Anda di halaman 1dari 23

RENCANA IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NO 41

TAHUN 2018

Disampaikan pada :
acara Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Program/kegiatan Tim Satgas
Pemberantasan Obat & Makanan Ilegal Jawa Tengah & Implementasi
Permendagri No 41 Tahun 2018
Semarang, 17 Desember 2018
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN,
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BAPPEDA)
TAHUN 2018
2
3
4
SUBSTANSI PERMENDAGRI NO 41 TAHUN 2018 TENTANG
PENINGKATAN KOORDINASI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DI DAERAH
Pasal 2
Ruang lingkup koordinasi pembinaan dan pengawasan obat dan makanan meliputi penggunaan
obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan, pangan olahan dan bahan
berbahaya yang berpotensi disalahgunakan.

Pasal 3
Gubernur melakukan koordinasi pengawasan terhadap obat dan makanan di Daerah provinsi.

Pasal 4
(1) Gubernur dalam melakukan koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
berwenang melakukan:
a. pengawasan bahan berbahaya dan penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan Bahan
Berbahaya untuk Pengecer Terdaftar Bahan Berbahaya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. pengkajian ulang terhadap penerbitan pengakuan pedagang besar farmasi cabang dan izin
usaha kecil obat tradisional sesuai dengan standar dan persyaratan;
c. penerapan sistem informasi database dan pelaporan pemberian pengakuan pedagang besar
farmasi cabang dan izin usaha kecil obat tradisional dengan mengacu pada sistem informasi
yang dikembangkan oleh Lembaga Pemerintah nonkementerian yang membidangi pengawasan
obat dan makanan; dan
d. penyusunan perencanaan, program dan kegiatan Pengawasan Obat dan Makanan dalam
dokumen perencanaan daerah. 5
Pasal 5
(1) Pengawasan terhadap industri rumah tangga pangan dan sarana distribusi bahan berbahaya
dilaksanakan oleh kepala daerah secara sendiri atau bersama sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pengawasan secara bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tim
koordinasi Daerah provinsi dan/atau Daerah kabupaten/kota.

Pasal 6
(1) Tim koordinasi provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) ditetapkan dengan
keputusan gubernur.
(2) Keanggotaan tim koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketuai oleh Sekretaris
Daerah Provinsi dan anggota sesuai dengan kebutuhan.
(3) Tim koordinasi Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)
ditetapkan dengan keputusan bupati/walikota.
(4) Keanggotaan Tim koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diketuai oleh Sekretaris
Daerah kabupaten/kota dan anggota sesuai dengan kebutuhan.

6
ARAH KEBIJAKAN KESEHATAN DAN PANGAN DI
JAWA TENGAH TAHUN 2019

7
PRIORITAS RKPD 2019
TEMA
“Peningkatan Daya Saing Daerah Melalui
Pemerataan Pembangunan & Pemanfaatan
Iptek” PROGRAM PRIORITAS

