0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
380 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang praktikum pembuatan sediaan steril tetes telinga kloramfenikol yang meliputi latar belakang, tinjauan pustaka, metode praktikum, pembahasan, dan kesimpulan. Ringkasannya adalah praktikum pembuatan tetes telinga kloramfenikol yang dilakukan evaluasi meliputi uji organoleptis, pH, kejernihan, kebocoran, dan volume terpindahkan namun hasilnya belum memenuhi stand
Dokumen tersebut membahas tentang praktikum pembuatan sediaan steril tetes telinga kloramfenikol yang meliputi latar belakang, tinjauan pustaka, metode praktikum, pembahasan, dan kesimpulan. Ringkasannya adalah praktikum pembuatan tetes telinga kloramfenikol yang dilakukan evaluasi meliputi uji organoleptis, pH, kejernihan, kebocoran, dan volume terpindahkan namun hasilnya belum memenuhi stand
Dokumen tersebut membahas tentang praktikum pembuatan sediaan steril tetes telinga kloramfenikol yang meliputi latar belakang, tinjauan pustaka, metode praktikum, pembahasan, dan kesimpulan. Ringkasannya adalah praktikum pembuatan tetes telinga kloramfenikol yang dilakukan evaluasi meliputi uji organoleptis, pH, kejernihan, kebocoran, dan volume terpindahkan namun hasilnya belum memenuhi stand
Baiq Sri Hidayanti AKF18068 M Alpian Wanandi AKF18042 Nustiana Kahale AKF18047 Agenda Pembahasan 1 Latar Belakang
2 Tinjauan Pustaka
3 Metode Praktikum
4 Pembahasan
5 Kesimpulan BAB I LATAR BELAKANG
• Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga
dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga, kecuali Apa yang dimaksud dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan obat tetes telinga? pembawa bukan air. Cairan pembawa yang digunakan harus mempunyai kekentalan yang cocok agar obat mudah menempel pada dinding telinga
• Zat aktif yang digunakan untuk sediaan tetes telinga
Apa kegunaan obat biasanya digunakan untuk melunakkan kotoran telinga, tetes telinga? sebagai antiinfeksi, antiseptic, untuk membersihkan telinga
Apa alasan membuat
sediaan obat tetes telinga? BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Apa saja syarat-syarat apa saja evaluasi yang
Apa yg dimaksud dengan dalam membuat obat tetes dilakukan dalam tetes telinga? telinga? pembuatan obat tetes telinga? • Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan • Uji organoleptis untuk telinga dengan • Uji pH cara meneteskan obat ke • UJI Kejernihan dalam telinga, kecuali dinyatakan lain, tetes • Uji kebocoran telinga dibuat • Uji volume terpindahkan menggunakan cairan pembawa bukan air. Cairan pembawa yang digunakanharus mempunyai kekentalan yang cocok agar obat mudah menempel pada dinding telinga BAB III METODE PRAKTIKUM
Formula standar Formula rancangan
(Fornas edisi II hal 64) Tiap 10 mL mengandung Tiap 10 mL mengandung Chloramphenicol 1g Chloramphenicol 1g Metil paraben 0,12% Propylenglikolum ad10 mL Propylenglikolum ad10 mL
Alasan pemilihan bahan
Chloramphenicol : sebagai zat aktif
Metil paraben : sebagai pengawet Propylenglikolum : sebagai zat tambahan (pelarut chloramphenicol) Perhitungan Bahan NB Dalam sediaan tetes 1. Kloramfenikol 1 gram telinga digunakan zat pengawet metil paraben Dilebihkan 7 % = x 1 = 0,07 gram dengan konsentrasi Jadi, yang ditimbang = 1 + 0,07 = 1,07 gram 0,12% - 0,18% dan propil paraben dengan konsentrasi 0,02% - 2. Metil paraben 0,12% 0,05%. Kelompok kami memilih Metil paraben 0,12% = = 0,0018 g metil paraben dengan Dilebihkan 7% = x 0,0018 = 0,000126 g konsentrasi 0,12% Jadi, yang ditimbang = 0,00018 g + 0,000126 g = 0,000306 g
= 0,306 mg Dalam sediaan tetes telinga bahan dilebihkan 5-10 % 3. Propilenglikol 10 mL Kelompok kami Dilebihkan 7 % = x 10 = 0,7 mL dilebihkan sebanyak 7% karena untuk Propilenglikol = 10 + 0,7 = 10,7 mL mengantisipasi zat-zat Jadi, yang diukur = 10,7 – 1,07 – 0,00306 yang tertinggal di dalam alat pada pembuatan = 9,62694 mL sediaan tetes telinga. Prosedur Kerja Disiapkan alat dan bahan yang sudah disterilisasi
Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan
Dimasukkan kloramfenikol ke dalam cawan uap, larutkan dengan
propilenglikol aduk ad larut
Ditambahkan metil paraben aduk ad larut
Dimasukkan ke dalam wadah tetes telinga, selanjutnya stelirisasi dengan
sterilisasi C (menggunakan filter ke dalam wadah) Evaluasi Sediaan 1. Uji organoleptis 4. Uji kebocoran Warna Bau Standar Hasil sediaan Tidak berwarna Tidak berbau Tidak bocor Tidak bocor
2. Uji pH 5. Uji volume terpindahkan
pH telinga pH sediaan Volume awal Volume akhir 5,5 – 6,5 6 10 mL 9 mL 3. Uji kejernihan Standar Hasil sediaan Jernih Tidak jernih BAB IV PEMBAHASAN
Dari pembuatan sediaan steril tetes telinga telah di evaluasi
sediaan antara lain uji oragnoleptis, dalam praktikum kami mengasilkan tidak berwarna dan tidak berbau, selanjutnya uji pH dihasilkan pH 6 dari sediaan tersebut, kemudian uji kejernihan dalam sediaan yg kami buat terdapat partikel asing, dan pada uji kebocoran dihasilkan wadah yang kami gunakan tidak bocor, yang terakhir uji vulome terpindahkan dimana volume awal sediaan kami 10 mL dan volume akhir 9 mL. Dari hasil uji tersebut yang tidak sesuai dengan standar yaitu pada uji kejernihan yang terdapat partikel asing yang disebabkan oleh terkontaminasinya saat pembuatan sediaan tetes telinga dan tidak sesuainya volume awal dengan volume akhir disebabkan zat-zat yang tertinggal di dalam alat pembuatan sediaan tetes telinga tersebut BAB V KESIMPULAN
Dari sediaan tetes telinga yang kami buat dapat
disimpulkan bahwa sediaan tersebut belum memenuhi standar dikarekan terdapat partikel asing yang disebabkan terjadinya kontaminasi dan ketidak sesuaian volume awal dan akhir pada sediaan tetes telinga tersebut Thank You !!