Anda di halaman 1dari 42

PROSPEK LULUSAN D4 KESLING

Dr.Heru Subaris Kasjono. SKM.MKes


•Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
•**Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) Prov. D.I.Yogyakarta

•kherusubaris@gmail.com

•WA.082136677760
2
Competitiveness of Indonesia
38 34 37 41/
138

3
Bonus Demografi


”Demographic Bonus"

Sumber: Menko Perekonomian,
2010

Bonus atau bencana demografi?

16

30/09/2011 sm adioetomo/S2KK_Pop_DEV 4
Bonus Demografi?

Jumlah penduduk akan tetap membesar

Ledakan penduduk usia kerja di masa
depan atau Modal manusia yang besar
apabila ada investasi untuk itu.

Peningkatan lansia secara pelahan dan
meningkat pesat setelah 2030

Harus dimanfaatkan sebaik-baiknya guna
peningkatan kesejahteraan

Modal manusia yang besar apabila ada
investasi untuk itu.

5
Bonus Demografi?

Membawa konsekuensi penyediaan lapangan
kerja karena ledakan penduduk usia kerja

Ada the window of opportunity tahun 2020-2030,
dimana rasio ketergantungan (dependency ratio)
paling rendah (44 per 100) yang bisa
dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan
rakyat

Keberhasilan ekonomi dimungkinkan oleh
investasi berkelanjutan di bidang pendidikan,
kesehatan, keluarga berencana, dan reformasi
ekonomi
6
Faktor-Faktor  Penentu Keberhasilan
Pemanfaatan Bonus Demografi

Bonus demografi dapat mendatangkan keuntungan
yang besar bagi Indonesia. Dengan persiapan yang
baik dan investasi yang tepat, bonus demografi bisa
mengubah masa depan Indonesia menjadi lebih
sejahtera dan maju.

Namun keberhasilan dalam memanfaatkan bonus
demografi sangat dipengaruhi oleh empat faktor
utama yaitu kualitas pendidikan, kualitas kesehatan,
ketersediaan lapangan kerja, dan konsistensi
penurunan angka kelahiran melalui program KB.

7
Sanitasi Dasar & Air Bersih
blm capai target

Sumbar
= no.9
dibawah
UHH berbeda antar wilayah

Central Sulawesi
Kemenkes 2016
PARADIGMA SAKIT YANG MEMBEBANI
KINERJA TIDAK BERMUTU:
Tidak ada hubungan tingginya cakupan
Campak dengan Prevalensi

Kasjono,2015
Lebih jauh lagi…
Prospek Nakesling?

1.Kemampuan Komunikasi

2.Kejujuran

3.Kemampuan bekerjasama

4.Kemampuan interpersonal

5.Beretika

6.Motivasi/inisiatif

7.Kemampuan beradaptasi

8. Daya Analitik

9. Kemampuan Komputer

10.Kemampuan berorganisasi

11. Berorintasi pd detail

12.Kepemimpinan
30/09/2011 sm adioetomo/S2KK_Pop_DEV 15

13. Kepercayaandiri

14. Ramah

15.Sopan

16. Bijaksana

17. Indeks Prestasi > 3.00

18. Kreatif

19. Humoris

20.Kemampuan berwirausaha

Kesimpulan : Soft Skill (kemampuan interekasi
Sosial) dibutuhkan untuk sukses 82%) (NACE,2012)

16
Tenaga Kesehatan (Lingkungan) sebagai
Faktor Kritis Mencapai Target Pembangunan

Paling signifikan dalam pencapaian pembangunan
kesehatan (berkontribusi 80% terhadap
keberhasilan)
 Anand S, Bärnighausen T. Health workers and vaccination coverage in developing countries: an
econometric analysis. The Lancet, 2007, 369: 1277–1285.
 Speybroeck N et al. Reassessing the relationship between human resources for health, intervention
coverage and health outcomes. Background paper prepared for The world health report 2006.
Geneva, World Health Organization, 2006
(http://www.who.int/hrh/documents/reassessing_relationship.pdf).

Sayangnya seringkali diabaikan:
 Lemah dalam
 Sistem produksi nakes
 Perencanaan dan penyediaannya
 Rekrutmen dan penempatan
 Diklat-penilaian pekerjaan-sistem insentif
 Pemantauan dan sistem informasi Tenaga Kesehatan
LANTAS HARUS APA?
SEBUTAN IJAZAH
PROFESI
9 SANITARIAN ADVISER S3 KESEHATAN LINGKUNGAN

SANITARIAN SPESIALIS S2 KESEHATAN LINGKUNGAN


8
SANITARIAN PENDIDIKAN PROFESI KESLING (S1 KESLING +
7 PENDIDIKAN PROFESI),
TEKNISI SANITARIAN D.IV Kesehatan Lingkungan, S1 Kesehatan
6 UTAMA Lingkungan,

TEKNISI SANITARIAN DIII Kesehatan Lingkungan,


5 MADYA

4 Tidak -

TEKNISI SANITARIAN DI Kesehatan Lingkungan, SPPH


3 PRATAMA

2 Tidak -

1 Tidak -
Kembangkan Soft Skills
KETRAMPILAN HARDSKILLS

Sisyankes
Regulasi & Sumber-
kebijakan daya
Primer sd HDI
Kuartier

Politik Kes Sebagai “Tau lebih


Pemimpin
BERHATI- lintas baik di hari
NURANI profesi esok”
SOFTSKILLS (“M-I-R-A-C-L-E”)
M=Manajer; I=Innovator; R=Role Model; A=Apprentice; C=Communitarian; L=Leader; E=Educator
Kearifan PROFESI
Partisipatif-inklusif
Team Work
Keterbukaan
Ciptakan peluang
Kreatif-inovatif

=High political skills


‫ انشـــــاء‬Inilah Tantangan Sesungguhnya
‫الله‬
Knowledge, skills & competencies
yang dibutuhkan….
Strategi Kepemimpi
Kepemimpi
Strategi
SDM nan
nanproaktif
SDMyg yg proaktif
efektif &&visioner
visioner
efektif

Hubungan
Hubungan Orientasi
kerja
kerjayang
yang Pelayanan Orientasi
pencapaian
kondusif pencapaian
kondusif
produktif
Prima kinerja
kinerja
produktif

Lingk
Lingkkerja
kerja
Organisasi
Organisasi yg
yg
yg
yginovatif
inovatif&& mendorong
mendorong
berkembang
berkembang &&adaptif
adaptif
23
Tannas-Kesling via Layanan
Teritorial

NKRI rawan pada DTPK (daerah tertinggal/terpencil,
perbatasan dan kepulauan terluar)  konsep
layanan SIPIL/PUBLIK teritorial khusus

NKRI dgn sebaran & kepadatan penduduk di
wilayah, khususnya rawan/saat bencana  konsep
layanan teritorial umum

Nakes dg sistem “paket” “Inpres” (SPATU = sarpras,
alkes, tenaga, uang) + SPM bidang kes TERCAPAI
 Pemda berhasil  upaya raih simpati massa bagi
pimpinan DAERAHnya
FRENK, Lancet, 2010

PENDIDIKAN NAKES
KUNCI AMAT
PENTING
Upaya kesling :
TEKNOLOGI PREVENTIF

Yankes/ sekunder tersier


perilaku genetik Yanmed - Prevalensi ↓
lingkungan primer - Insiden↓

Kematian -Potensi untuk


Preventif Preventif Kuratif Kuratif
rehab (COD) vaksin thd
promotif primer
(kronik) Pandemik/KLB
sekunder (akut) otopsi
-Obat/alkes/
Alat diagnostik
Deteksi kompromais
↓/(-)risk dini -Kecukupan
Ubah Spesific paliatif sediaan
Perilaku Protection
-Pemerataan
Cutting/intervensi/ (akses)
kolektif (alat) non cutting -Murah
(affordable)
-Mutu
Pendayagunaan Tenaga kesehatan

Dalam UU no. 36 tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan penempatan nakes oleh
pemerintah dan pemda dengan cara PNS,
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
dan penugasan khusus

Implementasi dari penugasan khusus 
Permenkes no.23 tahun 2015 (Penugasan
khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim )
(Tim Nusantara Sehat)

27
Renstra Kemenkes 2015-
2019
Strategi dalam peningkatan kesehatan lingkungan:
 Penyusunan regulasi daerah
 Meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna
 Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam wirausaha
sanitasi
 Penguatan Pokja AMPL
 Peningkatan peran puskesmas dalam pencapaian
kecamatan/kabupaten Stop BAB Sembarangan
 Meningkatkan peran daerah potensial yang
melaksanakan strategi adaptasi dampak kesehatan
akibat perubahan iklim
POKOK PENGATURAN PP NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG
KESEHATAN LINGKUNGAN….(1)

Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,


dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota:
a.menjamin tersedianya lingkungan yang sehat untuk mencapai

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sesuai dengan


kewenangannya;
b.mengatur, membina, dan mengawasi penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan; dan
c.memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat
dalam penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan
POKOK PENGATURAN PP NOMOR 66 TAHUN
2014 TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN…(2)
POKOK PENGATURAN PP NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG
KESEHATAN LINGKUNGAN…(3)
Faktor Risiko
Perilaku (Life
Style)
Penyehatan, pengamanan
Analisis Situasi & pengendalian thdp Penyakit
& media lingkungan &
Kecenderungan biomarker
(envi Path
ways) Pengujian:
Faktor Risiko Potensial
di lingkungan Kw. Udara 
Bakteri
Kw. Air Parasit
Kw. Tanah 
Virus
HS. Mak-MinEnzim
Indeks Vektor

PENYELENGGARAAN PEKERJAAN SANITARIAN
UU No. 36/2009
UU No. 36/2014
UU No. 5/2014

PP No.
66/2014

Permenkes No. 32/2013


Perpres No. 8/2012 Permenkes No. 20/2015

Mandiri Swasta
Badan ASN
Usaha
Pejabat Pejabat Pejabat Pejabat
Pelaksana Fungsional Admn Tinggi

Fungsi:
- Konsultan - Penyusunan
-Penyehatan kebijakan teknis
- Wiraswasta -Pengamanan - Controller/pengawas
- Pengawas -Pengendalian - Penyidik (PPNS)
KATEGORI NAKESLING

TERAMPIL AHLI

ASN Pemula Pertama


ASN
Terampil Muda
Mahir Madya
Penyelia Utama

MANDIRI Sanitarian
MANDIRI Sanitarian
Teknisi
Ahli
Standar KOMPETENSI
NAKESLING
STANDAR
KOMPETENSI

KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI


MANAJERIAL TEKNIS SOSIAL BUDAYA

Pengalaman
Berpikir Penyehatan
Kerja

Mengelola Diri Pengamanan Wawasan


Kebangsaan
Mengelola
Pengendalian
Orang Lain
Mengelola
tugas

Mengelola
Sosial Budaya
Permenkes Nomor 32 TAHUN
2013  pasal 3

Kualifikasi Tenaga Sanitarian ditetapkan
berjenjang dan berkelanjutan yang terdiri dari:


a. Sanitarian;

b. Teknisi Sanitarian Utama (Technical Sanitarian);

c. Teknisi Sanitarian Madya (Junior Technical
Sanitarian);

d. Teknisi Sanitarian Pratama (Assistent Technical
Sanitarian); dan

e. Asisten Teknisi Sanitarian (Junior Assistent Technical
Sanitarian).
Teknisi Sanitarian Utama
merupakan Tenaga
Sanitarian yang memiliki
ijazah:

a. Diploma Tiga Penilik Kesehatan;
atau

b. Diploma Empat/Sarjana
Terapan/Sarjana Kesehatan
Lingkungan/Ilmu
Lingkungan/Teknologi
Lingkungan/Teknik
Lingkungan/Teknik Sanitasi.
PELUANG NAKES DI FASKES PEMERINTAH

38
Berbagai peluang lapangan pekerjaan
terbuka luas bagi lulusan D4 Kesehatan
LingkungAN

Di lingkungan Pemerintahan seperti Departemen
Kesehatan untuk penempatan di Dinas Kesehatan, Kantor
Kesehatan Pelabuhan, Rumah Sakit maupun Puskesmas;


Depdiknas sebagai staf pengajar, Bappedalda, dan lain-
lain.


Sektor swasta, seperti perusahaan pengalengan makanan
dan minuman, pest control, hotel, perusahaan
pertambangan seperti Pertamina, Free Port, PT. Inco.

PT.VCO. PT.Terminix
Kompetensi

1.  melakukan surveillans kesehatan lingkungan. 
2.  melakukan surveillans kesehatan lingkungan. 
3.    mengoperasikan alat-alat pengambilan sampel 
4.    mengoperasikan alat pengeboran. 
5.    mengoperasikan alat-alat aplikasi pengendalian vektor. 
6.    melakukan pemeriksaan kualitas fisik air dan limbah cair. 
7.    melakukan pemeriksaan kualitas kimia air dan limbah cair. 
8.    melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi air dan limbah cair. 
9.    melakukan pemeriksaan kualitas fisik udara/kebisingan, getaran, kelembaban, kecepatan angin, dan radiasi. 
10. melakukan pemeriksaan kualitas kimia udara. 
11. melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi udara. 
12. melakukan pemeriksaan kualitas fisik tanah dan limbah padat. 
13. melakukan pemeriksaan kualitas kimia tanah dan limbah padat. 
14. melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitilogi tanah dan limbah padat. 
15. melakukan pemeriksaan kualitas fisik makanan dan minuman. 
16. melakukan pemeriksaan kualitas kimia makanan dan minuman. 
17. melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi makanan dan minuman. 
18. melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi sampel usap alat makanan dan minuman serta usap rektum. 
19. melakukan pengukuran kuantitas air dan limbah cair. 
20. melakukan pemeriksaan sampel toksikan dan biomonitoring. 
21. menilai kondisi kesehatan perumahan. 
22. mengawasi     sanitasi     tempat     pembuatan,     penjualan,     penyimpanan, pengangkutan, dan penggunaan pestisida. 
23. mengawasi sanitasi tempat-tempat umum. 
24. melakukan pendugaan air tanah. 
25. melakukan pengeboran air tanah untuk pembangunan sarana air tanah. 
26. mengidentifikasi makro dan mikro bentos di badan air. 
27. melakukan survei vektor dan binatang pengganggu. 
28. melakukan pengelolaan sanitasi linen. 
29. melakukan pengelolaan limbah padat sesuai dengan jenisnya. 
30. melakukan pengelolaan pembuangan tinja. 
31. mengelola program hygiene industri, kesehatan, dan keselamatan kerja 
32. mengelola klinik sanitasi 
33. mengkalibrasi dan memelihara peralatan pengujian 
34. monitoring pengelolaan limbah berbahaya dan beracun 
35. melakukan analisis dampak kesehatan lingkungan. 
36. merancang teknologi tepat guna dan ramah lingkungan. 
37. merancang, mengoperasikan peralatan pengolahan sampah 
38. melakukan intervensi administratif sesuai hasil analisis sampel air, tanah, udara, limbah makanan, minuman, vektor, dan binatang pengganggu. 
39. menerapkan prinsip-prinsip sanitasi pengelolaan makanan. 
40. melakukan intervensi teknis sesuai hasil analisis sampel air, tanah, udara, limbah, vektor, dan binatang pengganggu 
41. menerapkan haccp dalam pengelolaan makanan 
42. melakukan pengendalian vektor dan binatang pengganggu. 
43. berwirausaha di bidang pelayanan kesehatan lingkungan. 
44. mampu memahami tata laksana penanggulangan. 
45. mampu menggunakan sumber daya yang ada. 
46. melakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan. 
47. melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan lingkungan. 
48. melakukan intervensi sosial sesuai hasil analisis sampel air, tanah, udara, limbah makanan dan minuman, vektor, dan binatang pengganggu. 
49. melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan. 
Kompetensi + D4

Melakukan pelayanan kesehatan lingkungan tertentu,
meliputi: melakukan pemantauan dan manajemen risiko
pelaksanaan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
(ARKL); melakukan pemantauan pelaksanaan Analisis
Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL); melakukan
pemantauan pelaksanaan Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL); melakukan pemantauan pelaksanaan Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL); melakukan pemeriksaan dan tindakan
sanitasi kapal dan pesawat sesuai dengan Peraturan
Kesehatan Internasional (IHR); dan melakukan
pemantauan pelaksanaan Klinik Sanitasi dan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM).
SEHAT ADALAH HARTAKU,
YANG HARUS KU JAGA DAN KU
PELIHARA

42

Anda mungkin juga menyukai