Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGANTAR BISNIS
“PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KUBIS DI KAYU ARO KERINCI”

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Drs. H. H. Khairinal, Dpt. BA., M.Si.

Disusun Oleh :
Wiza Kurniawati
A1A123048
R-003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullah hiwabarakatuh.


Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga saya dapat meyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengembangan
agribisnis kubis di kayu aro kerinci” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi sebuah tugas bapak Prof.
Dr. Drs. H. H. Khairinal, Dpt. BA., M.Si. selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Pengantar Bisnis. Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini mungkin masih
jauh dari kata sempurna baik dalam segi penyusunan, bahasa, materi, maupun
penulisannya. Mengingat saya hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah. Maka
dari itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pembaca guna untuk menjadi acuan agar dapat menjadi motivasi bagi saya
untuk lebih baik lagi dimasa mendatang.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :


1. Bapak Prof. Dr. Drs. H. H. Khairinal, Dpt. BA., M.Si. selaku dosen pengampu pada
mata kuliah Pengantar bisnis yang telah memberikan bimbingan dan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan saya mengenai
perkembangan agribisnis kubis di kayu aro kerinci.
2. Orang tua saya yang telah memberikan doa, semangat, dorongan moral, dan lain
sebagainya sehingga saya mampu sampai dititik sekarang ini.
3. Serta teman-teman dan pihak lainnya yang selalu memberi semangat kepada saya
untuk menyelesaikan amanah tugas makalah yang telah diberikan.

Penulis berharap semoga makalah ini bisa diterima dan dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya.

Jambi,September2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1


1.1 Latar belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 2
1.3 Manfaat Penelitian.......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3


2.1 Sejarah Berdirinya Usaha .............................................................................................. 3
2.2 Bahan Baku ..................................................................................................................... 3
2.3 Produksi........................................................................................................................... 4
2.4 Permodalan ..................................................................................................................... 5
2.5 Tenaga Kerja................................................................................................................... 5
2.6 Pengepakan ..................................................................................................................... 6
2.7 Pemasaran ....................................................................................................................... 6
2.8 Penjualan ......................................................................................................................... 7
2.9 Kendala Usaha ................................................................................................................ 8
2.10. Kemungkinan perkembangan ke depan .................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11


3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 11
3.2 Rekomendasi ................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kabupaten Kerinci, yang terletak di Provinsi Jambi, Indonesia, adalah salah


satu wilayah yang kaya akan potensi pertanian. Wilayah ini memiliki lanskap yang
beragam, dengan pegunungan, perbukitan, dan sungai-sungai yang melintasi daerah
tersebut. Keadaan geografis yang unik ini memberikan Kerinci kelebihan yang
signifikan dalam pengembangan agribisnis, terutama dalam hal diversifikasi
komoditas pertanianPertanian di Kerinci telah menjadi mata pencaharian utama bagi
sebagian besarpenduduknya. Berbagai jenis tanaman, mulai dari teh hingga karet,
serta sayuran dan buah-buahan tropis, tumbuh subur di tanah yang subur di wilayah
ini. Namun, dalam beberapatahun terakhir, ada minat yang semakin meningkat
dalam pengembangan agribisnis kubis.
Kubis atau kol, yang merupakan bagian dari keluarga Brassicaceae, adalah
tanaman sayuran yang kaya akan nutrisi dan sering digunakan dalam berbagai
hidangan. Selain itu, kubis juga memiliki daya tahan yang baik terhadap kondisi
iklim yang berbeda dan memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendapatan
petani serta memberikan kontribusi pada ketahanan pangan daerah.
Salah satu tanaman sayuran yang banyak dikonsumsi adalah kubis. Kubis juga
merupakan salah satu sayuran yang berhasil menembus pasar ekspor. Kubis
(Brassica oleracea) termasuk salah satu diantara 18 jenis sayuran komersial yang
dihasilkan di Indonesia dan mendapat prioritas pengembangan dalam setiap
Repelita. Tanaman Kubis mempunyai nilai ekonomi dan sosial cukup tinggi, karena
dijadikan salah satu andalan sumber nafkah para petani dalam rangka meningkatkan
pendapatan dan taraf hidup mereka, juga sebagai komoditas ekspor (Rukmana,
1994: 12).
Kabupaten Kerinci merupakan salah satu daerah yang menjadi sentra
produksi komoditas kubis di Provinsi ovinsi Jambi hal ini dapat dilihat denganluas
panen, produksi dan produktivitas kubis yang berfluktuasi setiap tahunnya(Dinas
Pertanian Pangan Kabupaten Kerinci, 2014). Daerah produksi kubis diKabupaten
Kerinci terdapat di Kecamatan Kayu Aro. Kecamatan Kayu Aromerupakan sentral
pertanian di Kabupaten Kerinci karena keadaan Geografisdan Iklim yang sangat
berpotensi untuk mengembangkan sektor Pertanian.Jumlah produksi kubis tahun
2013 di Kecamatan Kayu Aro sebesar 3.929 Ton.Kecamatan Kayu Aro adalah salah
satu daerah produksi kubis terbesar di Kabupaten Kerinci. Kecamatan ini berada di
dataran tinggi di sekeliling kakiGunung Kerinci. Kondisi daerah ini cocok untuk
ditanami berbagai tanamansayuran, seperti kubis, kentang, cabai, bawang, dan
bunga kol. Kubis yangdipasarkan oleh petani-petani di daerah ini adalah kubis
segar, yaitu kubis yang dikonsumsi sebagai sayuran oleh konsumen.
Kubis segar merupakan produk pertanian yang tidak dapat disimpan dalam
waktu yang lama, berbeda dengan kentang yang cukup tahan lama. Hal ini
dikarenakan kubis segar bersifat mudah rusak (perishable), sehingga kubis

1
harus segera didistribusikan ke konsumen. Proses pendistribusian kubis ke
konsumen melalui proses pemasaran. Pemasaran kubis pada dasarnyamerupakan
institusionalisasi pelayanan untuk menjembatani berpindahnya kubis dari sisi
produksi ke sisi konsumsi. Pemasaran kubis yang baik akan mengalirkan kubis dari
petani ke konsumen dan memberi indikasi tentang perubahan penawaran dan
permintaan kubis kepada petani.
Namun, meskipun potensi agribisnis kubis yang besar, masih banyaktantangan
yang perlu diatasi dalam pengembangan industri ini di Kerinci. Beberapa di
antaranya termasuk permasalahan terkait teknis budidaya manajemen produksi,
akses pasar, serta pemahaman mengenai variabilitas permintaan konsumen. Oleh
karena itu, makalah yang mendalam tentang agribisnis kubis di Kerinci sangat
penting untuk memahami potensi dan kendala yang ada serta memberikan arahan
yang diperlukan bagi pengembangan yang berkelanjutan dan sukses di masa depan.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan potensi pengembangan


agribisnis kubis di wilayah Kayu Aro Kerinci. saya akan menganalisis aspek seperti
pemasaran dan metode budidaya. Dengan informasi yang disajikan dalam makalah
ini, saya berharap dapat memberikan panduan kepada petani dan pemangku
kepentingan terkait untuk memahami peluang dan tantangan dalam
mengembangkan agribisnis kubis di wilayah Kayu Aro Kerinci.
Tujuan lainnya adalah mengidentifikasi tantangan yang dihadapi petani, seperti
perubahan iklim, hama, dan masalah pemasaran kubis.

1.3 Manfaat Penelitian

Makalah ini dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi para petani,
peneliti, dan pelaku agribisnis di Kayu Aro, Kerinci. Mereka dapat memahami lebih
dalam tentang budidaya kubis, teknik-teknik terbaru, dan praktik terbaik dalam
agribisnis kubis.
Dengan informasi yang lebih baik tentang agribisnis kubis, petani dapat
meningkatkan produktivitas mereka. Ini bisa mencakup pemilihan varietas yang
tepat, penggunaan pupuk yang optimal, pengendalian hama dan penyakit,dan taktik
pascapanen yang efektif.
Penulisan makalah ini dapat menjadi alat untuk memberdayakan masyarakat
lokal di Kayu Aro, Kerinci. Informasi yang mudah diakses dapat membantu mereka
mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengelola usaha pertanian mereka.
Agribisnis kubis yang sukses dapat membantu mengembangkan potensi
ekonomi di Kayu Aro, Kerinci. Ini dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan
pendapatan daerah, dan secara keseluruhan mendukung pembangunan wilayah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya Usaha

Pada tahun 2010, petani kayu aro memperhatikan potensi tanah subur dan iklim
yang cocok untuk pertanian sayuran, dan kemudian mulai menanam kubis dengan
tekad untuk membangun usaha agribisnis yang sukses. Awalnya, dia menghadapi
berbagai tantangan, seperti kekurangan infrastruktur dan akses pasar yang terbatas.
Namun, dengan ketekunan dan inovasinya, dia berhasil mengatasi hambatan
tersebut. Dia membentuk koperasi petani lokal dan berkolaborasi dengan
pemerintah setempatuntuk membangun jaringan jalan dan fasilitas penyimpanan
yang lebih baik. Usaha keras dan kerja sama dengan komunitasnya mulai
menghasilkan hasil. Kubis yang tumbuh di Kayu Aro terbukti memiliki kualitas
yang luar biasa, dan permintaan dari pasar lokal dan regional pun meningkat pesat.

Dengan berjalannya waktu, pada tahun 2013 usaha budidaya kubis di Kayu Aro
berkembang menjadi usaha agribisnis. Jumlah produksi kubis tahun 2013 di
Kecamatan Kayu Aro bahkan mencapai sebesar 3.929 Ton. Petani tersebut menjadi
contoh sukses bagi banyak petani lokal, dan Kayu Aro dikenal sebagai pusat
produksikubis berkualitas tinggi. Usaha ini tidak hanya meningkatkan pendapatan
petani tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi dan pembangunan
wilayah tersebut.

Sejak saat itu sampai sekarang pengembangan agribisnis kubis di kayu aro
terusberkembang.

2.2 Bahan Baku

Bahan baku disini adalah mencakup alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
budidaya tanaman kubis. Adapun yang dibutuhkan dalam budidaya kubis adalah
sebagai berikut:
A. Bibit Kubis
Untuk memulai budidaya, Anda memerlukan bibit kubis yang berkualitas.
Anda dapat membelinya dari pengecer tanaman atau menghasilkan bibit sendiri
dengan menyemai biji kubis.
B. Tanah
Kubis tumbuh baik dalam tanah yang subur, gembur, dan kaya akan bahan
organik. Pastikan tanah Anda memiliki pH yang sesuai, biasanya sekitar 6
hingga 7.
C. Pupuk
Dalam budidaya tanaman kubis memerlukan pupuk organik atau pupuk kimia
yang mengandung nutrisi esensial seperti nitrogen, fosfor, dan kalium untuk
memberi makan tanaman kubis.
D. Air

3
Pastikan tanaman kubis Anda mendapatkan penyiraman yang cukup, terutama
selama musim kering. Kubis membutuhkan kelembaban yang konsisten.

E. Cahaya Matahari
Kubis juga membutuhkan paparan sinar matahari yang cukup, sekitar 6 hingga
8 jam sehari, untuk tumbuh dengan baik.

F. Perlindungan dari Hama dan Penyakit


Budidaya kubis juga perlu menggunakan pestisida organik atau kimia serta
metode perlindungan lainnya untuk melindungi kubis dari serangan hama dan
penyakit.
G. Peralatan Pertanian
Beberapa peralatan seperti sekop, garpu, gembor, dan alat penyiraman akan
diperlukan untuk merawat tanaman kubis.

2.3 Produksi

1) Pengolahan Tanah
Tanah yang digunakan bekas tanaman ubi jalar dan telah diberakan selama satu
bulan dengan luas 0,25 Ha atau sebanyak 2 (dua) ball MPHP. Pengolahantanah
dilakukan dua kali, setelah olah pertama diistirahatkan dua minggukemudian
dilanjutkan olah tanah kedua sekaligus pembuatan bedengan dengan ukuran
lebar 90 cm tinggi 50 cm panjang 15 sampai dengan 20 m tergantung keadaan
lahan, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan MPHP.
2) Pembibitan
Kubis yang digunakan akan dilakukan persemaian langsung dilahan
mencampur tanah bagian atas dengan pupuk kendang,selama pertumbuhan bibit
dipersemaian dilakukan pemeliharaan seperti penyiangan, pengendalian hama
dan penyakit secara manual maupun dengan pestisida Bibit dipindahkan
kelapangan setelah berumur 35 hari setelah pembibitan atau telah mempunyai
4-5 helai daun.
3) Penanaman
Kubis ditanam dengan jarak 50 x 50 cm, bibit kubis langsung ditanam dengan
tempat bibit kantong daun, sehingga tidak terjadi gangguan pada akar tanaman
Satu minggu setelah tanam kubis.
4) Pemupukan
Tanaman kubis diberi pupuk dasar SP-36 150 kg, Urea 50 kg dan NPK Ponska
150 kg/ha pada saat tanam secara melingkar. Menurut petani takaran pupuk ini
lebih rendah dari pemupukan tanaman kubis bila ditanam secara konvensional,
diasumsikan petani sisa atau pupuk yang terbawa oleh air hujan dari bedengan
dapat dimanfaatkan oleh tanaman kubis. Kemudian diberikan secata cair
(kocor) berupa pupuk NPK 16-16-16 150 kg/ha yang diberikan sebanyak 2 kali.
5) Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama pada tanaman kubis yang ditemui adalah ulat pemakan daun tritip, ulat
tanah dan ulat jengkal dengan jumlah populai dibawah ambang kendali,
sedangkan penyakit busuk lunak dan penyakit nematoda dengan persentase
dibawah ambang kendali.
Petani biasanya melakukan penyemprotan seintensif mungkin yang dimulai
dari tanaman berumur 10 hari setelah tanam sampai menjelang panen Pestisida

