Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS

BATU SALURAN KEMIH


“VESIKOLITIASIS”

OLEH :
Tarbiyanthy Najdah Chairani Lewaru, S.Ked
012.06.0052

Pembimbing :
dr. H Sapto Kukuh Widodo, Sp. B

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KLUNGKUNG BALI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Batu
Saluran Kemih”. Laporan kasus ini merupakan salah satu tugas saat mengikuti Kepaniteraan
Klinik di bagian Ilmu Kedokteran Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al- Azhar
Mataram.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. H. Sapto Kukuh Widodo,Sp.B selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan laporan kasus ini, serta
semua pihak yang telah membantu hingga selesainya Laporan kasus ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan kasus ini
disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga
laporan kasus ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Amin.

Klungkung, November 2016

Penulis
BAB I
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Mr. IKS
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Bali (Indonesia)
Agama : Hindu
Status : Menikah
Pekerjaan : Supir
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Dusun Bingin Desa Kusamba
No RM : 19 20 46
Tgl Pemeriksaan : 29 November 2016, Pukul : 11.30 WITA
Diagnosis : Batu Buli- Buli (Vesikolitiasis)

II. Anamnesis
a. Keluhan Utama : Nyeri pinggang kiri
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Bedah RSUD Klungkung dengan keluhan nyeri
pinggang kiri sejak ± 12 jam lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul serta menjalar
sampai ke kedua pinggang. Keluhan dirasakan semakin hari semakin meningkat dan
terasa semakin sakit sejak ± 2 jam yang lalu. Pada saat akifitas keluhan dirasakan
berkurang dan saat istirahat pun keluhan dirasakan agak berkurang. Pasien juga
mengeluh kencing terasa seret atau sedikit-sedikit kencing dan bewarna agak kuning
gelap serta produksinya urinenya sedikit. Keluhan seperti mual(-), muntah (-), demam
(-), nafsu makan menurun (-), sakit kepala (-), dan BAB normal.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan yang sama
sebelum 10 tahun yang lalu. Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya,
saat kecil pasien mengakatan pernah terserang malaria namun tidak rawat di rumah
sakit. Riwayat penyakit sistemik seperti penyakit jantung (-), hipertensi (-),
sesak/asma (-) dan diabetes melitus (-).
Riwayat Alergi:
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan maupun obat-obatan.
Riwayat Pengobatan:
Terhadap keluhan yang dirasakan saat ini, pasien belum sempat melakukan
pengobatan apapun.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien adalah anak keempat di keluarganya. Tidak ada yang mengalami keluhan
serupa di keluarga pasien. Menurut keterangan pasien dan keluarganya, di keluarganya
tidak ada riwayat penyakit sistemik maupun penyakit infeksi.
e. Riwayat Sosial
Pasien merupakan seorang supir dengan kebiasaan sering duduk lebih dari 12 jam
Pasien juaga memiliki kebiasaan jarang minum air saat sedang bekerja. Pasien
merupakan seorang perokok, dan kadang-kadang mengkonsumsi minuman
beralkohol. Pasien mengatakan tidak mengetahui apakah di daerah sekitar tempat
tinggalnya adanya yang mengalami kondisi seperti ini atau tidak karena ia kurang
mengetahui kondisi kesehatan tetangga dan lingkungan sekitarnya.

III. Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum : Baik
Kesdaran : Compos Mentis
a. Tanda – Tanda Vital
 Tekanan darah : 120/90 mmHg
 Nadi : 88 x/menit
 Respirasi : 20 x/menit
 Temperatur : 36,3°C
 Status Gizi : Cukup

b. Status Generalis
 Kepala : Normocephali
 Wajah : Simetris, parese nervus fasialis (-/)
 Mata : Anemis (-/-), ikterus (-/-), reflek pupil (+/+) isokor
 THT : Dalam batas normal
 Leher : JVP (N), Pembesaran kelenjar limfe (-/-)
Pembesaran kelenjar parotis (-/-), Pem. Kelenjar tiroid (-)
 Thorak : Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
 Pulmo : Vesikuler (+/+) ; Rhonki (-/-) ; Wheezing (-/-)
 Abdomen : Sesuai status lokalis
 Ekstremitas: Akral Hangat + + , edema - -
+ + - -

c. Status Lokalis

 Inspeksi : Datar
 Palpasi : Nyeri Tekan di regio suprapubic (+), inguinal
kanan (+), ingunal Kiri (+),Nyeri Ketok CVA (-)
 Perkusi : Timpani
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
IV. Pemeriksaan Penunjang

 Laboratorium

WBC 10,8 (3.6-11.0)


LYM 13.17 (1.0-4.4)
NEU 5.47 (0.0-1.5)
MONO 1.01 (1.8-7.7)

RBC 4.42 (3.80-5.20)


HGB 14.5 (11.7-15.5)
HCT 42.5 (35.0-47.0)
PLT 248 (150-440)

 BOF
Hasil : Tampak gambaran batu radioopaque di buli-buli.
Contour ginjal kanan dan kiri tampak tak jelas
Tak tampak pelebaran contour hepar dan lien
Distribusi gas usus dan fecal material normal
Psoas line shadow kanan kiri tak tamapak jelas
Kesan: Tampak batu buli-buli ukuran 5 cm
V. Diagnosis
Batu buli-buli (Vesikolitiasis)

VI. Planning
 Planning Diagnosa
 Urin Lengkap
 USG
 Planning Edukasi
 Diet rendah protein,rendah oksalat, rendah garam, rendah purin
 Konsumsi cairan minimal 8-10 gelas/hari atau sekitar 2 liter per hari
 Planning Terapi
 Urinter tab 400 mg 2X1
 Harnal tab 0,4 mg 1X1
 Paracetamol 500 mg 3X1
 Pro Operasi Bedah terbuka  Vesikolitotomi
 Planning monitoring
 Vital sign
 Keluhan pasien
VII. Diagnosis Banding
 BPH
 Batu Uretrha
 ISK
VIII. Prognosis
Dubia at Bonam

BAB II
ANALISIS KASUS

Seorang laki-laki berumur 40 tahun berinisial Tn. IKS datang ke RSUD Klungkung
dengan keluhan nyeri saat buang air kecil.
Dari anamnesis didapatkan riwayat perjalanan penyakit yaitu pasien mengeluh nyeri saat
BAK sejak 10 tahun yang lalu memberat sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri awalnya terasa hilang
timbul namun sejak beberapa hari terakhir terasa sangat sakit. Keluhan mual (-), muntah (-),
demam (-), nafsu makan berkurang (-).dan BAB normal.
Berdasarkan pemeriksaan fisik status generalis didapatkan penderita tampak sakit sedang,
vital sign didapatkan masih dalam batas normal, pupil isokor dengan refleks cahaya semuanya
positif. Leher, KGB, paru-paru, jantung, thorax dan ekstremitas tidak ditemukan kelaian.
Pada pemeriksaan fisik di daerah abdomen didapatkan nyeri tekan pada daerah
suprapubic, yang menunjukkan karena adanya peningkatan tekanan intravesika, terjadi gangguan
obstruksi, yakni pada tempat yang sering terjadi statis urine yakni di buli-buli. Akhirnya
peningkatan tekanan menyebabkan obstruksi akibat endapan dari agregat-agregat pembentuk
batu yang cukup besar, yang mengarah pada gangguan pola kencing karena menyumbat saluran
kencing, dan bermanifestasi pada rasa nyeri yang berkelanjutan. Selain itu, dapat juga
dipengaruhi oleh infeksi bakteri yang memnyebabkan adanya bakteri pemecah urea yang dapat
mensekresi enzim urease yan mengubah urea menjadi amonia, urine menjadi basa dan
leukositosis akibat kensekuensi pelepasan mediator inflamasi dari jaringan yang iskemik.
Kondisi metastable (tetap larut) oleh suhu, pH larutan, adanya keloid di dalam urine, konsentrasi
solute di dalam urine, laju aliran urine di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di
saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan darah dan didapatkan
leukosit meningkat sebesar 10.800/mm3 yang merupakan bentuk infeksi konsekuensi pelepasan
mediator inflamasi dari jaringan yang iskemik.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa
BOF didapatkan gambaran radiopaque pada buli- buli berukuran sekitar 5 cm. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan diagnosis dari pasien ini adalah Vesikolitiasis.
Tatalaksana pada kasus ini adalah dengan Vesikolitotomi, namun sebelum dilakukan
operasi pembedahan dapat diberikan pengobatan oral bertujuan untuk mencegah terbentuknya
batu lebih lanjut, mengurangi rasa nyeri yang timbul akibat adanya batu, dan mencegah
komplikasi. Prognosis pada kasus ini Quo ad vitam dan quo ad functionam nya bonam.
BAB III
KESIMPULAN

Batu saluran kemih adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran
kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih, atau infeksi.
Semua tipe batu saluran kemih memiliki potensi untuk membentuk batu. Terbentuknya
batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik,
infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap
(idiopatik).
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk penegakkan diagnosis dan rencana
terapi antara lain Foto Polos Abdomen, Pielografi Intra Vena (PIV), Ultrasonografi, pemeriksaan
mikroskopik urin, Renogram, analisis batu, kultur urin, DPL, ureum, kreatinin, elektrolit.
Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang menyusun
batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu.
Komplikasi batu pada saluran kemih adalah obstruksi dan infeksi sekunder, serta
komplikasi dari terapi, baik invasif maupun noninvasif.
Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya
infeksi serta obstruksi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.


2. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5 th ed. US: FA Davis
Company; 2007.
3. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001.
4. Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. EGC: Jakarta
5. http://medicastore.com/penyakit/90/Batu_Saluran_Kemih.html. akses tanggal 28
September 2011.
6. Purnomo, Basuki 2007. Dasar-dasar Urologi. edisi kedua. Sagung seto: Jakarta
7. Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Hlmn 378. Balai Penerbit FKUI :
Jakarta
8. Sjamsuhidayat. De jong, wim. Buku ajar ilmu Bedah. Hlmn 1024-1034. EGC : Jakarta.
9. http://www.emedicine.com/med/topic1599.htm/nefrolitiasis. akses tanggal 28 September
2011.

10. Glenn, James F. 1991. Urologic Surgery Ed.4. Philadelphia : Lippincott-Raven Publisher.

11. Oswari, Jonatan; Adrianto, Petrus. 1995. Buku Ajar bedah, EGC: Jakarta
12. Rasyad, Syahriar, dkk. 1998. Radiologi Diagnostik, Ed.4, Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
13. Shires, Schwartz. Intisari prinsip – prinsip ilmu bedah. ed-6. EGC : Jakarta. 588-589
14. http://www.aku.edu/akuh/health_awarness/pdf/Stones-in-the-Urinary-Tract.pdf. akses
tanggal 28 September 2011.

Anda mungkin juga menyukai