Anda di halaman 1dari 22

| 

 
  
Dosen : Dra. Aziza Nuraini, MM., Apt.

SISTIM DISTRIBUSI OBAT


PASIEN RAWAT INAP

Oleh Group 3 - Extensi:


Darmawan
Diajeng Nur Raina
Sofyan Ramani
Zafrija Nelli

ISTN - Oct 31, 2009


DEFENISI :
Sistim Distribusi Obat di rumah sakit
merupakan rangkaian kegiatan
pelayanan farmasi, meliputi :
D julai dari diterimanya resep atau
instruksi pemberian obat

D Penyiapan obat dan

D jenyalurkannya ke area
perawatan.
TUJUAN SISTIM DISTRIBUSI OBAT
Antara lain untuk menjamin :
1. Pemberian obat yang tepat dan benar
untuk setiap pasien.
2. Dosis dan jumlah obat yang diberikan
sesuai resep.
3. Obat diberikan dalam kemasan yang
dapat menjamin potensi setiap obat
terjaga stabil.
4. Setiap obat dilengkapi informasi yang
jelas.
Semua pelayanan ini dilakukan dibawah
tanggung jawab dan koordinasi unit/ departemen
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS).
ORGANISASI INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT (IFRS)
Personil dari IFRS dibagi dalam 3
kategori utama yaitu :

£  
÷
º    
 
÷
    Staf
Pendukung)
£ 
D Terdiri dari beberapa orang
Apoteker Penanggung Jawab dan
adakalanya bersama Apoteker
Pendamping. jereka sebagai
janager bertanggung jawab penuh
terhadap :
1. Pengadaan.

2. Distribusi.

3. jengontrol semua obat yang


digunakan dalam institusi rumah
sakit.
4. jengatur aktivitas setiap personil
yang ada dalam unit IFRS.
ºi  
÷  (Staf Profesional)
D Terdiri dari beberapa orang
Apoteker sebagai Supervisor,
mereka bertanggung jawab
terhadap :
1. Pengadaan.
2. Distribusi.
3. jengontrol semua obat yang
digunakan dalam institusi rumah
sakit.
4. Supervisi terhadap   
dalam melakukan semua aktivitas
tanggung jawab didalam unit
IFRS.
Ô ÷ ÷  (Staf Pendukung·

D Personil ini seringkali terdiri


dari Asisten Farmasi dan Analis
Farmasi yang terlatih, dibantu
oleh tenaga tehnis yang telah
dididik.
BEBERAPA TYPE
SISTIM DISTRIBUSI OBAT
I. Berdasarkan Ada Tidaknya Satelit
Farmasi
Dibagi 2 kategori :
o Sistim Sentralisasi :
Semua kebutuhan pasien disuplai secara
sentral oleh IFRS pusat ke semua area
perawatan pasien.
o Sistim Desentralisasi :
Semua kebutuhan pasien disuplai dari depo
 cabang IFRS) yang berada disekitar area
perawatan pasien. Depo IFRS tersebar di
beberapa lokasi di rumah sakit.
II. Berdasarkan Jenis Distribusi
(Sistim Secara Umum)

Ada 3 Type Sistim Distribusi Obat :


1. Bulk Ward Stock  Persediaan
Lengkap di Ruang Perawatan)
2. Individual Drug Order  Sistim
Resep Individu)
3. Unit Dose  Unit Dosis)
4. Kombinasi dari 1, 2, 3
Acuan Perbandingan Sistim Distribusi Obat

Faktor Bulk Ward Stock Individual Drug Order Unit Dose

Biaya obat dan Rendah jedium-Rendah Tinggi


distribusi

Biaya personil Rendah jedium Tinggi


Apoteker

jedium-Rendah Rendah Rendah


Biaya personil
perawat

Resiko obat
hilang Tinggi    jedium Rendah

Resiko salah
Tinggi   jedium-Low Rendah
obat
III. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1197/Menkes/SK/2004
Sistim distribusi dirancang atas dasar :
1. Efisiensi dan efektifitas sumber daya
yang ada.
2. jetode distribusi:
1. Sentralisasi
2. Desentralisasi.
3. Sistim distribusi:
£     Persediaan Lengkap
Ruangan)
2. Resep Individu
3. Dosis Unit atau
4. Kombinasi.
1. ï÷ ÷
÷ 
(Persediaan Lengkap di Ruangan)
Ë Merupakan metoda 2


Ë Pendistribusian merupakan tanggung jawab


perawat ruangan.

