Anda di halaman 1dari 20

INDONESIA PADA

MASA DEMOKRASI
LIBERAL
Nama Kelompok: Brayna, LM, Sohal
Pembentukan kabinet natsir
■ Kabinet Natsir mulai memerintah pada tanggal 6 September 1950 dan
berakhir pada tanggal 21 Maret 1951. Kabinet Natsir adalah kabinet
yang dibangun atas dasar koalisi yang beranggotakan inti dari Partai
Masyumi. Dalam Kabinet Natsir, PNI tidak mendapatkan jatah jabatan
sama sekali. Sebenarnya impian dari Natsir sendiri untuk kabinet nya
adalah kabinet yang nasionalis yang berkoalisi dengan beberapa partai.
Namun hal ini tidak bisa diwujudkan karena terjadi perebutan jabatan
antara PNI dan Masyumi. Sehingga, dengan sendirinya pihak dari
partai PNI tidak senang dengan keadaan seperti ini dan menjadikan
sulit merekrut PNI untuk masuk ke dalam Kabinet Natsir.
■ Pendapat yang bersebrangan diantara kedua partai adalah terkait
pembagian jatah jabatan menteri. Natsir berpendapat bahwa partainya
mempunyai lebih banyak hak dari pada partai lainnya. Pendapat
tersebut kemudian tidak disetujui oleh PNI, karena PNI menganggap
bahwa semua partai juga memiliki hak yang sama atas jabatan di
Pemerintahan. PNI sendiri dari tuntutannya adalah agar orang-orang
yang menduduki jabatan menteri dalam negeri, menteri luar negeri dan
menteri pendidikan. Namun kemudian dari hasil perundingan PNI
bersedia melepas jabatan menteri luar negeri dan diisi oleh orang
Masyumi dan menteri pendidikan untuk partai lain. Keinginan PNI
mendapatkan jatah menteri dalam negeri kemudian tidak terlaksana
karena pos menteri dalam negeri diisi oleh orang Masyumi. Dan ini lah
yang menimbulkan konflik karena PNI beranggapan bahwa yang
dilakukan ini tidak adil, karena Perdana Menteri sudah berasal dari
Masyumi.
■ Tekanan tersebut ditujukan kepada keputusan konggres Desember
1949 yang memutuskan bahwa ketua umum partai dilarang menjadi
menteri karena adanya pengkonsolidasian partai yang kemudian
diubah oleh Dewan Partai di Bogor pada tanggal 3 sampai 6 Juni 1960
yang isinya adalah bahwa sistem federal tidak bisa dipertahankan lagi.
Kemudian agar keputusan ini tidak terlalu dilanggar, maka Natsir yang
kala itu sebagai ketua umum Masyumi, dinonaktifkan dari ketua partai
dan kemudian digantikan oleh Jusuf Wibisono.
Program kerja kabinet natsir
a. Melakukan Persiapan dan penyelenggaraan pemilihan umum untuk
Konstituante.
b. Melakukan konsolidasi dan penyempurnaan susunan pemerintahan serta
membentuk peralatan negara yang kuat dan berdaulat.
c. Menggiatkan usaha untuk memenuhi dan menjaga keamanan dan
ketentraman.
d. Melakukan penyempurnaan terhadap organisasi Angkatan perang.
e. Sebisa mungkin memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat secepatnya.
f. Mengembangkan dan memperkokoh kesatuan ekonomi rakyat sebagai dasar
bagi pelaksanaan ekonomi nasional yang sehat.
g. Membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas usaha –
usaha meninggikan derajat kesehatan dan kecerdasan rakyat.
Pencapaian kabinet natsir

■ Keberhasilan yang dicapai Kabinet Natsir yang menonjol diantaranya


adalah di bidang ekonomi yang di situ ada Sumitro Plan yang berhasil
mengubah ekonomi yang pada awalnya adalah ekonomi kolonial
menjadi ekonomi nasional. Selain itu, Indonesia juga berhasil masuk
PBB dan terjadi perundingan antara Belanda dan Indonesia mengenai
masalah Irian Barat untuk pertama kalinya. Ada beberapa kendala dan
masalah yang harus dihadapi oleh Kabinet Natsir untuk menjalankan
dan mensukseskan program kerjanya.
■ Para pengusaha yang diberikan bantuan banyak diselewengkan sehingga
banyak yang tidak mencapai sasaran. Kemudian upaya perjuangan dan
diplomasi mengenai masalah Irian Barat mengalami kebuntuan alias
mengalami kegagalan. Selain itu, Kabinet Natsir nampaknya belum bisa
terlepas dari masalah keamanan yang berupa masih adanya
pemberontakan yang hampir menyerang seluruh wilayah Indonesia
seperti Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, Gerakan APRA, Gerakan
RMS. Selain itu, seringnya mengeluarkan Undang Undang darurat
menjadi kendala Kabinet Natsir yang sering mendapatkan kritik dari
oposisi.
Runtuh dan berakhirnya kabinet
natsir
■ Penyebab utama dari keruntuhan kabinet Natsir ini adalah kegagalan
dalam kabinet tersebut dalam menyelesaikan masalah Irian Barat.
Kemudian ditambah lagi adanya mosi tidak percaya dari PNI terkait
dengan pencabutan Peraturan Pemerintah mengenai DPRD dan
DPRDS. Peraturan pemerintah tersebut dianggap PNI terlalu
menguntungkan Masyumi, dan mosi dari PNI ini pun diterima oleh
parlemen sehingga Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada
Presiden.
■ Mosi tidak percaya dari parlemen terkait kegagalan Kabinet Natsir
dalam perundingan antara Indonesia dengan Belanda terkait Irian
Barat. Tekanan yang bertubi-tubi ini kemudian sampai pada puncaknya
yaitu kejatuhan Kabinet Natsir pada tanggal 21 Maret 1951 dan
kemudian Natsir pun mengembalikan mandatnya kepada Presiden
Soekarno.
Kabinet Sukiman-Suwirjo
Kabinet ini bertugas pada masa bakti 27 April 1951 - 3 April 1952
Kabinet ini telah didemosioner sejak 23 Februari 1952. Kabinet ini
merupakan kabinet koalisi antara Masyumi dan PNI. Masyumi adalah
organisasi yang dibentuk Jepang dalam upaya mereka untuk
mengendalikan umat islam di Indonesia. Tujuan partai ini adalah untuk
menegakkan kedaulatan negara dan agama islam.
Program kerja kabinet sukiman
1. Menjalankan tindakan-tindakan yang tegas sebagai negara hukum
untuk menjamin keamanan dan ketenteraman serta menyempurnakan
organisasi alat-alat kekuasaan Negara.
2. Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam
jangka pendek untuk meningkatkan kehidupan sosial dan perekonomian
rakyat serta memperbaharui hukum agraria sesuai dengan kepentingan
petani
3. Mempercepat usaha penempatan mantan pejuang dalam lapangan
pembangunan
4. Mempercepat dan menyelesaikan persiapan pemilihan umum untuk
membentuk dewan konstituante dan menyelenggarakan pemilihan umum
dalam waktu yang singkat serta mempercepat terlaksananya otonomi
daerah.
Kendala Kabinet sukiman
1. Adanya Pertukaran Nota Keuangan antara Menteri Luar Negeri
Indonesia Soebadjo dengan Duta Besar Amerika Serikat Merle Cockran
mengenai pemberian bantuan ekonomi dan militer dari pemerintah
Amerika Serikat kepada Indonesia berdasarkan ikatan Mutual Security
Act (MSA) . Dimana di dalam MSA terdapat pembatasan kebebasan
politik luar negeri RI karena RI diwajibkan untuk memperhatikan
kepentingan Amerika.
2. Adanya krisis moral yang ditandai dengan munculnya korupsi yang
terjadi pada setiap lembaga pemerintahan dan kegemaran akan barang-
barang mewah.
3. Masalah Irian Barat belum juga teratasi.
4. Hubungan Sukirman dengan militer kurang baik, ditunjukkan dengan
kurang tegasnya tindakan pemerintah menghadapi pemberontakan di
Runtuh dan berakhirnya kabinet
sukiman
Kabinet Sukiman tidak mampu bertahan lama dan jatuh pada bulan
Februari 1952. Penyebab jatuhnya kabinet ini disebabkan oleh adanya
kegagalan dalam pertukaran nota keuangan antara Menteri Luar Negeri
Indonesia Achmad Soebardjo dan Duta Besar AS Merle Cochran.
Kesepakatan bantuan ekonomi dan militer dari AS kepada Indonesia
didasarkan pada ikatan Mutual Security Act (MSA). DI dalam MSA,
terdapat pembatasan terhadap kebebasan politik luar negeri yang bebas
aktif. Indonesia diwajibkan lebih memperhatikan Amerika sehingga
tindakan Sukiman tersebut dipandang telah melanggar politik luar negeri
yang bebas aktif dan dianggap lebih condong ke blok Barat. Di samping
itu, penyebab lainnya adalah semakin merebaknya korupsi di kalangan
birokrat dan gagalnya Kabinet Sukiman dalam menyelesaikan masalah
Program kerja Kabinet wilopo
1. Mempersiapkan dan melaksanakan pemilihan umum
2. Berupaya untuk mengembalikan Irian Barat agar kembali menjadi
wilayah Republik Indonesia
3. Meningkatkan keamanan dan kesejahteraan
4. Memperbarui bidang pendidikan dan pengajaran
5. Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif
Kendala Kabinet wilopo
1. Mengatasi gerakan separatisme yang terjadi di berbagai daerah.
2. Penekanan Presiden Soekarno yang dilakukan oleh sejumlah perwira
Angkatan Darat pada tanggal 17 Oktober 1952 agar parlemen dibubarkan
3. Kejadian Tangjung Morawa yang terjadi di Sumatra Utara. Peristiwa
Tanjung Morawa terjadi akibat persetujuan pemerintah sesuai dengan
KMB agar memberikan izin kepada pengusaha asing agar dapat
mengusahakan tanah perkebunan di Indonesia lagi. Tanah ini sebelumnya
digarap oleh para pertani karena bertahun tahun telah ditinggalkan oleh
pemiliknya pada saat Kabinet Sukiman. Saat itu juga Mr. Iskaq
Cokroadisuryo selaku menteri dalam negeri memberikan persetujuan agar
tanah Deli dikembalikan. Tanah tersebut berhasil dikembalikan saat masa
Kebinet Wilopo. Kemudian pada tanggal 16 Maret 1953, pihak polisi
mengusir penggarap sawah yang tidak mempunyai izin. Akibat
pengusiran tersebut, banyak terjadi bentrokan bersenjata yang
menewaskan 5 orang petani. Peristiwa bentrokan itu mendapatkan sorotan
yang tajam dari pihak parlemen maupun pers. Hal inilah yang tentunya
menjadi penyebab jatuhnya kabinet wilopo. Akibatnya Kabinet Wilopo
memperoleh mosi tidak percaya dari Sidik Kertapati dari Serikat Tani
Indonesia atau Sakti. Lalu Wilopo mengembalikan mandatnya kepada
Presiden pada tanggal 2 Juni 1953.
Runtuh dan berakhirnya kabinet
wilopo
■ Kabinet Wilopo harus mengakhiri masa tugas karena tidak berhasil
menyelesaikan masalah peristiwa 17 oktober 1952. Peristiwa itu dipicu
oleh adanya gerakan yang diprakarsai oleh sejumlah perwira angkatan
darat yang tidak puas terhadap kebijakan pemerintah. Mereka
menghendaki agar Presiden Sukarno membubarkan parlemen.
Program kerja Kabinet Ali
Sastroamidjojo I / Ali wongsonegoro
1. Menumpas pemberontakan DI/TII di berbagai daerah
2. Meningkatkan keamanan dan kemakmuran serta melaksanakan
pemilihan umum
3. Memperjuangkan kembalinya Irian Barat kepada RI
4. Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika
5. Pelaksanaan politik bebas - aktif dan peninjauan kembali persetujuan
KMB
6. Penyelesaian pertikaian politik
Kendala kabinet Ali Sastroamidjojo
I
■ Munculnya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Daud Beureuh Aceh,
dan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan. Meskipun dihinggapi
berbagai kesulitan, kabinet Ali-Wongsonegoro berhasil
menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Oleh karena itu, kabinet
Ali-Wongsonegoro ikut terangkat namanya. Selain berhasil
menyelenggarakan Konfereni Asia Afrika, pada masa ini juga terjadi
persiapan pemilu untuk memilih anggota parlemen yang akan
diselenggarakan pada 29 September 1955.
Runtuh dan berakhirnya Kabinet Ali
Sastroamidjojo I
■ Kabinet Ali-Wongsonegoro akhirnya jatuh pada bulan Juli 1955 dalam
usia 2 tahun (usia terpanjang). Penyebab jatuhnya kabinet Ali-
Wongsonegoro adalah perselisihan pendapat antara TNI-AD dan
pemerintah tentang tata cara pengangkatan Kepala Staf TNI-AD.

Anda mungkin juga menyukai