BETTYWATI E TUMANGGOR
POLTEKKES JAMBI
JURUSAN KEPERAWATAN
PENGERTIAN
Malaria adalah suatu penyakit infeksi yang
menginvasi sistem hematologi melalui vektor
nyamuk yang terinfeksi protozoa plasmodium.
(Arif Muttaqin, dkk, 2011)
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut
maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa
genus plasmodium yang ditandai dengan
demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer,
2001, hal 406).
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh protozoa obligat intraseluler dari genus
plasmodium (Harijanto, 2000, hal 1).
Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam
berkala, yang disebabkan oleh Parasit
Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk
Anopeles (Tjay & Raharja, 2000).
ETIOLOGI
• Malaria paling sering di sebabkan oleh gigitan
nyamuk spesies Anopheles betina yang
terinfeksi dengan spesies dari protozoa genus
plasmodium.
• Terdapat lima spesies paling umum yang
memberikan pengaruh ceddera terhadap
manusia (fernandez, 2009), yaitu sebagai
berikut.
• a. Plasmodium Falcifarum
• b. Plasmodium Vivax
• c. Plasmodium Ovale
• d. Plasmodium Malariae
• e. Plasmodium Knowlesi
Plasmodium Knowlesi, baru-baru ini di
identifikasi di Asia tenggara sebagai patogen
bermakna secara klinis pada manusia (Cox-
Singh, 2008) (Arif Muttaqin, dkk, 2011).
Jenis- jenis Malaria
Jenis Pyebab Klinis
Malaria Plasmodium Malaria tropika adalah jenis malaria yang
Tropika Falcifarum paling berat, di tandai dengan panas yang
iriguler, anemia, splenomogali, parasitemia,
dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-
14 hari. Malaria ini menyerang semua bentuk
eritrosit. Plasmodium Falcifarum menyerang
sel darah merah seumur hidup. Infeksi
plasmodium falcifarum sering sekali
menyebabkan sel darah merah yang
mengandung parasit menghasilkan banyak
tonjolan untuk melekat pada lapisan endotel
dinding kapiler dengan akibat obstruksi
trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini sering
kali lebih berat dan infeksi lainnya dengan
angka komplikasi tinggi (Murphy, 1996)
Malaria Plasmodium malariae Plasmodium malariae mempunyai tropozoit
Kwartana yang serupa dengan plasmodium vivak, lebih
kecil dan s
itoplasmanya lebih kompak/lebih
biru.tropozoit matur mempunyai granula
coklat tua sampia hitam dan terkadang
mengumpul sampai terbentuk pita. Skizon
plasmodium malariae mempunyai 8-10
merozoit yang tersusun seperti kelopak
bunga/rosate. Bentuk gametosit sangat mirip
dengan plasmodium vivax tetapi lebih kecil.
(Cunha, 2008)
Malaria Plasmodium malariae
Kwartana Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak
48 jam. Gejala lain adalah nyeri pada kepala
dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan
melaise umum. Komplikasi jarang terjadi,
namun dapat terjadi seperti sindrome nefrotik
dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada
pemeriksaan akan di temukan edema, asites,
proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia
dan hipertensi (Dorsey, 2000)
Malaria Ovale Plasmodium Ovale . tersiana (plasmodium Ovale)
Malaria
bentuknya mirip plasmodium malariae,
skizonnya hanya mempunyai 8 merozoid
dengan masa pigmen hitam di tengah.
Karakteristik yang dapat di pakai untuk
identifikasi adalah bentuk eritrosit yang
terinfeksi plasmodium ovale dimana biasanya
oval atau ireguler dan fibriated. Malaria ovale
merupakan bentuk yang paling ringan dari
semua bentuk malaria yang di sebabkan oleh
plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari,
walaupun priode laten sampai 4 tahun.
Serangan proksismal 3-4 hari dan jarang
terjadi lebih dari 10 kali walaupun tanpa terapi
dan terjadi pada amalam hari ( Busch, 2003)
Malaria Plasmodium Vivax Malaria tersiana (plasmodium vivax) biasanya
Tersiana menginfeksi eritrosit muda yang diameternya
lebih besar dari eritrosit noramal, bentuknya
mirip dengan plasmodium falcifarum, namun
seiring dengan maturasi, tropozoid vivax berubah
menjadi amoeboid. Terjadi atas 12-24 merozoid
ovale dan pigment kuning tengguli. Gametosit
berbentuk aval hampir memenuhi seluruh
eritrosit, kromatinin eksternis, pigmen kuning.
Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam
dengan gejala klasik trias malaria dan
mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali
dengan puncak demam 72 jam (karmona, 2009).
Proses kehidupan plasmodium
Sebagaimana makhluk hidup lainnya, plasmodium
juga melakukan proses kehidupan yang meliputi:
a. Metabolisme (pertukaran zat).
Untuk proses hidupnya, plasmodium mengambil
oksigen dan zat makanan dari haemoglobin sel
darah merah. Dari proses metabolisme
meninggalkan sisa berupa pigmen yang terdapat
dalam sitoplasma. Keberadaan pigmen ini bisa
dijadikan salah satu indikator dalam identifikasi.
b. Pertumbuhan.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ini adalah
perubahan morfologi yang meliputi perubahan bentuk,
ukuran, warna, dan sifat dari bagian-bagian sel.
Perubahan ini mengakibatkan sifat morfologi dari suatu
stadium parasit pada berbagai spesies, menjadi
bervariasi.Setiap proses membutuhkan waktu, sehingga
morfologi stadium parasit yang ada pada sediaan darah
dipengaruhi waktu dilakukan pengambilan darah. Ini
berkaitan dengan jam siklus perkembangan stadium
parasit. Akibatnya tidak ada gambar morfologi parasit
yang sama pada lapang pandang atau sediaan darah yang
berbeda.
.
• c. Pergerakan.
Plasmodium bergerak dengan cara menyebarkan
sitoplasmanya yang berbentuk kaki-kaki palsu
(pseudopodia). Pada Plasmodium vivax,
penyebaran sitoplasma ini lebih jelas terlihat yang
berupa kepingan-kepingan sitoplasma. Bentuk
penyebaran ini dikenal sebagai bentuk sitoplasma
amuboit (tanpa bentuk).
d. Berkembang biak.
Berkembang biak artinya berubah dari satu atau
sepasang sel menjadi beberapa sel baru.
KARAKTERISTIK NYAMUK
Menurut Harijanto (2000) malaria pada manusia
hanya dapat ditularkan oleh nyamuk betina
Anopheles. Lebih dari 400 spesies Anopheles di
dunia, hanya sekitar 67 yang terbukti
mengandung sporozoit dan dapat menularkan
malaria. Di Indonesia telah ditemukan 24 spesies
Anopheles yang menjadi vektor malaria.
.
e. Kebiasaan
Kebiasaan sangat berpengaruh terhadap
penyebaran malaria. Misalnya kebiasaan tidak
menggunakan kelambu saaat tidur dan senang
berada diluar rumah pada malam hari. Seperti
pada penelitian di Mimiki Timur, Irian Jaya
ditemukan bahwa kebiasaan penduduk
menggunakan kelambu masih rendah (Suhardja,
1997)
.
d. Status gizi
Status gizi ternyata berinteraksi secara sinergis
dengan daya tahan tubuh. Makin baik status gizi
seseorang, makin tidak mudah orang tersebut
terkena penyakit . Dan sebaliknya makin rendah
status gizi seseorang makin mudah orang
tersebut terkena penyakit (Nursanyoto, 1992).
Pada banyak penyakit menular terutama yang
dibarengi dengan dengan demam, terjadi
banyak kehilangan nitrogen tubuh.
.
• h. Immunitas
Immunitas ini merupakan suatu pertahanan
tubuh. Masyarakat yang tinggal di daerah
endemis malaria biasanya mempunyai imunitas
yang alami sehingga mempunyai pertahanan
alam terhadap infeksi malaria.
PATOFISIOLOGI
• Pasien malaria biasanya memperoleh infeksi di
daerah endemik melalui gigitan nyamuk. Vektor,
spesies nyamuk Anopheles, melewati plasmodia, yang
terkandung dalam air liur masuk ke dalam tubuh
manusia saat nyamuk tersebut menghisap darah.
• Hasil infeksi tergantung pada imunitas host. Individu
dengan kekebalan dapat secara spontan menghapus
parasit. Pada mereka yang tidak memiliki kekebalan,
parasit, memperluas infeksi. Sejumlah kecil parasit
menjadi gametocytes, yang mengalami reproduks,
seksual ketika diisap oleh nyamuk.
.
c. Siklus sporogonik.
Siklus ini terjadi di dalam tubuh nyamuk (sporogoni).
Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam
eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk-bentuk
seksual jantan dan betina. Gametosit ini tidak akan
berkembang lalu mati bila tidak diisap oleh
Anopheles betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi
penggabungan dari gametosit jantan dan betina
menjadi zigot, yang kemudian melakukan penetrasi
pada dinding lambung dan berkembang menjadi
okista. Dalam waktu 3 minggu, sporozoit kecil akan
memasuki kelenjar ludah nyamuk.
..
Malaise/Tidak enak
Sakit Kepala
badan, lesu
Mual dan Muntah
Diare
GEJALA PENDERITA MALARIA BERAT
1. Gangguan kesadaran dalam berbagai
derajat.
2. Kejang-kejang.
3. Panas sangat tinggi.
4. Mata atau tubuh kuning.
5. Perdarahan di hidung/gusi atau
saluran pencernaan.
6. Nafas cepat.
7. Muntah terus-menerus.
8. Tidak dapat makan/minum.
9. Warna air seni seperti teh tua sampai
kehitaman serta jumlah air seni kurang
sampai tidak ada.
Hindari daerah endemis malaria
terutama jika anda dalam kondisi yang
rentan (Hamil, balita, sistem kekebalan
tubuh yang menurun dan lanjut usia).
Sebagai pertahanan terakhir dengan
menggunakan obat-obatan.