PENGANTAR BISNIS
“PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KUBIS DI KAYU ARO KERINCI”
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Drs. H. H. Khairinal, Dpt. BA., M.Si.
Disusun Oleh :
Wiza Kurniawati
A1A123048
R-003
Penulis berharap semoga makalah ini bisa diterima dan dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya.
Jambi,September2023
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
harus segera didistribusikan ke konsumen. Proses pendistribusian kubis ke
konsumen melalui proses pemasaran. Pemasaran kubis pada dasarnyamerupakan
institusionalisasi pelayanan untuk menjembatani berpindahnya kubis dari sisi
produksi ke sisi konsumsi. Pemasaran kubis yang baik akan mengalirkan kubis dari
petani ke konsumen dan memberi indikasi tentang perubahan penawaran dan
permintaan kubis kepada petani.
Namun, meskipun potensi agribisnis kubis yang besar, masih banyaktantangan
yang perlu diatasi dalam pengembangan industri ini di Kerinci. Beberapa di
antaranya termasuk permasalahan terkait teknis budidaya manajemen produksi,
akses pasar, serta pemahaman mengenai variabilitas permintaan konsumen. Oleh
karena itu, makalah yang mendalam tentang agribisnis kubis di Kerinci sangat
penting untuk memahami potensi dan kendala yang ada serta memberikan arahan
yang diperlukan bagi pengembangan yang berkelanjutan dan sukses di masa depan.
Makalah ini dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi para petani,
peneliti, dan pelaku agribisnis di Kayu Aro, Kerinci. Mereka dapat memahami lebih
dalam tentang budidaya kubis, teknik-teknik terbaru, dan praktik terbaik dalam
agribisnis kubis.
Dengan informasi yang lebih baik tentang agribisnis kubis, petani dapat
meningkatkan produktivitas mereka. Ini bisa mencakup pemilihan varietas yang
tepat, penggunaan pupuk yang optimal, pengendalian hama dan penyakit,dan taktik
pascapanen yang efektif.
Penulisan makalah ini dapat menjadi alat untuk memberdayakan masyarakat
lokal di Kayu Aro, Kerinci. Informasi yang mudah diakses dapat membantu mereka
mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengelola usaha pertanian mereka.
Agribisnis kubis yang sukses dapat membantu mengembangkan potensi
ekonomi di Kayu Aro, Kerinci. Ini dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan
pendapatan daerah, dan secara keseluruhan mendukung pembangunan wilayah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 2010, petani kayu aro memperhatikan potensi tanah subur dan iklim
yang cocok untuk pertanian sayuran, dan kemudian mulai menanam kubis dengan
tekad untuk membangun usaha agribisnis yang sukses. Awalnya, dia menghadapi
berbagai tantangan, seperti kekurangan infrastruktur dan akses pasar yang terbatas.
Namun, dengan ketekunan dan inovasinya, dia berhasil mengatasi hambatan
tersebut. Dia membentuk koperasi petani lokal dan berkolaborasi dengan
pemerintah setempatuntuk membangun jaringan jalan dan fasilitas penyimpanan
yang lebih baik. Usaha keras dan kerja sama dengan komunitasnya mulai
menghasilkan hasil. Kubis yang tumbuh di Kayu Aro terbukti memiliki kualitas
yang luar biasa, dan permintaan dari pasar lokal dan regional pun meningkat pesat.
Dengan berjalannya waktu, pada tahun 2013 usaha budidaya kubis di Kayu Aro
berkembang menjadi usaha agribisnis. Jumlah produksi kubis tahun 2013 di
Kecamatan Kayu Aro bahkan mencapai sebesar 3.929 Ton. Petani tersebut menjadi
contoh sukses bagi banyak petani lokal, dan Kayu Aro dikenal sebagai pusat
produksikubis berkualitas tinggi. Usaha ini tidak hanya meningkatkan pendapatan
petani tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi dan pembangunan
wilayah tersebut.
Sejak saat itu sampai sekarang pengembangan agribisnis kubis di kayu aro
terusberkembang.
Bahan baku disini adalah mencakup alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
budidaya tanaman kubis. Adapun yang dibutuhkan dalam budidaya kubis adalah
sebagai berikut:
A. Bibit Kubis
Untuk memulai budidaya, Anda memerlukan bibit kubis yang berkualitas.
