Anda di halaman 1dari 12

FOKLOR LISAN : PERTANYAAN TRADISIONAL

NAMA KELOMPOK : ANGGUN VERDIYANTO ( 1713041050)


ISWANTI WWAHYUNI ( 1713041020)
KELAS : B
01 HAKIKAT FOKLOR

02 PENGERTIAN FOKLOR LISAN :


PERTANYAAN TRADISIONAL
SUB
03 JENIS – JENIS FOKLOR
MATERI
04 FUNGSI FOKLOR

BENTUK-BENTUK PERTANYAAN
05 TRADISIONAL DALAM BUDAYA
INDONESIA
HAKIKAT FOKLOR
Foklor dalah sebagian budaya suatu Kata folklor adalah pengindonesiaan kata
. kolektif yang tersebar dan diwariskan inggris folklore. Kata itu adalah kata
turun temurun. Foklor juga tersebar majemuk, yang berasal dari dua kata
diantara kolektif macam apa saja, secara dasar folk dan lore. Folk yang sama
tradisional dalam versi yang berbeda, artinya dengan kata kolektif (collectivity).
baik dalam bentukk lisan maupun contoh Menurut Alan Dundes, folk adalah
yang disertai dengan gerak isyarat atau sekelompok orang yang memiliki cirri-ciri
alat bantu pengingat. pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan
(Dananandjaja,1997: 2)
FOKLO
Menurut pudentia 2015 foklor adalah
Menurut uraian di atas dapat
R produk mengenali budaya kolektif
disimpulkan bahwa folklor adalah tertentu, yang diwariskan melalui lisan
sebagian dari kebudayaan yang telah maupun alat bantu lisan.
disebarkan dan diwariskan secara turun-
temurun dan menyebar dengan luas,
dalam bentuk yang berbeda-beda baik
secara lisan maupun dengan alat bantu
pengingat.
Pengertian Pertanyaan Tradisional
Danandjaya (1991:33) mengatakan bahwa di Indonesia,
pertanyaan tradisional lebih dikenal dengan nama teka-
teki. Sesuai namanya, pertanyaan tradisional adalah
pertanyaan yang bersifat tradisional dan mempunyai
jawaban yang tradisional.

Menurut Robert A. Georges dan Alan Dundes teka-teki


adalah "Ungkapan lisan tradisional yang mengandung
satu atau lebih unsur pelukisan (descriptive), sepasang
dari padanya dapat saling bertentangan dan jawabnya
(referent) harus diterka"

.
Pertanyaan yang bersifat tradisional dan mempunyai
jawaban tradisional pula. Pertanyaan tradisional dibuat
sedemikian rupa sehingga jawabanya sukar, bahkan sering
kali juga baru dapat dijawab setelah mengetahui lebih
dahulu jawaban.
JENIS-JENIS FOKLOR
Menurut Robert A. Georges dan Alan Dundes
(1963: 113) teka-teki dapat digolongkan ke dalam
dua kategori umum, yakni: Teka-teki yang tidak
bertentangan (nonoppositional riddles),
Dan Teka-teki yang bertentangan (oppositional
riddles).

Menurut Archer Taylor di dalam bukunya


yang berjudul English Riddles from Oral
Tradition (1951), telah membedakan teka-
teki dalam dua golongan umum, yakni: Teka-
teki yang sesungguhnya (true riddle) dan
Teka-teki yang tergolong bentuk-bentuk
lainnya
Fungsi Pertanyaan Tradisional

Untuk menguji kepandaian


seseorang

Untuk meramal

Sebagai bagian dari upacara


perkawinan

Untuk mengisi waktu pada saat


begadang menjaga jenazah

Untuk dapat melebihi orang lain


Bentuk-Bentuk Pertanyaan Tradisional Dalam
Budaya Indonesia
Di Indonesia, pertanyaan tradisional atau teka-teki sendiri sudah berkembang dari zaman dahulu di tiap-
tiap wilayah nusantara. Teka-teki di Nusantara juga hadir dalam berbagai bentuk.

Contoh pertanyaan tradisional/ teka-teki Jawa.

Di Jawa, teka-teki bernama Cangriman, Wangsalan, dan Tembang. Cangkriman adalah pertanyaan
tradisional yang membutuhkan terkaan. Cangkriman cukup menggelitik dan membuka wawasan pikiran.
Contoh :

Abang-abang dudu kidang, pesegi dudu pipisan (merah bukan kijang, pesegi bukan alat penggiling
jamu). Jawaban: batu bata.
Contoh pertanyaan tradisional/ teka teki sunda.

Istilah bahasa Sunda untuk teka-teki adalah tatarucingan.


Contohnya:
Siduru bari luluncatan, heunteu siduru hees.
(Jika menghadapi api melonjak-lonjak, jika tidak ia tidur). Jawabannya adalah Kipas Sate.

Contoh pertanyaan tradisional/ teka teki Jawa Cirebonan:

Bapane lagi ngudud, emboke lagi njait, anake nangis ( ayahnya ngerokok, ibunya menjahit, anaknya
menangis) jawabannya: kereta api

Jaroe neraka, jabae surge (dalamnya neraka, luarnya surga) jawabannya: kedondong
Contoh pertanyaan tradisional/ teka teki Bima(NTB):

Ndai lampa na batu, ndai peko sia rau peko jawabannya Ninu (kita berjalan di ikut, kita
membelok dia juga membelok) jawabannya: Bayagan

Contoh pertanyaan tradisional bahasa Aceh/Gayo yaitu etek eteken.

Tulu Genap Opat Ganyil Hana bene e jawabanya keliliken (tiga cukup empat ganjil apa
bendanya) jawabannya tempat masak butunya tiga

I rongok lagu anak nagka jawabannya wah kuldi (di leher anak anagka) jawabannya: buah
kuldi
Contoh pertanyaan tradisional/ teka teki Bali.

Naon ke ulung nyaputin ibana? (Apa yang menutupi dirinya dengan selimut ketika jatuh? Durian.

Contoh pertanyaan tradisional/ teka teki Madura.

Di dalam khasanah tradisi lisan Madura teka-teki ini disebut “bhak-tebbhaghan”.Teka-teki


Madura merupakan bagian dari sastra Madura, dan termasuk dalam bentuk lalong ĕt.
Contoh :

Ngalakonih apah seekabecih allah ben seekabejih satan (pekerjaan apa yang di benci allah dan
setan) jawabannya ngezina istri setan

Embu’un takok ka kelap ana’an Bengal ka kelap jawabannya ubih ( ibunya takut ke petir,
anaknya berani ke petir) jawabannya ubi
Contoh pertanyaan tradisional/ teka teki Lampung .

Pertanyaan tradisional yang digunakan di Lampung bernama Skiman. Skiman umumnya dilakukan
oleh anak-anak atau muda-mudi, dan biasa digunakan dalam acara mulei meghanai, serta
diselenggarakannya pada malam hari.

Contoh Skiman:

Sanak sangomuaghei lapah di sawah.


“Serombongan anak berjalan di sawah.”
Makai kawai besai, kepiahno adek bah. Nyokidah?
“Memakai baju besi, kopiahnya kebawah. Apakah itu?”
Jawaban: kuwel “keong”.
 
Sanak lunik sekacak ago meno. Nyokidah?
“Anak kecil berebut saling mendahului. Apakah itu?”
Jawaban: caluk “kaki”.

Anda mungkin juga menyukai