Siti Mei Vita S ( 2720170048 ) Aidil Fachri ( 2720170067 )
Putri Yohana ( 2720150022 )
DEFINISI Kejang demam adalah bangkitan kejang ang terjadi pada kenaikan suhu tubuh lebih dari 38C yang disebabkan oleh proses ekstra kranial ( ngastiyah, 1997:229 ) FAKTOR PENCETUS
Kejang demam pada bayi dan anak kebanyakkan
bersamaan dengan lenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan saraf pusat misalnya tonsilitis dan bronkitis ( ngastiyah, 1997:231 ) PATOFISIOLOGI Suhu tubuh meningkat
Gangguan keseimbangan membran sel
Pelepasan ion Na dan K
Pelepasam muatan listrik oleh seluruh sel sangat besar
Gangguan muatan listrik
KEJANG MANIFESTASI KLINIS
Adapun tanda – tanda kejang demam :
Demam yang biasanya diatas 38,9C
Jenis kejang ( menyentak atau kaku otot )
Gerakan mata abnormal ( mata dapat berputar – putar
atau ke atas ) Suara pernapasan yang kasar terdengar selama kejang
Penurunan kesadaran
Muntah
Dapat menyebabkan mengantuk atau kebingungan
setelah kejang dalam waktu yang singkat
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM 1. Pengkajian DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
proses patologis 2. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan suhu tubuh 3. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d penumpukkan sekresi mukus 4. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat INTERVENSI PERENCANAAN DX. NO KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Peningkatan suhu TUPAN: -Pantau suhu -Suhu 38,9- 41°C
tubuh b.d proses Setelah dilakukan pasien menunjukkan proses patologis tindakan keperawatan -Pantau suhu penyakit infeksius akut selama 4x24 jam lingkungan -- suhu ruangan, jumlah suhu tubuh normal. -Berikan selimut harus dirubah TUPEN: kompres hangat untuk mempertahankan Setelah dilakukan -Berikan suhu mendekati normal tindakan keperawatan selimut --dapat membantu selama 3x 24 jam pendingin mengurangi demam proses patologid -Digunakan untuk dapat teratasi dengan Kolaborasi : mengurangi demam kriteria : - Berikan umumnya lebih besar TTV stabil suhu antipiretik dari 39,5-40°C tubuh dalam batas sesuai indikasi Kolaborasi normal - digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentral PERENCANAAN DX. NO KEPERAWATA . TUJUAN INTERVENSI RASIONAL N
2. Gangguan Tupan : -Ukur / catat -Penurunan haluaran urin
volume cairan Setelah dilakukan haluaran urin dapat menyebabkan kurang dari tindakan keperawatan --pantau tekanan hipovolemia kebutuhan tubuh selama 3 x 24 jam darah dan denyut -Pengurangan dalam b.d peningkatan kekurangan volume jantung sirkulasi volume cairan suhu tubuh cairan dapat teratasi. -Palpasi denyut dapat mengurangi Tupen : perifer tekanan darah /CVP Setelah dilakukan -Kaji membran -Denyut yang lemah, tindakan keperawatan mukosa kering mudah hilang dapat selama 2 x 24 jam menyebabkan peningkatan suhu tubuh Kolaborasi hipovolemia teratasi, dengan kriteria -Berikan cairan -Hipovolemia / cairan hasil : intavena ruang ketiga akan Tidak ada tanda – tanda misalnya memperkuat tanda – dehidrasi dan kristaloid dan tanda dehidrasi menunjukkan adanya koloid -Sejumlah besar cairan keseimbangan cairan -Pantau hasil lab mungkin dibutuhkan seperti output urin untuk mengatasi adekuat, turgor kulit hipovolemia relatif baik dan membran -Mengevaluasi perubahan mukosa lembab didalam hidrasi/ viskositas darah PERENCANAAN DX. NO. KEPERAWAT AN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
3. Tidak TUPAN: -Ajarkan pasien untuk -menurunkan resiko
efektifnya Setelah dilakukan mengosongkan mulut aspirasi atau resiko bersihan jalan tindakan dari benda/ zt tertentu masuknya benda nafas b.d keperawatan selama -Letakkan pasien pada asing ke faring penumpukkan 3x24 jam jalan posisi miring, permukaan -Meningkatkan aliran sekresi mukus nafas kembali datar, miringkan kepala ( drainase ) sekret, efektif. selama serangan kejang mencegah lidah jatuh -Tangalkan pakaian pada -Untuk memfasilitas TUPEN: daerah leher, dada dan usaha bernafas Setelah dilakukan abdomen -Dapat mencegah tindakan -Masukan spatel lidah/ tergigitnya lidah keperawatan selama jalan nafas buatan atau -Menurunkan resiko 2x 24 jam gulungan benda lunak terjadi nya aspirasi peningkatan sekresi sesuai dengan indikasi dan asfiksia mukus terasi, -Lakukan penghisapan - dapat menurunkan dengan kriteria : sesuai indikasi hipoksia serebral Suara nafas Kolaborasi akibat dari sikulasi vesikuler -berikan tambahan yang menurunkan Respirasi rate dalam oksigen batas normal PERENCANAAN DX. NO KEPERAWATA . TUJUAN INTERVENSI RASIONAL N
4. Resiko TUPAN: -Buat tujuan berat -Malnutrisi adalah
perubahan nutrisi Setelah dilakukan badan minimum dan kondisi gangguan kurang dari tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi minat yang kebutuhan tubuh selama 3x24 -Gunakan pendekatan menyebabkan b.d intake yang perubahan nutrisi konsisten, duduk depresi, agitas dan tidak adekuat kurang dari dengan klien saat mempengaruhi fungsi kebutuhan tubuh makan kognitif tidak terjadi. -Berikan makan sedikit - klien dapat tapi sering dan mendeteksi TUPEN: makanan tambahan pentingnya dan dapat Setelah dilakukan yang tepat beraksi terhadap tindakan keperawatan -Buat pilihan menu tekanan, komentar selama 2x 24 jam yang ada dan izinkan apapun intake nutrisi klien untuk mengontrol - dilatasi gaster dapat adekuat, dengan pilihan sebanyak terjadi bila pemberian kriteria : mungkin makan terlalu cepat Makan klien habis -Pertahankan jadwal - klien yang BB klien normal bimbingan BB secara meningkat rasa teratur kepercayaan dirinya dapat mengontrol makanan yang disukai -