Anda di halaman 1dari 41

POWER AND TWENTY-FIRST

CENTURY WORLD ORDER


CHAPTER 9
Lorisa Martarisia B. Pardede
Shafina Marsha Talitha
Allisa Salsabilla Waskita
Tiara Yazween Shamadian

MEMBERS
Fajar Wicaksono
Nadya Christie
Nadilla Shena Cipta Harsoyo
M. Zaidan Musyaffa
Salsabila Annisa Sarana
Sandra Amalina Rudiawan
1. Power and Global Politics
2. Post-Cold War Global Order
3. US Hegemony and Global Order
4. A Multipolar Global Order?

CONTENT
5. Global Politics in Action
6. Approaches to
7. Debate
8. Featured Thinkers
9. Focus on
01
POWER
AND GLOBAL POLITICS
POWER AS CAPABILITY

Power atau kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi


hasil dari suatu peristiwa tertentu, dalam artian ‘memiliki
kekuatan’ untuk melakukan sesuatu.
POWER AS CAPABILITY

- Power, merupakan suatu atribut atau possession.

- Power memungkinkan adanya pengategorian negara


berdasarkan kekuatan atau sumber daya yang mereka
miliki, yang memungkinkan sistem internasional untuk
dianalisis secara hierarkis
RELATIONAL POWER AND STRUCTURAL POWER

RELATIONAL POWER
Diartikan sebagai ‘hasil’ atau ‘aksi’ dari satu aktor terhadap aktor lainnya,
alih-alih sebagai ‘penilaian’ mengenai kapabilitas. Hal ini dikarenakan
kekuatan merupakan masalah persepsi antaraktor.

STRUCTURAL POWER
Diartikan sebagai pembagian kekuatan ke dalam struktur sosial melalui
hubungan antaraktor dan pembuatan keputusan.
CHANGING NATURE OF POWER

Dua faktor yang menggeser sifat power:


(1) pergeseran secara general dari kekuatan militer ke kekuatan ekonomi
(2) penurunan konsep ‘hard power’ yang meliputi kekuatan militer dan ekonomi

HARD POWER SOFT POWER SMART POWER


‘Kekuatan komando’; ‘Kekuatan kerja sama’;
Gabungan antara hard
Kemampuan untuk Kemampuan untuk
mengubah apa yang orang membentuk preferensi dan soft power yang
lain lakukan dengan orang lain dibandingkan memperkuat satu sama
perintah ataupun ancaman dengan pemaksaan lain
02
POST

COLD WAR
GLOBAL ORDER
END OF COLD WAR BIPOLARITY

Bipolaritas pada masa Perang Dingin mulai luntur sejak tahun 1960-an ketika (1) ideologi komunisme mulai
terfragmentasi antara komunisme Uni Soviet dan komunisme Tiongkok, serta (2) bangkitnya Jepang dan Jerman
sebagai kekuatan ekonomi dunia. Bipolaritas ini mulai benar-benar hancur ketika Uni Soviet runtuh pada 1990 dan
Amerika muncul sebagai satu-satunya kekuatan besar dunia.
THE ‘NEW WORLD ORDER’ AND ITS FATE

GORBACHEV (1988): BUSH (1990):


‘New world order' atau ‘Tatanan dunia baru’ adalah
'tatanan dunia baru' adalah ajang Amerika untuk
memastikan supremasi hukum
panggilan untuk
internasional, integrasi
memperkuat PBB dan Amerika dan Uni Soviet ke
menghidupkan kembali dalam badan ekonomi dunia,
peacekeeping-nya, dan promosi terhadap
mencapai kerja sama dalam collective security. Dalam hal
hubungan antarnegara, dan ini, komunitas internasional
melarang ancaman serta harus bisa melindungi
kekerasan dalam urusan kemerdekaan berdaulat dari
semua rezim yang ada.
internaisonal.

Pandangan mengenai 'tatanan dunia baru' ini banyak dipandang secara skeptis karena tidak adanya visi strategis dan cara
mengembangkannya. Dibandingkan ‘tatanan dunia baru’, Heywood lebih menganggap hal ini sebagai 'gangguan dunia baru' karena
stabilitas pada masa Perang Dingin telah berakhir dan gangguan eksternal dapat muncul dari mana saja.
03
U.S.

