0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan14 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pembaharuan hukum pidana di Indonesia yang meliputi 3 pilar yaitu tindak pidana, pertanggungjawaban pidana, dan pidana serta pemidanaan. RUU KUHP baru berupaya menyesuaikan ketentuan hukum pidana dengan perkembangan zaman dan semangat reformasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pembaharuan hukum pidana di Indonesia yang meliputi 3 pilar yaitu tindak pidana, pertanggungjawaban pidana, dan pidana serta pemidanaan. RUU KUHP baru berupaya menyesuaikan ketentuan hukum pidana dengan perkembangan zaman dan semangat reformasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pembaharuan hukum pidana di Indonesia yang meliputi 3 pilar yaitu tindak pidana, pertanggungjawaban pidana, dan pidana serta pemidanaan. RUU KUHP baru berupaya menyesuaikan ketentuan hukum pidana dengan perkembangan zaman dan semangat reformasi.
MUHAMMAD AKMAL ICHSAN (1830104230) M. IRVAN KURNIAWAN (1830104233) WINDI ANGGRAINI (1830104263) PUTRI MARYANI (1830104243) TRI SUCI WAHYUNI (1830104258) NETA PAREZA (1830104236) SUCI ASIH PUSPA SARI (1830104255) DWIYANTY (1810104015) Pembaharuan hukum pidana bersifat menyeluruh (komprehensif) yang meliputi hukum pidana matril (subtantif), hukum pidana formal (procedural, hukum acara pidana), dan hukum pelaksanaan pidana. Usaha pembaharuan hukum pidana sudah dimulai sejak 17 Agustus 1945 di Jakarta. Pada pasal dua aturan pemeliharaan dikatakan bahwa ”Segala badan Negara dan peraturan yang ada masih berlaku, selama belum diadakanya yang baru menurut Undang-Undang dasar ini”. Pada era reformasi ini, ada tiga faktor tatanan hukum pidana positif yang sangat mendesak dan harus segera diperbarui:
Hukum pidana positif untuk mengatur aspek
kehidupan masyarakat sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Sebagian ketentuan hukum pidana positif tidak sejalan lagi dengan semangat reformasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan, keadilan, kemandiriaan, ham, dan demokrasi.
Penerapan ketentuan hukum pidana positif
menimbulkan ketidakadilan terhadap rakyat, khususnya para aktivis politik, ham, dan kehidupan demokrasi di negeri ini. PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA
Di dasarkan pada alasan-alasan sebagai berikut:
KUHP dipandang tidak lagi sesuai dengan dinamika
perkembangan hukum pidana nasional Indonesia. Perkembangan Hukum Pidana diluar KUHP, baik berupa hukum pidana khusus maupun hukum pidana administrasi telah menggeser keberadaan system hukum pidana dalam KUHP. Dalam beberapa hal telah juga terjadi duplikasi norma hukum pidana antara norma hukum pidana dalam KUHP dengan norma hukum pidana dalam undang-undang di luar KUHP. TIGA PILAR PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA
(Punishment and Treatment System) TINDAK PIDANA (CRIMINAL ACT)
RUU KUHP telah merumuskan Tindak Pidana
sebagai “perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam pidana”. PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA (CRIMINAL RESPONSIBILITY)
RUU KUHP pada dasarnya mensyaratkan
“kesengajaan” sebagai bentuk pertanggungjawaban pidana, hanya dalam hal tertentu dimana undang- undang secara tegas menyatakan bahwa suatu tindak pidana dapat dipidana sekalipun hanya dilakukan dengan “kealpaan”. Ditegaskannya bahwa pertanggungjawaban pidana dalam bentuk “kealpaan” hanyalah bila dinyatakan secara tegas dalam undangundang, akan berpengaruh terhadap penegakan tindak pidana korupsi.
Namun hal ini tidak berarti negative karena pidana
tidak pernah dimaksudkan untuk menghukum mereka yang tidak berhati jahat. PIDANA DAN PEMIDANAAN (PUNISHMENT AND TREATMENT SYSTEM)
RUU KUHP mengatur ancaman maksimum bagi
pelaku suatu “percobaan tindak pidana” dengan maksimum satu perdua (1/2) dari maksimum pidana yang dapat dijatuhkan bilamana tindak pidana tersebut merupakan tindak pidana yang selesai. Berkaitan dengan pemidanaan perlu dicermati tentang diaturnya beberapa ketentuan pemidanaan yang rawan terhadap adanya penyalahgunaan, baik dalam kaitan dengan penegakan tindak pidana pada umumnya ataupun secara khusus dalam penegakan tindak pidana korupsi. MOKASEH