4
yang digunakan diselang-seling antara kontak dan sistemik, jenis pestisida yang
digunakan Basudin 60 EC, Hostathion 40 EC, Matadhor, Previkur, Dhetane M-
45, Benlate, Folirfos 400 EC dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan produk.
6) Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan secara manual, yaitu pada lobang-lobang tanam MPHP,
dengan jalan mencabut gulma-gulma dengan tangan. Penyiangan dan
pembumbunan pada tanaman kubis dilakukan dua kali pada umur 30 dan umur
50 hari setelah tanam.
7) Panen dan Pasca Panen
Tanaman kubis dipanen pada umur 90 hari setelah tanam, proses pasca panen
langsung dilakukan dilahan dengan memisahkan bagian tanaman yang tidak
normal. Selanjutnya dimasukkan kedalam karung plastik berlobang dan siap
dipasarkan dilahan atau langsung kegudang penjuala. Umur panen terutama
ditentukan oleh permintaan pasar apabila permintaan tinggi maka petani akan
panen meskipun kubis masih belum cukup umur.

2.4 Permodalan

Berikut adalah perkiraan modal untuk agribisnis kubis di kayu aro:

1) Biaya bibit kubis berkualitas memerlukan 7 juta hingga 14 juta Rupiah.


2)Peralatan Pertanian seperti traktor, alat tanam, dan alat penyiram bisa
memerlukan modal sekitar 20 hingga 30 juta atau lebih.
3) Pupuk dan Pestisida, Biaya untuk pupuk dan pestisida memerlukan modal 2 juta
hingga 5 juta per satu kali panen.
4) Upah Tenaga Kerja, Biaya untuk tenaga kerja akan bervariasi berdasarkan skala
operasi dan upah yang dibayarkan kepada pekerja. Biasanya bisa memerlukan
modal 10 hingga 20 juta per satu kali panen
Berdasarkan data tersebut permodalan dalam agribisnis kubis di kayu aro tidak
menentu, tergantung seberapa banyak petani memproduksi atau membudi daya
tanaman kubis.

2.5 Tenaga Kerja

Penggunaan tenaga kerja pada diversifikasi komoditas sayuran kubis


terbanyak diperoleh pada proses panen dan pasca panen 156 hari orang kerja (HOK)
atau 35,78 %, pengolahan tanah 68 HOK atau 15,60 %, dan pengendalian hama serta
penyakit 58 HOK atau 13,30 %.
Tenaga kerja pria dan wanita sudah cukup proporsional hal ini ditunjukkan dengan
terbaginya pekerjaan antara pria dan wanita Pekerjaan yang membutuhkan tenaga
yang relatif lebih berat dikerjakan oleh pria seperti pengolahan tanah, pengendalian
hama dan penyakit, pemupukan, penyiangan dan pembumbunan serta sebaliknya
yang lebih ringan dikerjakan oleh wanita Pekerja wanita lebih teliti sehingga
pekerjaan seperti menanam, merimpel panen dan pasca panen lebih didominasi oleh
Wanita.

5
2.6 Pengepakan

Pengepakan disebut juga pengemasan, pembungkusan, atau pewadahan, dan


merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan dapat
memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah wadah atau pembungkus
yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan- kerusakan
pada bahan yang dikemas / dibungkusnya.
Pengepakan dalam budidaya kubis sangat penting untuk menjaga kualitas dan
keamanan hasil panen. Berikut adalah beberapa langkah umum dalam pengepakan
budidaya kubis:
1. Pilih kubis yang sudah matang dengan baik dan bebas dari kerusakan fisik atau
penyakit.
2. Cuci kubis dengan hati-hati untuk menghilangkan kotoran dan residu pestisida.
Pastikan kubis kering sebelum dikemas.
3. Gunakan wadah atau kantong plastik yang bersih dan steril untuk pengepakan.
Anda juga dapat menggunakan kantong jaring atau wadah berlubang untuk
memungkinkan sirkulasi udara yang baik.
4. Susun kubis dalam wadah atau kantong dengan hati-hati tanpa merusaknya. Anda
dapat menyusunnya dalam lapisan-lapisan terpisah dengan menggunakan
kertas tisu atau serbuk gergaji bersih untuk mencegah kontak langsung antara
kubis.
5. Simpan kubis dalam suhu yang sesuai. Kubis biasanya lebih tahan lama jika
disimpan dalam suhu dingin dan lembap. Jika memungkinkan, gunakan ruang
penyimpanan dingin atau kulkas.
6. Pastikan untuk memberikan label pada setiap kemasan dengan tanggal panen dan
jenis kubis. Hal ini akan membantu dalam pelacakan dan manajemen stok.
7. Jika Anda berencana untuk menjual kubis secara komersial, pastikan bahwa
kemasan dan label Anda sesuai dengan regulasi pemerintah dan persyaratan
pasar.
8. Rutin periksa kubis dalam penyimpanan untuk menghapus yang rusak atausudah
basi agar tidak mempengaruhi kualitas produk yang lain.

2.7 Pemasaran

Pemasaran meliputi individu atau kelompok yang terlibat secara langsungdalam


proses pemasaranan kubis di Kecamatan Kayu Aro. Peranan masing-masing lembaga
diantaranya sebagai berikut:
a. Petani produsen merupakan lembaga pemasaran yang berperan sebagai
produsen kubis di Kecamatan Kayu Aro.
b. Pedagang pengumpul merupakan lembaga pemasaran yang berperan
sebagai pedagang yang mengumpulkan kubis dengan cara membeli
langsung kubis kepada petani yang mengantar kubis atau membeli dari
pedagang besar dan menjualnya kepada pedagang grosir dan pedagang
pengecer.
c. Pedagang grosir merupakan lembaga pemasaran yang berperan sebagai
pedagang yang membeli kubis kepada petani atau pedagang

6
pengumpul desa dengan mengumpulkannya lalu menjualnya
(menyebarkannya) kepada pedagang pengecer.
d. Pedagang besar merupakan lembaga pemasaran yang berperan sebagai
pedagang yang membeli kubis langsung kepada petani dan menjualnya
kepada pedagang yang berada di luar daerah.
e. Pedagang pengecer merupakan lembaga pemasaran yang berperan
sebagai pedagang yang membeli kubis dari pedagang pengumpul dan
pedagang grosir dan menjualnya kepada konsumen akhir.

2.5.1 Saluran Pemasaran


Saluran pemasaran adalah individu atau badan yang mengambil alih hak atau
membantu dalam pengalihan hak atas barang dan jasa selama barang dan jasa tersebut
berpindah dari tangan produsen ke tangan konsumen Panjang pendeknya saluran
pemasaran ditentukan oleh banyak sedikitnya lembaga pemasaran yang ikut serta dalam
penyampaian barang dari produsen ke Konsumen.Saluran pemasaran digunakan untuk
mengetahui saluran pemasaran yang dilalui komoditas kubis dari petani produsen kubis
di Kecamatan Kayu Aro sampai konsumen akhir. Saluran pemasaran kubis yang
terbentuk di Kecamatan Kayu Aro adalah sebagai berikut:
i. Saluran I Petani Pedagang Pengumpul Desa → Pedagang Pengecer → → →
Konsumen
ii. Saluran II: Petani Pedagang Grosir (Kerinci) → Pedagang Pengecer →
Konsumen
iii. Saluran III: Petani Pedagang Pengumpul Desa Pedagang Grosir (Kerinci) →
Pedagang Pengecer→→ Konsumen
luran IV : Petani →→ Pedagang
iv. Sa Besar → Pedagang Grosir (Jambi) →
Pedagang Pengecer→→ Konsumen
2.5.2 Proses Pemasaran
Proses pemasaran kubis di Kecamatan Kayu Aro dimulai dari penjualan kubis
oleh petani melalui dua cara, yaitu penjualan melalui pedagang pengumpul, dan
penjualan melalui pedagang besar. Seluruh petani menjual kubis yang diproduksinya
kepada pedagang dengan dua cara yaitu mengantar sendiri kubis kepada pedagang
pengumpul dan dengan sistem borongan kepada pedagang besar.

2.8 Penjualan

Penjualan kubis di Kecamatan Kayu Aro melibatkan beberapa lembagapemasaran


yang melakukan kegiatan pembelian dan penjualan. Saluran pemasaran yang terjadi
dimulai dari petani yang menjual kubis dengan dua cara, yaitu penjualan kepada
pedagang pengumpul dan pedagang besar. Petani di Kayu Aro umumnya menjual
langsung kubisnya kepada pedagang pengumpul dan pedagang besar selanjutnya
pedagang pengumpul menjual kembali kubis secara langsung kepada pedagang grosir
yang selanjutnya dijual kepada pedagang pengecer. Sedangkan penjualan kubis di
tingkat pedagang besar dengan carapedagang besar mengirimkan kubis ke pedagang
luar daerah yang ada di Pasar Induk Jambi dengan menggunakan sarana transportasi
truk, kemudian kubis dijual kepada pedagang grosir dan pedagang pengecer.

7
2.8.1 Harga
harga kubis di Kecamatan Kayu Aro dilakukan dengan tawar-menawar yang
disesuaikan dengan tingkatan harga di masing-masing lembaga pemasaran, dalam hal
ini permintaan akan komoditi kubis dari konsumen sangat mempengaruhi harga yang
terjadi di setiap masing-masing lembaga pemasaran, yang juga dipengaruhi oleh
ketersediaan pasokan dari luar daerah. Informasi harga didapatkan petani didapatkan
dari petani lain atau pedagang. Pada umumnya penentuan harga yang terjadi antara
lembaga-lembaga pemasaran didasarkan atas harga yang berlaku umum di pasar.

2.9 Kendala Usaha

Beberapa kendala yang sering dihadapi petani kubis termasuk:

1)Penyakit dan Hama


Kubis rentan terhadap berbagai penyakit dan hama seperti bulai, ulat grayak,
dan kumbang kubis. Ini dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil panen.
2) Perubahan Cuaca
Perubahan cuaca yang ekstrem, seperti hujan berlebihan atau kekeringan,dapat
memengaruhi pertumbuhan kubis dan mengakibatkan kerugian bagipetani.
3) Pasar yang Tidak Stabil
Harga kubis dapat bervariasi secara drastis di pasar, tergantung pada musim dan
penawaran. Hal ini bisa membuat sulit bagi petani untuk memperoleh
pendapatan yang konsisten.
4) Biaya Produksi Tinggi
Biaya untuk membeli benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja dapat tinggi.
Ini dapat mengurangi profitabilitas petani jika harga jual kubis rendah.
5) Kesulitan dalam Pemasaran
Beberapa petani mungkin menghadapi kesulitan dalam memasarkan produk
mereka, terutama jika mereka tidak memiliki akses ke saluran distribusi yang
baik atau koneksi ke pasar yang menguntungkan.
6) Pergantian Tanaman
Monokultur kubis dalam jangka panjang dapat mengakibatkan penurunan
kesuburan tanah dan masalah lainnya. Oleh karena itu, rotasi tanaman dan
manajemen tanah yang baik penting, tetapi ini bisa menjadi tantangan bagi
beberapa petani.

Penting bagi petani kubis untuk mencari solusi dan dukungan dalam mengatasi
kendala-kendala ini, misalnya dengan memanfaatkan teknologi pertanian yang lebih
baik, mengikuti pelatihan, atau bergabung dalam kelompok tani untuk meningkatkan
daya tawar mereka di pasar.

2.10. Kemungkinan perkembangan ke depan

Perkembangan usaha agribisnis kubis di Kayu Aro, Kerinci, ke depannya dapat


dipengaruhi oleh beberapa faktor. Namun, untuk memberikan perkiraan yang lebih

8
akurat, perlu dilakukan analisis pasar dan situasi lokal yang lebih mendalam. Beberapa
faktor yang dapat memengaruhi perkembangan usaha agribisnis kubis di daerah
tersebut meliputi:

1) Permintaan Pasar
Perkembangan pasar untuk produk kubis bisa mempengaruhi usaha agribisnis
tersebut. Jika permintaan untuk kubis terus meningkat, ini dapat memberikan
peluang pertumbuhan.
2) Faktor Cuaca
Kondisi cuaca dan iklim lokal memiliki dampak signifikan pada pertanian.
Variabilitas cuaca dapat memengaruhi produksi kubis, sehingga penting untuk
memahami risiko cuaca di daerah tersebut.
3) Teknologi Pertanian
Penggunaan teknologi modern dalam pertanian, seperti irigasi, pupuk, dan
praktik pertanian yang lebih efisien, dapat meningkatkan hasil dan kualitas
kubis.
4) Infrastruktur dan Akses Pasar
Ketersediaan infrastruktur, seperti jalan dan akses pasar yang baik, dapat
membantu petani dalam mengirimkan produk mereka dengan lebih efisien.
5) Perubahan Harga
Fluktuasi harga kubis dapat mempengaruhi profitabilitas usaha. Memantau dan
merencanakan respons terhadap perubahan harga adalah kunci keberhasilan.

Dari faktor-faktor tersebut Kemungkinan perkembangan usaha agribisnis kubis di


Kayu Aro, Kerinci kedepannya adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan Produktivitas
Petani dapat mengadopsi teknologi pertanian modern dan praktik budidaya yang
lebih efisien untuk meningkatkan produktivitas kubis mereka. Ini dapat
melibatkan penggunaan varietas unggul, pengelolaan tanah yang baik, dan
pengendalian hama dan penyakit yang efektif.
2. Diversifikasi Produk
Selain kubis, petani dapat mempertimbangkan untuk menanam berbagai jenis
sayuran lainnya. Ini akan membantu mengurangi risiko jika harga kubis turun
dan memperluas pilihan produk bagi konsumen.
3. Kolaborasi dengan Lembaga Pemasaran
Petani dapat bekerja sama lebih erat dengan lembaga pemasaran seperti
pedagang pengumpul dan pedagang grosir untuk meningkatkan akses pasar
dan mendapatkan harga yang lebih baik.
4. Pendidikan dan Pelatihan
Program pendidikan dan pelatihan dapat membantu petani memahami praktik
budidaya terbaik, manajemen usaha, dan regulasi terkait pertanian. Ini akan
meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola usaha pertanian.
5. Pengembangan Pasar Alternatif
Petani dapat mencari pasar alternatif seperti restoran, pasar organik, atau
penjualan langsung ke konsumen melalui sistem langganan atau pasar lokal.
6. Penggunaan Teknologi Informasi

9
Pemanfaatan teknologi informasi seperti aplikasi pertanian, pemasaran online,
dan jejaring sosial dapat membantu petani dalam mempromosikan produk
mereka dan memantau harga pasar.
7. Keberlanjutan Lingkungan
Petani dapat menerapkan praktik pertanian berkelanjutan yang menjaga
keseimbangan ekosistem dan kesuburan tanah, termasuk rotasi tanaman dan
penggunaan pupuk organik.
8. Dukungan Pemerintah
Pemerintah daerah dapat memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan, akses
ke sumber daya, dan fasilitas pertanian yang memadai.
9. Pengelolaan Risiko
Petani dapat mengelola risiko dengan asuransi pertanian atau program proteksi
keuangan lainnya.

Dengan kombinasi upaya ini, usaha agribisnis kubis di Kayu Aro, Kerinci, memiliki
potensi untuk berkembang dan menjadi lebih berkelanjutan serta menguntungkan bagi
petani dan komunitas lokal.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(Brassica oleracea) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki


peran penting dalam pertanian Indonesia. Tanaman kubis ini tidak hanya menjadi
bagian penting dari konsumsi lokal tetapi juga telah berhasil menembus pasar
ekspor, memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi para petani, dan
menjadi salah satu komoditas andalan dalam upaya peningkatan pendapatan dan
taraf hidup mereka.

Kabupaten Kerinci, yang terletak di Provinsi Jambi, merupakan salah satu


sentra produksi utama untuk kubis di Indonesia. Daerah ini terkenal karena luas
panen, produksi, dan produktivitas kubis yang berfluktuasi setiap tahunnya.
Kecamatan Kayu Aro, salah satu bagian dari Kabupaten Kerinci, menjadi fokus
utama dalam budidaya kubis. Faktor geografis dan iklim yang sangat mendukung
menjadikan Kayu Aro sebagai sentral pertanian yang potensial.

Produksi kubis di Kecamatan Kayu Aro mencapai jumlah yang


signifikan,seperti yang tercatat pada tahun 2013 dengan produksi sebesar 3.929
ton. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kubis sebagai komoditas pertanian
dalam menciptakan lapangan kerja, menggerakkan perekonomian daerah, dan
memenuhikebutuhan pasar lokal dan internasional.

Kubis bukan hanya menjadi sumber pendapatan bagi petani, tetapi juga
memegang peran strategis dalam menjaga ketahanan pangan. Sayuran ini kaya akan
nutrisi seperti vitamin C, vitamin K, serat, dan senyawa fitokimia yang penting bagi
kesehatan tubuh manusia. Oleh karena itu, produksi kubis yang berkelanjutan
menjaditujuan yang sangat diinginkan dalam menghadapi tantangan pangan global.

seperti halnya dalam setiap agribisnis, petani kubis juga menghadapi


berbagaikendala. Kendala-kendala tersebut meliputi serangan penyakit dan hama
yang dapat merusak tanaman, fluktuasi harga di pasar yang bisa mengganggu
stabilitas pendapatan, biaya produksi yang cenderung tinggi, persaingan dengan
impor, serta perubahan iklim yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan
tanaman. Oleh karena itu, manajemen yang baik, teknik pertanian yang
ditingkatkan, dan dukungan pemerintah serta lembaga terkait menjadi kunci dalam
mengatasi kendala-kendala tersebut.

Di masa depan, perkembangan agribisnis kubis di Indonesia, khususnya di


Kabupaten Kerinci, memiliki potensi yang besar. Dengan meningkatkan efisiensi
produksi, akses pasar yang lebih baik, dan inovasi dalam teknologi pertanian, petani
kubis dapat mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi dan pendapatan yang
lebih stabil. Selain itu, ekspansi pasar ekspor juga menjadi peluang yang perlu
dijajakilebih lanjut.

11
Dalam menghadapi perubahan iklim dan ketidakpastian lingkungan,
diversifikasi tanaman dan praktik pertanian berkelanjutan juga akan menjadi
bagian penting dalam perkembangan agribisnis kubis. Hal ini akan membantu
menjaga kesuburan tanah, mengurangi risiko kerusakan tanaman akibat penyakit
dan hama, serta meningkatkan ketahanan agrikultur terhadap perubahan cuaca.

Secara keseluruhan, agribisnis kubis di Indonesia memiliki potensi yang


cerah,dan dengan dukungan yang tepat, dapat terus berkembang untuk memberikan
manfaatbagi petani, konsumen, dan perekonomian negara.

3.2 Rekomendasi

Rekomendasi dari makalah ini adalah:

1) Petani perlu memastikan bahwa mereka memilih bibit kubis berkualitas dan
merawat tanaman dengan benar sesuai dengan persyaratan pertumbuhan.

2) Pengelolaan tanah yang baik, termasuk pembuatan bedengan, perlu dilakukan


untuk memastikan tanah subur dan gembur.

3) Pemupukan harus dilakukan dengan bijak, dengan memperhatikan jenis pupuk


yang digunakan dan waktu pemberian.

4) Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan secara efektif dengan


mempertimbangkan penggunaan pestisida organik atau kimia.

5) Pemasaran kubis juga perlu diperhatikan, dan petani dapat bekerja sama dengan
lembaga pemasaran untuk meningkatkan akses pasar.

6) Pengepakan kubis sebelum dijual sangat penting untuk menjaga kualitas dan
keamanan produk.

7) Selalu memantau pasar dan mengikuti tren permintaan konsumen dapat


membantu dalam merencanakan produksi dan pemasaran yang lebih baik.

8) Rotasi tanaman dan manajemen tanah yang baik juga penting untuk menjaga
kesuburan tanah dalam jangka panjang.

Pengembangan usaha agribisnis kubis di Kayu Aro, Kerinci, akan sangat tergantung
pada faktor-faktor seperti permintaan pasar, cuaca, teknologi pertanian, dan dukungan
pemerintah. Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi antara petani, pemerintah, dan
pemangku kepentingan lainnya untuk merencanakan perkembangan yang
berkelanjutan dalam budidaya kubis.

12
DAFTAR PUSTAKA

(2020). Analisis efisiensi pemasaran kubis di sentra produksi kubis di kecamatan kayu aro kabupaten
kerinci provinsi jambi, 1-7 .analisis produksi kubis

Dara Latifa, Faidil Tanjung, & Rina Sari. (2020, 09 25). Analisis Efisiensi Pemasaran Kubis Di
Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. From Journal of agribusines and
community empowerment:
http://jurnalpolitanipyk.ac.id/index.php/JACE/article/download/223/91

Syafri Edi, S. (n.d.). peneliti pada BPTP jambi, kotabaru, jambi. kajian diversifikasi dan teknologi
budidaya komoditas sayuran di tingkat petani Kab. kerinci, 1-8.
https://repository.pertanian.go.id/bitstreams/e60b7e97-43ab-4128-9f85-
3771bb1e834d/download

Latifa, Dara, T., Faidil, S., & Rina. (2020). Analisis Efisiensi pemasaran kubis di kecamatan kayu aro
kabupaten kerinci provinsi jambi. From Repoitory ppnp.ac.id: http://repository.ppnp.ac.id/707/

Henny Dkk, (2011), kesesuaian lahan untuk sayuran dataran tinggi di hulu das marao, kabupaten Kerinci,
jambi, vol. 2:1:11-19, Bogor.

13

Anda mungkin juga menyukai