Anda di halaman 1dari 25

MITIGASI BENCANA

DI INDONESIA
Gunung Berapi – Kelompok 1 PIG Kelas A
Anggota Kelompok
◦ Thoharinnisa Pambayun 03411940000001
◦ Rizka Angelina 03411940000007
◦ Alwan Muhammad Rasyid 03411940000023
◦ Nofendri Marsa Putra 03411940000027
LATAR BELAKANG
Akhir-akhir ini, Gunung Merapi kembali aktif.
Letusan terakhir terjadi pada pukul 05.22
WIB, 3 Maret 2020. Berdasarkan laporan dari
Balai Penyelidikan dan Pengembangan
Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta,
letusan terjadi selama 450 detik. Akibat
letusan, muncul kolom abu setinggi 6.000
meter dari kawah gunung. Muncul pula awan
panas ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak
maksimal 2 kilometer. Letusan ini juga
menyebabkan hujan abu disejumlah daerah,
terutama daerah timur Gunung Merapi.
BPPTKG Yogyakarta masih menetapkan status
Gunung Merapi pada level II atau Waspada
dan status ini tidak berubah sejak Mei 2018.

Bencana geologi gunung meletus tidak bisa


ditebak kapan terjadinya. Dalam presentasi
ini, kami akan menjabarkan bagaimana cara
mengatasi bencana ini.
GUNUNG BERAPI
MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI
Gunung berapi adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar -+10 km di bawah permukaan bumi
sampai ke permukaan bumi. Suatu gunung berapi merupakan bentukan
alam dari pecahan yang terjadi di kerak Bumi. Patahan tersebut
mengakibatkan lava panas, abu vulkanik, dan gas bisa keluar dari dapur
magma yang terdapat di bawah permukaan bumi.
Bagaimana bisa terbentuk?
TIPE
BENTUK
GUNUNG
API
Gunung berapi di dunia
memiliki ciri khas dan
karakteristik masing-
masing sesuai dengan
daerah dimana mereka
Stratovolcano Caldera terbentuk. Berikut tipe
gunung api yang ada di
dunia

Maar
TIPE
BENTUK
GUNUNG
API
Gunung berapi di dunia
memiliki ciri khas dan
karakteristik masing-
Dome masing sesuai dengan
daerah dimana mereka
terbentuk. Berikut tipe
gunung api yang ada di
dunia

Shield
TIPE
LETUSAN
GUNUNG
API
Selain bentuknya, tipe
letusan setiap gunung
berapi di dunia juga
berbeda menurut
sumber magma,
tekanan gas, serta
viskositas magma.
Berikut tipe-tipe letusan
gunung berapi.
Volcano
Explosivity
Index (VEI)
Volcano Explosivity
Index (VEI) atau Indeks
Letusan Gunung Berapi
adalah daftar skala
letusan gunung berapi
yang dicetuskan pada
1982 oleh Chris Newhall
dari U.S Geological
Survey dan Stece Self
dari Universitas Hawaii
untuk menyediakan
pengukuran relative dari
besarnya letusan
gunung berapi.
PROFIL
GUNUNG MERAPI
MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI
Merupakan
gunung
teraktif di
Indonesia
Ketinggian = 2968 mdpl
Letusan terakhir = 3 Maret
2020 (erupsi kecil)
Meletus setiap 2-5 tahun
sekali. Sejak 1548 sudah
meletus sebanyak 68 kali.
Terbentuk karena aktivitas di
zona subduksi lempeng Indo-
Australia yang bergerak ke
bawah lempeng Eurasia
menyebabkan munculnya
aktivitas vulkanik di sepanjang
bagian tengah pulau jawa.
Letusan gunung Merapi ini
tidak mengeluarkan ledakan
melain suara desisan.
GN. MERAPI
TIPE STRATOVOLCANO TIPE LETUSAN MERAPI
Gunung api ini berbentuk seperti kerucut. Gunung api tipe Merapi, memiliki keunikan
Puncak gunung api ini semakin lama semakin dengan awan panas yang sering dikenal oleh
tinggi karena endapan erupsi lava dan bahan
piroklastik dari kawah gunung.
masyarakat sekitar dengan sebutan wedus
Pembentukan stratovolcano ini terjadi di zona gembel. Awan panas ini keluar saat erupsi
subduksi. Ciri: dan meluncur menuruni lereng sangat cepat
◦ Berbentuk akibat erupsi yang berganti-ganti
mencapai lebih dari 200km/jam. Warna yang
antara efusif dan eksplosif, sehingga abu-abu bergumpal terlihat dari kejauhan
memperlihatkan batuan beku yang berlapis- seperti kambing biri-biri (wedus gembel)
lapis pada dinding kawahnya yang berlarian menuruni lereng.
◦ Mengalami letusan yang berkali-kali, Tipe gunung api memiliki ciri:
dengan dapur magma yang dalam dan
viskositas serta kekentalan magma tinggi ◦ Keadaan lava kurang encer
◦ Tekanan gas atau viskositasnya rendah
◦ Memiliki dapur magma yang sangat dangkal
PETA
Peta
Administra
si
Daerah Bahaya yang
paling sering terdampak
ketika gunung ini
meletus adalah daerah
Sleman, Yogyakarta.
Berikut peta
administrasi Kabupaten
Sleman, DIY.
Peta Zona
Bahaya
PVMBG menerbitkan
sebuah peta yang
menyatakan zona bahaya
dengan jarak radiun 20 KM
dari puncak gunung. Dapat
dilihat ada 3-4 zona di peta
itu, yaitu:
o Zona Merah (jarak 5 km)
o Zona Merah muda (jara
10 km)
o Zona Jingga (jarak 15
km)
o Zona Kuning (jarak 20
km)
MITIGASI BENCANA
MITIGASI BENCANA dan
GUNUNG MELETUS
Mitigasi bencana adalah upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.

Gunung meletus adalah sebuah peristiwa bencana alam yang terjadi akibat
endapan magma (cairan pijar yang berasal dari perut bumi dengan suhu > 1000
derajat celcius) di dalam perut Bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan
tinggi. Cairan magma yang keluar dari gunung berapi dinamakan lava dan suhunya
bisa mencari 700-1.200 derajat celcius. Letusan gunung berapi biasanya membawa
batu dan abu yang dapat menyembur sejauh (radius) 18 km atau bahkan lebih
tergantung tipe letusannya dan lavanya bisa mengalir sejauh (radius) 90 km.
STATUS
GUNUNG
BERAPI
Setiap gunung berapi
yang aktif akan terus
dipantau oleh PVMBG
(Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana
Geologi) selama 24
jam/7 hari.
Berikut adalah status
gunung berapi menurut
BMKG dan PVMBG.
Persiapan Dalam Menghadapi
Letusan Gunung Berapi
Pra-bencana
◦ Perhatikan arahan dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)
dan perkemangan aktivtas gunung api. Hal yang perlu diperhatikan yaitu waspada
terhadap berita hoax yang bisa saja menyebar. Selalu utamakan cek kembali
kebenaran berita dan mengambil informasi dari sumber resmi.
◦ Siapkan masker dan kacamata pelindung
◦ Pahami jalur evakuasi dan shelter yang sudah dirancang oleh pihak berwenang.
◦ Siapkan penunjang logistik, seperti makanan siap saji, senter, uang tunai, dan obat
secukupnya.
Persiapan Dalam Menghadapi
Letusan Gunung Berapi
Saat bencana Pasca Bencana
◦ Hindari lokasi yang direkomendasikan untuk ◦ Kurangi kegiatan di luar ruangan atau terpapar
dikosongkan. dari abu vulkanik. Hal ini dikarenakan abu
◦ Ikuti petunjuk dari pihak berwenang. vulkanik tidak baik untuk tubuh dan dapat
menyebabkan penyakit.
◦ Jangan berada di lembah dan DAS (Daerah Aliran
Sungai). Hal ini dikarenakan daerah aliran sungai ◦ Hindari mengendarai mobil yang terkena hujan
berpotensi untuk dialiri lahar. abu vukanik. Hal ini disebabkan dapat merusak
mesin kendaraan
◦ Hindari tempat terbuka dan lindungi diri dari abu.
◦ Bersihkan atap dari timbunan abu vulkanik.
◦ Gunakan kacamata pelindung.
Volume abu vulkanik yang besar dapat
◦ Jangan memakai lensa kontak. membahayakan, karena dapat menyebabkan
◦ Gunakan masker atau kain basah untuk menutup atap runtuh dan membahayakan jiwa.
mulut dan hidung. ◦ Waspadai daerah aliran sungai yang berpotensi
◦ Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh. terkena lahar, terutama ketika musim hujan.
TERIMA KASIH 
Ada yang ingin ditanyakan?
QnA
Pertanyaan Jawab

Anda mungkin juga menyukai