Anda di halaman 1dari 25

TEORI KONSUMSI DALAM ISLAM

Hafiizh Maulana
Permintaan dan Penawaran dalam Islam
• Pandangan ekonomi Islam mengenai permintaan,
penawaran dan mekanisme pasar ini relatif sama dengan
ekonomi konvensional, namun terdapat batasan-batasan
dari individu untuk berperilaku ekonomi yang sesuai
dengan aturan syariah.
• Dalam ekonomi islam, norma dan moral “Islami” yang
merupakan prinsip Islam dalam berekonomi, merupakan
faktor yang menentukan suatu individu maupun
masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya
sehingga teori ekonomi yang terjadi menjadi berbeda
dengan teori pada ekonomi konvensional.
IDE IBNU TAIMIYYAH
• Menurut Ibnu Taimiyyah, permintaan suatu barang adalah
hasrat terhadap sesuatu, yang digambarkan dengan istilah
raghbah fi al-syai’. Diartikan juga sebagai jumlah barang
yang diminta. Secara garis besar, permintaan dalam
ekonomi Islam sama dengan ekonomi konvensional,
namun ada prinsip-prinsip tertentu yang harus
diperhatikan oleh individu muslim dalam keinginannya.
• Nilai-nilai konsumsi barangBatasan anggaran (budget
constrain),tidak berlebihan (israf) dan harus
mengutamakan kebaikan (maslahah)
Perilaku Konsumen

• Secara indivudial atau perilaku pelaku pelaku


ekonomi, tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan
kegiatan ekonomi adalah terpenuhinya setiap
kebutuhan hidup dengan menggunakan sumber daya
yang terbatas.
Kebutuhan Konsumen

• Kebutuhan & Perilaku:

Kebutuhan Perilaku
Konsumen Konsumen
Kebutuhan Konsumen:
 Kebutuhan menurut David McClelland:

Need for achievement

Tiga macam
kebutuhan Need for affiliation
manusia

Need of power
Asumsi Teori Konsumsi Konvensional (1)

1. Pendekatan Cardinal:
• Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan Terjadi hukum
The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap
satu satuan.
• Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan
konsumsi semakin kecil.
• (Mula-mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau
saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun ).
• Hukum menganggap terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat
kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
• Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa
dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal
harganya (kendala anggaran)
Kurva kepuasan/nilai guna kardinal
U MU = 0
U3 C
 D
U2 B E
U1 A
 TU Curve

 X1 X2 X3 X
Asumsi Teori Konsumsi Konvensional (2)

2. PENDEKATAN ORDINAL
• Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa
dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang
lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam
mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama.
• Tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva
indifferent Berlereng/ slope negatif, Hal ini menunjukkan apabila
dia ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus
mengorbankan konsumsi terhadap barang Y.
• Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih
sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi
menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.
KURVA INDIFFERENT

• Y
• C

• A
• B IC
0 X
Capitalism Behavior
Jeremy Bentham (1748-1823)
• Rasionalitas berpegang pada prinsip maximizing pleasure
minimizing pain
• Dengan demikian, asumsi yang digunakan oleh Bentham
adalah;
– kesenangan yang paling besar adalah yang jumlahnya
paling banyak (the greatest happiness of the greatest
number).
– tindakan yang baik adalah segala tindakan yang
mengarahkan manusia menambah jumlah kesenangan,
sementara tindakan yang tidak mengarah kepada
kesenangan atau yang mengurangi jumlahnya adalah
tindakan yang tidak baik.
Capitalism Behavior
Adam Smith (1776)
• Capitalism is based upon individual self
interest and the pursuit of monetary gain
• Humans are largely ruled by sentiments,
feelings and passions. Theology is not a source
of guaranteed truth (spencer j. pack on smith’s
view)
Capitalism Behavior
Adam Smith (1776)
• The capitalist economy is not the result of total
conscious planning
• Similarly, the moral education and
socialization of a human is not the result of
total conscious planning. It is the result of the
constant feedback of society to the actions of
the individual
Capitalism Behavior
F.Y Edgeworth (1881)
• Egoism merupakan nilai yang konsisten dalam
diri setiap manusia yang mempengaruhi setiap
keputusan-keputusan hidup, termasuk
keputusan ekonomi
Capitalism Behavior

