Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN PENDAHULUAN

MASTER PLAN PENGEMBANGAN


KAWASAN PIAT – UGM
MANGUNAN – GIRIREJO

UNIVERSITAS GADJAH MADA


2019
KATA PENGANTAR

Kegiatan penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan PIAT – Ugm Mangunan – Girirejo dalam rangka
memenuhi Visi PIAT UGM untuk menjadi cener of excellence di bidang pertanian tropika terpadu bereputasi
internasional, serta Misi PIAT UGM untuk mengimplentasikan teknologi inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat,
pemerintah, swasta, dan akademisi.
Laporan ini merupakan “Laporan Pendahuluan” yang disusun sebagai bagian dari laporan awal dari beberapa tahap
pelaporan penyusunan “Master Plan Pengembangan Kawasan Piat – Ugm Mangunan – Girirejo ’’. Laporan ini
didalamnya memuat antara lain Pendahuluan; Tinjauan Kebijakan; Profil Awal Wilayah Perencanaan; Jadwal Waktu
Pelaksanaan Pekerjaan; Komposisi Tim Pelaksana Pekerjaan.
Atas terselesaikannya laporan ini, Tim Penyusun menyampaikan terima kasih kepada Direktorat Perencanaan
Pembangunan Kantor Pusat Universitas Gadjah Mada dan seluruh pemangku kepentingan pembangunan sektor
pariwisata, baik dari kalangan industri pariwisata, asosiasi-asosiasi pariwisata, dan dinas terkait di Kecamatan
Mangunan dan Girirejo, serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan laporan ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Yogyakarta, Desember 2019

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
A. Profil Kawasan Perencanaan
B. PIAT UGM Sebagai Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (STP)
C. Potensi PIAT UGM Mangunan-Girirejo
D. Pentingnya Penyusunan Master Plan PIAT UGM Mangunan-Girirejo
1.2. DASAR PEMBENTUKAN
1.3. DASAR HUKUM
1.4. MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN
A. Maksud
B. Tujuan
C. Sasaran

3
DAFTAR ISI
1.5. LINGKUP KELUARAN
1.6. LINGKUP PEKERJAAN
1.7. LINGKUP WILAYAH PEKERJAAN
1.8. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.9. SISTEMATIKA PELAPORAN

BAB 2 METODOLOGI
2.1. ALUR PIKIR
2.2. PENDEKATAN PERENCANAAN
2.2. METODOLOGI

BAB 3 PROFIL AWAL WILAYAH PERENCANAAN


3.1. PROFIL AREA PERENCANAAN
3.2. POTENSI PIAT MAGIR
3.3. PERMASALAHAN

4
DAFTAR ISI
BAB 4 JADWAL WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB 5 KOMPOSISI TIM PELAKSANA PEKERJAAN


5.1. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.2. KOMPOSISI PENUGASAN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG
5.3. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG

5
BAB1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
DAFTAR ISI
A. Profil Kawasan Perencanaan
PIAT Mangunan Girirejo
Lokasi : Mangunan, Dlingo
& Girirejo, Imogiri
Luas : 151ha
Pengelola : PT. Gama Multi Usaha Mandiri (PT GMUM)

PIAT Mangunan Girirejo merupakan lahan seluas sekitar 150ha yang


milik Universitas Gadjah Mada sejak tahun 1970-an. Lahan PIAT
Mangunan Girirejo yang saat ini dikenal merupakan lahan pertanian
dan kehutanan yang dahulu digunakan sebagai laboratorium hidup
program pengabdian pada masyarakat. Pada Tahun 2000, fungsi
kebun tersebut diubah karena pengelolaanya diserahkan ke PT
Gama Multi Usaha Mandiri (PT GMUM). Lahan ini terletak di dua
desa yaitu Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo dan Desa Girirejo,
Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Meskipun secara tata kelola diserahkan ke PT. GMUM, secara fisik
fungsi kebun tidak berubah yaitu tetap untuk pengembangan usaha
pertanian yang meliputi peternakan, kehutanan, perkebunan dan
pertanian tanaman pangan. 7
1.1. LATAR BELAKANG
DAFTAR ISI
A. Profil Kawasan Perencanaan
Pada tahun 2003 Pemerintah Kabupaten Bantul membangun
Kebun Buah Mangunan (KBM) di atas Kebun Mangunan
Girirejo, namun kebun buah ini dinilai kurang produktif dan
belum mampu memenuhi permintaan pasar serta belum
mengoptimalkan potensinya sebagai kebun buah. Oleh karena
itu, perlu direncanakan pembangunan kebun buah baru dalam
konsep taman yang mampu mendukung peningkatan kualitas
dan kuantitas dari segala aspek terutama penganekaragaman
buah dengan potensi yang lain sebagai salah satu tujuan
agrowisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengubahan kebun
Mangunan Girirejo menjadi kebun buah diharapkan akan
mampu mendukung keberadaan kebun buah Mangunan.
Namun demikian, kawasan PIAT Mangunan Girirejo sampai
saat ini belum optimal pengembangannya sebagai asset yang
produktif dengan potensi lahan dan tanaman yang begitu luas,
serta didukung keindahan alam dan dukungan masyarakat di
sekitarnya.

8
1.1. LATAR BELAKANG
DAFTAR ISI
B. PIAT UGM Sebagai Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (STP)
PIAT Mangunan Girirejo sebagai asset dengan basis potensi atau
sumber daya pertanian/ perkebunan/ kehutanan perlu didorong
upaya pengembangan dan pemanfaatan assetnya untuk
mendukung pengembangan pendidikan tinggi serta aspek yang
lebih luas untuk meningkatkan daya produktifnya. Dalam kaitan
ini, diharapkan PIAT UGM dapat dikembangkan menjadi pusat
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (science techno
park/campus) berbasis sumber daya pertanian/ perkebunan/
kehutanan dan lingkungan yang memiliki daya saing dan
berkelanjutan. PIAT UGM dalam hal ini diharapkan akan dapat
menjadi model bagi pengembangan Science Techno Park/ Campus
bagi pengembangan asset-aset sejenis di wilayah lain di Indonesia.

Berikut di bawah ini tabel Sasaran Stategis, dan Program Rencana


Stategis UGM Tahun 2017-2022. Pada Tujuan Strategis 4
disebutkan perlu adanya Sumber Daya Manusia, Infrastruktur Fisik
dan Lingkungan, Organisasi dan Tatakelola, Keuangan, Sistem
Gambar. Keterkaitan Antara Strategi Utama
Informasi, dan Kerja Sama yang bertujuan untuk menciptakan
dan Sasaran Strategis UGM Tahun 2017-2022
Fasilitas Pendukung yang Berkesinambungan.
Sumber: Renstra UGM 2017-2022
9
1.1. LATAR BELAKANG
DAFTAR ISI
B. PIAT UGM Sebagai Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (STP)
Tabel 1.1. Sasaran Stategi, Program, dan Indikator Kinerja Kunci
TUJUAN STRATEGIS 4
Fasilitas Pendukung yang Berkesinambungan yaitu Sumber Daya Manusia, Infrastruktur Fisik dan Lingkungan, Organisasi dan Tatakelola,
Keuangan, Sistem Informasi, dan Kerja Sama: Tata Kelola berbasis sistem teknologi terpadu (terintegrasi) yang berkeadilan, transparan,
partisipatif, dan akuntabel untuk mendukung keefektivan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya.

Sasaran Program
27. Pengembangan STP (Science Techno Park) dan Teaching Industry 27.1. Implementasi pengelolaan kelembagaan STP yang mandiri pada
sebagai upaya hilirisasi hasil-hasil penelitian yang siap bidang-bidang unggulan tertentu sebagai bentuk kontribusi
dimanfaatkan oleh masyarakat bilirisasi basil penelitian dalam kerangka Teaching and Learning
Industry

28. Mengembangkan indukusaha (holding company) untuk 28.1. Kemandirian unit kegiatan usaha yang sesuai dengan good
mendukung pertumbuban aset dan kinerja unit kegiatan usaha corporate governance
29. Mengembangkan program-program untuk memfasilitasi 29.1. Start up business yang diinisiasi oleh civitas akademika dan atau
kreativitas dan sinergi hasil penelitian yang dilanjutkan dalam alumni yang dikembangkan melalui proses inkubasi di UGM
proses hilirisasi atau inkubasi

30. Penguatan program inkubasi untuk penghiliran inovasi 30.1. Pengembangan hasil-hasil penelitian yang dilakukan melalui
skema inkubasi

Sumber: Renstra UGM 2017-2022


10
1.1. LATAR BELAKANG
DAFTAR ISI
C. Potensi PIAT UGM Mangunan-Girirejo
No Dusun Potensi Budaya Masyarakat Lokasi

1 Banyusumurup Kerajinan kayu, kerajinan keris, kerajinan batik,


kuliner wedang uwuh, gaplek, peternakan,
pengolahan barang habis pakai. Payaman

2 Tegalrejo Kerajinan kayu, kerajinan keris, kerajinan batik,


kuliner wedang uwuh, gaplek, peternakan,
pengolahan barang habis pakai Banyusumurup
3 Payaman Kerajinan kayu, kerajinan keris, kerajinan batik, Cempluk
kuliner wedang uwuh, gaplek, peternakan.
Tegalrejo
4 Cempluk Kerajinan kayu, kerajinan batik, peternakan.

Sejalan dengan posisi strategis dalam hal konstelasi wilayah dan prospek kepariwisataan DIY dan regional, maka kawasan PIAT – UGM
Mangunan Girirejo juga diharapkan dapat menjadi asset dan tujuan wisata dengan potensi bentang alam, agro – forestry dalam mendukung
dan memperkuat daya tarik kepariwisataan kawasan Bantul Gunung Kidul dan Yogyakarta secara makro/ lebih luas lagi. PIAT UGM dapat
dikembangkan bersinergi dengan potensi daya tarik wisata lain maupun industri kreatif yang berada di kawasan tersebut, antara lain: Makam
Raja Surakarta - Yogyakarta, Makam Seniman, Puncak Becici, daerah kuliner wedang uwuh dan Sate Klathak, pengrajin batik warna alam,
pengrajin wayang, pengrajin keris, penyulingan minyak kayu putih, pembuatan sutera alam, serta kesenian lokal.
11
1.1. LATAR BELAKANG
DAFTAR ISI
D. Pentingnya Penyusunan Master Plan PIAT UGM Mangunan-Girirejo
Mendasarkan pada pemikiran tersebut serta
perkembangan wilayah sekitar dan kepariwisataan
secara makro, maka optimalisasi pengembangan
Kawasan PIAT UGM Mangunan - Girirejo menjadi
langkah mendesak agar dapat dikembangkan
secara lebih produktif, adaptif dengan dinamika
yang berkembang, memberikan nlai manfaat
ekonomi yang signifikan, dengan tetap menjaga
kelestarian lingkungan serta pemberdayaan
masyarakat sekitar.
Dalam kerangka tersebut di atas, maka perlu
disusun masterplan (rencana induk)
pengembangan kawasan PIAT UGM, Mangunan -
Girirejo dengan visi lebih sesuai, yang akan
menjadi panduan segenap pemangku kepentingan
untuk merevitalisasi dan mengembangkan
kawasan PIAT secara berkelanjutan (secara
ekonomi menguntungkan, dapat diterima secara
sosial dan budaya, serta berkelanjutan secara
lingkungan).
12
1.2. DASAR PEMBENTUKAN
DAFTAR ISI
Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) – UGM, Mangunan – Girirejo, Bantul
berlandaskan tiga pondasi utama berdirinya Kampus Universitas Gadjah Mada sebagai sarana The Agent of Change.
1. Tridharma Perguruan Tinggi
Kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat.
2. Visi Universitas Gadjah Mada
Universitas Gadjah Mada sebagai pelopor perguruan tinggi nasional berkelas dunia yang unggul dan inovatif, mengabdi
kepada kepentingan bangsa dan kemanusiaan dijiwai nilai-nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila.
3. Misi Universitas Gadjah Mada
Menjalankan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta pelestarian dan pengembangan ilmu yang
unggul dan bermanfaat bagi masyarakat.

13
1.3. DASAR HUKUM
DAFTAR ISI
Penyusunan Master Plan Pengembangan Agrowisata Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) – UGM, Mangunan –
Girirejo, Bantul berlandaskan dasar hukum pembentukan Kebun Pendidikan dan Penelitian Pertanian Universitas Gadjah
Mada.
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU)
3. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2013 tentang Statuta Universitas Gadjah Mada.
4. Peraturan Majelis Wali Amanat Nomor 4/SK/MWA/2014 tentang Organisasi dan Tata Kelola (Governance) Universitas
Gadjah Mada
5. Peraturan Rektor No 980/P/SK/HT/2014 tentang Pusat Inovasi Agroteknologi UGM

14
1.4. MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN
DAFTAR ISI
A. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendorong pengembangan dan terwujudnya PIAT – UGM, Mangunan-Girirejo sebagai pusat
pengembangan ilmu pengetahuan dan tecknologi (science techno park/campus), sekaligus dapat berkembang sebagai destinasi
pariwisata yang terarah, terintegrasi, dan berkelanjutan dalam rangka pemanfaatan dan optimalisasi asset perkebunan – pertanian dan
kehutanan melalui penyusunan dokumen Master Plan untuk ditindaklanjuti dengan pelaksanaan penyusunan Detail Engineering
Design (DED).

B. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) –
UGM, Mangunan – Girirejo, Bantul adalah:
Meningkatkan pengelolaan asset lahan perkebunan – pertanian dan kehutanan kawasan PIAT Mangunan secara lebih terarah, terpadu
dan berkelanjutan melalui pendekatan pengembangan yang lebih luas dan inovatif, termasuk pendekatan kepariwisataan.
Menyusun dokumen Master Plan Pengembangan Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi Mangunan – Girirejo, Bantul sebagai acuan
penyusunan perencanaan teknis lebih lanjut (Detail Engineering Design/ DED pengembangan area strategis kawasan PIAT Mangunan.

C. Sasaran
Sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan Penyusunan Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi
(PIAT) – UGM, Mangunan – Girirejo, Bantul ini, adalah:
1. Tersusunnya Dokumen Master Plan Pengembangan Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) – UGM, Mangunan – Girirejo,
Bantul sebagai acuan pengembangan dan perencanaan teknis Detail Engineering Design (DED) area strategis kawasan PIAT –
UGM, Mangunan.
2. Dapat dilaksanakannya upaya-upaya atau langkah strategis dan terpadu dalam rangka pengembangan Kawasan Pusat Inovasi Agro
Teknologi (PIAT) – UGM, Mangunan – Girirejo sesuai prioritas dan pentahapannya secara berkelanjutan.
15
1.5. LINGKUP KELUARAN
DAFTAR ISI
Secara keseluruhan keluaran yang diharapkan dari Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Pusat Inovasi Agro
Teknologi (PIAT) – UGM, Mangunan – Girirejo, Bantul ini mencakup:
A. Pemetaan profil wilayah perencanaan
1. Delineasi wilayah perencanaan
2. Kondisi fisik wilayah perencanaan (fisik geografis, keruangan, geologis, ekologis, dsbnya)
3. Kondisi non – fisik (demografi, sosial ekonomi, sosial budaya, kelembagaan)
4. Kondisi aspek kepariwisataan
B. Hasil Analisis Situasi
1. Hasil Analisis Lingkungan Strategis Makro (kawasan PIAT dan sekitarnya, mencakup wilayah makro terkait – Bantul dan
Gunung Kidul)
2. Hasil Analisisis Lingkungan Strategis Mikro (Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi Mangunan – Girirejo, Bantul)
C. Hasil Analisis Proyeksi Pasar dan Perkembangan KawasaN
D. Konsep Perencanaan dan Perancangan Pengembangan Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) Mangunan –
Girirejo, Bantul.
E. Visi – Misi – Tujuan dan Sasaran pengembangan Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) – UGM, Mangunan –
Girirejo, Bantul.
F. Strategi dan Program pengembangan Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) – UGM, Mangunan – Girirejo, Bantul.

16
1.5. LINGKUP KELUARAN
DAFTAR ISI
G. Rencana pengembangan dan penataan kawasan (masterplan) Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) – UGM,
Mangunan – Girirejo, Bantul.
1. Delineasi dan zonasi (pelindungan, pengembangan, pemanfaatan)
2. Blok Plan Penataan sub-sub kawasan
3. Rencana sistem sirkulasi / alur kunjungan.
4. Rincian Fungsi Kegiatan dan Fasilitas
5. Strategi dan guideline pengembangan dan penataan
H. Rencana skematik Pengembangan area / sub kawasan prioritas di dalam Kawasan PIAT – UGM, Mangunan, Girirejo,
Bantul , meliputi:
1. Rencana Tapak sub kawasan prioritas
2. Gambar Rencana skematik Arsitektural (sub kawasan prioritas).
3. Gambar Rencana skematik Aksesibilitas dan Sirkulasi
4. Gambar Rencana skematik Prasarana dan Utilitas Lingkungan (antara lain : jalan lingkungan sekitar, jaringan drainase,
penerangan)
5. Gambar visual 3D Rencana Skematik Penataan dan pengembangan
6. Penyusunan Prakiraan Kebutuhan Biaya
7. Penyusunan strategi implementasi (pelaksanaan) program dan rencana pengembangan kawasan priortas.

17
1.6. LINGKUP PEKERJAAN
DAFTAR ISI
Serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan untuk dapat mengakomodasikan tujuan, sasaran dan keluaran pekerjaan Penyusunan
Master Plan Pengembangan Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) – UGM, Mangunan – Girirejo, Bantul mencakup:
1. Penyiapan administrasi pekerjaan: pembentukan tim kerja yang bekerja secara simultan dan sinergis serta tidak saling tumpang
tindih dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Menyusun rincian keluaran pekerjaan, jadwal dan rencana kerja.
3. Melakukan koordinasi dengan Pihak Pemberi Tugas terkait dengan lingkup substansi dan rencana kerja.
4. Melakukan kompilasi data sekunder (pada instansi terkait di pusat maupun daerah) untuk melengkapi data lapangan maupun
data sekunder lain terkait dengan perencanaan dan kebijakan yang sudah ada pada wilayah yang akan dikembangkan/ ditata.
5. Melakukan survei lapangan untuk pemetaan kondisi lapangan dan pengukuran serta dokumentasi kondisi eksisting untu data
dasar perencanaan.
6. Melakukan analisis yang meliputi analisis keruangan, pencapaian, program ruang, topografi, klimatologi, serta jaringan jalan dan
infrastruktur lainnya.
7. Menyusun Konsep Perencanaan dan Perancangan, yang memuat altenatif zoning Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi
Mangunan – Girirejo, Bantul.
8. Penyampaian Laporan Akhir Master Plan sebagai laporan lengkap yang memuat seluruh lingkup pekerjaan Penyusunan Master
Plan Master Plan Pengembangan Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) – UGM, Mangunan – Girirejo, Bantul.
9. Melaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi/Pembahasan dengan Pemberi Tugas sebanyak 3 kali di Yogyakarta.

18
1.7. LINGKUP WILAYAH PEKERJAAN
DAFTAR ISI
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK),
Lingkup wilayah pekerjaan merupakan
lahan milik Universitas Gadjah Mada yang
dikelola oleh PT. GMUM sebagai PIAT
Mangunan-Girirejo. Pelaksanaan kegiatan
Penyusunan Master Plan Pengembangan
Kawasan Pusat Inovasi Agro Teknologi
(PIAT) – UGM, Mangunan – Girirejo,
Bantul memiliki lingkup wilayah pekerjaan
yang ditunjukkan pada peta di bawah ini.
Lokasi kegiatan adalah PIAT Mangunan-
Girirejo secara administratif terletak di
Desa Girirejo, Kecamatan Imogiri, dan
Desa Mangunan serta Sriharjo,
Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul.
PIAT Mangunan-Girirejo memiliki luas
total ±151 ha yang ternagi di dua
kecamatan, yaitu di Kecamatan
Mangunan seluas 42,13ha (27,9%), serta
di kecamatan Girirejo seluas 108,87ha
(72,1%).
19
1.8. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
DAFTAR ISI
Tahapan pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Master Plan PIAT Mangunan – Girirejo dibagi dalam tiga tahap yaitu penyusunan laporan
pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir dengan jumlah total jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 180 hari. Untuk lebih jelas berikut waktu,
metodologi dan kegiatan dari ketiga output.
WAKTU 0 – 60 hari* 61 – 90 hari 91 – 120 hari

OUTPUT LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN ANTARA


1. Pemahaman terhadap KAK Laporan progress dengan lampiran laporan pemetaan yang
2. Rencana Kerja dan metode pelaksanaan mencakup: 1. Laporan Akhir
3. Deskripsi awal target/sasaran wilayah dan pekerjaan 1. Aspek Destinasi 2. Executive Summary
2. Aspek Pemasaran 3. Buku Peta Perencanaan
3. Aspek Industri 4. Softcopy Laporan (Flashdisk)
4. Aspek Kelembagaan

METODOLOGI
PERSIAPAN
KOMPILASI DAN ANALISIS DATA FORMULASI & FINALISASI
1. Kompilasi Data Awal meliputi studi kepusatakaan, kajian review
1. Pengumpulan Data Primer dan Sekunder: Survei Lapangan 1. Formulasi Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
referensi dan studi terkait, penyusunan rancangan pelaksanaan,
(pengukuran koordinat, kuisioner dan wawancara), FGD 2. Formulasi Kebijakan, Strategi dan Indikasi Program
metodologi dan kerangka konsep analisis, instrumen penelitian,
2. Analisis dan sintesis dengan metode: statistik deskriptif, 3. Formulasi Rencana Sub Kawasan, Rencana Tapak Prioritas
pengumpulan data awal/data sekunder
deskriptif kualitatif, swot, benchmarking, program matrik Spasial dan Non-Spasial
2. Koordinasi dengan pihak terkait

KEGIATAN
1. Survey Lapangan
1. Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan 1. Rapat Pembahasana Laporan Akhir
2. Rapat Pembahasan Laporan Kemajuan

PENYERAHAN
LAPORAN
Penyerahan Lap. Pendahuluan Penyerahan Lap. Antara Penyerahan Lap. Akhir dll

* Jangka waktu penyerahan laporan berdasarkan KAK


** Tanggal dimulai kegiatan berdasarkan kontrak
20
1.9. SISTEMATIKA PELAPORAN
DAFTAR ISI
Pelaporan pekerjaan Penyusunan Master Plan Kawasan PIAT Mangunan – Girirejo terdiri dari 5 jenis buku laporan dan softcopy.
Untuk lebih detail terkait substansi dari masing-masing laporan terlampir dalam tabel dibawah ini.

LAPORAN SUBSTANSI PENYERAHAN * JUMLAH


1. LAPORAN Pendahuluan; Tinjauan Kebijakan; Profil Awal Wilayah Perencanaan; Jangka Hari ke 60 pelaksanaan 10
PENDAHULUAN Waktu; Komposisi Tim Pelaksana Pekerjaan pekerjaan eksemplar

2. LAPORAN ANTARA Pendahuluan; Konsep dan Rencana Deliniasi; Profil Wilayah Perencanaan; Hari ke 90 pelaksanaan
10
Analisis; Visi, Misi, Tujuan, Sasaran; Kebijakan dan Strategi pekerjaan eksemplar

3. LAPORAN AKHIR Pendahuluan; Tinjauan Kebijakan; Profil Wilayah; Analisis; Rencana Hari ke 120 pelaksanaan
10
Pengembangan Usaha; Indikasi Program dan Kegiatan pekerjaan eksemplar

4. EXECUTIVE Pendahuluan; Deliniasi Wilayah; Rencana Pengembangan Usaha; Indikasi Hari ke 120 pelaksanaan 10
SUMMARY Program dan Kegiatan pekerjaan eksemplar

5. BUKU PETA Memuat peta gambar perencanaan dan perancangan wilayah Hari ke 120 pelaksanaan
10
PERENCANAAN pengembangan PIAT Mangunan - Girirejo pekerjaan eksemplar

SOFTCOPY LAPORAN Berisi naskah berikut lampiran semua laporan dalam bentuk PDF dan Word Hari ke 120 pelaksanaan
pekerjaan 20 flashdisk

21
BAB2
METODOLOGI
2.1. ALUR PIKIR
DAFTAR ISI
Untuk mencapai kondisi yang diharapkan (visi, misi, tujuan dan 2. Tinjauan paradigma pembangunan pariwisata
sasaran) Master Plan PIAT Magunan-Girirejo terdapat beberapa Paradigma pembangunan pariwisata Kawasan Mangunan -
alur/tahap yang dilakukan: Girirejo antara lain:
1. Identifikasi kondisi aktual PIAT Magunan-Girirejo a. Pariwisata berbasis ekowisata
Kondisi aktual kepariwisataan yang ditinjau meliputi: b. Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat
a. Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara c. Pro, poor, pro job, pro growth, pro environment
dan nusantara yang berkunjung ke Kawasan Mangunan dan
d. Kesesuaian permintaan dan penawaran
Girirejo, profil wisatawan dan pola perjalanan eksisting
wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini. e. Keterpaduan pembangunan kepariwisataan lintas sektor,
lintas daerah dan lintas pelaku
b. Kawasan Mangunan - Girirejo yang memiliki sejumlah daya
tari wisata berkelas nasional. Selain itu juga dominasi 3. Perumusan arah kebijakan, strategi, indikasi program/kegiatan
penduduk yang hidup di Kawasan Mangunan - Girirejo Kebijakan, strategi, indikasi program/kegiatan dirumuskan dari
merupakan Masyarakat yang memiliki keragaman budaya. isu-isu strategis yang di dalamnya mencakup komponen
Terkait dengan hal tersebut diperlukan identifikasi kondisi kepariwisataan, pemangku kepentingan dan lingkup
eksisting terkait potensi hayati dan budaya yang menjadi pengembangan. Lingkup lingkungan strategis mencakup lokal,
kekhasan dari Kawasan Mangunan - Girirejo. nasional, regional dan internasional.
c. Kepariwisataan Kawasan Mangunan - Girirejo dilihat dari
kontribusinya terhadap PDRB daerah, kesejahteraan
masyarakat setempat dan pengembangan wilayah Mangunan
– Girirejo pada khususnya dan Provinsi Yogyakarta pada
umumnya.

23
2.1. ALUR PIKIR
DAFTAR ISI
Secara lebih singkat, berikut gambar alur pikir Penyusunan Master Plan PIAT Magunan-Girirejo;
PARADIGMA PEMBANGUNAN PARIWISATA :
PARADIGMA PEMBANGUNAN PARIWISATA :
1. Pariwisata Berbasis Ekowisata
1. Pariwisata Berbasis Ekowisata
2. Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community-Based Tourism
2. Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community-Based Tourism
Development)
Development)
3. Pro Poor, Pro Job, Pro Growth, Pro Environment
3. Pro Poor, Pro Job, Pro Growth, Pro Environment
4. Kesesuaian Permintaan dan Penawaran
4. Kesesuaian Permintaan dan Penawaran
5. Keterpaduan Pembangunan Kepariwisataan Lintas Sektor, Lintas Daerah dan
5. Keterpaduan Pembangunan Kepariwisataan Lintas Sektor, Lintas Daerah dan
Lintas Pelaku KONDISI YANG DIHARAPKAN
Lintas Pelaku KONDISI YANG DIHARAPKAN
KONDISI AKTUAL (VISI, MISI, TUJUAN, & SASARAN)
KONDISI AKTUAL (VISI, MISI, TUJUAN, & SASARAN)
KEPARIWISATAAN KAWASAN KAWASAN MANGUNAN -
KEPARIWISATAAN KAWASAN KAWASAN MANGUNAN -
MANGUNAN - GIRIREJO GIRIREJO
MANGUNAN - GIRIREJO ARAH
ARAH KEBIJAKAN,
KEBIJAKAN, STRATEGI,
STRATEGI, INDIKASI
INDIKASI PROGRAM/
PROGRAM/ KEGIATAN
KEGIATAN GIRIREJO

INDIKATOR KINERJA ISU


ISU STRATEGIS
STRATEGIS
1. KUNJUNGAN WISATAWAN
2. KELESTARIAN SD ALAM
DAN BUDAYA KOMPONEN PEMANGKU LINGKUP
KOMPONEN PEMANGKU LINGKUP
3. KONTIBUSI PARIWISATA KEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAAN :: KEPENTINGAN
KEPENTINGAN :: PENGEMBANGAN:
PENGEMBANGAN: KAWASAN
KAWASAN MANGUNAN
MANGUNAN --
TERHADAP PDRB DAERAH 1.
1. DESTINASI
DESTINASI 1.
1. PEMERINTAH
PEMERINTAH 1.
1. PELINDUNGAN
PELINDUNGAN GIRIREJO
GIRIREJO YANG
YANG BERDAYA
BERDAYA SAING
SAING
4. KONTRIBUSI PARIWISATA PARIWISATA
PARIWISATA 2.
2. PEMPROV/
PEMPROV/ PEMKAB/
PEMKAB/ 2. PENGEMBANGAN
2. PENGEMBANGAN DAN
DAN BERKELANJUTAN
BERKELANJUTAN
TERHADAP 2.
2. PEMASARAN
PEMASARAN KOTA
KOTA 3.
3. PEMANFAATAN
PEMANFAATAN
KESEJAHTERAAN PARIWISATA
PARIWISATA 3.
3. SWASTA
SWASTA 4.
4. REVITALISASI
REVITALISASI
MASYARAKAT LOKAL 3.
3. INDUSTRI
INDUSTRI PARIWISATA
PARIWISATA 4.
4. MASYARAKAT
MASYARAKAT 5. DIVERSIFIKASI
5. DIVERSIFIKASI
5. KONTRIBUSI TERHADAP 4.
4. KELEMBAGAAN
KELEMBAGAAN
PENGEMBANGAN WILAYAH
6. DSBNYA
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN STRATEGIS
STRATEGIS
(Lokal
(Lokal ,, Nasional,
Nasional, Regional,
Regional, Internasional)
Internasional)
24
2.2. PENDEKATAN PERENCANAAN
DAFTAR ISI
Pendekatan perencanaan diperlukan untuk menyamakan persepsi dari A. Pendekatan Ekowisata (Ecotourism)
seluruh pelaku pembangunan mengenai perencanaan kepariwisataan
Berdasarkan Buku Ekowisata: Panduan Dasar Pelaksanaan, yang disusun
Kawasan PIAT Mangunan - Girirejo. Beberapa pendekatan yang
oleh UNESCO (2009), pengertian ekowisata harus dipahami melalui dua
digunakan bertujuan agar perencanaan kepariwisataan berkelanjutan,
sisi antara lain:
terintegrasi, tepat sasaran, kesisteman dan fokus pada pelibatan
masyarakat. Pendekatan yang digunakan antara lain: a) EKOWISATA DARI SEGI KONSEP
Ekowisata merupakan pariwisata bertanggung jawab yang dilakukan
1. Pendekatan Ekowisata (Ecotourism) pada tempat-tempat alami, serta memberi kontribusi terhadap
2. Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community-Based kelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Tourism Development) setempat (TIES – The International Ecotourism Society dengan sedikit
modifikasi). Ekowisata memiliki banyak definisi yang seluruhnya
3. Pro Poor, Pro Job, Pro Growth, Pro Environment berprinsip pada pariwisata yang kegiatannya mengacu pada lima
elemen penting yaitu:
4. Kesesuaian Permintaan dan Penawaran
1) Memberikan pengalaman dan pendidikan kepada wisatawan
5. Keterpaduan Pembangunan Kepariwisataan Lintas Sektor, Lintas yang dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap
Daerah, dan Lintas Pelaku daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. Pendidikan diberikan
melalui pemahaman akan pentingnya pelestarian lingkungan,
sedangkan pengalaman diberikan melalui kegiatan-kegiatan
Berikut penjelasan singkat pendekatan-pendekatan perencanaan yang
wisata yang kreatif disertai dengan pelayanan yang prima.
digunakan.
2) Memperkecil dampak negatif yang bisa merusak karakteristik
lingkungan dan kebudayaan pada daerah yang dikunjungi.
3) Mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan dan
pelaksanaannya.
25
2.2. PENDEKATAN PERENCANAAN
DAFTAR ISI
4) Memberikan keuntungan ekonomi terutama kepada Namun sebaiknya para penyedia jasa pariwisata, daerah tujuan wisata
masyarakat lokal, untuk itu, kegiatan ekowisata harus bersifat maupun pemerintah setempat yang ingin berorientasi pada ekowisata
profit (menguntungkan). harus memiliki kebijakan dan program tersendiri terkait pelestarian
lingkungan, budaya setempat dan manfaat kepada masyarakat lokal.
5) Dapat terus bertahan dan berkelanjutan. Karena pada banyak tempat, produk-produk wisata yang dijual
Dalam ekowisata, prinsip tanggung jawab dan menghormati alam kebanyakan menyematkan kata ”eko” atau ”kembali ke alam” hanya
dan budaya setempat menjadi sangat penting. Wisatawan harus sebagai label untuk menarik konsumen, namun tidak disertai dengan
menyesuaikan diri dengan budaya dan situasi setempat, bukan semangat melestarikan atau melibatkan masyarakat setempat dalam
sebaliknya. Wisatawan juga harus menyadari pentingnya produk wisata tersebut.
pelestarian lingkungan dan menghormati budaya dari kawasan Produk Ekowisata dalam pasar wisata secara umum dapat dilihat pada
yang dikunjunginya. bagan berikut ini:

b) EKOWISATA DARI SEGI PASAR


Kata ekowisata selalu mengacu pada bentuk kegiatan wisata yang
mendukung pelestarian. Ekowisata semakin berkembang tidak
hanya sebagai konsep tapi juga sebagai produk wisata (misalnya:
paket wisata). Akhir-akhir ini, paket wisata dengan konsep ”eko”
atau ”hijau” menjadi trend di pasar wisata. Konsep ”kembali ke
alam” cenderung dipilih oleh sebagian besar konsumen yang mulai
peduli akan langkah pelestarian dan keinginan untuk berpartipasi
pada daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. Akomodasi, atraksi
Gambar. Produk Ekowisata dalam Pasar Wisata
wisata maupun produk wisata lainya yang menawarkan konsep
kembali ke alam semakin diminati oleh pasar. 26
2.2. PENDEKATAN PERENCANAAN
DAFTAR ISI
PERGESERAN MOTIVASI BERWISATA

Mass Tourism Alternative Tourism

• Sea - Sand - Sun • Back to Nature


• Destinasi Populer (RICH IN • Going Ethnic society
DESTINATION) • Experience oriented Holiday (RICH IN
• Pleasure EXPERIENCE)
• Escape (lari dari rutinitas) • Motivasi Pengkayaan Wawasan dan
• Masyarakat dan budaya sebagai tontotan Pengembangan Diri
• Pengembangan Skala Besar (large scale • Spirit Konservasi
dev’) • Local Community empowerment
• Pengembangan Skala Kecil (small scale
dev’)

27
2.2. PENDEKATAN PERENCANAAN
DAFTAR ISI
Lima Prinsip Dasar Pengembangan Ekowisata di Indonesia: b) Pendidikan
a) Pelestarian Kegiatan pariwisata yang dilakukan sebaiknya memberikan unsur
Prinsip kelestarian pada ekowisata adalah kegiatan ekowisata yang pendidikan. Ini bisa dilakukan dengan beberapa cara antara lain
dilakukan tidak menimbulkan kerusakan dan pencemaran dengan memberikan informasi menarik seperti nama dan manfaat
lingkungan dan budaya setempat. Salah satu cara menerapkan tumbuhan dan hewan yang ada di sekitar daerah wisata, dedaunan
prinsip ini adalah dengan cara menggunakan sumber daya lokal yang dipergunakan untuk obat atau dalam kehidupan sehari-hari,
yang hemat energi dan dikelola oleh masyarakat sekitar. Tak hanya atau kepercayaan dan adat istiadat masyarakat lokal. Kegiatan
masyarakat, tapi wisatawan juga harus menghormati dan turut pendidikan bagi wisatawan ini akan mendorong upaya pelestarian
serta dalam pelestarian alam dan budaya pada daerah yang alam maupun budaya. Kegiatan ini dapat didukung oleh alat bantu
dikunjunginya. Lebih baik lagi apabila pendapatan dari ekowisata seperti brosur, leaflet, buklet atau papan informasi.
dapat digunakan untuk kegiatan pelestarian di tingkat lokal. c) Pariwisata
Misalnya dengan cara sekian persen dari keuntungan Pariwisata adalah aktivitas yang mengandung unsur kesenangan
dikontribusikan untuk membeli tempat sampah dan membayar dengan berbagai motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu
orang yang akan mengelola sampah. lokasi. Ekowisata juga harus mengandung unsur ini.
Oleh karena itu, produk dan, jasa pariwisata yang ada di daerah
kita juga harus memberikan unsur kesenangan agar layak jual dan
diterima oleh pasar.

28
2.2. PENDEKATAN PERENCANAAN
DAFTAR ISI
d) Ekonomi e) Partisipasi Masyarakat Setempat
Ekowisata juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat Partisipasi masyarakat akan timbul, ketika alam/budaya itu
terlebih lagi apabila perjalanan wisata yang dilakukan memberikan manfaat langsung/tidak langsung bagi masyarakat.
menggunakan sumber daya lokal seperti transportasi, akomodasi Agar bisa memberikan manfaat maka alam/ budaya itu harus
dan jasa pemandu. Ekowisata yang dijalankan harus memberikan dikelola dan dijaga. Begitulah hubungan timbal balik antara
pendapatan dan keuntungan (profit) sehingga dapat terus atraksi wisata-pengelolaan manfaat yang diperoleh dari ekowisata
berkelanjutan. Untuk dapat mewujudkan hal itu, yang penting dan partisipasi.
untuk dilakukan adalah memberikan pelayanan dan produk Partisipasi masyarakat penting bagi suksesnya ekowisata di suatu
wisata terbaik dan berkualitas. Untuk dapat memberikan daerah tujuan wisata. Hal ini bisa dimulai dari diri kita sendiri.
pelayanan dan produk wisata yang berkualitas, akan lebih baik Jangan terlalu berharap pemerintah akan melakukan semua hal
apabila pendapatan dari pariwisata tidak hanya digunakan untuk karena kita juga memiliki peranan yang sama dalam melakukan
kegiatan pelestarian di tingkat lokal tetapi juga membantu pembangunan di daerah kita. Partisipasi dalam kegiatan
pengembangan pengetahuan masyarakat setempat, misalnya pariwisata akan memberikan manfaat langsung bagi kita, baik
dengan pengembangan kemampuan melalui pelatihan demi untuk pelestarian alam dan ekonomi. Bila kita yang menjaga alam
meningkatkan jenis usaha/atraksi yang disajikan di tingkat desa. tetap lestari dan bersih, maka kita sendiri yang akan menikmati
kelestarian alam tersebut, bila kita berperan dalam kegiatan
pariwisata, maka kita juga yang akan mendapatkan manfaatnya
secara ekonomi.

29
2.2. PENDEKATAN PERENCANAAN
DAFTAR ISI
B. Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community-Based Tourism Development)
Prinsip-prinsip dalam upaya memberdayakan masyarakat,
diantaranya:
1. Enabling: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang.
2. Empowering: memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh
masyarakat.
3. Protecting: mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang,
serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.

Manfaat yang diharapkan dari adanya pemberdayaan masyarakat


antara lain:
4. Peningkatan kesejahteraan jangka waktu panjang yang
berkelanjutan;
5. Peningkatan penghasilan dan perbaikan penghidupan kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah;
3. Peningkatan penggunaan sumberdaya daerah yang tersedia Gambar. Aspek Keterlibatan Masyarakat dalam Konsep
secara efektif dan efisien; Pemberdayaan
4. Program pengembangan dan pemberian pelayanan yang lebih
efektif, efisien, dan terfokus;
5. Proses pengembangan yang lebih demokratis.

30
2.2. PENDEKATAN PERENCANAAN
DAFTAR ISI
C. Pro Poor, Pro Job, Pro Growth, Pro Environment Dalam konteks pengentasan kemiskinan melalui pariwisata terdapat
Agenda pengentasan kemiskinan (poverty alleviation) atau beberapa prinsip penting yang mutlak diperlukan penerapannya.
pembangunan yang berpihak pada masyarakat miskin (pro poor
development) telah menjadi salah satu aspek penting dari Millennium
Development Goals (MDG’s) dan menjadi bagian dari agenda prioritas
pembangunan baik di tingkat global, maupun nasional.
Jamieson, Goodwin, dan Edmunds (2004) mengemukakan bahwa
pariwisata dikatakan berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor)
apabila dapat memberikan:
1. Peningkatan pendapatan ekonomi bagi masyarakat miskin melalui
pekerjaan penuh atau paruh waktu, pembangunan Small Medium
Enterprises (SME) atau memberikan peluang melalui bisnis di
bidang industri pariwisata.
2. Keuntungan lain seperti halnya akses terhadap kebutuhan jaringan
air bersih, peningkatan infrastruktur berupa jaringan jalan yang
akan memberikan keterbukaan terhadap pasar, peningkatan fasilitas
kesehatan, peningkatan fasilitas pendidikan, dan sebagainya.
3. Kapasitas dan peluang dalam pengambilan keputusan yang
ditujukan bagi masyarakat miskin untuk meningkatkan kualitas
kehidupan yaitu melalui peningkatan akses terhadap wisatawan dan
kegiatan pariwisata.
Gambar. Poverty Alleviation through Tourism
31
2.2. PENDEKATAN PERENCANAAN
DAFTAR ISI
D. Kesesuaian Permintaan dan Penawaran d. Sistem promosi dan pemasaran yang telah dilakukan,
direncanakan dan efektifitasnya terhadap tingkat kunjungan dan
Pendekatan Demand and Supply dilakukan melalui pasar wisatawan
motivasi wisatawan
(domestik dan mancanegara) yang akan menuntut barang/obyek yang
baik, yang disertai dengan pelayanan yang baik. Disamping obyek e. Jumlah, jenis, dan asal wisatawan (jumlah kunjungan), Length of
wisata yang menarik, obyek tersebut harus didukung oleh sarana dan Stay, pola/ besaran pengeluaran.
prasarana yang memuaskan wisatawan. Wisatawan akan menuntut
pelayanan transportasi yang baik, akomodasi yang baik, hiburan yang
segar, makanan – minuman yang menarik sesuai selera, dan pelayanan
lain – lainnya. Jika supply (obyek wisata) sudah ditingkatkan dan
dikemas dengan baik sesuai dengan tuntutan permintaan pasar
(wisatawan), maka dapat diperkirakan bahwa arus wisatawan akan
meningkat di masa depan.
Aspek-aspek yang akan dikaji dalam tinjauan terhadap komponen
penawaran (supply), akan mencakup:
a. Kualitas dan kuantitas (jenis dan jumlah) atraksi wisata yang
telah berkembang dan dikunjungi/ dimanfaatkan wisatawan
b. Kualitas dan kuantitas ameniti (akomodasi, restoran, informasi
dan fasilitas yang lain) menurut wisatawan
c. Kualitas dan kuantitas akses terhadap atraksi wisata (sistem
transportasi) menurut wisatawan
Gambar. Poverty Alleviation through Tourism
32
2.2. PENDEKATAN PERENCANAAN
DAFTAR ISI
E. Keterpaduan Pembangunan Kepariwisataan Lintas Sektor, Lintas Daerah, dan Lintas Pelaku
Pendekatan melalui pola-pola kemitraan perlu dikedepankan dalam 4. Pengembangan kebijakan di sektor pendidikan yang dapat
rangka pengembangan partisipasi antarpemangku kepentingan di mendukung meningkatkan kualitas SDM pariwisata Indonesia dan
bidang kepariwisataan. Selanjutnya, sejalan dengan misi pengembangan standar pelatihan dan pendidikan untuk
pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata, maka menopang industri pariwisata, sehingga mampu berkompetisi
perlu dirumuskan konsep dan pola kemitraan strategis lintas pelaku di dengan SDM asing.
sejumlah sektor dan daerah tertentu dalam rangka pemberdayaan
masyarakat.
Beberapa contoh bentuk hubungan keterkaitan antar sektor dalam
pengembangan pariwisata antara lain:
1. Pengembangan kebijakan di sektor perhubungan meliputi
pengembangan bandara, jaringan jalan, pelabuhan, moda
angkutan penerbangan, kapal, dan kereta api.
2. Pengembangan kebijakan di sektor keimigrasian, sebagai contoh:
kebijakan bebas visa, penghapusan fee untuk visa on arrival bagi
negara-negara tertentu.
3. Pengembangan kebijakan di sektor kehutanan,
pertanian/perkebunan, kelautan, dan kebudayaan melalui
dukungan alokasi ruang/area atau objek bagi pengembangan
kegiatan kepariwisataan beserta penyiapan berbagai aturan
pelaksanaan yang mendukung. Gambar. Keterpaduan Pembangunan Kepariwisataan
33
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
Tahapan kegiatan Penyusunan Master Plan Kawasan PIAT A. Persiapan
Mangunan - Girirejo meliputi persiapan, kompilasi/pengumpulan Tahap persiapan adalah tahap paling awal yang dilakukan dengan
data, analisis dan formulasi arah kebijakan, strategi, indikasi tujuan mempersiapkan langkah-langkah sebelum melaksanakan
program. pekerjaan secara keseluruhan. Lingkup kegiatan tahap persiapan
meliputi:
1) Koordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan dinas terkait
2) Perancangan Metodologi dan Rencana Kerja
Membuat Rencana Kerja, yang berguna untuk menentukan
arah, alat yang digunakan, optimalisasi kerja Tim Ahli dan
efisiensi terhadap waktu yang dibutuhkan selama tahap
studi.
FORMULASI
KEBIJAKAN,
3) Studi pustaka, review kebijakan dan peraturan terkait
PENGUMPULAN Sebagai landasan awal unutk menyusun Master Plan
PERSIAPAN ANALISIS STRATEGI,
DATA
INDIKASI Kawasan PIAT Mangunan - Girirejo dilakukan studi pustaka
PROGRAM
yang berkaitan dengan tema dan keadaan wilayah di Master
Plan Kawasan PIAT Mangunan – Girirejo . Selain itu
dilakukan review tentang perundangan terkait pada rencana
dan instrument lingkup nasional maupun lingkup Kawasan
Mangunan - Girirejo.
4) Penyusunan rencana dan instrumen pengumpulan data
Dalam hal ini menyusun kerangka kegiatan dan instrument
Gambar. Tahap Kegiatan Penyusunan Master Plan data yang diperlukan untuk kompilasi data maupun untuk
analisis data.
34
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
B. Pengumpulan Data c) Kuesioner, disebarkan kepada para wisatawan, maupun usaha
Tahapan pengumpulan data/survei dalam proses perencanaan ini perjalanan wisata/stakeholder lainnya, untuk mengidentifikasi
meliputi pengumpulan data, baik yang bersifat kualitatif maupun karakteristik demografi maupun perjalanan wisatawan, yang
kuantitatif terhadap aspek‐aspek yang berhubungan dengan meliputi: pola pengeluaran, demografi wisatawan, maksud
kepariwisataan dan wilayah. Data yang dikumpulkan meliputi : data kunjungan, kegiatan wisata yang dilakukan, sikap, serta tingkat
sekunder (instansional), primer (wawancara dan kuesioner), serta kepuasan terhadap masing‐masing komponen pariwisata yang
pengamatan langsung di lapangan sebagai dasar untuk memahami dibeli.
kondisi wilayah perencanaan, yaitu Kawasan PIAT Mangunan - Girirejo. d) Focus Group Discussion (FGD), dilakukan untuk memperoleh
Survei terhadap aspek‐aspek tersebut perlu dikelola dengan baik data dan informasi terkini terkait dengan potensi dan
sehingga proses yang dilakukan dapat efektif dan efisien. Pada tahapan permasalahan dan menjaring masukan-masukan dan pemikiran
ini sangat mungkin diperoleh gagasan ‐gagasan baru untuk yang strategis dari pihak-pihak yang terkait dalam bentuk
pembangunan kepariwisataan dari berbagai pihak yang dapat dianalisis diskusi, seperti Pemda Kaltara, Pemda Kabupaten/ Kota di
untuk dijadikan rekomendasi pada akhir studi. Pengumpulan data Kawasan PIAT Mangunan - Girirejo, sektor swasta (industri /
dibedakan menjadi data primer dan sekunder dengan rincian sebagai pelaku usaha pariwisata), dan perwakilan masyarakat.
berikut: 2) Pengumpulan Data Sekunder
1) Pengumpulan Data Primer Data Sekunder diperoleh melalui peraturan-peraturan, buku ilmiah,
a) Observasi Lapangan (Survei), yaitu survei yang dilakukan laporan penelitian, tesis, desertasi, dan data-data di instansi terkait,
secara langsung ke lapangan untuk melihat kondisi aktual baik seperti BAPPEDA, Dinas Kepariwisataan, Dinas Kebudayaan, Dinas
fisik maupun non fisik, menggali potensi dan permasalahan Kehutanan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, BPS, dan
yang ada melalui data primer di wilayah sasaran pekerjaan. instansi terkait lainnya. Data-data sekunder yang diperlukan antara
b) Wawancara, dilakukan untuk mencari data primer yang berasal lain:
dari narasumber, sekaligus pendapat dan penilaian a) Dokumen-dokumen perencanaan wilayah yang terkait, seperti
narasumber tentang segala sesuatu yang berhubungan RPJP, RPKM, RTRW, RIPPDA
dengan topik kegiatan. Alat penelitian yang digunakan adalah b) Penelitian wilayah yang terkait
pedoman wawancara.
c) Data terkait lainnya
35
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
C. Analisis 3) Menghitung kapasitas pengembangan meliputi : perhitungan
Tujuan dari tahap analisis adalah menemukenali secara tepat potensi kemampuan modal, lingkungan, kegiatan usaha, sumber daya alam,
dan masalah, untuk kemudian mengantisipasi peluang dan tantangan sumber daya buatan dan masyarakat yang dapat dikembangkan
yang akan muncul secara multidisiplin, yang akan memberikan dukungan sehingga dapat memberikan gambaran kemampuan
bagi perumusan arahan pengembangan Kepariwisataan di Kawasan pengembangan wilayah perencanaan;
PIAT Mangunan - Girirejo. 4) Memperkirakan kebutuhan masa yang akan datang meliputi
Untuk itu analisi dilakukan sekurang-kurangnya untuk: perkirakan kebutuhan ketersediaan sarana dan prasarana pariwisata
dan kegiatan usaha yang akan datang akibat dari kunjungan
1) Menilai keadaan masa kini, meliputi penilaian keadaan
wisatawan yang diproyeksikan akan datang;
perkembangan pasar (kunjungan wisatawan mancanegara dan
nusantara), perkembangan sediaan produk wisata (obyek wisata, 5) Memperkirakan arah perkembangan masa yang akan datang
akomodasi, biro perjalanan/agen perjalanan, hotel /restoran), meliputi perkiraan kemungkinan-kemungkinan perkembangan fisik,
karakteristik wilayah dan keterkaitan antara wilayah perencanaan sosial dan ekonomi, arah perkembangan jenis wisata yang akan
dengan wilayah yang lebih luas, keadaan masyarakat, kegiatan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan wilayah
usaha, lingkungan dan modal pada masa kini, sehingga dapat perencanaan sehingga dapat membuka peluang-peluang.
memberikan gambaran potensi, dan permasalahan
pembangunan wilayah dan kepariwisataan di wilayah perencanaan. Aspek-aspek yang dianalisis:
2) Menilai kecenderungan perkembangan meliputi penilaian 6) Analisis Kewilayahan
perkembangan : kunjungan wisatawan (mancanegara dan
7) Analisis Sisi Sediaan
nusantara), perkembangan sediaan produk wisata, kegiatan usaha,
sumber daya alam, investasi, lingkungan pada masa lalu sampai 8) Analisis Daya Saing Wisata
masa kini, sehingga dapat memberikan gambaran kemungkinan 9) Analisis Peramalan Jumlah Wisatawan
keadaan wilayah perencanaan pada masa yang akan datang; 10) Analisis Kelayakan Investasi
11) Analisis Titik Impas (Break Even Point)

