Anda di halaman 1dari 17

KOMUNIKASI EFEKTIF PADA

KLIEN PALIATIF
Nama Kelompok

01 02
Aulia Khilda Khofifah Devi Lailin Najah

03 04 05
Astika Nugraheni Alifia Jaya Wandira M. Candra Romadon
-DEFINISI-
komunikasi efektif
Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi
merupakan proses pemindahan dan
pertukaran pesan, dimana pesan ini dapat
berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data atau
informasi dari seseorang kepada orang lain.

Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk


mempengaruhi dan/ atau mengubah informasi
yang dimiliki serta tingkah laku orang yang
menerima pesan tersebut.
-DEFINISI-
paliative care
Perawatan paliatif adalah pendekatan
yang bertujuan meningkatkan kualitas
hidup pasien dalam menghadapi
penyakit yang mengancam jiwa, dengan
cara meringankan penderitaan rasa sakit
melalui identifikasi, pengkajian, dan
penatalaksanaan serta masalah lainnya
baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual.
(World Health Organization (WHO)
2016).
Komunikasi Efektif Pada Klien
Paliatif
1. Menunjukan empati dan dukungan emosional

2. Menghargai pasien atau rasa hormat

3. Memberikan informasi yang jelas, terbuka dan jujur

4. Menghindari pemberian harapan palsu and eupemisme

5. Fokus pada informasi yang dibutuhkan dan diinginkan

6. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami

7. Aktif mendengarkan
-fase fase kehilangan pasien-
Individu fase ini sering menunjukkan sikap antara
Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering
July 5
di proyeksikan kepada orang yang ada di sekitarnya, orang –
lain menarik diri, tidak mau berbicara, kadang
kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik dan
orang tertentu atau di tunjukkan pada dirinya sendiri
menurut

Fase
Fase Denial Fase anger Fase bargening depression Fase acceptance

Reaksi pertama individu ketika mengalami


ehilangan adalah syok. Reaksi tersebut di atas cepat Fase ini berkaitan
Apabila individu sudah mampu mengungkapkan
berakhir dlam waktu beberapa menit sampai dengan reorganisasi
rasa marahnya secara intensif, maka ia akan
beberapa tahun. perasaan kehilangan.
maju pada fase tawar menawar dengan
memohon kemurahan Tuhan.
Teknik Komunikasi

01 02 03
Fase denial Fase Anger Fase bargening
1. Memberikan kesempatan untuk Memberi kesempatan kepada pasien untuk
Memberikan kesempatan pada pasien
menggunakan koping yang kontruktif menawar dan menanyakan kepada pasien apa
untuk mengekspresikan perasaannya,
dalam menghadapi kehilangan dan yang di ingnkan
hearing.. hearing.. dan hearing..dan
kematian
menggunakan teknik respek
2. Selalu berada di dekat klien
3. Pertahankan kontak mata

04 05
Fase Depression Fase acceptance
Jangan mencoba menenangkan klien Meluangkan waktu untuk klien dan sediakan
dan biarkan klien dan keluarga waktu untuk mendiskusikan perasaan
mengekspresikan kesedihannya. keluarga terhadap kematian pasien
Hambatan Komunikasi
dengan Pasien Paliatif 2. Faktor Pasien dan Keluarga
1. Faktor Perawat seperti karakteristik individu, keluarga yang
tidak siap kehilangan, perbedaan keyakinan
Dimana factor perawat seperti dan budaya, hambatan bahasa dan
kurang pengalaman dan motivasi, keengganan pasien atau keluarga untuk
kesulitan dengan treatment atau membicarakan kematian dan proses
palliatif. kematian dan cenderung berdampak
negative

3. Faktor institusional
yaitu stigma dalam pelayanan paliatif,
kurangnya protokol di pelayanan kanker dan
paliatif, kurangnya training untuk
berkomunikasi baik bagi perawat, beban
kerja dan waktu tidak seimbang, kehilangan
autonomi berdiskusi terkait masalah
paliatifkurangnya supervisi
Penyampaian Berita Buruk kepada Pasien Paliatif

Menyampaikan kabar buruk kepada pasien paliatif harus


tetap dilakukan karena :

1. Pasien menginginkan kenyataan yang sebenarnya


mengenai penyakitnya.
Pada kondisi terminal, pasien dan keluarganya juga ingin
mengetahui bagaimana prognosis penyakitnya, berapa angka
harapan hidupnya dan terapi apa yang dapat diupayakan.

2. Menentukan tujuan pengobatan.


Penyampaian kabar buruk memfasilitasi pertemuan ekspektasi
pasien dengan kenyataan yang ada

3. Aspek legal dan hukum.


Kolusi, Penyangkalan Dan Penanganan
Reaksi Sulit

Kolusi dalam komunikasi paliatif merupakan


“Perjanjian atau kerja sama rahasia antara dua
orang atau lebih yang bersifat mengelabui”
Dalam asuhan kesehatan, kolusi berarti informasi
apapun (diagnosis, prognosis, data pasien) yang
ditahan atau tidak diinformasikan pada orang-­‐
orang terkait.
Penyangkalan Penyangkalan yaitu suatu pertahanan psikologis
untuk mengurangi emosi tidak menyenangkan
dengan cara menyangkal realitas eksternal.
Karakteristik pasien dalam penyangkalan yaitu
seperti bisa membantu/tidak, tidak menerima
diagnosis atau tampak tidak menyadari diagnosis,
meminimalkan gejala/dampak penyakit,
menghindari atau menunda pengobatan, tampak
tidak memiliki reaksi emosional terhadap diagnosis
atau penyakit.
Bentuk-bentuk Kolusi :

Kolusi dapat terjadi saat proses diagnosis, penyakit


berulang dan penurunan kondisi.

Tenaga medis berkolusi dengan keluarga pasien untuk tidak


memberitahu pasien.

Tenaga medis berkolusi dengan pasien untuk tidak memberitahu


keluarga mengenai diagnosis atau prognosis
Terfokus pada isu pengobatan dan Berguna bagi keluarga karena
pemulihan tanpa membahas dapat lebih fokus ke masalah
prognosis, disabilitas jangka- pragmatis
panjang, gejala berat dan
kemungkinan untuk kambuh, dan
kematian.

Cara-cara pemulihan kolusi :

Tindakan ini mengurangi stress dibandingkan


dengan menghadapi masalah emosi diri dan
pasien, juga menghadapikesulitan terkait penyakit
pasien.
Strategi Intervensi Kolusi :
1. Ketahui masalahnya, memberikan kesadaran bagi tim
dokter/perawat bahwa kolusi tidaklah pantas untuk digunakan
bagi pasien dan keluarga dan harus dibicarakan sesegera
mungkin.
2. Memberikan kesadaran bagi keluarga mengenai stadium
penyakit terminal dan memberitakan kabar buruk pada waktu
yang tepat.
3. Tantangan terbesar adalah menyakinkan keluarga untuk
mengijinkan memberitahu pasien yang sebenarnya.
4. Libatkan pasien dalam mengambil keputusan mengenai penyakit.
5. Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi keluarga
dalam mengehentikan kolusi adalah saat mengetahui pasien
menginginkan kebenaran.
Cara mengatasi Kolusi :
a. Akui reaksi dan kekhawatiran keluarga
b. Investigasi kenapa
c. Tanya bagaimana ini mempengaruhi mereka
d. Tegur tanpa menyinggung perasaan
e. Meyakinkan
f. Bersikap terbuka
Cara mengatasi pertanyaan
sulit :
1. Akui pentingnya pertanyaan tersebut

2. Cari tahu mengapa pertanyaan ini ditanyakan untuk


menghindari kesalahpahaman

3. Apakah anda orang yang tepat? Anda harus


mempertimbangkan bila anda adalah orang yang tepat
untuk menjawab pertanyaan ini.

4. Jika pertanyaan jelas, mudah dan anda merasa nyaman


untuk menjawab, maka berilah jawaban.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik.

Anda mungkin juga menyukai