Self-Interest =
Egoism = Utilitarianism = Individualism
= Materialism = Rationalism
= CAPITALISM
Urgensi Iman
Dalam Perekonomian Islam

Akidah Akhlak
Syariah

Human Nature
IMAN
Preferensi

Interaksi/Mekanisme
Ekonomi

Bangunan Ekonomi
TEORI KONSUMSI ISLAM
• Konsumsi intertemporal (dua periode) adalah konsumsi yang dilakukan dalam dua waktu yaitu
masa sekarang (periode pertama) dan masa yang akan datang (periode kedua). Monzer Kahf
berusaha mengembangkan pemikiran konsumsi intertemporal Islami, dengan memulai membuat
asumsi sebagai berikut:
• 1. Islam dilaksanakan oleh masyarakat
• 2. Zakat hukumnya wajib
• 3. Tidak ada riba dalam perekonomian
• 4. Mudarabah merupakan wujud perekonomian
• 5. Perilaku ekonomi mempunyai perilaku memaksimalkan

• Dalam konsep Islam konsumsi intertemporal dijelaskan oleh hadits Rasulullah SAW yang maknanya
adalah “Yang kamu miliki adalah apa yang telah kamu makan dan apa yang telah kamu infakkan”.
Oleh karena itu persamaan pendapatan menjadi:
Y= (C+INFAK)+S
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
S = Sedekah
Prilaku Konsumsi Prilaku Konsumsi (Dr.
Yusuf Qardhawi);
TUJUAN:
Memenuhi kebutuhan baik • Konsumsi pada barang
yang halal & baik;
jasmani maupun ruhani
berhemat (saving),
sehingga mampu berinfak (mashlahat) serta
memaksimalkan fungsi menjauhi judi, khamar,
kemanusiaannya sebagai gharar & spekulasi
hamba Allah SWT untuk • Konsumsi yang menjauhi
mendapatkan kebahagiaan kemegahan, kemewahan,
dunia dan akhirat (falah). kemubadziran dan
menghindari hutang
18
Perilaku Konsumsi (Dr. Yusuf Qardhawi)

 Konsumsi pada barang yang halal & baik;


berhemat (saving), berinfak (mashlahat) serta
menjauhi judi, khamar, gharar & spekulasi
 Konsumsi yang menjauhi kemegahan,
kemewahan, kemubadziran dan menghindari
hutang
Parameter kepuasan seorang muslim tentu saja parameter dari definisi manusia
terbaik, yaitu memberikan kemanfaatan bagi lingkungan (amal shaleh).
Sementara konsumsi barang-jasa merupakan asumsi yang given karena sekedar
ditujukan untuk dapat hidup dan beraktifitas (AS).
Perilaku Konsumsi Muzakki
Kondisi:
C = Co + b Yd d = 0; c = b
Co = kebutuhan pokok d<c
b Yd = kebutuhan non-pokok
d=c
MPCmuzakki = MPCriil + MPCamal shaleh d>c
d = b; c = 0
Jika:
b = MPCmuzakki;
c = MPCriil; Keimanan yang semakin
d = MPCamal shaleh; maka
meningkat membuat nilai d
semakin mendekati b;
C = Co + (c + d) Yd
meminimalkan preferensi
C = Co + cYd + dYd konsumsi untuk diri sendiri
Prilaku Ekonomi Mustahik