36
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
1) Analisis Kewilayahan  Disamping itu didalam analisis sediaan juga telah dilakukan
Analisis ini terkait dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) serta perhitungan terhadap kebutuhan fasilitas dan infrastruktur, proyeksi
rencana sektoral lainnya seperti perhubungan dan infrastruktur, termasuk akomodasi dan kebutuhan lahan, kebutuhan moda transportasi dan
didalamnya mengenai kependudukan, daya dukung lingkungan, ekonomi lainnya
wilayah, daya dukung lingkungan, geografi, kesempatan. Analisis ini 3) Analisis Daya Saing Wisata
terutama untuk mengetahui potensi wilayah untuk mendukung
pengembangan pariwisata seperti kesempatan kerja, potensi sumber daya  Dari analisis setiap faktor dari Porter Diamond Model akan didapatkan
manusia, adat istiadat, daya dukung alam, kesesuaian lahan, kemampuan kesimpulan apakah Kawasan PIAT Mangunan – Girrejo mempunyai
sektor-sektor dan dukungan sektor terhadap pengembangan sektor daya saing yang bagus untuk menarik wisatawan dan mempunyai
pariwisata. keunggulan kompetitif dibandingkan dengan daerah tujuan wisata
lainnya, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
2) Analisis Sisi Sediaan  Jika Kawasan PIAT Mangunan – Girrejo terbukti mempunyai daya
Meliputi kajian tehadap aspek: saing yang tinggi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
 Potensi daya tarik wisata (yang berbasis pada alam, serta buatan perencanaan bisnis terpadu yang dapat menarik wisatawan ke
manusia, dan budaya); Kawasan PIAT Mangunan – Girrejo.
 Sarana kepariwisataan (akomodasi, restoran, biro /agen perjalanan, STRUKTUR Menggunakan Porter
angkutan wisata , sarana MICE); ORGANISASI Diamond Model
PELUANG DAN
 Transportasi (darat, laut dan udara) yang memberikan gambaran PERSAINGAN
aksesibiltasi ke, di dalam dan dari wilayah perencanaan;
 Paket-paket perjalanan wisata
KONDISI
 Prasarana penunjang lainnya seperti ketersediaan air bersih, listrik, FAKTOR
PIAT MAGIR PERMINTAAN
PRODUKSI
rumah sakit, kantor pos, sarana telekomunikasi, bank / money PASAR/SDM
changer, dan lain-lain
 Disamping itu didalam analisis sediaan juga telah dilakukan INDUSTRI
perhitungan terhadap kebutuhan fasilitas dan infrastruktur, proyeksi PENDUKUNG PEMERINTAH
akomodasi dan kebutuhan lahan, kebutuhan moda transportasi dan DAN
TERKAIT
lainnya.
Gambar. Analisis Daya Saing Wisata 37
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
4) Analisis Peramalan Jumlah Wisatawan
a) Data Pemerintah Provinsi DIY total kunjungan wisatawan di hotel berintang ke provinsi DIY untuk tahun 2018 adalah:
 Jumlah Wisnus 368.198 orang
 Jumlah Wisman 3.706.378 orang

MELAKUKAN
MELAKUKAN
PERAMALAN
PERAMALANDENGAN
DENGAN
METODE
METODEKUALITATIF
KUALITATIF
MENENTUKAN
MENENTUKAN
JUMLAH
JUMLAHTARGET
TARGET
DATA
DATAHISTORIS
HISTORISDAN
DAN PASAR DENGAN
PENDAPAT PASAR DENGAN
PENDAPATPARA
PARA GABUNGAN
GABUNGAN
PAKAR
PAKAR METODE
METODE
KUANTITATIF
KUANTITATIFDAN
DAN
MELAKUKAN
MELAKUKAN KUALITATIF
KUALITATIF
PERAMALAN
PERAMALANDENGAN
DENGAN
METODE KUANTITATIF
METODE KUANTITATIF

Gambar 1.16. Analisis Peramalan Jumlah Wisatawan


38
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
Metode dalam kegiatan prediksi jumlah wisatawan untuk setiap segmen pasar dapat dilakukan dengan cara:
a) Metode Peramalan Kualitatif
b) Metode Peramalan Kuantitatif

METODE
METODEPERAMALAN
PERAMALANKUALITATIF
KUALITATIF METODE
METODEPERAMALAN
PERAMALANKUANTITATIF
KUANTITATIF
Metode kualitatif sering digunakan dalam praktik Karateristik penting dari peramalan kuantitatif adalah
peramalan data, khususnya jika data historis tidak ada adanya data historis yang berupa angka, seperti data
atau tidak memadai, serta perubahan lingkungan kunjungan wisatawan, rata-rata pengeluaran wisatawan,
organisasi terjadi sangat cepat sehingga data angka lama berkunjung, dsb. Dengan demikian, data yang
historis tidak relevan lagi dalam pengambilan keputusan digunakan untuk peramalan adalah data masa lalu, dan
peramalan. secara praktis mengabaikan faktor-faktor lain non angka
yang mungkin berpengaruh pada peramalan

1) Expert Opinion (Pendapat Para Pakar) 1) Data Runtut Waktu (Time Series)
2) Metode Delphi 2) Memperkirakan Trend dengan Metode Moving
3) Survei Pasar (Market Survey) Average
3) Memperkirakan Trend dengan Metode Persamaan
Trend Linier
4) Menghitung Indeks Musiman

39
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
a) Metode Peramalan Kualitatif b) Metode Peramalan Kuantitatif
Karakteristik penting dari peramalan kuantitatif adalah
Tabel. Contoh Hasil Antara Penggunaan Metode Delphi adanya data historis yang berupa angka, seperti data
kunjungan wisatawan (sekian orang), rata-rata pengeluaran
PERTANYAAN PANELIS 1 PANELIS 2 PANELIS 3 PANELIS 4
wisatawan (sekian rupiah per hari), lama berkunjung (sekian
hari), dan sebagainya. Dengan demikian, data yang
Perkiraan digunakan untuk peramalan adalah data masa lalu, dan
+ 10% + 15%
pertumbuhan
sampai + sampai +
0% sampai + 1% sampai secara praktis mengabaikan faktor-faktor lain non angka
Jumlah Wisatawan +10% + 20%
dua tahun ke depan
20% 20% yang mungkin berpengaruh pada peramalan; seperti
peramalan kunjungan wisatawan, maka data pendapat para
Wisata ahli tentang keadaan ekonomi dunia, atau perubahan sosial
Segmen wisata Wisata alam Wisata alam
yang seharusnya Wisata Wisata alam
buatan
Wisata dan politik yang ada, semuanya tidak digunakan dalam
Wisata
dikembangkan budaya
budaya
budaya peramalan jika data tidak dapat dikuantifikasi.
Metode dalam peramalan kuantitatif meliputi:
Pengaruh
berlakunya 1) Data Runtut Waktu (Time Series)
Masyarakat
Tidak Sangat
Tidak dapat
Sangat 2) Memperkirakan Trend dengan Metode Moving Average
Ekonomi ASEAN diprediksi
berpengaruh berpengaruh berpengaruh 3) Memperkirakan Trend dengan Metode Persamaan Trend
terhadap pariwisata dengan tepat
di Kawasan PIAT Linier
Mangunan -Girirejo
4) Menghitung Indeks Musiman

40
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
1) Data Runtut Waktu (Time Series) b) Siklus
Data kuantitatif yang digunakan untuk kegiatan peramalan dapat dibagi menjadi Siklus adalah pola naik dan pola turun dari sebuah data time series dalam
dua macam, yakni data cross-section dan data time-series. Jika data cross- periode lebih dari satu tahun; dalam dunia usaha yang berpengaruh pada dunia
section adalah data yang ada dalam suatu waktu tertentu, maka data time wisata, ada siklus kemakmuran, resesi, pemulihan, dan lainnya.
series (runtut waktu) adalah data dalam jangka waktu tertentu. c) Variasi Musiman
Variasi musiman adalah pola perubahan time series dalam satu tahun, yang
cenderung berulang di setiap tahunnya. Sebagai contoh, data kunjungan
wisatawan cenderung naik saat musim liburan, namun akan turun saat tidak ada
liburan pada kalender nasional atau liburan karena keadaan khusus (liburan
sekolah atau yang lain).
d) Iregular
Iregular adalah variasi dari data time series yang disebabkan faktor-faktor yang
tidak dapat diprediksi, seperti bencana alam, banjir, dan sebagainya; faktor
tersebut dalam praktek tidak begitu berpengaruh pada kegiatan peramalan.
Gambar 1.18. Contoh Komponen Time Series

Gambar. Contoh Data Time Series Kunjungan Wisatawan ke Bali Tahun 2008-2016
Komponen Time Series
Untuk memprediksi data time series, harus diperhatikan bahwa sebuah data time
series tidak berupa data tunggal, namun terdiri dari empat komponen utama:
a) Trend
Trend adalah komponen time series dengan ciri prediksi untuk jangka waku
panjang, seperti trend kunjungan wisatawan dalam dua puluh tahun terakhir.

41
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
2) Memperkirakan Trend dengan Metode Moving Average
Jika sebuah data time series mempunyai variasi yang cukup
banyak, dalam artian pola data menaik dan data menurun
terjadi cukup sering, maka untuk mendapatkan sebuah trend
yang smooth (mulus, dalam artian membentuk garis lurus),
dapat digunakan metode Moving Average.
Proses umum dari peramalan dengan metode Moving
Average:
a) Tampilkan data dan cermati pola data yang akan
diprediksi.
b) Tentukan besar MA (Moving Average), apakah 3MA,
5MA, dan lainnya. Dikatakan 3 MA berarti ada tiga data
pertama (data ke 1,2, dan 3) yang akan dirata-rata;
kemudian tiga data berurutan berikutnya (data ke 2,3,
dan 4), tiga data berurutan berikutnya lagi (data ke 3,4,
Gambar. Contoh Data Kunjungan Wisatawan ke Bali Tahun 2008-2016 dan MA 12
dan 5); demikian seterusnya sampai semua data
terhitung rata-rata per tiga satuan data.
Dilakukan MA 12 (Moving Average dengan panjang MA adalah
c) Data awal dan data hasil Moving Average kemudian
12) karena data kunjungan wisatawan dalam bulanan
ditampilkan dalam satu grafik untuk melihat bagaimana
proses MA telah membuat data lebih smooth. Dari grafik
akan dapat diamati bagaimana pola trend data selama
ini.
42
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
3) Memperkirakan Trend dengan Metode Persamaan Trend
Linier
Proses Trend Linier pada dasarnya sama dengan
pembuatan persamaan regresi, hanya sekarang variabel
independen adalah nomor urut yang secara sengaja
dimasukkan, dimulai dari 1,2,3, dan seterusnya sejumlah
data yang ada.
Proses:
a) Tampilkan data time series dengan dua kolom; kolom
pertama adalah nomor urut data, sedangkan kolom
kedua adalah data time series yang ada.
b) Lakukan proses regresi dengan metode least square
sehingga didapatkan persamaan:
Y=a+bX
Gambar. Contoh Data Kunjungan Wisatawan ke Bali Tahun 2008-2016 dan Garis
Dengan: Trend
Y = data time series
X = data nomor urut
a,b adalah angka (koefisien)
c) Peramalan dilakukan dengan menghitung Y (angka
peramalan yang dicari) menggunakan input data X (kode
nomor urut).
43
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
4) Menghitung Indeks Musiman Menentukan Jumlah Target Pasar dengan Gabungan Metode Kuantitatif dan
Pada umumnya, indeks musiman akan dibagi menjadi indeks musiman bulanan, Kualitatif
indeks musiman triwulan, indeks musiman kuartalan, atau indeks musiman 1) Melakukan Peramalan Dengan Menggunakan Metode Kualitatif, seperti
semesteran. mengadakan FGD dengan mengundang sejumlah pakar, atau melakukan
Proses menghitung dan menampilkan Moving Average (MA), Trend Linier, serta metode Delphi dengan mengikut-sertakan 3-4 panelis. Inti dari pertanyaan yang
Indeks Musiman dapat dilakukan secara mudah menggunakan software seperti akan diajukan dalam pertemuan tersebut dapat berkisar pada data-data utama,
Excel (Add-Ins), Minitab, SPSS, dan lainnya. seperti:
a) Perkiraan kunjungan wisatawan ke obyek wisata alam diperkirakan akan naik x
Gambar. Contoh Indeks Musiman Kunjungan Wisatawan ke Bali tahun 2008-2016 % atau konstan atau turun y % dari tahun sebelumnya. Perkiraan sebaiknya
disertai dengan alasan-alasan yang jelas dan dapat mengemukakan data-data
pendukung yang relevan.
b) Perkiraan lama menginap wisatawan saat ada di obyek wisata alam
diperkirakan akan naik x % atau konstan atau turun y % dari tahun
sebelumnya. Perkiraan sebaiknya disertai dengan alasan-alasan yang jelas dan
dukungan data.
2) Melakukan Peramalan Dengan Menggunakan Metode Kuantitatif, seperti
penggunaan trend atau moving average. Tentu dalam hal ini telah tersedia data
yang relevan. Misal telah tersedia data jumlah kunjungan wisatawan ke obyek
wisata alam; maka dapat dilakukan analisis dengan menggunakan metode
Moving Average atau Trend atau yang lain.
3) Hasil Peramalan Kedua Metode Dapat Diringkas Dalam Satu Tabel Dan
Kemudian Didiskusikan Oleh Pimpinan untuk diambil sebuah keputusan final
tentang peramalan sebuah kegiatan wisata.

44
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
5) Analisis Kelayakan Investasi Diterima atau ditolaknya investasi tersebut di tentukan
Aspek Penilaian Studi Kelayakan Bisnis oleh metode-metode sbb:
a) Payback Periode
- Aspek Hukum
- Aspek Pasar dan Pemasaran b) Net Present Value
- Aspek Keuangan
- Aspek teknis/operasi HASIL c) Profitability Index
- Aspek manajemen dan STUDI d) IRR (Internal Rate of Return)
organisasi
- Aspek sosial dan ekonomi
- Aspek lingkungan
e) Payback Periode
Tahapan Dalam Studi Kelayakan Bisnis Pay Back Period adalah periode yang diperlukan
untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi
Pengumpulan Data yang menggunakan aliran cash netto/proceed.
Rumus yang digunakan:
Pengolahan Data
Payback Periode = Outlay x 1 tahun
Analisis Data/Kelayakan Inv. Tidak Proceed
Layak Dimana:
Pengambilan Keputusan Dibatalkan
Outlay = Jumlah uang yang dikeluarkan atau investasi
Rekomendasi Proceed = Jumlah uang yang diterima

Pelaksanaan Usaha
45
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
b) Net Present Value d) IRR (Internal Rate of Return)
Net Present Value adalah selisih Present Value dari keseluruhan Merupakan tingkat pengembalian internal yaitu kemampuan suatu
Proceed dengan Present value dari keseluruhan investasi proyek menghasilkan return (satuannya %)
Rumus yang dapat digunakan adalah IRR ini merupakan tingkat discount rate yang membuat NPV proyek
n =0
NPV = CFˉ¹ Indikator IRR :
i (1 + i) ⁿ  Jika IRR > tk, discount rate yg berlaku maka proyek layak (go)
utk dilaksanakan
 Jika IRR < tk, discount rate yg berlaku, maka proyek tdk layak
Dimana:
(not go) utk dilaksanakan
CF = Cashflow = Proceed = jumlah uang yg diterima
i = Tingkat bunga
n = Periode waktu
I = Nilai Investasi
c) Profitability Index
Merupakan metode perhitungan kelayakan bisnis yang
membagi antara PV Proceeds dengan PV Outlays.
Asumsi:
 Bila hasilnya > 1 maka Investasi diterima
 Bila hasilnya < 1 maka Investasi ditolak
Rumus yang digunakan adalah:
PI = PV Proceeds
PV Outlays
46
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
6) Analisis Titik Impas (Break Even Point) Tujuan Mencari Titik Impas:
a) Selain menghitung kelayakan investasi dalam jangka panjang, a) Mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan = biaya
sebuah rencana bisnis juga harus memperhitungkan b) Menunjukkan suatu sasaran volume penjualan menimal yang harus
tercapainya keuntungan dan perhitungan pengembalian diraih oleh perusahaan
investasi dalam jangka pendek saat bisnis sudah berjalan.
c) Mengawasi kebijakan penentuan harga
b) Alat untuk menghitung tersebut dinamakan dengan BEP
d) Memungkinkan perusahaan mengetahui apakah mereka beroperasi
c) Definisi BEP: dekat / jauh dari titik impas
Analisa titik impas adalah suatu metode untuk mengetahui e) Dengan mengetahui BEP, Investor memahami jumlah target
kondisi dimana suatu usaha mampu menyeimbangkan total produksi dan/atau penjualan dengan akurat
biaya dan total pendapatan sehingga investor memahami
f) Dengan mengetahui BEP, Investor mampu melakukan perbaikan
parameter yang dapat membuat usahanya menjadi beruntung
terhadap parameter yang akan membuat usahanya menjadi untung
d) Rumus BEP
Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan dua cara :
 Atas dasar Unit
 Atas dasar sales dlm rupiah
Rumus BEP :
BEP =__FC__
P -VC

P = harga jual perunit


V = Biaya var perunit
FC= Biaya tetap

Gambar. Grafik BEP


47
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI

Gambar. Kurva BEP Gambar. Variabel Cost Bertambah

Rumus BEP

Gambar. Fix Cost Bertambah


48
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
Metode analisis yang digunakan terdiri atas: b) Analisis Statistik Diskriptif Kuantitatif
1) Analisis Statistik Diskriptif Kualitatif dan Kuantitiatif Analisa Statistika deskriptik berkenaan dengan bagaimana data
a) Analisis Statistik Diskriptif Kualitatif dapat digambarkan dideskripsikan atau disimpulkan, baik secara
numerik (misalnya menghitung rata-rata dan deviasi standar) atau
Secara teoritis metode ini berusaha mencari fakta dengan
secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik), untuk mendapatkan
interpretasi yang tepat, mempelajari potensi-potensi
gambaran sekilas mengenai data tersebut, sehingga lebih mudah
pariwisata, khususnya wisata alam, bahari, dan buatan, serta
dibaca dan bermakna.
berbagai persepsi yang ada di masyarakat tersebut,
termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,
pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh dari suatu variabel terhadap
fenomena yang diamati.
Dalam metode ini tim peneliti akan dapat membandingkan
fenomena-fenomena tertentu antar daerah sampel sehingga
merupakan suatu studi komparatif. Dapat pula tim peneliti
mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-
fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu
norma tertentu sehingga sering disebut juga sebagai survei
normatif (normative survey). Secara umum tujuan dari
penggunaan metode ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
sedang diselidiki.

49
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
2) Analisis Benchmarking
Metode ini digunakan untuk memperoleh perbandingan
pengembangan kepariwisataan di destinasi lain yang memiliki
karakter fisik dan non-fisik serupa dengan Kawasan PIAT Mangunan
- Girirejo.
Berbagai definisi benchmarking antara lain:
a) Merupakan suatu proses untuk mengukur kinerja terhadap
perusahaan yang terbaik dalam kelasnya, kemudian
menggunakan analisis untuk memenuhi dan melebihi
perusahaan tersebut (Pryor dan Katz 1993 dalam Yasin 2002);
b) Pencarian praktek terbaik yang mengarah kepada kinerja yang
sangat baik apabila praktek-praktek tersebut diterapkan (Partovi
1994);
c) Proses identifikasi dan pembelajaran dari praktek terbaik
dimanapun di dunia (Allan 1997 dalam Elmuti dan Yunus 1997);
dan
d) Perbandingan sistematis terhadap proses dan kinerja untuk
menciptakan standar baru dan atau meningkatkan proses
(Steven et al.2003).

Gambar. Analisis Benchmarking

50
2.3. METODOLOGI
DAFTAR ISI
3) Analisis SWOT
Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana Tabel. Analisis SWOT
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Analisis SWOT
dalam hal ini diarahkan untuk dapat memberikan arahan/ gambaran
bagi penyusunan strategi pengembangan melalui SWOT Matriks.
a) External Factor Analysis Summary (EFAS): rangkuman
keseluruhan faktor eksternal yang mempengaruhi yang terdiri
dari opportunities dan threats, yang diberikan bobot skala
melalui EFE Matrix.
b) Internal Factor Analysis Summary (IFAS): rangkuman
keseluruhan faktor internal yang mempengaruhi yang terdiri dari
stregths dan weaknesses, setelah diberikan bobot skala melalui
IFE Matriks.
c) Strategic Factor Analysis Summary (SFAS): merupakan
rangkuman baik faktor eksternal maupun internal (EFAS dan
IFAS), kemudian dilakukan cross analysis untuk selanjutnya
diberikan pembobotan.

51
BAB 3
PROFIL AWAL WILAYAH PERENCANAAN
3.1.
A. LOKASI & LUAS AREA PIAT
PROFIL AREA PERENCANAAN
DAFTAR ISI MANGUNAN GIRIREJO

Desa Wisata
Giriloyo
PIAT Magir secara administratif
Imogiri
Makam Raja
Mataram Imogiri
terletak di Desa Girirejo, Kecamatan
Imogiri, dan Desa Mangunan serta
Wukirsari
Sriharjo, Kecamatan Dlingo,
Kabupaten Bantul.
Bumi Langit

Luas Total: ±151 ha


a. Mangunan 27,9%
KEC. IMOGIRI b. Girirejo 72,1 %
PIAT Magir
Girirejo ±151ha
Mangunan
KEC. DLINGO

Kebun Buah
Mangunan
Karangtengah Sriharjo

Batas Administrasi Desa


53
3.1. PROFIL AREA PERENCANAAN B. PETA PENGGUNAAN LAHAN
DAFTAR ISI
Sebagian besar kawasan PIAT Magir merupakan lahan perkebunan dan berada di
sekitar permukiman warga. Terdapat juga sebagian kecil persawahan dan ladang yang
dikelola oleh warga sekitar.
Akses Masuk
Kandang Ayam

Kantor Pengelola Radio Jogja Family

Makam Pangeran Pekik


Penampungan Air

54
3.2. POTENSI PIAT MANGIR
DAFTAR ISI

AREA HUTAN YANG Posisi strategis yang


berada DI TENGAH Lokasi yang SANGAT AKSESIBILITAS DAN
POTENSIAL dan cukup
DESTINASI-DESTINASI TERJANGKAU DARI KONEKTIVITAS YANG
besar dengan berbagai
WISATA YANG SUDAH PUSAT KOTA MEMADAI (jaringan
tanaman spesifik di
BERKEMBANG (al : YOGYAKARTA yang jalan dan pencapaian,
lahan perbukitan
Puncak Becici, Bumi menjadi tujuan wisata waktu tempuh 1 jam
Langit, Kebun Buah utama Provinsi DIY. dari kota Yogyakarta)
Mangunan, Makam
Raja Imogiri, Taman
Hobbit Mangunan).
55
3.2. POTENSI PIAT MANGIR – konstelasi terhadap destinasi wisata sekitar yang sudah berkembang
DAFTAR ISI
Akses dari
Pathuk,
Gunung
Kidul

Akses
dari
Imogiri,
Bantul

PIAT Magir
±151ha

Akses ke
Gunung
Kidul (via
Dlingo)

56
3.3. PERMASALAHAN

Potensi besar, namun PEMANFAATAN ASSET INFRASTUKTUR / JARINGAN KERJA


masih BELUM OPTIMAL MASIH SANGAT SARANA PRASARANA PEMANFAATAN masih
DIKEMBANGKAN TERBATAS (pada aspek MASIH TERBATAS untuk terbatas (al : belum link
SEBAGAI ASET YANG budi daya lahan untuk sub mendukung dengan industri
PRODUKTIF dan sektor pertanian – pengembangan dan pariwisata) untuk
profitabel, sehingga perkebunan), dan belum pemanfaatan potensi yang pengembangan
berpotensi menjadi cost mampu menjadi lebih luas dan diversified pemanfaatan asset baik
center untuk UGM pendukung kegiatan untuk meningkatkan daya secara nasional maupun
pendidikan program studi produktif asset internasional.
terkait
57
BAB 4
JADWAL WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
4. JADWAL WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
DAFTAR ISI
Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan dibagi menjadi tiga tahap yaitu penyusunan laporan pendahuluan, penyusunan laporan antara dan
penyusunan laporan akhir. Di dalam tahap penyusunan laporan pendahuluan terdapat beberapa kegiatan diantaranya rapat koordinasi dengan
Kementrian Pariwisata, kompilasi data awal dan FGD.
BULAN
No KEGIATAN MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOV KETERANGAN
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN (0 – 60 Hari)  
1.1. Kick Off Meeting
1.2. Kompilasi data awal meliputi:                      
• Studi kepustakaan, mencakup didalamnya model
dan pendekatan, benchmarking, pola rancangan
dan desain pengembangan
• Kajian review referensi dan studi terkait
• Penyusunan rancangan pelaksanaan,
metodologi dan kerangka konsep analisis,                      
instrumen penelitian
 
  • Kompilasi data awal/data sekunder
 
1.3. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait
1.4. Penyusunan Laporan Pendahuluan meliputi:
• Pemahaman terhadap KAK
• Rencana Kerja dan metode pelaksanaan
• Deskripsi awal target/sasaran wilayah dan
pekerjaan
1.6. Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan
1.7. Penyerahan Laporan Pendahuluan 10 eksemplar

59
4. JADWAL WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
DAFTAR ISI
Tahap penyusunan laporan antara terdiri dari kegiatan survei lapangan, analisis dan FGD. Survei lapangan terdiri dari survei instansional dan survei
lapangan berupa dokumentasi, wawancara, kuisioner, observasi lapangan dan pengukuran koordinat. Analisis meliputi analisis data per aspek
perencanaan, analisis lingkungan strategis baik internal maupun eksternal.
BULAN

No KEGIATAN KETERANGAN

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2 TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN ANTARA (61 – 120 Hari)
Survei instansional (Dinas Pariwisata, Bappeda, PU,
2.1.
Dishub, BPS, dll)
Survei Lapangan : dokumentasi, interview, kuesioner,
2.2.
observasi lapangan , pengukuran koordinat
2.3. Analisis data per aspek perencanaan kepariwisataan
2.4. Analisis lingkungan strategis (internal dan eksternal)
2.5. Penyusunan Laporan Antara meliputi:
• Laporan progress dengan lampiran laporan pemetaan
yang mencakup: aspek destinasi, aspek pemasaran,
aspek Industri, aspek kelembagaan
• Konsep pra rancangan
2.6. Rapat Pembahasan Laporan Antara
2.7. Penyerahan Laporan Antara 10 Eksemplar

60
4. JADWAL WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
DAFTAR ISI
Tahap penyusunan laporan akhir terdiri dari penyusunan formulasi visi misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, indikasi program dan kegiatan,
rencana detil. Kemudian setelah itu dilakukan kegiatan FGD dan penyiapan dokumen final yang terdiri dari Buku Laporan Akhir, Executive Summary,
Buku Fakta dan Analisis, Buku Perencanaan, Buku Perancangan, Buku Peta Perencanaan, Softcopy Laporan.
BULAN
No KEGIATAN MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOV KETERANGAN

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
3 TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR (121 – 180 Hari)
3.1. Formulasi Visi-Misi, Tujuan dan Sasaran
3.2. Formulasi kebijakan, strategi, indikasi program dan
kegiatan
3.3. Formulasi Rencana Detil: Rencana Sub Kawasan,
Rencana Tapak Prioritas Spasial dan Non-Spasial
3.4. Rapat Pembahasan Laporan Akhir
3.5. Penyiapan Buku Fakta Dan Analisis
3.6. Penyiapan Buku Perencanaan
3.7. Penyiapan Buku Perancangan
3.8. Penyiapan Buku Peta Perencanaan
3.9. Penyerahan dokumen:
a. Laporan Akhir 10 eksemplar
b. Executive Summary 10 eksemplar
c. Buku Peta Perencanaan 10 eksemplar
d. Softcopy Laporan 20 flashdisk

61
BAB 5
KOMPOSISI TIM PELAKSANA PEKERJAAN
5.1. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
DAFTAR ISI
PEMBERI TUGAS
Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwasata Pihak-pihak terkait lainnya (Tim teknis, Dinas
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Pariwisata Provinsi Kaltara, Dinas Pariwisata Kab.
Kementrian Pariwisata Gunung Kidul dan Kab. Bantul, ASITA, PHRI,
Pokdarwis, dll)
Konsultasi Pelaporan
Pertanggungjawaban

PELAKSANA
PEKERJAAN TENAGA AHLI
Ahli Perencanaan Wilayah
(Tim Leader)

Ahli Lingkungan
Ahli Pariwisata Ahli Pertanian
(Kehutanan)

Ahli Arsitektur Ahli Prasana Wilayah Ahli Ekonomi Total Jumlah Tim pelaksana
adalah 17 orang, meliputi
10 orang Tenaga Ahli (10
Ahli Pemetaan Ahli Geologi Ahli Sosial Budaya keahlian) dan 7 Tenaga
Pendukung

TENAGA PENDUKUNG

Administrasi Surveyor Drafter Tenaga Administrasi

Gambar. Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan


63
5.1. KOMPOSISI PENUGASAN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG
DAFTAR ISI
A. PENUGASAN TENAGA AHLI
Penugasan masing-masing Tenaga Ahli kegiatan penyusunan “Master Plan Kawasan PIAT Mangunan - Girirejo” adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1. Komposisi Penugasan Tenaga Ahli

NO TENAGA PELAKSANA PERSYARATAN TUGAS JUMLAH

1. Ahli Perencanaan Wilayah Mempunyai sertifikat keahlian Perencanaan  Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keseluruhan proses dan 1 orang
sebagai Ketua Tim (Team Wilayah dengan jumlah Orang Bulan sebesar 4 kegiatan yang dilaksanakan dalam proyek, serta bertanggung jawab
Leader) OB. Ketua Tim disyaratkan berpendidikan Strata atas koordinasi kegiatan yang melibatkan seluruh sumber daya
2 (S2) Perencanaan Wilayah lulusan termasuk tenaga ahli dan tenaga pendukung.
universitas/perguruan tinggi negeri atau
 Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Pemberi Tugas dan Tim
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
Pembahas demi kelancaran dan kualitas hasil pekerjaan.
atau yang telah lulus ujian Negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah  Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses pelaksanaan
diakreditasi dan berpengalaman profesional kegiatan, baik kegiatan lapangan, analisis, maupun penyusunan materi
dalam melaksanakan pekerjaan minimal 6 dan penyusunan laporan kegiatan. Terutama dalam kaitannya dengan
(enam) tahun. Sebagai ketua tim, tugas berbagai aspek mengenai bidang pariwisata, meliputi aspek fisik
utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir maupun non fisik, baik ditinjau dalam skala mikro maupun makro.
seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
 Mengkoordinasikan keseluruhan kegiatan dan pengerahan sumber daya
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
yang dibutuhkan.
pekerjaan dinyatakan selesai.
 Mempresentasikan hasil laporan kegiatan saat Rapat Pembahasan
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

64
5.1. KOMPOSISI PENUGASAN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG
DAFTAR ISI
TENAGA
NO PERSYARATAN TUGAS JUMLAH
PELAKSANA
2. Ahli Pertanian Ahli Pertanian dengan jumlah Orang Bulan sebesar 4 OB,  Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses pelaksanaan 1 orang
disyaratkan seorang sarjana S2 Pertanian lulusan kegiatan, baik kegiatan lapangan, analisis, maupun penyusunan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi materi dan penyusunan laporan kegiatan. Terutama dalam
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian kaitannya dengan berbagai aspek mengenai bidang pertanian,
Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah meliputi aspek fisik maupun non fisik, baik ditinjau dalam skala
diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan mikro maupun makro.
pekerjaan minimal 2 (dua) tahun. Tugas utamanya adalah
 Mengkoordinasikan keseluruhan kegiatan dan pengerahan sumber
membantu ketua tim dalam melakukan analisis/ kajian
daya yang dibutuhkan.
aspek pertanian (potensi dan kondisi agro-ekologi), serta
arahan dan rencana pengembangan aspek pertanian  Mempresentasikan hasil laporan kegiatan saat Rapat Pembahasan
dalam konteks yang lebih produktif dan berkelanjutan pada sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
area perencanaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.

3. Ahli Ahli Kehutanan/Lingkungan dengan jumlah Orang Bulan  Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses pelaksanaan 1 orang
Kehutanan/Lingkungan sebesar 4 OB, disyaratkan seorang sarjana S1 kegiatan, baik kegiatan lapangan, analisis, maupun penyusunan
Kehutanan/ Lingkungan lulusan universitas/perguruan materi dan penyusunan laporan kegiatan. Terutama dalam
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah kaitannya dengan berbagai aspek mengenai bidang kehutanan
diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau (potensi dan kondisi agro-forestry), meliputi aspek fisik maupun non
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan fisik, baik ditinjau dalam skala mikro maupun makro.
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan minimal 2
 Mengkoordinasikan keseluruhan kegiatan dan pengerahan sumber
(dua) tahun. Tugas utamanya adalah membantu ketua tim
daya yang dibutuhkan.
dalam melakukan analisis/ kajian aspek kehutanan
(potensi dan kondisi agro-forestry), serta arahan dan  Mempresentasikan hasil laporan kegiatan saat Rapat Pembahasan
rencana pengembangan aspek kehutanan dan lingkungan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
dalam konteks yang lebih produktif dan berkelanjutan pada
area perencanaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.

65
5.1. KOMPOSISI PENUGASAN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG
DAFTAR ISI
TENAGA
NO PERSYARATAN TUGAS JUMLAH
PELAKSANA
4. Ahli Pariwisata Ahli Pariwisata dengan jumlah Orang Bulan sebesar 4 OB,  Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses pelaksanaan 1 orang
disyaratkan seorang sarjana S2 Pariwisata lulusan kegiatan, baik kegiatan lapangan, analisis, maupun penyusunan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi materi dan penyusunan laporan kegiatan. Terutama dalam
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian kaitannya dengan berbagai aspek mengenai bidang pariwisata,
Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah meliputi aspek fisik maupun non fisik, baik ditinjau dalam skala
diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan mikro maupun makro.
pekerjaan minimal 2 (dua) tahun. Tugas utamanya adalah
 Mengkoordinasikan keseluruhan kegiatan dan pengerahan sumber
membantu ketua tim dalam melakukan analisa
daya yang dibutuhkan.
kepariwisataan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.  Mempresentasikan hasil laporan kegiatan saat Rapat Pembahasan
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

5. Ahli Ekonomi Ahli Ekonomi dengan jumlah Orang Bulan sebesar 4OB,  Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses pelaksanaan 1 orang
disyaratkan seorang sarjana S1 Ekonomi/Manajemen kegiatan, baik kegiatan lapangan, analisis, maupun penyusunan
Bisnis lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau materi dan penyusunan laporan kegiatan. Terutama dalam
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang kaitannya dengan berbagai aspek mengenai bidang
telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri ekonomi/manajemen bisnis, baik ditinjau dalam skala mikro maupun
yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam makro.
melaksanakan pekerjaan minimal 2 (dua) tahun. Tugas
 Mengkoordinasikan keseluruhan kegiatan dan pengerahan sumber
utamanya adalah membantu ketua tim dalam
daya yang dibutuhkan.
melakukan rencana pengembangan bisnis/business plan
kawasan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.  Mempresentasikan hasil laporan kegiatan saat Rapat Pembahasan
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

66
5.1. KOMPOSISI PENUGASAN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG
DAFTAR ISI
TENAGA
NO PERSYARATAN TUGAS JUMLAH
PELAKSANA
6. Ahli Arsitektur Ahli Arsitektur dengan jumlah Orang Bulan sebesar 4 OB,  Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses pelaksanaan 1 orang
disyaratkan seorang sarjana S1 Arsitektur Jurusan Teknik kegiatan, baik kegiatan lapangan, analisis, maupun penyusunan
Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau materi dan penyusunan laporan kegiatan. Terutama dalam
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang kaitannya dengan berbagai aspek mengenai bidang teknik
telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri arsitektur, meliputi aspek fisik maupun non fisik, baik ditinjau
yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam dalam skala mikro maupun makro.
melaksanakan pekerjaan minimal 3 (tiga) tahun. Tugas
 Mengkoordinasikan keseluruhan kegiatan dan pengerahan
utamanya adalah membantu ketua tim dalam melakukan
sumber daya yang dibutuhkan.
perencanaan arahan pengendalian pemanfaatan kawasan
sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.  Mempresentasikan hasil laporan kegiatan saat Rapat
Pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

7. Ahli Prasarana Wilayah Ahli Prasarana Wilayah dengan jumlah Orang Bulan sebesar  Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses pelaksanaan 1 orang
4 OB, disyaratkan seorang sarjana S1 Prasarana Wilayah kegiatan, baik kegiatan lapangan, analisis, maupun penyusunan
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan materi dan penyusunan laporan kegiatan. Terutama dalam
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus kaitannya dengan berbagai aspek mengenai bidang prasarana
ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah wilayah, meliputi aspek fisik maupun non fisik, baik ditinjau dalam
diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan skala mikro maupun makro.
pekerjaan minimal 2 (dua) tahun. Tugas utamanya adalah
 Mengkoordinasikan keseluruhan kegiatan dan pengerahan
membantu ketua tim dalam melakukan analisa ekonomi
sumber daya yang dibutuhkan.
sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
 Mempresentasikan hasil laporan kegiatan saat Rapat
Pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

67
5.1. KOMPOSISI PENUGASAN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG
DAFTAR ISI
TENAGA
NO PERSYARATAN TUGAS JUMLAH
PELAKSANA
8. Ahli Pemetaan/Geografi Ahli Pemetaan/Geografi dengan jumlah Orang Bulan sebesar  Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses pelaksanaan 1 orang
4 OB, disyaratkan seorang sarjana S1 Teknik Geodesi atau kegiatan, baik kegiatan lapangan, analisis, maupun penyusunan
Geografi universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan materi dan penyusunan laporan kegiatan. Terutama dalam
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus kaitannya dengan berbagai aspek mengenai bidang Teknik
ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah Pemetaan/Geografi, meliputi aspek fisik kawasan, baik ditinjau
diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan dalam skala mikro maupun makro.
pekerjaan minimal 3 (tiga) tahun. Tugas utamanya adalah
 Mengkoordinasikan keseluruhan kegiatan dan pengerahan
membantu ketua tim dalam membuat pemetaan area yang
sumber daya yang dibutuhkan.
direncanakan, analisis/ kajian fisik lahan untuk aspek
pemanfaatan dan rekomendasi dan guideline pemanfaatan  Mempresentasikan hasil laporan kegiatan saat Rapat
lahan pada area perencanaan sampai dengan pekerjaan Pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
dinyatakan selesai.

9. Ahli Geologi Ahli Geologi dengan jumlah Orang Bulan sebesar 4 OB,  Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses pelaksanaan 1 orang
disyaratkan seorang sarjana S1 Teknik Geologi lulusan kegiatan, baik kegiatan lapangan, analisis, maupun penyusunan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi materi dan penyusunan laporan kegiatan. Terutama dalam
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian kaitannya dengan berbagai aspek mengenai bidang teknik
Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah geologi, meliputi aspek fisik kawasan, baik ditinjau dalam skala
diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan mikro maupun makro.
pekerjaan minimal 2 (dua) tahun. Tugas utamanya adalah
 Mengkoordinasikan keseluruhan kegiatan dan pengerahan
membantu ketua tim dalam membuat analisis/ kajian kondisi
sumber daya yang dibutuhkan.
fisik struktur lahan, arahan rencana pengembangan /
penguatan/ konsolidasi lahan dan guideline yang diperlukan  Mempresentasikan hasil laporan kegiatan saat Rapat
pada area perencanaan sampai dengan pekerjaan Pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
dinyatakan selesai.

68
5.1. KOMPOSISI PENUGASAN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG
DAFTAR ISI
TENAGA
NO PERSYARATAN TUGAS JUMLAH
PELAKSANA
10. Ahli Sosial Ahli Kelembagaan dengan jumlah Orang Bulan sebesar 4 OB,  Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses pelaksanaan 1 orang
Budaya/Kelembagaan disyaratkan seorang sarjana S2 Antropologi/ Sosiologi/ kegiatan, baik kegiatan lapangan, analisis, maupun penyusunan
Administrasi Pembangunan lulusan universitas/perguruan tinggi materi dan penyusunan laporan kegiatan. Terutama dalam
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau kaitannya dengan berbagai aspek mengenai bidang
yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri kelembagaan, baik ditinjau dalam skala mikro maupun makro.
yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
 Mengkoordinasikan keseluruhan kegiatan dan pengerahan
melaksanakan pekerjaan minimal 2 (dua) tahun. Tugas
sumber daya yang dibutuhkan.
utamanya adalah menyusun analisis/ kajian aspek sosial budaya
dan kemasyarakatan, serta arahan pengembangan potensi  Mempresentasikan hasil laporan kegiatan saat Rapat
sosial budaya setempat dan pemberdayaan masyarakat serta Pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
kelembagaan sejalan dengan pengembangan ke depan area
perencanaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

69
5.1. KOMPOSISI PENUGASAN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG
DAFTAR ISI
B.PENUGASAN TENAGA PENDUKUNG
Penugasan masing-masing Tenaga Pendukung kegiatan penyusunan “Master Plan Kawasan PIAT Mangunan - Girirejo” adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2. Komposisi Penugasan Tenaga Pendukung

NO TENAGA PELAKSANA TUGAS JUMLAH


1. Surveyor/Olah Data Bertugas sebagai tim pendukung tim ahli dalam melaksanakan survei 3 orang/12 OB
lapangan dalam mencari dan mengumpulkan data primer maupun sekunder,
seta pengolahan informasi dan penyusunan laporan

2. Drafter Bertugas sebagai tim gambar dalam mendukung pemetaan dan visualisasi 2 orang/2 OB
kondisi eksisting dan rencana dalam bentuk grafis dan peta.

3. Animator Bertugas sebagai tim pendukung tim ahli dalam menyiapkan animasi pra 2 orang/ 2 OB
desain

4. Tenaga Administrasi Bertugas sebagai tim pendukung kesekretariatan. 2 orang

70
5.3. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG
DAFTAR ISI Tabel 5.3. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4


No TENAGA PELAKSANA/ PERSONIL WAKTU
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A TENAGA AHLI
1) Ahli Perencanaan Wilayah sebagai Tim Leader 4 OB x x x x x x x x x x x x x x x x
2) Ahli Pertanian 4 OB x x x x x x x x x x x x x x x x
3) Ahli Kehutanan/Lingkungan 4 OB x x x x x x x x x x x x x x x x
4) Ahli Pariwisata 4 OB x x x x x x x x x x x x x x x x
5) Ahli Ekonomi 4 OB x x x x x x x x x x x x x x x x
6) Ahli Arsitektur 4 OB x x x x x x x x x x x x x x x x
7) Ahli Prasana Wilayah 4 OB x x x x x x x x x x x x x x x x
8) Ahli Pemetaan/Geografi 4 OB x x x x x x x x x x x x x x x x
9) Ahli Geologi 2 OB x x x x x x x x
10) Ahli Sosial Budaya/ Kelembagaan 2 OB x x x x x x x x

B TENAGA PENDUKUNG
1) Surveyor/Olah Data 12 OB x x x x x x x x x x x x x x x x
2) Drafter 8 OB x x x x x x x x x x x x x x x x
3) Animator 2 OB x x x x
4) Administrasi dan Keuangan 4 OB x x x x x x x x x x x x x x x x

71
@piatugm, 2019

Anda mungkin juga menyukai