, ke bagian tubuh yang nyeri. Sebaiknya diikuti dengan latihan pergerakan
atau pemijatan. Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan
fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa
nyeri, dan memperlancar aliran darah (Kompas, 2015).
Manfaat serei untuk kesehatan seperti dapat membantu mengurangi gangguan
lambung, insomnia, gangguan pernafasan, demam, nyeri, infeksi, rematik dan
edema. (Afiyah, 2014).
C. Konsep Dasar Nyeri
Nyeri adalah perasaan terluka misalnya, adanya stimulus yang merusak jaringan
tubuh dan nyeri merupakan pola respon yang dilakukan seseorang untuk melindungi
organisme dari kerusakan (Richard Sternback, 2017).
D. Klasifikasi Nyeri
1) dua rasa nyeri utama yaitu :
• Nyeri cepat : dengan waktu kira-kira 0,1 detik , rasa nyeri seperti tertusuk
• Nyeri lambat : timbul setelah 1 detik atau lebih dan perlahan bertambah, rasa
nyeri seperti terbakar
2) Waktu nyeri
• Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi tiba-tiba, intensitasnya bervariasi dari sedang
sampai dengan berat dan berakhir dalam periode singkat sampai dengan kurang
dari 6 bulan.
• Nyeri kronis adalah nyeri yang intermitten atau persisiten dan berakhir lebih dari 6
bulan misalnya nyeri pada penyakit kanker
3) Skala nyeri menurut bourbanis
• Keterangan :
• 0 : Tidak nyeri
• 1-3 : Nyeri ringan: secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
• 4-6 : Nyeri sedang: Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri,
• 7-9 : Nyeri berat: secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, 10 : Nyeri sangat berat:
Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
D. Konsep Keluarga
1.Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya (Duvan Dan
Logan 1986 dalam Salvari 2013).
2. Karakteristik keluarga
Menurut Salvari 2015, salah satunya yaitu terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
3. Struktur keluarga
Menurut Salvari 2013 struktur keluarga terdiri dari : Patrilineal, Matrilineal, Matrilokal, Patrilokal
dan Keluarga kawin.
4. Ciri Ciri Struktur keluarga
Menurut Salvari tahun 2013, terdapat 3 ciri-ciri stuktur keluara yaitu: Terorganisir, ada
keterbatasan dan ada perbedaan dan kekhususan
5. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
Menurut Salvari tahun 2013 terdapat 3 tipe pemegang kekuasaan dalam keluarga, yaitu :
Patriakal , Matriakal dan Equaltarian
6. Tipe keluarga
Tipe keluarga menurut Sulistyo Andarmoyo, 2012 yaitu : Keluarga Tradisional, Varian keluarga
inti , Keluarga Tanpa Anak , Commuter Family, Reconstituted Nucklear, Keluarga Besar, Keluarga
dengan orang tua tunggal/ Single parrent, Keluarga Nontradisional
7.  Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
• Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
• Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
• Memberikan perawatan kepada anggotanya yang sakit
• Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan
• Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
7.  Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
• Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
• Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
• Memberikan perawatan kepada anggotanya yang sakit
• Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan
• Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
B. Konsep dasar asuhan keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dimana seorang perawat mengambil informasi secara
terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Adalah keputusan klinis mengenai individu , keluarga atau masyarakat yang
diperoleh melalui proses pengumpulan data untuk dasar menetapkan tindakan yang
peawat betanggung jawab melaksanakannya.
3. Rencana keperawatan
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan
oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan masalah kesehatan
• Intervensi
Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
Nyeri akut 1. Tujuan Umum : Respon 1. Keluarga mampu 1. Kaji skala nyeri
berhubungan Selama 5 kali kunjungan verbal : menjelaskan tentang obat 2. Berikan pendidikan
dengan kerumah keluarga   tradisional Hipertensi kesehatan tentang
ketidakmampuan diharapkan nyeri berkurang   2. Setelah diberikan terapi tradisional
keluarga merawat atau hilang   pendidikan kesehatan dengan
anggota keluarga 2. Tujuan Khusus :   tentang cara membuat menggunakan
terapi tradisional kompres kompres serei hangat
yang sakit Selama 1 x 60 menit Respon serei hangat, keluarga
kunjungan , keluarga psikomotor : mampu membuat obat 3. Berikan terapi
mampu merawat anggota terapi tradisional untuk tradisional kompres
keluarga yang sakit dengan rematik serei hangat
cara : 3. Keluraga mampu 4. Monitor respon
a. Mengenal masalah memutuskanm untuk pasien
kesehatan merawat, meningkatkan 5. Evaluasi skala nyeri
atau memperbaiki setelah diberikan
b. Mengambil kesehatan
2 4. Keluarga mampu merawat terapi
keputusan anggota keluarga untuk 6. Anjurkan keluarga
meningkatkan atau untuk melakukan
c. Merawat anggota memperbaiki kesehatan. terapi rutin setiap
keluarga yang sakit pagi
d. Memodifikasi
lingkungan
e. Memanfaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan
5. Implementasi Keperawatan Keluarga
Implementasi adalah fase ketika perawat menerapkan atau melaksanakan rencana
tindakan yang telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan pasien terpenuhi secara
optimal (Nursalam, 2015).
6. Evaluasi Keperawatan Keluarga
Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan
mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon klien
disebut evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang
diharapkan disebut sebagai evaluasi hasil (Hidayat, A.A.A, 2016).
BAB III
A. Rancangan Studi Kasus
Dalam penelitian karya tulis ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif,
dengan rancangan studi kasus dan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk menggambarkan suatu keadaan secara objektif. (Nursalam, 2016).
B. Subjek Penelitian
1. Kriteria inklusi
• Pasien yang sudah terdiagnosis penyakit rematik.
• Pasien dengan rentan umur lebih dari 60 tahun yang sudah terdiagnosis
penyakit rematik.
• Pasien yang kooperatif dan bersedia menjadi responden penelitian.
2.Kriteria eksklusi
• Penderita penyakit rematik yang mempunyai komplikasi penyakit lain.
• Penderita yang memiliki gangguan lain seperti kejiwaan dan kognitif serta tidak
bersedia atau menolak untuk menjadi responden.

Anda mungkin juga menyukai