01 03 05 07
KEMISKINAN KUALITAS DAN KEDAULATAN TATA KELOLA
PANGAN DAN
DAYA SAING SDM ENERGI
PEMERINTAHAN

02 04 06
PENGUATAN DAYA SAING PENGELOLAAN SDA – LH KESENJANGAN
EKONOMI DAERAH DAN PENANGGULANGAN WILAYAH 8
BENCANA
3. Kualitas dan Daya Saing SDM
Perbaikan kualitas dan akses penyelenggaraan
pendidikan
1) Sekolah Gratis Jenjang SMAN (401.991 siswa), SMKN (254.543 siswa) dan
Pendidikan khusus/SLBN (7555 siswa)
2) Pembiayaan BOP SMA/SMK/SLB Swasta
3) Peningkatan Kesra tenaga Pendidikan SMA, SMK dan SLB Target IPM Jawa Tengah Tahun 2019
4) Pemenuhan Sarpras SMA, SMK dan SLB (Ruang Kelas, Perpus dan Lab)
5) Pengembangan Kurikulum Berbasis Skils, Knowledge, Attitude dan Learning
Culture 71,60 %
Pembangunan Kesehatan (promotif dan preventif & memperbaiki upaya
kuratif dan rehabilitative)
1) Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan Target IPM Nasional Tahun 2019
keluarga
2) Program Open Defecation Free dengan gerakan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat)
dan Penurunan Stunting
3) Pengembangan Rumah Sakit Rujukan Online di 7 RSUD/RSJD
71,98 %
4) Rencana Pembangunan RS Daerah di Eks Bakorwil Peningkatan kualitas hidup dan
Naker yg memiliki kompetensi, kualifikasi & perlindungan perempuan dan anak,
berdaya saing tinggi serta pembangunan keluarga
1) penguatan forum anak (34 forum anak prov
1) Sertifikasi keahlian tenaga kerja berstandart nasional dan internasional dan kab/kota)
2) Penguatan BLK Pelatihan 2) Dukungan pemasangan kontrasepsi MKJP
3) Pengembangan Program Pendidikan Link and Match dengan Kebutuhan Pasar (72.300 akseptor dari keluarga miskin)
Tenaga Kerja 3) Dukungan pengembangan kampung KB di
4) Perlindungan Tenaga Kerja (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) Purworejo, Rembang, Wonosobo, Sragen, dan
Grobogan
Penyelenggaran Pembinaan dan Pengembangan
Kesejahteraan Sosial kebudayaan
1) Pengembangan Museum
1) Rehab Sos anak terlantar dan lansia (2500 Orang), Disabilitas (2155 Orang) dan PSKS
Ronggowarsito dan TBJT
(3.693)
2) Pengembangan Seni Budaya Pada
2) Pembangunan panti eks psikotik diwilayah perbatasan (brebes dan Cilacap)
Satuan Pendidikan
3) Home Care untuk Rehabilitasi Sosial PMKS (pekerja migran, human trafficking,
korban kekerasan dan Tuna Sosial)

Pembibitan, Pembinaan dan Permasyarakatan OR 9


RENCANA INTERVENSI PROGRAM PRIORITAS
Penguatan GERMAS &
Pengendalian Penyakit

Kat capaian wilayahOpen


Defecation Free

•Dinkes
• 7 RSUD/RSJD
• Dinperkim
• Dincipkataru
• BPPOM
•Disdik
• Dinkes •Dinkominfo
•DP3AKB
• 7 RSUD/RSJD
•Dinpora
• BKP
•Dinlutkan
•Dishub
•Dinpertan

Kat Akses & Mutu


Yankes

Kat Yan Gizi


Masyarakat
10
RENCANA INTERVENSI KEGIATAN PRIORITAS
•Dinkes
Penyediaan fasilitas yan dasar dan
•7 rujukan di 35 Kab/Kota
RSUD/RSJD
•Dinkominfo Penyediaan & Peningkatan Mutu
•BKD farmasi
Pemerataan SDM Kesehatan
Pemberian
Pengembangan SIM RS Online di 7
RSUD/RSJD suplementasi gizi di
10 Kab/Kota)

Penurunan stunting
(8,57%)

•Dinkes
• BKP
• Dinlutkan
•Dinpertan

Pembangunan Jamban Sehat


(10.000 KK) •Dinkes
Kat kualitas lingk sehat • 7 RSUD/RSJD
Pemenuhan sanitasi & air
• Dinperkim
bersih Kat aktifitas fisik
• Dincipkataru
Pencegahan & • BPPOM
•Dinkes •Disdik
pengendalian faktor
•Din BMCK resiko PM & PTM di 35 •Dinkominfo
• Dinperkim •DP3AKB
Kab/Kota
•Dinpora 11
11
5. KEDAULATAN PANGAN DAN ENERGI
Target 2019 :
• Skor PPH: 87,36 %
• Rasio Elektrivikasi : 99,25%

Ketahanan Pangan
Pemerataan Akses Energi dan Listrik
dan Daya Saing Pangan
Sistem Logistik Daerah (Sislogda) Pemanfaatan TPA Jatibarang, dan
TPA Jeruk Legi untuk energi sampah
Pengadaaan cadangan pangan beras (200 tpn)
Dukungan Pembangunan RDMP Cilacap,
Stimulan pengisian lumbung pangan masyarakat PLTU Cilacap, PLTU Jepara dan PLTU
(gabah) 40 unit di 20 kab Batang
Pembangunan PLTS Rooftop dan Gas
Sertifikasi dan registrasi pangan lokal (7 sertikasi Rawa
Prima 3 dan 51 registrasi PSAT) Dukungan Pengembangan PLTS
Pengembangan desa mandiri pangan (60 desa baru) Karimunjawa
Perluasan Budaya Hemat Energi
Pemantauan Harga dan Stabilisasi Harga
Pangan (intervensi harga pangan strategis
Beras, Cabe, Bawang Merah)

12
LP2B Infras. Pengolahan

Infras. Penyimpanan Kewirausahaan,


Manejemen dan bisnis
Infras. Distribusi petani

Stabilitas Harga

Diversifikasi Stabilitas
Pasokan
Mutu Pangan

Teknologi & Inovasi

Kesadaran Masy.

13

13
RENCANA INTERVENSI PROGRAM KONSUMSI

Pemanfaatan Pekarangan/KRPL

Fortifikasi
utk
Pengolahan Bahan
meningkat pangan lokasl berbasis
kan status kelompok

Pendidikan/edukasi Gizi

Pemberian Makanan
Seimbang berbasis gizi
seimbang

Sertifikasi PRIMA 3
Edukasi, pengolahan
14
pangan sesuai standar
14
UPAYA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DALAM PNINGKATAN KESEHATAN DAN
KEAMANAN PANGAN

15
Upaya peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

1. Pilar I - Perbaikan Gizi Masyarakat :


34 Indikator (6 Prog, 9 Keg, 3 OPD & 1 Instansi Pusat di
Jateng).
2. Pilar II - Peningkatan Aksesibilitas Pangan Beragam:
43 Indikator (15 Prog, 29 Keg, 7 OPD).
3. Pilar III - Peningkatan Pengawasan Mutu dan
Keamanan Pangan :
17 Indikator (6 Prog, 10 Keg, 5 OPD & 1 Instansi Pusat
di Jateng).
4. Pilar IV - Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat:
19 Indikator (12 Prog, 14 Keg, 8 OPD).
5. Pilar V - Penguatan Kelembagaan Pangan dan Gizi:
25 Indikator (12 Prog, 18 Keg, 5 OPD & 1 Instansi Pusat
di Jateng).

16
Capaian pilar III RAD Pangan dan Gizi
No Program/ Kegiatan Indikator Tahun 2017 Tahun 2018
Capai
Capaian an
      Instansi/ Target Capaian Target
Smt I Smt
SKPD/Ur
II
usan
               

1 2 3 4 10 11 12 13 13
1 PROGRAM PENGAWASAN             
PRODUK DAN BAHAN BERBAHAYA
  Kegiatan sampling dan pengujian Jumlah sampel yang diuji menggunakan BBPOM 3800 1566 3.800 1507 1507
Obat dan Makanan parameter kritis (Sampel)
    Pemenuhan target sampling produk BBPOM 100 55,92 100 54,6 54,6
Obat disektor publik (IFK) (%)
  Kegiatan Pengawasan obat dan Persentase makanan yang memenuhi BBPOM 84 80,07 86 83,56 83,56
makanan syarat (%)
2 PROGRAM PENINGKATAN             
PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN
  PENGAMANAN PERDAGANGAN            
  Kegiatan Pengawasan Obat dan Persentase cakupan pengawasan sarana BBPOM 40,1 23,31 42 45,8 45,8
Makanan produksi Obat dan Makanan (%)
    Persentase cakupan pengawasan sarana BBPOM 28,3 18,58 29 62,3 62,3
distribusi Obat dan Makanan (%)
    Jumlah perkara dibidang Obat dan BBPOM 18 9 19 8 8
Makanan (Kasus)
    Jumlah layanan publik BB/BPOM BBPOM 4100 2897 4.125 2322 2322
(layanan)
    Jumlah pasar yang diintervensi menjadi BBPOM 7 5 8 7 7
pasar aman dari bahan berbahaya (unit)
    Jumlah kab/kota yang sudah BBPOM 35 35 35 35 35
menerapkan Peraturan Kepala BPOM
tentang IRTP (Kab/Kota)
    Jumlah desa pangan aman yang BBPOM 5 2 5 5 5
menerima intervensi pengawasan
keamanan pangan (desa)
17
No Program/ Kegiatan Indikator Tahun 2017 Tahun 2018
Capai
Capaian an
      Instansi/ Target Capaian Target
Smt I Smt
SKPD/Ur
II
usan
               

1 2 3 4 10 11 12 13 13
3 PROGRAM PENINGKATAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN           
PENGAMANAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI

  Kegiatan Pengawasan Barang Jumlah barang beredar dan jasa yang Dinperinda 700 1.000
Beredar dan Jasa diawasi sesuai SNI (unit) g 1.346
851
851
4 PROGRAM PENGEMBANGAN         6   
AGRIBISNIS
  Kegiatan Pengembangan Jumlah produsen pangan asal hewan Dinas 6 17.000
Kesehatan Masyarakat Veteriner yang mempunyai ijin operasional Peternakan 10
(KESMAVET) dan Kesejahteraan (bersertifikat) NKV (Nomor Kontrol dan 12 12
Hewan (KESRAWAN) Veteriner) (Unit) Kesehatan
Hewan
  Kegiatan Peningkatan Kinerja Jumlah sampel Produk Hewan yang di Dinas 17.000 3
Laboratorium Kesehatan uji di Balai Pelayanan Kesmavet Peternakan 9.541
Masyarakat Veteriner (sampel) dan 7.895 7.895
(KESMAVET) Kesehatan
Hewan
  Kegiatan peningkatan mutu dan Jumlah sertifikat sistem pertanian Dinas 3   0 0
sertifikasi hasil produksi organik (sertifikat) Pertanian 1
pertanian TPH

18
No Program/ Kegiatan Indikator Tahun 2017 Tahun 2018
Capai
Capaian an
      Instansi/ Target Capaian Target
Smt I Smt
SKPD/Ur
II
usan
               

1 2 3 4 10 11 12 13 13
5 PROGRAM PENINGKATAN MUTU         30 20 20
DAN KEAMANAN PANGAN
  Kegiatan Pembinaan mutu dan Jumlah sekolah yang teredukasi tentang BKP 30 5 7, 32 3 3
Keamanan pangan mutu dan keamanan pangan (Sekolah)
  Kegiatan Pengembangan Jumlah sertifikasi prima dan BKP 6, 30 0,00     
Sertifikasi dan Pengawasan Batas pendaftaran pangan segar (sertifikat,
Maksimum Residu (BMR) pada No Pendaftaran)
Produk Pangan Segar

6 PROGRAM OPTIMALISASI         48    
PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
PRODUKSI PERIKANAN
  Kegiatan Pengembangan dan Jumlah UPI yang mempunyai SKP (Unit) Dinas 46      
pembinaan teknologi pengolahan Kelautan 20
dan pemasaran produk hasil dan
perikanan dan kelautan Perikanan

19
UPAYA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DALAM PENANGANAN GARAM KONSUMSI TIDAK BERYODIUM
TUJUAN UMUM : PWS
MEMPERCEPAT PENURUNAN (Pemantauan Wilayah
Setempat)
PREVALENSI GAKY  mendukung
cakupan 90% rumah tangga
mengkonsumsi garam beryodium
standar (SNI)
TUJUAN KHUSUS:
 MENCAPAI TARGET KONSUMSI GARAM R T/
BERYODIUM UNTUK SEMUA (KGBS); KELUARGA
SEHAT
PENDAYAGUNAAN
PRODUSEN & GAKKUM
 MENINGKATKAN KUALITAS KANDUNGAN ASOSIASI (Penegakan Hukum)
YODIUM DLM GARAM KONSUMSI
MEMENUHI SNI (MIN 30 ppm), PENDAYAGUNAAN CAPAI TARGET
PETANI GARAM KGBS
 PENERAPAN SANKSI HUKUM
TERHADAP PRODUKSI DAN
DISTRIBUSI GARAM KONSUMSI TIDAK
BERYODIUM “STRATEGI PENANGANAN
GARAM KONSUMSI TIDAK BERYODIUM”

LINGKUP PENANGANAN GARAM KONSUMSI BERYODIUM 1. UU 8/1999 ttg Perlindungan Kons; (Psl 7) : Kewajiban Pelaku Usaha (D.)
Menjamin Mutu Barang &/Atau Jasa Yg Diproduksi &/Atau Diperdagangkan
PRODUSEN &
KONSUMEN/ Berdasarkan Ketentuan Standar Mutu Brng &/Atau Jasa Yg Berlaku;
PENYALUR (DISTRIBUTOR)
MASYARAKAT 2. Kepres RI No. 69 th 1994 ttg Pengadaan GarYod;
GARAM KONSUMSI
(HILIR) Psl 1: Garam Yg Dpt Diperdagangkan Utk Keperluan Kons
(HULU)
Manusia/Ternak,pengasinan Ikan,/Bahan Penolong Industri Pangan Adl Garam
MENDUKUNG PRODUKSI PERLINDUNGAN Beryodium Yg Telah Memenuhi Standar Indonesia (SII)/Standar Nasional
GARAM KONSUMSI DARI KEKURANGAN Indonesia (SNI).
SESUAI STANDAR SNI YODIUM (GIZI MIKRO) Pasal 2: Garam Sebagaimana Dimaksud Dlm Psl 1,sebelum Diperdagangkan Wajib
PEMANTAUAN
Terlebih Dahulu Diolah Melalui Proses Pencucian Dan Iodisasi
(BERKALA-BERKELANJUTAN) 3. SNI 3556-2010 ttg Syarat Mutu Garyod Mengandung Yodium Min 30 Ppm; Salah
MONITORING & PEMBINAAN Satu SYARAT MUTU GARAM KONSUMSI, Mengandung Yodium Yang Dihitung 20 20
PENEGAKKAN HUKUM (GAKKUM) Sebagai Kalium Yodat (KIO3) Min 30 Ppm.
UPAYA PENANGGULANGAN GAKY DI JAWA TENGAH
(Sebuah Pencapaian Penuh Tantangan)
HASIL MONITORING KANDUNGAN YODIUM DALAM GARAM KONSUMSI DI
JATENG
Angka prosentase menunjukkan: beryodium kurang 30 ppm dan/atau tidak
beryodium menggunakan pengujian kuantitatif – dgn metode tetrasi)

Disperindag Kab Pati 2015 2016 2017


tingkat IKM Garam Beryodium) 47% 38,45% 34.65%
Micronutrient Initiative 2015 2016 2017
(tingkat IKM Garam Beryodium) 21,7% 14% 8,3%  PRODUSEN MASIH TIDAK ADA KEMAUAN
2015 2016 2017 MEMPRODUKSI GARAM KONSUMSI
Lap Bankeu GAKY
(tingkat pasar) 40% 46% 38,7 STANDARD SNI
DISTRIBUTOR (PEDAGANG/PENGECER)
BPOM Semarang 2015 2016 2017
MASIH HANYA PEDULI NILAI PENJUALAN
(tingkat pasar) 40,38% TAL TAL
& KEUNTUNGAN;
LP2K JAWA TENGAH 2015 2016 2017  PENDUDUK JAWA TENGAH MASIH BERPOTENSI
(tingkat pasar) 25,14% 22,17% 32,34% TERJANGKIT GAKY
CAKUPAN RUMAH TANGGA Mengkonsumsi Garam Beryodium
menggunakan pengujian kualitatif – dgn metode rapid test

RISKESDAS 2007 2010 2013


(Cak RT Kons Gar) 58,6% TAD 80%
PSG Dinkes Jateng 2015 2016 2017
(Cak RT Kons Gar) 92.9% 94,3% 95,2%
Tim Koordinasi Penanggulangan GAKY Prov & Kab/Kota agar lebih
optimal melakukan penanganan upaya dari hulu – hilir sesuai peran
21 21
tupoksi  MENJAMIN KEBERLANJUTAN PELAKS STRATEGI
HARAPAN
Mendorong koordinasi pembinaan dan pengawasan obat
dan makanan di Jawa Tengah dengan Pembentukan Tim
01 Koordinasi/optimalisasi tim yang sudah ada

Mensinergikan program kerja OPD, instansi vertikal,


masyarakat dan dunia usaha di Provinsi dan kabupaten/kota
02 dalam upaya pembinaan dan pengawasan obat dan makanan

Meningkatkan pembinaan dan pengawasan di tingkat


03 produsen dan konsumen secara berkelanjutan

Adanya tindakan konkrit penegakan hukum yang dapat


memberikan dampak positif terhadap keamanan obat dan
04 makanan

22

Anda mungkin juga menyukai