Anda di halaman 1dari 11

UNIT DOSE DISPENSING (UDD)

Oleh : kelompok 5
1. Santun Susilowati (201710410311158)
2. Addini Kholifatun Nisa (201710410311161)
3. Andi Hariyanto (201710410311162)
4. Rofiuddin (201710410311171)
5. Radya Rahma Desy Eka Putri (201710410311177)
6. Nazirah Nadilla Fonga (201710410311183)
7. Diana Ratnawati (201710410311185)
8. Khoirun nisa (201710410311187)
Sistem Unit Dose Dispensing (UDD)

 Adalah metode dispensing dan pengendalian obat yang


dikoordinasikan instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) dalam rumah
sakit, dimana obat dikandung dalam kemasan unit tunggal , di
dispensing dalam bentuk siap konsumsi, dan untuk kebanyakan
obat tidak lebih dari 24 jam persediaan dosis, dihantarkan ke
atau tersedia pada ruang perawatan penderita pada setiap
waktu (Siregar, 2003).
 Perlengkapan khusus yang umumnya digunakan dalam sistem ini yaitu
kotak unit dosis berfungsi untuk menahan unit dosis yang di kemas
dalam strip. Biasanya penyediaan obat unit dosis selama 30 hari
tersimpan dalam kotak tersebut karena terapi obat dari kebanyakan
perawatan jangka panjang relatif konstan dan hanya ada beberapa
perubahan per harinya. Beberapa fasilitas perawatan jangka panjang
memilih siklus pengisian yang pendek, yaitu penyediaan obat untuk 7
atau 14 hari. Label obat disertakan di kotak unit dose dan biasanya
merupakan label dua bagian untuk kemudahan penataan kembali. Salah
satu bagian dari label dihilangkan, biasanya dengan mengupasnya, dan
ditempelkan pada form pemesanan ulang obat yang sesuai, sedangkan
bagian lainnya tetap pada kotak sebagai label resep yang
sah(KEMENKES, 2018).
Kelebihan Sistem UDD

 Menurut Pujianti (2010), berdasarkan hasil uji skala likert diperoleh


nilai sebesar  70-90% yang berarti pasien cukup puas dengan
penerapan UDD di Rumah Sakit JIH.  Kelebihan dari sistem UDD ini
antara lain:
1. Pelayanan pemberian obat dilakukan dengan segera dan tepat,
disertai dengan informasi obat yang diberikan oleh petugas
farmasi.
2. Rasa aman yang lebih tinggi dirasakan pasien terhadap obat-
obatan yang langsung diberikan oleh petugas farmasi.
3. Perhatian yang baik oleh petugas farmasi  dalam memberikan
pelayanan selama perawatan.
Lanjutan…

 Menurut  American Society of Hospital Pharmacist (1975), kelebihan


sistem UDD antara lain:
1. Penurunan kejadian medication error.
2. Penurunan total biaya terkait pengobatan.
3. Peningkatan kontrol obat secara keseluruhan dan pemantauan
penggunaan obat terlarang.
4. Tagihan terkait obat terlarang lebih ketat.
5. Pengurangan persediaan obat-obatan yang berada di area perawatan
pasien.
Keuntungan secara garis besar
 Mengurangi terjadinya medication error (ME).
 Pasien mendapat pelayanan farmasi yang baik.
 Menurunkan total biaya pengobatan karena hanya membayar pengobatan
yang digunakan saja.
 Mengefisienkan tenaga perawat dalam asuhan keperawatan, karena
perawat lebih banyak merawat pasien.
 Menghindari duplikasi permintaan obat ke bagian farmasi.
 Mengurangi kesalahan penggunaan obat, karena adanya pemeriksaan
ganda oleh tenaga farmasi.
 Menghindari adanya kemungkinan terjadinya pencurian dan terbuangnya
obat.
 Meningkatkan peranan dan pengawasan farmasi di rumah sakit, mulai dari
fase peresepan sampai pemberian obat.
Kekurangan Sistem UDD

 Sistem UDD ini sangat efisien tetapi memerlukan modal besar dan memiliki
beberapa kekurangan. Menurut Barker dan Pearson (1986), keterbatasan
sistem UDD adalah:
1. Frekuensi pengiriman lebih rendah dari teorinya, misalnya seharusnya sampai
9x per hari berdasarkan waktu minum obat pasien, namun pada kenyataannya
pengiriman diringkas untuk ditempatkan di keranjang bangsal
2. Kebutuhan pasien akan obat yang bersigna PRN, tidak diberikan terlebih
dahulu, namun tergantung oleh kondisi pasien, dan dosis awalnya tidak
disampaikan secara jelas kepada pasien, sehingga hal ini dapat meningkatkan
kelalaian
3. Tidak semua dosis dikeluarkan dalam paket dosis satuan yang benar. Misalnya
bentuk sediaan injeksi, salep, tetes mata dan cairan oral lebih susah dilakukan
dalam pengukuran dan pengemasannya
Lanjutan…

Selain kekurangan yang dipaparkan di atas, terdapat kekurangan lainnya,


antara lain:
 Membutuhkan tenaga farmasi yang lebih banyak.
 Membutuhkan ruang khusus untuk penyimpanan obat.
 Membutuhkan peralatan khusus dalam pengemasan obat
Daftar pustaka

 Pujianti, N., 2010, Dampak Penerapan Sistem Unit Dose Dispensing


(UDD) terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Jogja International
Hospital (JIH), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
 American Society of Hospital Pharmacist, 1975, ASHP Statement on Unit
Drug Distribution, American Journal of Hospital Pharmacy, 32(8), 835,
USA
  Siregar, C.J.P. 2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Hal 136.
EGC: Jakarta
 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan, Edisi Tahun 2018.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai