Anda di halaman 1dari 25

Nikmatullah Ridha

 Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya


kontinuitas jaringan tulang yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa ( Trauma)

 Etiologi
 Kekerasan langsung
 Kekerasan tidak langsung
 Kekerasan akibat tarikan otot
 Manisfestasi klinik

* Nyeri
* Bengkah ( edema)
* Echimosis ( memar )
* Deformitas
* Kripitasi
* Pergerakan abnormal

A. Berdasarkan sifat fraktur ( Luka
yang ditimbulkan)
1. Fraktur tertutup (close fraktur ) bila
tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dg dunia luar di sebut
juga fraktur bersih ( karena kulit
masih utuh ) tanpa komplikasi
 2. Fraktur terbuka (open fraktur ) bila ada
hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar karena adanya perlukaan kulit

B. Berdasarkan komplit dan
ketidakkomplitan fraktur
1. Fraktur komplit ( bila garis fraktur
melalui seluruh penampang tulang
atau melalui kedua kortek tulang.
2. Fraktur inkomplit ( bila garis
fraktur tidak melalui seluruh
penampang tulang
 C. Berdasarkan garis patah dan
hubungannya dengan mekanisme
trauma
1. Fraktur Transversal ( fraktur yang
arahnya melintang pada tulang dan
merupakan akibat trauma angulasi atau
langsung.
2. Fraktur oblik ( fraktur yang arah garis
patahnya membentuk sudut sumbu tulang )
3. Fraktur spiral ( fraktur yang arah garis
patahnya berbentuk spiral yg disebabkan
trauma rotasi )
4. Fraktur kompresi ( fraktur yang terjadi
karena trauma aksial fleksi yang
mendorong tulang kearah permukaanlain)
5.Fraktur avulsi ( fraktur yang diakibatkan
karena trauma tarikan .

D. Berdasarkan jumlah garis patah


1. Fraktur komunitif (fraktur dimana garis
patah lebih dari satu dan saling
berhububungan )
2.fraktur segmental ( fraktur dimana garis
patah lebih dari satu dan tidak saling
berhubungan )
3. Fraktur multiple ( fraktur dimana garis
fraktur lebih dari satu tapi tidak pada tulang
yang sama

E. Berdasarkan pergeseran tulang


1.Fraktur undisplesed ( garis patah lengkap
tetapi kedua frakmen tidak bergeser )
2. Fraktur displesed ( terjadi pergeseran tulang )
 F. Berdasarkan posisi tulang
1. 1/3 proksimal
2. 1/3 medial
3. 1/3 distal

G. Berdasarkan kelelahan
fraktur akibat tekanan yg berulang -ulang
1. Pemeriksaan Rontgen
 Pemeriksaan foto rontgen
 Syarat foto rontgen pada fraktur
 Patah tulang dipertengahan foto
 Persendian proksimal dan distal terlihat pada foto
 Dua foto dua arah bersilangan 900
 Sinar menembus tegak lurus
 Bila ada keraguan  anggota gerak yang sehat
untuk perbandingan
 Pemeriksaan penunjang lain dilakukan
bila terdapat indikasi misal persiapan
tindakan operasi, pathologic fracture, etc.
 Lab darah : Darah Lengkap (Hb,
leukosit, Hct, Trombosit), BUN,
Kreatinin Serum, Faal hemostasis,
Serum Elektrolit, BGA, Blood glucose .
 ECG
 Radiologic : Thorax Plain, MRI, bone
window CT Scan, etc
 A. Fraktur terbuka
Merupakan kasus emergensi karena dapat terjadi
kontaminasi oleh bakteri dan disertai perdarahan
( golden period ) 6-8 jam
- Proteksi diri, Respon ,ABCD
- Hentikan perdarahan
( bebat tekan / heacting situasi)
- Imobilsasi ( pasang bidai )
- observasi TTV (bila px syok pasang infus )
- Analgesik+Antibiotik+ Antitetanus
 B. SELURUH FRAKTUR
 Resusitasi dan stabilisasi dilakukan bila ditemukan
tanda – tanda life & limb threatening
 Pasien fraktur akibat kecelakaan sering disertai
kegawatdaruratan mengancam nyawa yang lebih
membutuhkan pertolongan daripada cedera patah
tulangnya.
 Tata laksana fraktur dilakukan pada secondary
survey setelah ABCD stabil
 identifikasi komplikasi atau penyulit patah tulang
terutama immediate dan early complication
 Resusiitasi dan stabilisasi :
 oksigenasi sesuai indikasi
 pemasangan iv line akses, tangani dan atau cegah
syok hipovolemik
 bleeding control bila ditemukan perdarahan.
Hecting definitive hanya boleh dilakukan setelah
stabil.
 Pemasangan kateter urine sesuai indikasi
 immobilisasi bagian yang cedera dengan
pembidaian dan atau pembebatan
 Analgesic sesuai indikasi
 Antibiotic broadspectrum
 Antitetanus sesuai indikasi
 Terapi definitif :
 Manajemen definitive fraktur dilakukan oleh spesialis
bedah (orthopedic, neurosurgery, general, etc.) sesuai
indikasi.
 Konservatif
 Operatif
 Terapi simptomatik
 Analgesic
 jenis, dosis, dan cara pemberian sesuai indikasi klinis
 Immobilisasi (splinting dan bandaging) sesuai indikasi
 Pemberian antitetanus sesuai dengan indikasi terutama
pada open fraktur
 Simptomatik lain sesuai klinis
 Terapi supportif
 sesuai indikasi klinis
 indikasi absolut rawat inap :
 Open fracture dan complicated fracture e.g.
patah tulang terbuka, comminutive,
angulated, fracture os basis cranii, etc.
 high – risk
 Usia kritis e.g. anak – anak, lansia
 terdapat comorbid e.g. cedera otak,
trauma tumpul abdomen, trauma thoraks,
electric injury, etc.
 Disertai komplikasi e.g. perdarahan
massive, shock, rupture organ dalam, etc
 TRIASE ( P1,P2.P3)
 1. PENGKAJIAN
 A.Survey Primer
* Airway dan C Spine Immobilization :
bebas/sumbatan
* Breathing :Kontrol ventilasi , nafas
Spontan /tidak ,RR .
* Circulation : Kontrol
perdarahan,Nadi,akral,Tensi
* Disability : Kesadaran / GCS/pupil
* Exposur : paparan
 B. Survey Sekunder
* Riwayat Trauma
* Riwayat penyakit dahulu
* Riwayat alergi
* Pemeriksaan fisik
- Kepala dan wajah
- Cervikal Spine
- Thorax
- Abdomen
- Extermitas
 Empat komponen yang harus diperiksa
 Kulit yang melindungi penderita dari kehilangan cairan
dan infeksi
 Fungsi neuromuskular
 Status sirkulasi
 Integritas ligamentum dan tulang
 Lingkup pemeriksaan fisik
 Lihat dan tanya
 Raba
 Pemeriksaan sirkulasi
 Lihat dan tanya
 Warna dan perfusi
 Luka
 Deformitas (angulasi, pemendekan)
 Perubahan warna atau memar
 Bandingkan dengan ekstremitas sebelahnya
 Raba
 Pemeriksaan fungsi neurologis (sensorik)  kehilangan
rasa nyeri dan raba menunjukkan adanya trauma spinal
atau saraf tepi
 Pemeriksaan daerah nyeri tekan (fraktur atau trauma
jaringan lunak)  adanya nyeri, nyeri tekan dan
deformitas mendukung diagnosis fraktur
 Stabilitas sendi dinilai secara klinis  gerakan
abnormal menunjukkan ruptur
 Pemeriksaan sirkulasi
 Pulsasi bagian distal tiap ekstremitas diperiksa
dengan palpasi dan diperiksa pengisian kapiler jari
 Pada penderita dengan hemodinamik stabil,
perbedaan pulsasi, dingin, pucat, paresthesi dan
motorik abnormal menunjukkan adanya trauma
arteri
 Hematom yang membesar dan perdarahan yang
memancar menunjukkan trauma arteri

Anda mungkin juga menyukai