HEGEMONY
AND GLOBAL ORDER
RISE TO HEGEMONY

Sejak akhir Perang Dingin, Amerika muncul sebagai 'kekaisaran Amerika', 'hegemoni global‘,
atau 'kekuatan super‘ dunia. Runtuhnya komunisme dan jatuhnya Uni Soviet dalam revolusi
1989-91 memberi Amerika peluang untuk membangun hegemoni global sebagai unipolar.
THE ‘WAR ON TERROR ’ AND BEYOND

11 September 2001 dianggap sebagai titik yang


menentukan dalam pembentukan tatanan dunia.
Kala itu mulai muncul terorisme global atau
transnasional dan kecenderungan 'perang
Terdapat kecacatan dalam pendekatan mendalam melawan teror'
dan strategis Amerika dalam 'perang melawan
teror’. Hal ini telah melemahkan kepercayaan
dunia, terutama di kawasan Timur Tengah,
terhadap Amerika.
Setelah Presiden Obama dilantik pada Januari 2009,
Amerika mulai ‘belajar’ bekerja sama dan mulai
mendengarkan‘. Obama tentu saja mengubah nada
Sebagian pihak melihat aksi Amerika sebagai suara Amerika terhadap ‘perang melawan teror’.
penegasan kembali kekuatan mereka dalam
bentuk 'kekuatan pintar‘. Namun, sebagian lain
melihatnya sebagai bukti keterbatasan Amerika
dalam beroperasi, yang mungkin mencerminkan,
akhir periode dari hegemoni Amerika
BENEVOLENT OR MALIGN HEGEMONY?

BENEVOLENT HEGEMONY

Pandangan yang positif tentang hegemoni Amerika dibangun atas dasar teori stabilitas hegemonik,
yang menyoroti manfaat yang dibawa hegemon global ke negara-negara lain dan sistem internasional
secara keseluruhan.

MALIGN HEGEMONY

Pandangan yang negatif tentang hegemoni Amerika dibangun oleh Anti-Amerikanisme sebagai reaksi
terhadap semakin meningkatnya unilateralis dalam kebijakan luar negeri Amerika. Dalam pandangan
ini, Amerika dianggap sebagai 'negara adikuasa jahat' yang menjadi sumber utama terorisme dan
kekerasan di seluruh dunia.
04
A MULTIPOLAR
GLOBAL ORDER ?
RISE OF MULTIPOLARITY

Multipolaritas mengacu pada sistem internasional di mana terdapat tiga pusat


kekuatan atau lebih. Sistem ini juga mencakup sistem tripolar hingga sistem
nonpolar yang efektif, di mana power begitu tersebar sehingga tidak ada lagi aktor
yang disebut ‘kutub’ (pole).
RISE OF MULTIPOLARITY

Fakta dan peristiwa terkini menunjukkan bahwa AS tidak lagi dapat


mempertahankan peran sebagai satu-satunya kutub dalam world order di abad
ke-21 ini. Banyak ‘emerging power’ atau potential global great powers yang
muncul, diantaranya adalah Tiongkok, Rusia, India, Jepang, dan Uni Eropa.
RISE OF MULTIPOLARITY

Kemajuan ekonomi China Rusia telah bangkit


sangat cepat sejak kembali sejak
diperkenalkannya penurunan ekonomi
reformasi pasar di bawah
yang tajam pada tahun
kepemimpinan Deng
Xiaoping. Fase paling
1990-an. Rusia juga
dramatis terjadi pada mengalami
2010 ketika ekonomi pertumbuhan ekonomi
Tiongkok 90 kali lebih yang menguatnya
besar dari tahun 1978. nasionalisme

CHINA RUSSIA
MULTIPOLAR ORDER OR DISORDER ?

TIGA PERKEMBANGAN YANG MENDUKUNG


FRAGMENTASI DAN PLURALISASI GLOBAL
POWER
1. Perkembangan globalisasi
2. Tren yang berkembang ke arah tata kelola
global dan regional
3. Kecenderungan menuju globalisasi dan
mendukung tata kelola regional dan global
MULTIPOLAR ORDER OR DISORDER ?

DUA MODEL MENGENAI TATANAN DUNIA SAAT


INI:
1. Pandangan secara pesimistik mengenai
implikasi difusi secara luas para aktor
global

2. Pandangan secara optimistis bahwa


dengan menurunnya Amerika, kekuasaan
bisa diatur dengan damai
05
GLOBAL POLITICS IN

ACTION
THE 2008 RUSSIAN WAR WITH GEORGIA

KASUS
Perang antara Rusia dengan Georgia merupakan perang yang terjadi pada bulan Agustus tahun 2008 di daerah Ossetia
Selatan. Perang ini diawali dengan serangan yang dilakukan pihak Georgia ke daerah Ossetia selatan, yang merupakan
wilayah yang telah memisahkan diri dari Georgia pada tahun 1990. Namun, pihak Russia sebagai sekutu Ossetia turut
andil dalam penyerangan ke daerah Georgia dengan mengirimkan tank serta tantara yang bersenjata lengkap.
THE 2008 RUSSIAN WAR WITH GEORGIA

L ATA R B E L A K A N G
Ketegangan antara Georgia dan Rusia dimulai dan terus meningkat sejak fragmentasi dan runtuhnya Uni Soviet pada
tahun 1991. Namun, hal lain yang memiliki pengaruh penting dalam ketegangan ini ialah meningkatnya hubungan antara
Georgia dengan Amerika Serikat yang tercermin dengan keinginan Georgia untuk bergabung dengan NATO.
06
APPROACHES
TO
THE END OF THE COLD WAR

PERSPEKTIF REALIS
Perang Dingin hanya bisa berakhir dengan kekalahan militer dari satu kekuatan super oleh yang lain, atau
melalui penurunan kekuatan relatif dari satu atau kedua kekuatan yang dianggap paling hebat.

