1. Cara produksi sediaan Alat dimasukkan ke grey area melalui pass box
otik neomisin sulfat Dalam ruang antara memakai jas lab, tutup kepala,
Pembuatan tetes telinga dan sarung kaki
neomisin sulfat : Grey Area Masing-masing alat disterilkan. Gelas beker, mortir,
Metode pembuatan tetes stamper, spatula, karet penutup vial, dan karet pipet
telingan neomisin sulfat tetes disterilisai di autoklaf pada suhu121oC selama
dilakukan dengan cara 15 menit. Corong, pengaduk, pipet tetes, dan cawan
aseptik. Pembuatan tetes porselen disterilisasi menggunakan oven pada suhu
telinga neomisin sulfat dengan 170oC selama 30 menit.
metode pencampuran bahan
Timbang bahan – bahan yang akan digunakan.
yang dilakukan di dalam LAF
White Area Larutkan Lidokain HCl dengan gliserin secukupnya,
secara aseptis. Sterilsasi akhir
diaduk hingga homogen
dengan menggunakan sinar
UV selama 15 menit. Tambahkan Neomisin Sulfat dengan glesirin
secukupnya, diaduk hingga homogen
a.Evaluasi Kimia
Uji identifikasi, dilakukan uji organoleptis dengan cara mengamati warna, bau,
rasa, bentuk dari masing-masing bahan kemudian disesuaikan dengan masing-
masing monografi.
b. Evaluasi Fisika
-Penetapan pH
-Uji keseragaman bobot dan volume
-Uji kejernihan larutan
-Uji kejernihan dan warna
-Uji kebocoran wadah
Wadah dan Kemasan
Dalam wadah dosis ganda, terlindung dari dari cahaya. Penggunaan wadah
pada obat tetes telinga adalah botol plastic dengan ujung lancip seperti pada
obat wadah tetes mata atau bisa juga menggunakan botol kaca dengan
tutup berpipet.
Untuk kemasan harus di simpan dalam wadah tertutup rapat dan disegel
untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama.
KESIMPULAN
4. Cara sterilisasi sediaan tetes telinga
1. Pembuatan tetes telinga neomisin neomisin sulfat yaitu dengan
sulfat dengan metode menggunakan sinar UV selama 15
pencampuran bahan yang menit dan autoklaf 121ºC selama 15
dilakukan di dalam LAF secara menit. Sterilisasi yang digunakan
aseptis. pada saat pembuatan sediaan yaitu
2. Persyaratan tetes telinga neomisin sterilisasi secara aseptis
sulfat yaitu harus lulus Uji 5. Evaluasi yang harus dilakukan pada
organoleptis : bau, warna dan rasa sediaan tetes telinga neomisin sulfat
sesuai Bahan Sediaan, Uji yaitu evaluasi kimia untuk uji
kejernihan : tidak terdapat identifikasi dan evaluasi fisika
cemaran, dan Uji pH : standar pH meliputi uji penetapan pH, uji
untuk tetes telinga adalah 5,5-6,5. keseragaman bobot dan volume, uji
3. Komponen sediaan tetes telinga kejernihan larutan, uji kejernihan
neomisin sulfat : warna, dan uji kebocoran
6. Wadah dan kemasan sediaan otik
Nama Bahan Fungsi tetes telinga yang digunakan adalah
botol plastic dengan ujung lancip
Neomisin sulfat Zat aktif seperti pada obat wadah tetes mata
atau bisa juga menggunakan botol
Lidokain HCl Zat aktif kaca dengan tutup berpipet. Untuk
Metil paraben Pengawet kemasan harus di simpan dalam
wadah tertutup rapat dan disegel
Gliserin Pelarut untuk menjamin sterilitas pada
pemakaian pertama
Saran
disarankan untuk penggunaan sediaan otik yang steril agar
konsumen memperhatikan cara penggunaan dan
penyimpanan obat yaitu pada saat penggunaan ujung tetes
botol atau pipet jangan mengenai telinga untuk
menghindari kontaminasi serta disimpan di tempat yang
terhindar dari matahari langsung dan jauh dari jangkauan
anak-anak
Hasil diskusi 2. Fitri prihatini perwakilan kelompok
2
1. Maria subu perwakilan kelompok 1
Q: “apakah sediaan tetes telinga tidak
Q: “kenapa dalam pembuatan sediaan perlu isotonis? Berikan alasan nya”
otik neomisin sulfat menggunakan
cara aseptic, kenapa tidak A: “sediaan tetes telinga tidak harus
menggunakan metode panas basah? isotonis, karena isotonis adalah
keadaan pada saat tekanan osmosi
A: “dikerjakan dengan metode aseptic
karena neomisin merupakan larutan obat sama dengan tubuh
kelompok antibiotik yang sensitif (darah, airmata) yaitu pH 7,4,
terhadap suhu tinggi, yang mana sedangkan pH optimum untuk
akan mengakibatkan zat aktif larutan berair yang digunakan pada
mengalami penguraian dan telinga yaitu antara range pH 5-6.
penurunan kerja farmakologinya jika
menggunakan metode panas basah”