Anda dapat membelinya dari pengecer tanaman atau menghasilkan bibit sendiri
dengan menyemai biji kubis.
B. Tanah
Kubis tumbuh baik dalam tanah yang subur, gembur, dan kaya akan bahan
organik. Pastikan tanah Anda memiliki pH yang sesuai, biasanya sekitar 6
hingga 7.
C. Pupuk
Dalam budidaya tanaman kubis memerlukan pupuk organik atau pupuk kimia
yang mengandung nutrisi esensial seperti nitrogen, fosfor, dan kalium untuk
memberi makan tanaman kubis.
D. Air
3
Pastikan tanaman kubis Anda mendapatkan penyiraman yang cukup, terutama
selama musim kering. Kubis membutuhkan kelembaban yang konsisten.
E. Cahaya Matahari
Kubis juga membutuhkan paparan sinar matahari yang cukup, sekitar 6 hingga
8 jam sehari, untuk tumbuh dengan baik.
2.3 Produksi
1) Pengolahan Tanah
Tanah yang digunakan bekas tanaman ubi jalar dan telah diberakan selama satu
bulan dengan luas 0,25 Ha atau sebanyak 2 (dua) ball MPHP. Pengolahantanah
dilakukan dua kali, setelah olah pertama diistirahatkan dua minggukemudian
dilanjutkan olah tanah kedua sekaligus pembuatan bedengan dengan ukuran
lebar 90 cm tinggi 50 cm panjang 15 sampai dengan 20 m tergantung keadaan
lahan, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan MPHP.
2) Pembibitan
Kubis yang digunakan akan dilakukan persemaian langsung dilahan
mencampur tanah bagian atas dengan pupuk kendang,selama pertumbuhan bibit
dipersemaian dilakukan pemeliharaan seperti penyiangan, pengendalian hama
dan penyakit secara manual maupun dengan pestisida Bibit dipindahkan
kelapangan setelah berumur 35 hari setelah pembibitan atau telah mempunyai
4-5 helai daun.
3) Penanaman
Kubis ditanam dengan jarak 50 x 50 cm, bibit kubis langsung ditanam dengan
tempat bibit kantong daun, sehingga tidak terjadi gangguan pada akar tanaman
Satu minggu setelah tanam kubis.
4) Pemupukan
Tanaman kubis diberi pupuk dasar SP-36 150 kg, Urea 50 kg dan NPK Ponska
150 kg/ha pada saat tanam secara melingkar. Menurut petani takaran pupuk ini
lebih rendah dari pemupukan tanaman kubis bila ditanam secara konvensional,
diasumsikan petani sisa atau pupuk yang terbawa oleh air hujan dari bedengan
dapat dimanfaatkan oleh tanaman kubis. Kemudian diberikan secata cair
(kocor) berupa pupuk NPK 16-16-16 150 kg/ha yang diberikan sebanyak 2 kali.
5) Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama pada tanaman kubis yang ditemui adalah ulat pemakan daun tritip, ulat
tanah dan ulat jengkal dengan jumlah populai dibawah ambang kendali,
sedangkan penyakit busuk lunak dan penyakit nematoda dengan persentase
dibawah ambang kendali.
Petani biasanya melakukan penyemprotan seintensif mungkin yang dimulai
dari tanaman berumur 10 hari setelah tanam sampai menjelang panen Pestisida
4
yang digunakan diselang-seling antara kontak dan sistemik, jenis pestisida yang
digunakan Basudin 60 EC, Hostathion 40 EC, Matadhor, Previkur, Dhetane M-
45, Benlate, Folirfos 400 EC dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan produk.
6) Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan secara manual, yaitu pada lobang-lobang tanam MPHP,
dengan jalan mencabut gulma-gulma dengan tangan. Penyiangan dan
pembumbunan pada tanaman kubis dilakukan dua kali pada umur 30 dan umur
50 hari setelah tanam.
7) Panen dan Pasca Panen
Tanaman kubis dipanen pada umur 90 hari setelah tanam, proses pasca panen
langsung dilakukan dilahan dengan memisahkan bagian tanaman yang tidak
normal. Selanjutnya dimasukkan kedalam karung plastik berlobang dan siap
dipasarkan dilahan atau langsung kegudang penjuala. Umur panen terutama
ditentukan oleh permintaan pasar apabila permintaan tinggi maka petani akan
panen meskipun kubis masih belum cukup umur.
2.4 Permodalan
5
2.6 Pengepakan
2.7 Pemasaran
6
pengumpul desa dengan mengumpulkannya lalu menjualnya
(menyebarkannya) kepada pedagang pengecer.
d. Pedagang besar merupakan lembaga pemasaran yang berperan sebagai
pedagang yang membeli kubis langsung kepada petani dan menjualnya
kepada pedagang yang berada di luar daerah.
e. Pedagang pengecer merupakan lembaga pemasaran yang berperan
sebagai pedagang yang membeli kubis dari pedagang pengumpul dan
pedagang grosir dan menjualnya kepada konsumen akhir.
2.8 Penjualan
7
2.8.1 Harga
harga kubis di Kecamatan Kayu Aro dilakukan dengan tawar-menawar yang
disesuaikan dengan tingkatan harga di masing-masing lembaga pemasaran, dalam hal
ini permintaan akan komoditi kubis dari konsumen sangat mempengaruhi harga yang
terjadi di setiap masing-masing lembaga pemasaran, yang juga dipengaruhi oleh
ketersediaan pasokan dari luar daerah. Informasi harga didapatkan petani didapatkan
dari petani lain atau pedagang. Pada umumnya penentuan harga yang terjadi antara
lembaga-lembaga pemasaran didasarkan atas harga yang berlaku umum di pasar.
Penting bagi petani kubis untuk mencari solusi dan dukungan dalam mengatasi
kendala-kendala ini, misalnya dengan memanfaatkan teknologi pertanian yang lebih
baik, mengikuti pelatihan, atau bergabung dalam kelompok tani untuk meningkatkan
daya tawar mereka di pasar.
8
akurat, perlu dilakukan analisis pasar dan situasi lokal yang lebih mendalam. Beberapa
faktor yang dapat memengaruhi perkembangan usaha agribisnis kubis di daerah
tersebut meliputi:
1) Permintaan Pasar
Perkembangan pasar untuk produk kubis bisa mempengaruhi usaha agribisnis
tersebut. Jika permintaan untuk kubis terus meningkat, ini dapat memberikan
peluang pertumbuhan.
2) Faktor Cuaca
Kondisi cuaca dan iklim lokal memiliki dampak signifikan pada pertanian.
Variabilitas cuaca dapat memengaruhi produksi kubis, sehingga penting untuk
memahami risiko cuaca di daerah tersebut.
3) Teknologi Pertanian
Penggunaan teknologi modern dalam pertanian, seperti irigasi, pupuk, dan
praktik pertanian yang lebih efisien, dapat meningkatkan hasil dan kualitas
kubis.
4) Infrastruktur dan Akses Pasar
Ketersediaan infrastruktur, seperti jalan dan akses pasar yang baik, dapat
membantu petani dalam mengirimkan produk mereka dengan lebih efisien.
5) Perubahan Harga
Fluktuasi harga kubis dapat mempengaruhi profitabilitas usaha. Memantau dan
merencanakan respons terhadap perubahan harga adalah kunci keberhasilan.
1. Peningkatan Produktivitas
Petani dapat mengadopsi teknologi pertanian modern dan praktik budidaya yang
lebih efisien untuk meningkatkan produktivitas kubis mereka. Ini dapat
melibatkan penggunaan varietas unggul, pengelolaan tanah yang baik, dan
pengendalian hama dan penyakit yang efektif.
2. Diversifikasi Produk
Selain kubis, petani dapat mempertimbangkan untuk menanam berbagai jenis
sayuran lainnya. Ini akan membantu mengurangi risiko jika harga kubis turun
dan memperluas pilihan produk bagi konsumen.
3. Kolaborasi dengan Lembaga Pemasaran
Petani dapat bekerja sama lebih erat dengan lembaga pemasaran seperti
pedagang pengumpul dan pedagang grosir untuk meningkatkan akses pasar
dan mendapatkan harga yang lebih baik.
4. Pendidikan dan Pelatihan
Program pendidikan dan pelatihan dapat membantu petani memahami praktik
budidaya terbaik, manajemen usaha, dan regulasi terkait pertanian. Ini akan
meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola usaha pertanian.
5. Pengembangan Pasar Alternatif
Petani dapat mencari pasar alternatif seperti restoran, pasar organik, atau
penjualan langsung ke konsumen melalui sistem langganan atau pasar lokal.
6. Penggunaan Teknologi Informasi
9
Pemanfaatan teknologi informasi seperti aplikasi pertanian, pemasaran online,
dan jejaring sosial dapat membantu petani dalam mempromosikan produk
mereka dan memantau harga pasar.
7. Keberlanjutan Lingkungan
Petani dapat menerapkan praktik pertanian berkelanjutan yang menjaga
keseimbangan ekosistem dan kesuburan tanah, termasuk rotasi tanaman dan
penggunaan pupuk organik.
8. Dukungan Pemerintah
Pemerintah daerah dapat memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan, akses
ke sumber daya, dan fasilitas pertanian yang memadai.
9. Pengelolaan Risiko
Petani dapat mengelola risiko dengan asuransi pertanian atau program proteksi
keuangan lainnya.
Dengan kombinasi upaya ini, usaha agribisnis kubis di Kayu Aro, Kerinci, memiliki
potensi untuk berkembang dan menjadi lebih berkelanjutan serta menguntungkan bagi
petani dan komunitas lokal.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kubis bukan hanya menjadi sumber pendapatan bagi petani, tetapi juga
memegang peran strategis dalam menjaga ketahanan pangan. Sayuran ini kaya akan
nutrisi seperti vitamin C, vitamin K, serat, dan senyawa fitokimia yang penting bagi
kesehatan tubuh manusia. Oleh karena itu, produksi kubis yang berkelanjutan
menjaditujuan yang sangat diinginkan dalam menghadapi tantangan pangan global.
11
Dalam menghadapi perubahan iklim dan ketidakpastian lingkungan,
diversifikasi tanaman dan praktik pertanian berkelanjutan juga akan menjadi
bagian penting dalam perkembangan agribisnis kubis. Hal ini akan membantu
menjaga kesuburan tanah, mengurangi risiko kerusakan tanaman akibat penyakit
dan hama, serta meningkatkan ketahanan agrikultur terhadap perubahan cuaca.
3.2 Rekomendasi
1) Petani perlu memastikan bahwa mereka memilih bibit kubis berkualitas dan
merawat tanaman dengan benar sesuai dengan persyaratan pertumbuhan.
5) Pemasaran kubis juga perlu diperhatikan, dan petani dapat bekerja sama dengan
lembaga pemasaran untuk meningkatkan akses pasar.
6) Pengepakan kubis sebelum dijual sangat penting untuk menjaga kualitas dan
keamanan produk.
8) Rotasi tanaman dan manajemen tanah yang baik juga penting untuk menjaga
kesuburan tanah dalam jangka panjang.
Pengembangan usaha agribisnis kubis di Kayu Aro, Kerinci, akan sangat tergantung
pada faktor-faktor seperti permintaan pasar, cuaca, teknologi pertanian, dan dukungan
pemerintah. Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi antara petani, pemerintah, dan
pemangku kepentingan lainnya untuk merencanakan perkembangan yang
berkelanjutan dalam budidaya kubis.
12
DAFTAR PUSTAKA
(2020). Analisis efisiensi pemasaran kubis di sentra produksi kubis di kecamatan kayu aro kabupaten
kerinci provinsi jambi, 1-7 .analisis produksi kubis
Dara Latifa, Faidil Tanjung, & Rina Sari. (2020, 09 25). Analisis Efisiensi Pemasaran Kubis Di
Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. From Journal of agribusines and
community empowerment:
http://jurnalpolitanipyk.ac.id/index.php/JACE/article/download/223/91
Syafri Edi, S. (n.d.). peneliti pada BPTP jambi, kotabaru, jambi. kajian diversifikasi dan teknologi
budidaya komoditas sayuran di tingkat petani Kab. kerinci, 1-8.
https://repository.pertanian.go.id/bitstreams/e60b7e97-43ab-4128-9f85-
3771bb1e834d/download
Latifa, Dara, T., Faidil, S., & Rina. (2020). Analisis Efisiensi pemasaran kubis di kecamatan kayu aro
kabupaten kerinci provinsi jambi. From Repoitory ppnp.ac.id: http://repository.ppnp.ac.id/707/
Henny Dkk, (2011), kesesuaian lahan untuk sayuran dataran tinggi di hulu das marao, kabupaten Kerinci,
jambi, vol. 2:1:11-19, Bogor.
13