2. Konselor sebagai pendengar 3. Hubungan memahami klien 4. Konselor sebagai pribadi 5. Konselor berempati 1. Konselor melakukan wawancara. Wawancara merupakan bagian dari proses konseling yang berperan pada berhasil atau gagalnya konseling tersebut. Ivey, et al (1987) terdapat lima tahapan struktur wawancara yaitu; Rapport, misalnya kata sapaan seperti apa kabar dan lain lain. Pengumpulan data, dimulai dengan alasan klien mendatangi konselor. Wawancara pendahuluan atau ‘intake bertujuan untuk mengetahui latar belakang kehidupan klien secara sistematis. Menentukan hasil sesuai dengan arah yang diinginkan klien. Mengemukakan berbagai alternatif pemecahan masalah. Generalisasi dan pengalihan proses belajar. Kelima tahapan ini dapat disingkat dengan lima pertanyaan sederhana yaitu: apa kabar, apa masalahnya, apa yang Anda inginkan akan terjadi, apa yang bisa kita lakukan mengenai hal itu, apakah Anda mau melakukan hal itu. 2. Konselor sebagai pendengar. Aktivitas mendengarkan disini dimaksudkan mendengarkan sekaligus memperhatikan mimik dan gerakan tubuh klien. Selain itu, sembari menilai perilaku dan perubahannya. 3. Konselor memahami klien. Memahami klien artinya mengerti secara detil mengenai keadaan klien dan latar belakangnya. Kelly (1955) mengemukakan “Law of Parsimony” dalam menentukan gejala/diagnosis dan penanganan/treatment dengan harapan agar konselor dapat menentukan pendekatan terbaik yang sederhana dan logis. Dalam upaya memahami klien secara efektif, terdapat beberapa pegangan dasar (Kelly, 1955) yaitu: masalah apa yang dihadapi klien, bagaimana klien memandangnya, bagaimana lingkungan dengan kondisinya mempengaruhi klien, dasar dan teori untuk menghadapi klien, langkah yang akan diambil selanjutnya oleh klien. 4. Konselor sebagai pribadi. Salah satu ciri dasar untuk menjadi seorang “effective helper” adalah “liking people”(Stewart, 1986). Comb, et al (1969) menyampaikan bahwa teknik yang banyak dilakukan dalam konseling adalah ‘diri sendiri sebagai alat” (self-as-nstrument) pribadi konselor menjadi fasilitator untuk pertumbuhan yang positif dari klien. Terdapat tiga hal penting yang mempengaruhi konselor baik positif maupun negatif yaitu kualitas pribadi, pengetahuan tentang profesi, keterampilan khusus konseling (George & Cristiani, 1981). 5. Konselor berempati. Empati dipandang sebagai salah satu cara efektif untuk mengenali, memahami dan mengevaluasi orang lain. Menurut Rogers, empati bukan hanya sesuatu yang bersifat kognitif namun meliputi emosi dan pengalaman. Ditambahkan oleh Rogers mengenai “empathic Understanding” yaitu kemampuan untuk memasuki dunia pribadi pada orang lain. Selain empathic understanding, dua hal lain yang penting dimiliki oleh terapis adalah kewajaran/keadaan sebenarnya (genuineness, realness) dan menerima (acceptance) atau memperhatikan (care).
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti