Anda di halaman 1dari 6

SPIRITUAL DAN BISNIS

Oleh : Sri Devi Parapat (0501171020)


Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf
Kelas : Ekonomi Islam – 2F
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Tahun Ajaran : 2018/2019
Pengertian Spiritual Dan Bisnis

Spiritual adalah segala sesuatu yang bersifat tak tampak , yang dalam istilah islam
disebut ghaib, termasuk didalamnya wujud-wujud atau eksistensi-eksistensi tak nyata
dalam dunia ghaib, seperti Tuhan, malaikat, iblis atau setan, dan jin, serta aspek dan
dimensi jiwa manusia, seperti akal, hati, jiwa, nafsu dan lainnya. Pemikiran spiritual dalam
islam dikenal dengan tasawuf, atau mistisme Islam, dengan Al-Qur’an dan sunnah
Rasulullah SAW menjadi sumber utama dalam memahami spiritual. Sedangkan bisnis ialah
aktivitas yang dilakukan individu atau organisasi dengan tujuan untuk memperoleh laba
atau keuntungan.
Terdapat 3 tahap hubungan yang paling utama dalam mencapai spiritualitas bisnis
yaitu kemampuan mengelola hubungan internal (menyangkut diri sendiri), interpersonal
(hubungan dengan orang lain yang akan berbuah keindahan dan harmoni, contohnya kasih
sayang, memberi dan memaafkan) dan spiritual (sebuah rangkaian pondasi dan tubuh
sebuah bangunan diri untuk mencapai tingkat ketuhanan).
Modernitas Dan Kehampaan Manusia
Modern
Salah satu ciri masyarakat modern yang paling menonjol ialah sikapnya yang sangat agresif
terhadap kemajuan (progress). Didorong oleh berbagai prestasi yang dicapai oleh (IPTEK), masyarakat
modern berusaha mematahkan mitos kesakralan alam raya. Semua harus tunduk atau berusaha
ditundukkan oleh IPTEK yang berporos pada rasionalitas. Dalam memahami dunia, dunia materi dan
non-materi dipahami secara terpisah sehingga dengan cara demikian masyarakat modern merasa
semakin otonom, artinya tidak lagi membutuhkan campur tangan Tuhan dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan hidupnya dikarenakan masyarakat modern sangat agresif terhadap kemajuan.
Di zaman yang semakin canggih IPTEK nya seperti saat ini, justru akhlak manusia semakin
menurun, banyak sekali alat-alat canggih untuk berbuat kebaikan namun disalah gunakan untuk
berbuat kejahatan. Dan dalam masalah bisnis, masih ada saja orang yang melakukan kegiatan bisnisnya
dengan tidak memperhatikan masalah kemaslahatan umat, seperti membuang limbah perusahaan
sesuka hatinya dan ada juga pada saat sekarang ini yang melakukan bisnis dengan tidak jujur.
Seharusnya mereka harus lebih mendahukan spiritualitas dalam bisnis agar hal-hal semacam itu tidak
terjadi.
Fenomena Spritual di Era Spritual

Saat ini kecenderungan perusahaan merekrut orang-orang yang mempunyai


pandangan jernih mulai banyak dilakukan, mengingat fungsinya yang bisa memberikan
terapi bagi para pegawai untuk optimis dan semangat dalam bekerja. Sebenarnya dalam
Islam tidak ada pemisahan antara spiritual dan bisnis. Seperti yang dicontohkan Rasulullah
SAW dan para sahabat. Ini mencerminkan ajaran Islam yang komprehensif dan integral.
Hal ini disabdakan beliau dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibrahin Al-Harabi, yang
artinya : “Berdaganglah kamu, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki diantaranya
dihasilkan dari berdagang”.
Pemahaman tentang nilai-nilai agama dan kemanusiaan yang merupakan sumber dari
spiritualitas ternyata mampu memengaruhi hasil kesuksesan seseorang. Sudut pandang
terhadap kehidupan dunia yang dinilai hanya sementara menjadikan kesuksesan yang
diraih seseorang tidak dinikmati sendiri, tetapi dijadikan sumber penghidupan bagi orang
lainnya.
Kehidupan Bisnis di Era Spiritual

Spiritual mulai kembali lagi merebab di kalangan para pelaku bisnis, hal ini
diungkapkan pada sebuah penelitian yang mengungkapkan setelah mewancarai ribuan
bisnisment, bahwa ditemukan ahli spiritual yang religious bukan di tempat-tembat ibadah
melainkan pada tempat-tempat bisnis atau kantor. Meskipun persoalan hubungan agama
dan modernisasi (industrialisasi) masih kontroversial, namun patut dicermati adanya
fenomena yang menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan keagamaan pada saat sekarang
semakin diminati. Berkaitan dengan hal ini maka dapat dikatakan bahwa peranan agama di
masa sekarang dan masa mendatang tetap penting.
Semangat akan pengembangan spiritual bisa dilihat dari banyak pelatihan tentang
pengembangan kepribadian, jiwa ataupun mental dalam komunikasi horizontal. Contohnya
positif thinking dan positif feeling adalah beberapa rumusan penting dalam setiap pelatihan
pengembangan kepribadian yang ada di barat, yang kemudian beberapa ulama atau
motivator di Indonesia mencontohkannya.
Sukses Berbisnis Dengan Hati
(Corporate Mystic)
Berbisnis dengan hati nurani adalah suatu aktifitas bisnis yang dilandasi oleh nilai-
nilai luhur spiritual dengan menghidupkan potensi utama kemanusiaan yaitu bisnis tidak
hanya dilandasi oleh kepentingan materi semata yang bersifat sesaat, melainkan nilai-nilai
yang dapat mengantarkannya pada tingkat kesadaran tertinggi sehingga mampu mendorong
motivasi bisnis sebagai upaya membangun sejarah terbaik bagi diri dan kehidupan, yang
dicirikan oleh nilai motivasi spiritual, komitmen, kepedulian spiritual, taqwa, ikhlas,
syukur prestatif dan silaturrahim dengan sesama. Hal inilah yang diyakini mampu menjadi
kunci keberhasilan dalam perkembangan bisnis modern.
Menurut Dr. Gay Hendricks dan Dr. Kate Ludeman, dalam era pasar global, kita akan
menemukan orang-orang suci, mistikus, atau para sufi di perusahaan-perusahaan besar atau
organisasi modern, bukan ditempat ibadah. Mereka menjalani hidup dari suatu basis
spiritual, dan terlibat dalam suatu bisnis dengan hati. Sejalan dengan itu, mereka berada
dalam bisnis juga untuk mendukung hati dan jiwa orang yang bekerja bersama mereka.

Anda mungkin juga menyukai