C = Co = Z

Menggunakan pendapatannya yang berasal dari


zakat, mustahik tidak memiliki peluang untuk
meningkatkan kepuasannya pada sisi amal
shaleh
DIMENSI KONSUMSI DALAM PERSAMAAN
MATEMETIS
• Secara grafis, hal ini seharusnya digambarkan dengan tiga dimensi.
Namun untuk kemudahan penyajian, grafis digambarkan dengan
dua dimensi sehingga persamaan ini disederhanakan menjadi:
• Y= FS + S
• Dengan FS = C + Infak
• FS adalah Final Spending (konsumsi akhir di jalan Allah).
• Penyederhanaan ini memungkinkan untuk menggunakan alat
analisis grafis yang biasa digunakan dalam teori konsumsi, yaitu
memaksimalkan utility function (fungsi utilitas) dengan budget line
(garis anggaran) tertentu atau meminimalkan garis anggaran
dengan fungsi utilitas tertentu.
Hukum Penguatan Kegiatan Mashlahah:
1. Keberadaan berkah akan memperpanjang rentang darI suatu
kegiatan konsumsi
2. Konsumen yang merasakan adanya mashlahah dan menyukainya
akan tetap rela melakukan suatu kegiatan meskipun manfaat dari
kegiatan tersebut bagi dirinya sudah tidak ada.

• Islam melarang adanya penggantian (substitusi) dari barang atau


transaksi yang halal dengan barang atau transaksi yang haram.
• Hukum permintaan menyatakan bahawa jika harga barang/jasa
meningkat, maka jumlah barang/jasa yang diminta konsumen akan
menurun, selama kandungan mashlahah pada barang tersebut dan
faktor lain tidak berubah
• Semakin tinggi barang halal yang dikonsumsi seseorang, tambahan
mashlahah yang diterimanya akan meningkat. Bagi orang yg tidak
peduli adanya berkah, peningkatan mashlahah adalah identik
dengan peningkatan manfaat duniawi semata 23
Zakat Terhadap Konsumsi
Golongan
Masyarakat Implikasi Terhadap Konsumsi

Non- Dapat dikatakan zakat tidak


Mustahik/Muza mempengaruhi golongan ini.
kki
Zakat dambil dari pendapatan atau
Muzakki kekayaan muzakki, sehingga mengurangi
pendapatan yang dapat dibelanjakan.
Namun dengan asumsi bahwa para
muzakki adalah golongan yang umumnya
bekerja sebagai produsen, maka
keuntungan oleh produsen akan dirasakan
akibat tingkat konsumsi yang terus terjaga,
akibat zakat yang mereka bayarkan
dibelanjakan oleh ara mustahik untuk
mengkonsumsi barang dan jasa dari
produsen. Jadi semakin tinggi jumlah zakat
semakin tinggi pula konsumsi yang dapat 24
mendorong perekonomian.
Zakat Terhadap Konsumsi
(lanjutan)
Golongan Implikasi Terhadap Konsumsi
Masyarakat
1.   Bagi golongan Fakir zakat merupakan
pendapatannya dalam memenuhi kebutuhannya (Y
Mustahik = Z = C).
2.   Bagi golongan Miskin zakat merupakan
tambahan pada pendapatannya dalam memenuhi
kebutuhannya (Y + Z = C).
3.   Bagi golongan Ibnussabil zakat menjadi
pendapatan utamanya dalam memenuhi
kebutuhannya (Y = Z = C).
4.   Bagi golongan Fisabilillah zakat menjadi
pendapatan keluarganya dalam memenuhi
kebutuhan mereka (Y = Z = C).
5.   Bagi golongan Muallaf zakat menjadi
pendapatan utama yang dapat meneguhkannya (Y =
Z = C).
6.   Bagi golongan Amil zakat menjadi
pendapatannya dalam memenuhi kebutuhannya (Y
= Z = C).
7.   Bagi golongan Gharimin zakat menjadi
pendapatan untuk membayar hutang (Z = H).
Asumsi: zakat didistribusikan pada mustahik disesuaikan dengan
8.   Bagi golongan hamba sahaya zakat menjadi
kebutuhan mereka
Catatan: Y = Pendapatan,pendapatan
Z = Zakat, untuk harga tebusan
C = Konsumsi, dirinya (ZP==P).
H = Hutang,
Harga Tebusan  Dari asumsi diatas dapat disimpulkan bahwa zakat
menjaga tingkat konsumsi untuk terus menjaga
jalannya perekonomian. 25

Anda mungkin juga menyukai