PERSPEKTIF LIBERALIS

Setelah berakhirnya Perang Dingin muncul stigma baru akan kekuatan yang sesungguhnya harus digunakan
pada saat perang selain kekuatan militer atau fisik. Hal itu didasari oleh perilaku negara-negara yang terlibat
dalam Perang Dingin yang menunjukan kecenderungan umum dalam menggunakan pendekatan diplomatis.

PERSPEKTIF KRITIKAL

Dengan berakhirnya Perang Dingin, teori-teori kritis muncul kepermukaan terutama yang bersinggungan
dengan radikalisme dan fanatisme. Seperti terbagi duanya antara blok Timur yang menganut paham Sosialisme
serta blok Barat yang memiliki teori Kapaitalisme sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari
dan lambat laun kedua teori tersebut pun mempengaruhi dunia global
07
DEBATE
DOES THE USA REMAIN A GLOBAL HEGEMON?

PROS CONS
1. Global Military Dominance 1. Redundant Military Power
2. Economic Resilience 2. Relative Economic Decline
3. The US Population 3. Damaged Soft Power
4. Unrivalled Structural Power 4. Declining Diplomatic Influence
08
FEATURED

THINKERS
NOAM CHOMSKY

Merupakan seorang ahli teori lingustik yang lahir di


Philadelphia dan memiliki peranan besar dalam revolusi
pendisiplinan ilmu Bahasa melalui ‘tranformastional
grammar’ yang membantu manusia untuk bisa lebih
memahami konsep Bahasa. Ia juga berperan aktif dalam
penyampaian kritik yang radikal terhadap kebijakan
suatu pemerintahan.
JOHN MEARSHEIMER

Seorang ilmuan politik dari Amerika yang juga ahli teori


hubungan internasional. Ia juga merupakan seorang
eksponen terkemuka dari realis yang offensive dan
merupakan ‘key architect of neorealist. Selain itu,
Mearsheimer juga aktif dalam mengkritik kebijakan
Amerika terhadap Cina serta menentang adanya perang
Irak.
JOSEPH S. NYE

Merupakan seorang lulusan dari Amerika dan


merupakan seorang analis terhadap kebijakan luar
negeri. Ia juga merupakan salah satu ahli teori dari
‘complex interdependence’ yang menawarkan alternatif
teori mengenai realis dalam anarki internasional. Nye
juga berperan dalam perkembangan gagasan ‘smart
power’ yang berasal dari gabungan teori soft power dan
hard power.
SUSAN STRANGE

Merupakan lulusan Inggris yang menjadi leader dalam


teori politik ekonomi Internasional. Ia juga melabeli
dirinya sebagai bentuk realis yang baru yang
menekankan pada kekuatan struktural di dalam teori
realis. Selain itu, dia juga mendeklarasikan bahwa
otoritas negara kini telah bocor.
09
FOCUS ON
ELEMENTS OF NATIONAL POWER

Military Economic Geography


Population
Strenght Development
BEYOND ‘POWER OVER’?

Pada 1980-an, pemahaman mengenai kekuasaan didasarkan pada asumsi realis tentang
keutamaan negara serta pentingnya kekuatan militer dan ekonomi dalam politik dunia.
Pandangan ini dianalogikan seperti bola bilyar (billiard ball model) politik dunia di mana
kekuatan negara diibaratkan seperti bola bilyar yang bertabrakan satu sama lain.
THE ‘WAR ON TERROR’

"Perang melawan teror" atau "perang melawan terorisme" dikenal di dalam


Lingkaran Kebijakan Amerika Serikat sebagai Perang Global Melawan
Teror atau GWOT (Global War on Terror).
PRE-EMPTIVE ATTACK

Serangan pre-emptive adalah aksi militer yang dirancang untuk mencegah kemungkinan agresi di
masa depan sebagai bentuk pertahanan dan antisipasi. Aksi ini merupakan alternatif
strategi pencegahan, penahanan, dan keterlibatan konstruktif sebagai sarana untuk berurusan
dengan pihak yang berpotensi sebagai agresor.
HEGEMONIC STABILITY THEORY

Teori Kestabilan Hegemonik adalah teori yang diterima oleh realis dan
banyak neoliberal bahwa dominasi militer dan kekuatan ekonomi diperlukan
dalam memastikan stabilitas dan kemakmuran ekonomi di dunia liberal.
TO BALANCE OR TO BANDWAGON?

Para ahli teori neorealis cenderung melihat keseimbangan kekuasaan (balance of power)
sebagai konsekuensi dari tekanan struktural yang dihasilkan oleh distribusi kekuatan antara
dan di antara negara-negara. Dengan adanya ketidakpastian dan ketidakstabilan anarki
internasional, negara-negara di dunia harus memilih antara ‘menyeimbangkan’ kekuatan atau
apa yang bisa disebut 'ikut-ikutan‘ negara lain.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai