Anda di halaman 1dari 42

Batu Buli (Vesikolithiasis)

Multipel
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
BAGIAN BEDAH ILMU KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN UNIVERSITAS JAMBI
MATTAHER JAMBI 2020

Oleh : Diana Octavina


Pembimbing : dr. Wendy Rachman Sp.U
Pendahuluan
Batu Buli (Vesikolithiasis)
Area Endemik
• Anak-anak >>
• Tidak ada kelainan anatomi yang
Area Non- mendasari

• endemik
Dewasa >>
• Berhubungan dengan
penyakit lain-> statis urin
Manifestasi BSK
bawah tersering
• 5% dari semua BSK
• Di negara industry barat :
1,5%

The Power of PowerPoint - thepopp.com 2


Laporan Kasus
Identitas Pasien

Nama : Tn. S.A.R

Usia : 25 tahun

Alamat : Dusun Tengah Muara Tembesi

Pekerjaan : Tidak bekerja


Keluhan utama :
Buang air kecil (BAK)
berwarna kemerahan
MRS : 12 Juni 2020
seperti darah sejak 1 bulan
SMRS
Riwayat penyakit sekarang
7 tahun SMRS 1 bulan SMRS

1 tahun SMRS

7 tahun SMRS 1 tahun SMRS 1 bulan SMRS


• Mengalami kecelakaan • Nyeri saat akan BAK • BAK warna kemerahan seperti
• Mengalami kelumpuhan pada • BAK tidak keluar lancar darah
kedua kaki • Perut bawah membesar • Tidak ada nyeri
• Aktifitas dan mobilitas berkurang • Keluhan berkurang dengan • Awalnya kencing keruh
• Tidak mampu mengeluarkan pemakaian selang kencing • Ada air kencing yang menetes di
BAK sendiri • Selang kencing sering tersumbat bawah kemaluan
• Sering memakai selang kencing • Pasien memiringkan badan untuk • Tetesan tidak pernah berhenti
melancarkan aliran BAK • Nyeri perut bagian atas (+)
• Nyeri pinggang menjalar sampai • Mual (+)
ke lipat paha • Lemas, lesu, lunglai (+)
Riwayat…
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riw. Kecelakaan (+)
Riw. Operasi (-) Riw. Sakit serupa (-)
Riw. Gangguan pembekuan Riw. Gangguan perdarahan
darah (-) (-)
Riw. Konsumsi obat (-) Riw. Batu saluran kemih (-)
Pemeriksaan Fisik
Status General
• KU : Sakit sedang Kepala : normochepal, mata : CA
• GCS : E4M6V5 (+/+), hidung, telinga, mulut tidak
• Kesadaran : compos mentis ada kelainan
• TD : 110/70 mmHg
Leher : jejas (-), deviasi trakea (-)
• HR : 101 x/ menit,
• RR : 20 x/ menit • Paru : simetris,
• T : 37 ° C fremitus ka=ki, sonor,
SN Vesikuler
• SPO2 : 98 %
• Jantung : batas
Pemeriksaan Neurologis jantung kesan normal,
Motorik BJ I dan II reguler
Refleks fisiologi : (+ Kulit : cokelat, pucat, • Abdomen : Datar, BU
5 5 +/++) ekstremitas Turgor cepat kembali, (+) N, Nyeri tekan
atas sianosis (-), ikterus (-) epigastrium, timpani
1 1
Refleks patologi : (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Urologi

Regio Costovetebralis : Rectal Toucher :


Inspeksi : tidak ada kelainan Regio suprapubic : Inspeksi : massa (-)
Palpasi : ballotemen ginjal Inspeksi : tidak ada kelainan Palpasi : Sphincter ani tidak
(+/+), Palpasi : nyeri tekan (+), buli kuat mencekik, mukosa dan
Perkusi : nyeri ketok pada teraba prostat tidak ada kelainan
costovetebral (+/+) Handscoen : darah (-), lendir (-)
Status Urologi
Regio Genitalia Eksterna
• I : Tampak fistel (+) uretrokutan di daerah peno-
Penis schrotal penis posterior
• P : nyeri tekan (-)

• I : tidak ada kelainan


Scrotum • P : testis teraba kiri dan kanan, kesan normal, tumor
(-)

Perineum • I : tidak ada kelainan


• P : massa tumor (-), nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Penunjang
Urin Rutin (12/06/2020)
Darah Rutin (12/06/2020)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Hematologi

WBC 35.000 4000-10000 ul


HCT 3.47 37-43 %
HGB 8.61 12-14 g/dl
PLT 803 150-400

Kesan : Leukositosis, Anemia Sedang, Trombositosis

Kesan : Gross Hematuri, proteinuri,


ketonuria, leukosituria
Rapid Test : Non-Reactive
Diagnosis dan Plan Sementara
• Gross Hematuria ec. Susp.
Diagnos Vesikolithiasis dd/ Tumor Buli
+ Urosepsis + Fistel Plan :
a Utama Enterokutaneus + Retensio
Urine ec. Neurogenik Bladder
•IVFD NaCl 0.9% 20 tpm makro
•Inj. Ranitidin 2 x 50 mg IV
•Inj. Ketorolac 3 x 30 mg IV

Diagnos • Susp. Hidronefrosis bilateral


•Pro Transfusi PRC 1 kolf/hari
•Rawat Inap di bangsal bedah

a ec. Urolithiasis + Anemia +


Paraphlegia Inferior
•Pro USG Urologi
•Pasang Kateter urin

Sekunde •Cek Elektrolit, ureum kreatinin,


faal hepar.

r
Pemeriksaan Penunjang
(lanjutan)
Faal Ginjal (17/06/2020) Elektrolit (15/06/2020)

Nilai normal Hasil Nilai normal Hasil

Ureum 10-50 mg/dl 333 Natrium 136-146 mmol/L 120.6

Kreatinin 0.7-1.5 5.4 Kalium 3.34-5.10 mmol/L 7.57

GFR 14 Chlorida 98.0-106 mmol/L 89.0


Kesan : Uremia, GFR menurun
Kesan : Hiponatremia, Hiperkalemia, Hipokloridemia

USG Urologi

Kesan : Batu buli multiple, batu ginjal sinistra, hidronefrosis


bilateral
Diagnosis Akhir
Diagnosis Utama Diagnosis sekunder

Batu ginjal (sinistra) +


Batu buli multipel
Hidronefrosis bilateral

Fistel uretrokutan CKD stage V

Anemia +
Hematuria berulang Hiperkalemia +
Hiponatremia

Paraphlegia Inferior
Tatalaksana
Non Farmakologi Farmakologi
• Pasang Kateter • IVFD NaCl 0.9% 10 gtt/menit makro
• Pro operasi Open Vesikolitotomi • Inj. Cefoperazone 2 x 1 gr IV
• Diet makanan lunak Tinggi kalori • inj. Meropenem 2 x 1 gr IV
tinggi protein (TKTP) 2100 kkal • inj. Ranitidin 2 x 50 mg IV
• Paracetamol 3 x 500 mg PO
• Asam folat 2 x 1 tab PO
• Bicnat 3 x 1 tab PO
• koreksi natrium dengan NaCl 3% 10
gtt/menit makro bergandengan
dengan NaCl 0.9% 10 tpm makro
• pro Transfusi PRC 1 kolf/hari
LAPORAN OPERASI DAN PROGNOSIS
Open Vesikolitotomi
Quo ad Vitam:
• Pasien diposisikan supine dalam general anestesi dubia ad bonam
• Dilakukan tindakan aseptic dan antiseptic serta dropping
procedure
• Dilakukan insisi midline infraumbilikal. Kutis, subkutis, Quo ad
fascia dibuka, otot di split, peritoneum di luksasi ke anterior Functionam:
• Buli dibuka, tampak batu 7 buah, batu dikeluarkan utuh. Dubia ad malam
• Buli dijahit 2 lapis, dipasang katetr 22 Fr, balon diisi 25 cc.
luka operasi dicuci berulang-ulang
• Dipasang drain NGT 14 Fr Quo ad
• Luka operasi di jahit, lapis demi lapis Sanactionam:
Dubia ad malam
Follow Up
12/06/2020 16/06/2020

15/06/2020

Masuk bangsal bedah USG urologi di poli Koreksi natrium


• Diagnosis awal : Urosepsis • Pasien mual : diberikan • Dilakukan Koreksi natrium
+ Susp. Vesikolithiasis dd/ domperidon 3 x 1 tab PO : IVFD NaCL 0.9% 10 tpm
Tumor Buli + fistel • USG : hidronefrosis makro digandeng NaCL
uretrokutan + hematuria bilateral, batu ginjal 3% 10 tpm makro
berulang + paraphlegia (sinistra), batu buli multiple • DR post transfusi :
inferior • Pasang kateter no 16 Fr. leukositosis, anemia
• Pengambilan kultur urin • Pro operasi sistotomi berat, trombositosis,
terbuka hiperurisemia
• Pro PRC 1 kolf/hari
Follow Up
20/06/2020 24/06/2020

22/06/2020

Perbaikan KU dan konsul


Perbaikan KU + konsul interna Lapor hasil elektrolit
anestesi
• Inj. Meropenem hari terakhir • Masuk kolf ke V PRC • Elektrolit : Natrium 144.4
• Terjadi uremia : pasien • Konsul anestesi : ACC operasi, mmol/L, Kalium 3.22 mmol/L
diberikan Bic nat 3 x 1 PO dan siapkan SiO operasi, PRC 2 (<), Clorida 109.7
Asam folat 2 x 1 PO kolf, ICU, cek ulang elektrolit • Anestesi : ACC operasi
• Konsul interna, advice : dan laporkan hasil
toleransi cor dan pulmo secara • Saran : konsul Sp.S
fungsional kompensata • Pro op open sistotomi hari
kamis
• Hasil kultur urin : tidak ada
pertumbuhan kuman
Follow Up
26/06/2020 02/07/2020

30/06/2020

Operasi Open
Re-Schedule operasi Pasien dipulangkan
Vesikolitotomi
• Pasien mengalami demam • Intruksi post op : • ACC rawat jalan dengan
• KU lemah pertahankan kateter urin, mempertahankan kateter
• Rencana open bed rest , tidak puasa. • Drain kering : Aff
Vesikolitotomi hari senin Pantau drainase drain dan • Boleh mobilisasi
29/06/2020 urin • Kontrol poli
• Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
• Ketorolac 3 x 30 mg IV
Anatomi Vesika Urinaria
• Kapasitas maksimal : 300 –
450 ml
Kapasitas buli- buli = (umur(tahun)+ 2 ) x 30

• Buli penuh -> rangsang


pada saraf aferen ->
medulla spinalis segmen
sacral S2-4 -> pusat miksi
-> kontraksi otot detrusor
dan terbukanya leher buli
-> relaksasi sphingter
uretra -> miksi
1
9

Definisi
• Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi aliran
air kemih akibat penutupan leher kandung kemih,
maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba
akan berhenti dan menetes disertai dengan rasa nyeri
Etiology
Faktor intrinsik Faktor Ekstrinsik
• Herediter • Geografi
• Umur • Iklim dan temperatur
• Jenis Kelamin • Asupan air
• Diet
• pekerjaan
Vesiko Lithiasis
Primary Bladder Calculi Secondary Bladder Calculi

Berhubungan dengan adanya obstrusi saluran The Stone Belt


kemih bagian bawah -> mencegah pengosongan
bladder komplit
“primer” = batu yang terbentuk tanpa adanya kelainan
anatomi, fungsional atau infeksi yang diketahui
The Power of PowerPoint - thepopp.com 21
Primary Bladder Calculi

Faktor yang mempengaruhi Dipengaruhi faktor Nutrisi


• Cereal-based diet
• Nutrisional
• Rendah protein hewani
• Faktor-faktor sosioekonomi
• Rendah fosfat
• Defisiensi vitamin A

Pada daerah endemik Karakter Batu


• Soliter (biasanya)
• Paling sering pada anak < 10 th
• Setelah dikeluarkan -> jarang
• Laki-laki : perempuan = 9 : 1
kambuh
• Komponen : ammonium acid urate,
ca oxalate, uric acid, ca phosphate
2
3

Primary Bladder
Calculi
• Jarang akut = biasanya ada keluhan “Sandy Urine”
• Gejala : rasa tidak nyaman, dysuria, frekuensi, hematuria

• Laki-laki : menarik penis = patognomonis “Stranguria”

• Intense Straining of Void = prolapse rectum dan perdarahan


konjunctiva
Secondary Bladder Calculi
Sering pada usia >60 th (Pr > Lk)

Komposisi dan pathogenesis


tergantung proses patologis dan De novo pada bladder / dari
infeksi Upper UT

Penggunaan kateter menetap Spinal Cord Injury =


>>
risiko >>

The Power of PowerPoint - thepopp.com 24


Patogenesis Batu Buli

Teori Fisiko Kimiawi


Teori Vaskular
Teori Supersaturasi
Teori Matrix Hipertensi
Teori Inhibitor Kolesterol
Teori epitaksi
Teori Infeksi
Teori Supersaturasi
◦ Jika kelarutan suatu produk tinggi dibanding
titik endapnya -> supersaturasi -> Kristal ->
batu
◦ Bahan yang dapat mengkristal ditambahkan
pada air dengan PH tertentu = jenuh = kristal
◦ Berdasarkan adanya zona saturasi :
1. Jika kadar bahan pengkristal air kemih
sangat rendah -> zona stabil saturasi rendah
2. Jika kadar bahan penkristal air kemih
meningkat = zona super saturasi metastabil
3. air kemih makin tinggi -> zona saturasi
tinggi
Inhibitor Pembentukan Batu

Organik An-organik
Sering : asam sitrat, nefrokalsin dan
Pirofosfat
tamma-horsefallgliko protein

Jarang : gliko-samin glikans, uropontin Magnesium

Zinc
Komposisi Batu

Batu jenis lain


(Batu sistin,
Batu Kalsium Batu Struvit Batu asam urat batu xanthin,
batu
triamteren, dan
batu silikat )
Manifestasi Klinis Gejala LUTS
• Intermitensi, Frekuensi, Urgensi, Disuria,
Penurunan kekuatan Urinary Stream,
Inkontinensia, Nyeri Abdomen

Gejala Khas
• Gejala yang paling umum dari batu kandung
kemih adalah hematuria makroskopik, yang
umumnya bersifat terminal
Batu besar =
gejala sedikit

Jarang
Asimptomatis

Pe
m
er
ik
sa
an

Foto Polos Abdomen


ur
in


Ur
og
ra

IVP
fi


in
tra C
ve yst
no og
us ram
py /
el
og
ra
fi

USG

Ul
tra
s
(U ono
SG gr
) afi


Si
st
os
Pemeriksaan Penunjang

ko
Sistoskopi

pi
30
Non-Operative Treatment
Dengan Disolasi Kimia
• Umumnya tidak disukai karena : penanganannya
menahun dan sering tidak mengenai
patologinya, gangguan anatomi atau
fungsionalnya
• Ex : Renacidine = untuk batu sturvit dan kalsium
fosfat
• Batu asam urat : PO potassium sitrat atau solusio
alkaline intravesical
• Ligasi dengan acetohydroxyamide untuk pasien
yang memerlukan kateter tinggal untuk waktu
yang lama
Infasive Treatment

Open and
percutaneous
cystolithotomy

Transurethral
Shock wave
cystolithopaxy
lithotripsy
dan lithotripsi
Open and Percutaneus Cystolithotomy
◦ Keuntungan : selalu sukses mengeradikasi batu
(89% keberhasilan dari 100% setelah prosedur)
◦ Kerugian :
1. Perlu kateterisasi lama
2. Peningkatan jumlah hari rawatan
3. Kosmetik yang jelek (perlu insisi)
◦ Komplikasi : kebocoran urin dan hematuria
persistent (1% pasien)
Transurethral Cystolitopaxy dan Lithotripsi
◦ Keuntungan : menggunakan orifisium natural
sebagai akses
◦ Kerugian : menyebabkan perlukaan mukosa,
perforasi bladder, tidak dapat mengakses batu
yang besar, tingkat tinggi rekurensi
◦ Menggunakan :
1. Electrohydraulic energy (lithotripter)
2. Holmium laser
3. Litoclast technology
Shock wave lithotripsy
• Extracorporeal Shock wave
lithotripsy
• Tingkat kesuksesan : 93-100%
• Posisikan pasien pada pronasi ->
masukkan kateter foley -> filling
dan drainase bladder (untuk
imobilisasi batu segera setelah
fragmentasi)
Analisis Kasus
• Telah diperiksa seorang laki-laki usia 25 tahun dengan klinis sbb :

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan


penunjang awal
• BAK kemerahan seperti darah • Kulit pucat
tanpa nyeri • Konjunctiva Anemis
• Keluar urine dari bawah kemaluan • Nyeri tekan suprapubis
• Lemas, lesu, mual • Nyeri ketok sudut CVA (+/+)
• Ada riwayat gangguan BAK • Fistel (+) uretrokutan di daerah
sebelumnya : BAK tidak lancar, DR : leukositosis,
peno-schrotal anemia, trombositosis
nyeri, tersendat • RT : spincter ani tidak kuat
• Sering berubah posisi untuk mencekik
melancarkan BAK • Kekuatan motorik ekstremitas
• Sering menggunakan kateter bawah : 1/1
• Ada nyeri pinggang menjalar
UR : gross hematuria,
• Pasien idak bisa berjalan lagi proteinuria, ketonuria
leukosituria
Pasien Didiagnosis Awal dengan : Gross Hematuria ec. Susp.
Vesikolithiasis dd/ Tumor Buli + Urosepsis + Fistel Enterokutaneus +
Retensio Urine ec. Neurogenik Bladder
• Teori : Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi aliran
air kemih akibat penutupan leher kandung kemih
Keluhan khas Vesikolithiasis
Pemeriksaan fisik urologi :

Hematuria Makroskopis, umumnya


terminal
Sudut kostovertebra : Nyeri tekan, nyeri
ketok, dan pembesaran ginjal
Intermitensi, frekuensi, urgensi, disuria,
inkontinensia
Supra simfisis : Nyeri tekan, teraba batu,
kencing tiba-tiba terhenti kemudian buli kesan penuh
menjadi lancer kembali dengan
perubahan posisi tubuh
Pada pasien ditemukan adanya Fistel Uretrokutan dan
Riwayat penggunaan kateter urin berulang
• Fistel uretrokutan adalah terbentuknya saluran yang

Fistel menghubungkan antara uretra dengan begian permukaan


tubuh melalui kulit.
• Penyebab : luka yang terinfeksi, hematom, ekstravasasi
uretrokutan urine, iskemik, nekrosis flap atau graft, kesalahan teknik
operasi dan perawatan luka operasi yang jelek

Hubungan fistel • Dapat menjadi salah satu sumber cedera (baik saat

dan pemasangan atau pelepasan) serta sumber infeksi


• Scherz (1992) : mengevaluasi penyembuhan luka pada
uretra (dalam kejadian uretroplasti) yang memakai
penggunaan kateter dan tanpa kateter, dan adanya reaksi inflamasi
pada uretra yang memakai kateter
kateter urin
Pasien memiliki riwayat kecelakaan dan kelumpuhan anggota gerak
bawah serta gangguan BAK = curiga Cedera incomplete Medula Spinalis
yang menyebabkan terjadinya Retensio Urine ec. Neurogenic Bladder

Neurogenic bladder adalah


gangguan pada saluran Pasien dengan kelainan Penyebab tersering adalah
kemih bagian bawah yang neurogenic bladder dapat urine yang stasis dan
disebabkan oleh kerusakan membentuk batu infeksi saluran kemih.
sistem saraf.

Pemasangan kateter
menetap dapat Batu dapat timbul dimana
menyebabkan infeksi saja, paling sering di buli
saluran kemih.
Teori :
USG urologi menunjukkan kesan batu buli multiple,
batu ginjal sinistra dan hidronefrosis bilateral.

USG Urologi Batu ginjal pada Batu buli


• Pencitraan awal • Teori : pasien dengan batu
• Dapat melihat batu buli lebih mungkin
radioopaq atau radiolusen memiliki riwayat batu
• Keuntungan : aman, mudah ginjal dan gout
diulang, terjangkau • Akibat kadar asam urat urin
• Gambaran batu buli : yang tinggi, PH urin rendah
hiperechoic dan magnesium urin rendah

Teori :
Teori :
Pada pasien dilakukan terapi bedah berupa Vesikolitotomi
Terbuka
Algoritme tata laksana batu buli
• Cystotomy suprapubic adalah teknik
yang digunakan untuk memindah
batu dengan ukuran besar, juga di
indikasikan untuk membuang
prostate, dan diverculotomy.
• Keuntungan : cepat, lebih mudah
memindahkan batu dalam jumlah
banyak, dan untuk batu yang
melekat ke mukosa.
• Kerugian : nyeri post operasi dan
lebih lama menggunakan kateter

Anda mungkin juga menyukai