Anda di halaman 1dari 34

REVIEW ARTIKEL

KOSMOLOGI
ARSITEKTUR
TRADISIONA
L

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
REVIEW ARTIKEL 2

KOSMOLOGI RUANG VERTIKAL DAN


HORIZONTAL PADA RUMAH TRADISIONAL
(SA’O) DESA ADAT SAGA, KABUPATEN ENDE,
FLORES

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
REVIEW ARTIKEL 1

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
MOH RIZKI A KARIM
(196060500111006)

Latar Belakang
Konsep tradisional Ende-Lio, sebuah rumah tradisional hanya memiliki dimensi
fungsional sebagai tempat hunian, tetapi juga sekaligus melalui unsur-unsur
bentuk tertentu menampilkan pandangan kosmologis dan fiosofis yang mendalam.
Lebih jauh lagi rumah dianggap sebagai simbol dari jagad raya/kosmos, dimana
hirarki kosmos ditampilkan pada zona vertikal dan horizontal.

Tujuan
Menjelaskan konsep kosmologi ruang vertikal dan horizontal pada rumah
tradisional (Sa’o) Desa Adat Saga, Kabupaten Ende, Flores.

LATAR BELAKANG & TUJUAN


LANDASAN TEORI & METODE

Landasan Teori
(Kustedja,et.al, 2012)., (mentifact-Pangarsa, 2008)., (Titisari, 2016)., (Nelson
et.al dalam Titisari, 2016)., (Mangunwijaya, 1988)., (Kustedja, et.al, 2012).,
YB. Mangunwijaya dalam bukunya Wastu Citra (1988)., (Rapoprt dalam
Mashuri, 2012).,

Kosmologi merupakan pengetahuan yang meneliti asal usul, struktur, hubungan


ruang-waktu dalam alam semesta. berada pada level tertinggi yang menentukan
ideologi dan pandangan hidup manusia, serta pengambilan keputusan-
keputusan desain. Yang pada garis besarnya adalah hubungan manusia-
pencipta-alam semesta.

Metode Penelitian
Kualitatif Deskriptif pendekatan Etnografi Sumber data berasal dari infoman
kunci (key informan) yaitu tokoh masyarakat setempat atau ketua adat
(mosalaki) yang terdiri dari 10 mosalaki

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
MOH RIZKI A KARIM
(196060500111006)

KOSMOLOGI VERTIKAL

HASIL & PEMBAHASAN


HASIL & PEMBAHASAN
KOSMOLOGI VERTIKAL
Sa’o Bagian Fungsi Konotasi/Simbolik
Struktur
Bagian Gara Penutup seluruh a. Bentuk atap dikonotasi sebagai metafora dari
Atas struktur rumah bentuk mirip perahu
tradisional (Sa’o) b. Simbol kewibawaan dari mosalaki (ketua adat)
c. Penggamabaran dari tubuh manusia yaitu kepala
yang dihubungkan dengan dunia atas

Bagian One Sebagai wadah untuk a. Wadah bagi asas-asas hidup manusia untuk
Tengah kegiatan sehari-hari menciptakan kehidupan yang harmonis
dan kegiatan b. Rahim dari rumah tradisional (Sa’o)
fungsional praktis c. Penggambaran dari badan manusia yang
penghuni seperti tidur, dihubungkan dengan dunia tengah
makan dan memasak

Bagian Lewu Kontruksi a. Bagian yang dianggap terendah dan kotor.


Bawah penopang/penahan b. Wadah bagi hewan seperti babi dan ayam yang
struktur rumah digunakan sebagai upacara adat
trdisional (Sa’o)

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
MOH RIZKI A KARIM
(196060500111006)

KOSMOLOGI HORIZONTAL

HASIL & PEMBAHASAN


HASIL & PEMBAHASAN
KOSMOLOGI HORIZONTAL
Sa’o Ruang Wujud Fungsi Konotasi/Simbolik
Bagian Tenda Eko Ruang santai dan Setiap orang yang ingin masuk ke
Depan ruang menerima. rumah tradisional (Sa’o) dijamu pada
ruang tenda dan kedua kaki tersebut
berhenti pada ruang tenda.
Bagian Dhembi Dhembi Ruang istirahat kedua tangan yang sedang mereba.
Samping kanan dan kiri perempuan.

Bagian Koja Puse Area berkumpul Rahim Sa’o


Tengah Ndawa dan ruang
bersama.
Bagian Lulu Ulu Ruang istirahat Ulu (kepala) dalam perihal ini laki-
Bawah laki-laki yang laki merupakan kepala
secara keluarga atau kepala rumah tangga
konotasi  
merupakan ruang
belakang.
 

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
MOH RIZKI A KARIM
(196060500111006)

KOSMOLOGI VERTIKAL &


HORIZONTAL

HASIL & PEMBAHASAN


KESIMPULAN

Kesimpulan
Kosmologi ruang vertikal dan horizontal pada rumah tradisional (Sa’o) Desa
Adat didasari atas kepercayaan Du’a Ngga’e. Berdasarkan kepercayaan
masyarakat Saga yang membagi dunia menjadi tiga yaitu dunia atas, dunia
tengah dan dunia bawah sehingga penggambaran rumah tradisional (Sa’o)
menyerupai bentuk manusia yaitu atap (dunia atas), dunia tengah (badan
rumah) dan dunia bawah (kaki rumah).

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
STRUKTUR PENULISAN

Artikel ini di publish oleh Jurnal Teknik Arsitektur ARTEKS, Volume. I,


Nomor 2, Juni 2017 ISSN 2541-0598. Penulisan pada jurnal ini menggunakan
dua kolom

Sistematika penulisannya adalah :


1) Judul dan nama penulis
2) Abstak dan kata kunci
3) Pendahuluan
4) Metode
5) Hasil dan bahasan
6) Kesimpulan
7) Daftar Pustaka

Secara umum penulisan ini telah memenuhi kriteria penulisan karya ilmiah.
Penyajiannya cukup informatif dan subtantif. Konektifitas antara judul, teori
yang digunakan, serta metode dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam
penelitian sehingga penulis dapat menyajikannya sangat rinci.

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
REVIEW ARTIKEL 2

KOSMOLOGI ELEMEN LANSKAP


BUDAYA CIREBON

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
MOH RIZKI A KARIM
(196060500111006)

REVIEW ARTIKEL 2
LATAR BELAKANG

Latar Belakang
Salah satu kawasan lanskap budaya di Indonesia yang memiliki kandungan
kosmologi cukup kuat adalah Cirebon. Pemahaman tentang kosmologi di
kawasan ini telah terbangun sejak sebelum abad ke-15, yaitu sebelum Kerajaan
Cerbon berdiri. Pada awalnya, dasar pengetahuan kosmologi berasal dari
kebudayaan Jawa ada era Hindu-Budha, selanjutnya setelah Islam masuk dan
berkembang di kawasan ini, pengetahuan tersebut berakulturasi dengan
kosmologi kebudayaan Islam.

Keraton sebagai tempat tinggal para sultan menjadi salah satu wujud fisik hasil
pemahaman kosmologi masyarakat Cirebon terhadap ruang lanskap budayanya.
Pada bangunan-bangunan keraton ini, pola-pola ornamen, tata ruang, dan
orientasi bangunannya dipertontonkan sebagai hasil pemahaman kosmologi
dari masyarakat Cirebon dari era Hindu-Budha yang berakulturasi dengan
Kebudayaan Islam pada era Sunan Gunung Jati (Kerajaan Cerbon).

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
MOH RIZKI A KARIM
(196060500111006)

Tujuan
tujuan dari penelitian dalam makalah ini, yaitu 1) mengidentifikasi elemen-elemen
fisik dan non fisik yang terkandung di dalam lanskap budaya Cirebon; dan 2)
bagaimana konsep kosmologi pada elemen-elemen lanskap budaya tersebut.

Landasan Teori
(Purwanto 2005)., (Tuan 2001)., (Hady, 2006). (Sauer, 1963)., Sauer (1963)
Kosmologi dapat dibedakan sebagai ilmu yang menyelidiki asal-usul, struktur, dan
hubungan ruang waktu dari alam semesta, serta asal-usul kejadian bumi, sistem
matahari, dan hubungannya dengan jagat raya; dengan kosmologi sebagai
metafisika, ilmu yang menyelidiki alam semesta sebagai sistem yang beraturan.
Komponen-komponen pembentuk ruang merupakan hasil transformasi dari
pengetahuan kosmologi suatu kelompok masyarakat menjadi pandangan hidup.
Wujud transformasinya dapat berwujud elemen fisik, seperti bangunan kuil/
tempat tinggal raja, arca, dan lain-lain; dan elemen non fisik, seperti adat, kegiatan
tradisi, dan ritual.

TUJUAN & LANDASAN TEORI


METODE

Metode Penelitian
Metode penelitian adalah deskriptif-kualitatif dengan menggunakan pendekatan
studi kasus dan tenik analisis data yang digunakan pada penelitian adalah
metode analisis kualitatif dari Miles dan Huberman (1994), yang terdiri dari 1)
tahap pengumpulan data; 2) tahap analisis data; 3) tahap penarikan kesimpulan;
dan 4) tahap verifikasi. Kelebihan dari metode analisis ini adalah setiap tahapan
penelitian dapat dilakukan secara paralel, hingga kesimpulan akhir didapat.
Perubahan yang terjadi selama proses hingga akhir penelitian dianggap sebagai
nilai tambah dan temuan.

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
MOH RIZKI A KARIM
(196060500111006)

Hasil dan Bahasan


Elemen non fisik dan fisik pada suatu bentang alam yang merupakan lanskap
budaya selalu saling terkait. Bentuk-bentuk elemen non yang terkandung di
dalam lanskap budaya Cirebon, yaitu berupa ritual-ritual tradisi yang
diselenggarakan oleh masyarakat Cirebon yang pada umumnya merupakan
pengikut salah satu keraton yang ada di Kota Cirebon. Beberapa ritual-ritual
secara berkala dilakukan pada ruang-ruang sakral, seperti Keraton Kasepuhan,
Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, situs-situs besar keraton lainnya.
Akan tetapi beberapa ritual lainnya hanya dilakukan bila dianggap diperlukan
saja pada tempat tertentu saja.

HASIL & PEMBAHASAN


HASIL & PEMBAHASAN

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
MOH RIZKI A KARIM
(196060500111006)

HASIL & PEMBAHASAN


KESIMPULAN

Kesimpulan

lanskap budaya Cirebon yang terbentuk saat ini merupakan wujud hasil
interpretasi masyarakat Cirebon terhadap konsep kosmologi Cirebon, yaitu
tentang keberadaan Sang pancipta dalam alam semesta. Kegiatan ritual,
pelengkap ritual, tempat ritual seperti keraton dan astana sebagai elemen non
fisik dan fisik menjadi perantara antara alam Tuhan (alam
semesta/makrokosmos) dengan alam/dunia manusia (mikrokosmos). Untuk itu,
lanskap budaya Cirebon menjadi wujud lambang makrokosmos yang
merepresentasi keberadaan Tuhan, sebagai pencipta, penjaga dan pemelihara
keharmonisan dan keseimbangan alam di wilayah kekuasaannya, salah satunya,
yaitu Cirebon.

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
STRUKTUR PENULISAN

Artikel ini di publish oleh Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan


Indonesia (IPLBI) 1, B 073-082 https://doi.org/10.32315/sem.1.b073 .
Penulisan pada jurnal ini menggunakan satu kolom

Sistematika penulisannya adalah :


1) Judul dan nama penulis
2) Abstak dan kata kunci
3) Pendahuluan
4) Metode
5) Hasil dan bahasan
6) Kesimpulan
7) Daftar Pustaka

Secara umum penulisan ini telah memenuhi kriteria penulisan karya ilmiah.
Penyajiannya cukup informatif namun agak melebar namun kurang fokus.
Konektifitas antara judul, teori yang digunakan, serta metode dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian namun tidak secara rinci dan
mendalam

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
REVIEW ARTIKEL 3

NILAI KOSMOLOGI PADA TATA SPASIAL


PERMUKIMAN DESA KAPENCAR,
LERENG GUNUNG SINDORO,
WONOSOBO

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
MOH RIZKI A KARIM
(196060500111006)

REVIEW ARTIKEL 3
LATAR BELAKANG & TUJUAN

Latar Belakang
Lingkungan permukiman merupakan salah satu ungkapan budaya teknologi
yang berada di nusantara. Budaya Jawa adalah adanya usaha untuk kesatuan
antara manusia dengan alam sebagai sumber penghidupan. Ungkapan itu terkait
adanya kepercayaan terhadap kekuatan makrokosmos-mikrokosmos.

Tujuan
Mencari Nilai kosmologi ruang serta bagaimana pengaruhnya pada seting
tatanan spasial pedesaan lereng gunung di Desa Kapencar

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
MOH RIZKI A KARIM
(196060500111006)

Landasan Teori
Woodward (1999)., Syam (2005)., (menurut lucas, 1987)., (Hefner, 1999).
Masyarakat pedesaan (sawah), Kreatifitas masyarakat pedesaan berupa penyatuan
faham primordial dengan patokan dan potensi alam. Dalam hubungan kosmoslogi,
masyarakat Pedesaan Jawa selalu memiliki lokasi pepunden desa, baik berupa
Makam Sesepuh, atau tempat sumber air (sumber penghidupan) dengan pohon
besar diatasnya, maupun tempat lain yang dikeramatkan. Pada lokasilokasi ini
selalu dilakukan ritual, sebagai sarana menyatukan hubungan antara makrokosmos
dengan mikrokosmos.
Masyarakat pesisiran, mendewakan para wali (makamnya), masyarakat pesisir
Jawa juga menyikapi sumur (tempat wudhu atau membersihkan diri serta sumber
hidup) serta masjid(tempat ibadah) sebagai tempat ziarah. Baik tujuan untuk
memintah berkah maupun mendoakan para leluhur.
Masyarakat lereng gunung, Memiliki beberapa kepercayaan adanya relasi
kekuatan gunung dengan masyarakat yang berada dibawahnya. adanya seting pola
permukiman yang terbentuk sebagai satu unsur budaya lereng gunung.

LANDASAN TEORI
METODE

Metode Penelitian
Penelitian fenomenologi ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap
pemanasan, berupa proses pendekatan peneliti ke lapangan, proses penelitian
berupa penggalian data dan analisis di lapangan dan proses pendinginan, yaitu
proses peneliti meninggalkan lapangan setelah peneliti memperoleh hasil,
terkait dengan tema penelitian yaitu nilai kosmologi ruang spasial di Desa
Kapencar.
Beberapa hal yang ditekankan dalam metode penelitian fenomenologi ini antara
lain:
1) peneliti sebagai alat penelitian.
2) kasus penelitian dipilih secara purposif.
3) bentuk data dan analisis berupa data dari informan dan pemetaan.
4) informan diperoleh secara bergulir.
5) validasi hasil informasi dilakukan dengan trianggulasi.
6) Temuan penelitian merupakan hasil temuan informan maupun kasus di
lapangan.

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
MOH RIZKI A KARIM
(196060500111006)

Hasil dan Bahasan


Dalam tatanan kosmologi Jawa, berupa mancapat yang merupakan ungkapan
‘pembagian lima’ dalam Faham Primordial Jawa. Pembagian lima menurut
Sumarjo merupakan ungkapan budaya dari masyarakat sawah, terungkap dengan
adanya arah orientasi keblat papat lima pancer. Adanya relasi ini pada masyarakat
Desa Kapencar mempengaruhi pada arahan pola spasial, yaitu pada anjuran
mengarahkan luweng tungku pawon kearah ngidul, ngalor, atau ngulon. Selain itu
adanya
orientasi bangunan atau pintu utama bangunan rumah kearah ngidul, ngalor, atau
ngulon. Merupakan pantangan adalah menghadapkan rumah/pintu masuk utama
maupun luweng pawon kearah ngetan

HASIL & PEMBAHASAN


HASIL & PEMBAHASAN

Hasil dan Bahasan

kiblat ngetan = wetan = wiwitan, yaitu


berupakan lambang wiwitannya seseorang
hidup, sehingga merupakan simbol
pemberi hidup, orang tua, termasuk Konsep Keblat bagi Masyarakat Desa
tempat muncul (lahir)nya srengenge. Kapencar
Adanya posisi wetan sebagai ungkapan
asal mula tersebut, maka seseorang tidak
boleh melawannya. Adapun menurut P.
Joso, ketiga arah lain dan tengah memiliki
arti berbeda.
Konsep lokal tentang keblat papat ini bila
dilakukan dialog secara teoritis mirip
dengan ungkapan Endraswara atau watak
tentang keblat papat-lima pancer, yaitu
Konsep Jawa: Keblat Papat –Lima
Pancer
MOH RIZKI A KARIM
(196060500111006)
MOH RIZKI A KARIM
(196060500111006)

KESIMPULAN
STRUKTUR PENULISAN

Artikel ini di publish oleh Forum Teknik Vol. 33, No. 3, September 2010.
Penulisan pada jurnal ini menggunakan dua kolom.

Sistematika penulisannya adalah :


1) Judul dan nama penulis
2) Abstak dan kata kunci
3) Pendahuluan
4) Fundamental
5) Metode
6) Hasil dan bahasan
7) Kesimpulan
8) Daftar Pustaka

Secara umum penulisan ini telah memenuhi kriteria penulisan karya ilmiah.
Penyajiannya cukup kurang informatif dan kurang komprehensif.
Konektifitas antara judul, teori yang digunakan, serta metode dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan namun teori kosmologi yang digunakan
relatif minimal sehingga nilai kosmologi yang ditemukan tidak begitu dalam.

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
REVIEW ARTIKEL 1,2,3

KESIMPULAN HASIL REVIEW

MOH RIZKI A KARIM


(196060500111006)
MOH RIZKI A KARIM
(196060500111006)

Dari hasil review tiga jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa :


1) Jurnal yang pertama lebih informatif, komunikatif dan subtantif. Pembahasan
yang dilakukan sangat rinci dan hasil yang ditemukanpun cukup dalam
2) Jurnal kedua secara keseluruhan cukup baik namun penggalian informasinya
tidak begitu dalam. Pembahasan yang dilakaukan cukup rinci sehingga yang
ditemukanpun nilai kosmologinya tidak begitu mendalam.
3) Jurnal ketiga ini cukup baik namun penggalian informasi tentang nilai
kosmologinya tidak begitu dalam. Teori tentang kosmologi relatif minimal
dan pembhasannyapun relatif standar sehingga hasil temuan dari nilai
kosmologinya tidak begitu dalam

Dalam paparan ini dapat dilihat bahwa antara jurnal satu, dua, dan tiga masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun secara keseluruhan nilai
kosmologi dalam penelitiannya dapat ditemukan, sehingga pembaca dapat
mengetahui nilai kosmologi dari masing-masing penelitian tersebut, walaupun
tingkat kedalamannya berbeda-beda.

KESIMPULAN HASIL REVIEW


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai