Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT REMATIK
DI PANTI WREDHA AISYIYAH SUMBER, BANJARSARI,
SURAKARTA

Disusun Oleh :
Lisa Isdaryanti (SN. 151070)

PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYAKIT REMATIK

A. Topik
Penyakit Rematik

B. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jum’at, 01 Juli 2016
Waktu : 16.00 WIB
Penyaji : Lisa Isdaryanti Mahasiswi STIKes Kusuma Husada
Sasaran : Ny. S

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit
diharapkan pasien mampu memahami tentang penyakit rematik.
2. Tujuan Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang penyakit rematik
selama 1 x 45 menit, diharapkan pasien dan keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian dari penyakit rematik.
b. Menjelaskan penyebab penyakit rematik.
c. Menjelaskan tanda-tanda dan gejala dari penyakit rematik.
d. Menjelaskan diet bagi penderita rematik.
D. Pokok Materi
Terlampir
E. Kegiatan Pembelajaran
No Tahap Kegiatan Waktu Respon
1. Pre Salam pembuka 5 menit menjawab salam.
Interaksi Pasien dan keluarga
Perkenalan perawat mengerti tentang tujuan
penkes.
Penyampaian tujuan Pasien dan keluarga
pendidikan kesehatan menyetujui kontrak
waktu.
Melakukan kontrak Pasien dan keluarga
waktu mau menyampaikan
pendapat.

Menyampaikan
apersepsi
2. InteraksiØ Menjelaskan isi dari 5 menit Pasien dan keluarga
materi : mampu dan mau untuk
- Menjelaskan pengert mendengarkan ceramah
ian dari penyakit dengan baik dan
rematik. kooperatif
- Menjelaskan
penyebab dari
penyakit rematik.
- Menjelaskan tanda
dan gejala dari
penyakit rematik.
- Menjelaskan diet
yang benar bagi
penderita rematik.

3. Terminas Mempersilahkan pasien 5 menit Pasien kooperatif dan


i dan keluarga untuk mau berpartisipasi
bertanya mengenai dengan baik.
materi yang belum
dipahami.
Ø Mendiskusikan dengan
pasien dan keluarga .
Pasien dan keluarga
Menjelaskan yang mau mendengarkan.
belum dipahami. Pasien dan keluarga
Melakukan evaluasi menjawab pertanyaan
pelaksanaan penkes . perawat.
Pasien dan keluarga
Menyampaikan memperhatikan.
kesimpulan penkes.
Pasien dan keluarga
Menyampaikan salam menjawab salam.
penutup.

F. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab

G. Alat dan Media Penyuluhan


1. Leaflet
2. Flip chart

H. Evaluasi
1. Apa pengertian dari penyakit reumatik?
2. Apa penyebab penyakit reumatik ?
3. Apa tanda dan gejala dari penyakit reumatik ?
I. DAFTAR PUSTAKA
Manjoer Arif, dkk.1999.KapitaSelektakedokteranJilid 1 Edisi 3.Jakarta:
Media Aesculapius FK UI

Muttaqin, Arif.2008.Patofisiologi Penyakit.Jakarta: EGC

Prince S.A., & Wilson L.M., 1995, Patofisiologi: KonsepKlinis Proses-


ProsesPenyakitBuku 2 Edisi 4, Jakarta: EGC

Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, BukuAjar:


KeperawatanMedikalBedahBrunner &Suddarth Edisi 8
Volume 3, Jakarta: EGC

Lampiran Materi Rematik

A. Definisi
Penyakit rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang
atau jaringan penunjang sekitar sendi, golongan penyakit ini merupakan
penyakit autoimun yang banyak di derita oleh kaum lanjut usia. Penyakit
ini lebih sering terjadi pada perempuan (Arif Muttaqin, 2008).
B. Etiologi
Sampaisekaranginipenyebabpastimasihbelumdiketahuitetapiada yang
mengatakankarena mycoplasma, virus dansebagainya. Namun ada
beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab rematik, yaitu:
a. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan
adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis
bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada
penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.
b. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan
laki-laki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan
dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi
psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi
diatas usia 50 tahun (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih
banyak pada wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran
hormonal pada patogenesis osteoartritis.
c. Genetik
d. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku
bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup
maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan
pertumbuhan tulang.
e. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya
resiko untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria.
Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada
sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan
osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu
disamping faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban
mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang berperan pada
timbulnya kaitan tersebut.
f. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus
menerus berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu.
Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yang berkaitan
dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.
g. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan
timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.
h. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko
timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang
lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang
diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi
menjadi lebih mudah robek.
C. Patofisiologi
Proses patofisiologi yang rumitpada rheumatoid arthritis
adalahreaksitipe II (imunecompleks) dantipe IV (sel mediated).
Jikatidakdapatdicegah, perubahanpatologikpadarematoid arthritis melalui
4 tahap, yaitu: synovitis, pannus formation, fibrous ankylosisdan bony
ankylosis.

Tahap 1:

Melibatkansendi yang mengalami imflamasi dengan tipe inflamasi


yang proliferative (berkembangbuak), yang berawal dalam kapsul sendi,
terutama di dalam membransinovial (synovitis). Jaringan mengental dalam
edema dan kongesti.

Tahap 2:

Panus berkembang secara bertahap. Lapisan jaringan yang


terinflamasi ini menghasilakn jaringan yang berisi butiran halus yang
berasaldarimembran synovial berlanjutsampaikepermukaansendi di
bagiandalamsendi. Sendiinijaditerlihatkemerah-merahan, kasar dan
melekat rapat sekali dengan dasar kartilago oleh pernyerbuan dan
pemecahan, dengan mengganggu nutrisi kartilago. Bertambahnya
kerusakan memungkinkan terjadinya butiran halus pannus yang
berkembang pada area yang berekatan dandalamtu langsuchondrial,
dengan lebih parah lagi merusak/ menghancurkan kapsul sendi sebuah
tulang subchondrial.

Tahap 3:

Fibrous ankylosis, dengan subluxation danpenyimpangandarisendi


yang dipengaruhi, jaringan yang berisibutiranhalusmenjadi di
serangdenganjaringankasar fibrous dandiubahmenjadijaringanparut (scar)
yang menghambatataumencegahpergerakansendi.

Tahap 4:

Bony ankylosis (penyatuantulang yang tetap) itu bias berkembang


seperti jaringan fibrous mengeras dan mengubahnya menjadi jaringan
osseous.

D. TandadanGejala
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-
lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang
dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi,
krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi
terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri
tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan,
antara lain:
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah
dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa
gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih
dibandingkan gerakan yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi,
seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang
sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau
tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau
panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan
gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk
kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).
E. PemeriksaanDiagnostik
Ada 3 macam test yang dapatdanbiasadilakukanpadarematoid arthritis
gunamenegakkandiagnosapastiyaitu:
1. Pemeriksaanpatologianatomia (PA)
Didapatiadanyahipertrofidari villi padasendi,
penebalanjaringansinovial, adanyasebukansel-
selradangmendadakdanmenahun, jaringanfibrositdanpusat-
pusatnekrosis.
2. Pemeriksaanlaboratorium
a. Test faktorremu (RF), biasanyapositifpada 70-80% penderita RA
terutamabila RA masihaktif.
b. C-reactive protein; biasanyapositifpadapenderita RA sejenisnya.
c. Lajuendapdarah (LED) biasanyameninggipada RA.
d. Seringdijumpailekositosis.
e. Anemia akibatadanyainflamasi yang kronik.
f. Padahitungjenisleukosit,
polimorfunuklearpersentasenyameningkat.
g. Kadar albumin serum turundan globulin naik
3. Pemeriksaanradiologi
Didapatitanda-tandadekalsifikasi (sekurang-kurangnya) padasendi
yang terkena
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaanrematoid arthritis dibagiatas:
1. Medikametosa
a. Pengobatansimptomatik:pengobatan yang
hanyauntukmengurangitandadangejala, biasanyamengurangi rasa
sakit. Obat yang seringdipakaiadalah simple analgesik, anti
inflamasinonsteroisd, anti inflamasigolongan steroid
b. Pengobatanremitif; pengobatan yang
mempengaruhiperjalananpenyakit. Biasanyadigunakanimmuno
suppressant, obatsimtomatik, alkylating agent, chelating agent, anti
malaria, antelmetik.
2. Fisioterapi
Bertujuanuntukmencegahkecacatanlebihlanjutdanpemulihankembalibil
asudahterjadikecacatan.
3. Pembedahan
Dilakukanbilapengobatansudahdilakukandanbelumberhasil,
pembedahanbiasanyabersifatortopedik.
4. Psikoterapi
Biasanyadiberikanpsikoterapi superficial agar
timbulsemangatdankeuletanuntukberobatdan mental
penderitasupayakuat/ tabahmenghadapipenyakitnya.

Tujuan pengobatan secara umum adalah:

a. Mencegah deformitas.
b. Menghilangkan rasa sakit.
c. Mengusahakan agar dapatt etap bekerja dan hidup seperti biasabaik
dirumah maupun ditempat kerja, terutama dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
d. Memperbaiki (mengoreksi) deformitas yang sudahterjadi.
G. Pencegahan
Cara mencegah rematik dan mengurangi nyeri sendi ada beberapa cara,
yaitu:
a. Olahragateratur
Olahragateraturdapatmeningkatkanfleksibilitassendi
b. Makanan yang dianjurkanyaitumakanan yang kaya vitamin C dan E
serta Kalsium, seperti jahe, nanas, jeruk, minyak zaitun, apel, bawang
putih, ikan, mangga , pepaya, anggur
c. Makanan yang dihindariyaitu:
1) Produk kacang-kacangan seperti susu kacang, kacang buncis
2) Organ dalam hewan seperti; usus, hati, limpa, paru, otak, jantung,
dll.
3) Makanan kaleng seperti, sarden, kornet sapi, dll.
4) Makanan yang dimasak menggunakan santan kelapa.
5) Beberapa jenis buah-buahan seperti durian, air kelapa muda,
alpokat, dan produk olahan melinjo.

Anda mungkin juga menyukai