Ë Setiap ruang rawat harus mempunyai


penanggung jawab obat.

Ë Obat & perbekalan disimpan tidak dalam


jumlah besar dan dapat dikontrol secara
berkala oleh petugas farmasi.
Keuntungan & Kelemahan
Ward ÷
÷ 
1.1. Keuntungan Ward Stock:
Jarak waktu antara penulisan resep &
penyiapan obat dapat diperpendek. Hal ini
akan menguntungkan pada situasi tertentu
seperti :
1. Pada unit emergensi atau ruang operasi, obat
biasanya dibutuhkan pasien segera setelah dokter
menuliskan resep.
2. Pada situasi pasien yang kritis, obat-obatan
dibutuhkan disimpan sekitar area pasien dirawat,
karena seringkali hanya tersedia waktu sangat
singkat untuk membantu penyelamatan pasien.
3. Untuk volume obat yang tinggi dan harga obat yang
rendah, dapat didistribusikan dengan sistim ini bila
resiko ³medication error´ rendah.
1.2.Kelemahan Ward Stock :

1. Resiko terjadi ³medication error´ tinggi,


karena kontrol oleh instalasi farmasi
terbatas.
2. Resiko terjadi obat hilang tinggi.
3. ³Cost´ personil perawat meningkat.
4. Perawat punya lebih sedikit waktu untuk
merawat pasien.
º ÷   
÷2 ÷
(Resep Individu)

o Pendistribusian obat/ perbekalan


farmasi berdasarkan resep yang
diberikan untuk setiap pasien.

D Pelayanan dilakukan melalui IFRS


pusat atau IFRS cabang  depo/ satelit
farmasi/ apotik satelit).
Keuntungan & Kelemahan
Sistim Resep Individu
D 2.1. Keuntungan Sistim Resep Individu:
1. Obat disediakan sesuai resep yang ditulis untuk
setiap pasien.
2. Tingkat ketelitian lebih tinggi, resiko ³medication
error´ lebih rendah.
3. Apoteker dapat mengevaluasi kelayakan terapi.
4. Pola pengobatan setiap pasien dapat dijaga.
5. Apotik menagih biaya obat pada pasien lebih mudah.
6. Interval waktu penyediaan obat dapat dibatasi
 diatur) --->  
    
 
    
  
         
   
7. Kontrol terhadap inventory obat lebih teliti.
2.2. Kelemahan Sistim Resep Individu :
1. Aktifitas IFRS meningkat, dibutuhkan lebih
banyak personil farmasi.
2. Seringkali obat yang telah dibayar, hanya
sebahagian yang dikonsumsi pasien  tidak
diberikan hingga habis).
3. Berpotensi terjadi pemborosan biaya obat
bagi pasien.
4. Resiko terjadi pencurian  penghilangan)
obat meningkat.
3ir ÷2 (Unit Dosis)
1. Pendistribusian melalui resep
perseorangan, diberikan/ digunakan
dan dibayar dalam unit dosis tunggal
atau ganda, dikemas untuk satu kali
pemakaian yang siap dikonsumsi.

2. Diberikan maksimal untuk kebutuhan


24 jam.

3. Disimpan dalam laci terpisah untuk


setiap pasien.

4. Pelayanan dilakukan oleh satelit/ depo


farmasi.
Keuntungan & Kelemahan Sistim Unit Dosis
D 3.1. Keuntungan :
Bagi Pasien :
1. Pasien hanya membayar obat yang dikonsumsi
----> menghemat biaya obat.
2. jenciptakan pengawasan ganda oleh farmasi
juga perawat.
Bagi Perawat :
Punya lebih banyak waktu untuk merawat pasien.
Bagi Rumah Sakit :
1. jengurangi resiko kehilangan obat

2. Kontrol terhadap sirkulasi obat lebih baik

3. jembantu pasien untuk efisiensi biaya obat.

Bagi Farmasi:
1. Inventori kontrol lebih baik  lebih efisien)

2. jengurangi masalah obat retur.


3.2. Kelemahan Sistim Unit Dose :

£       
    

 
    

  
    

'ontoh Pemberian Obat
Sistim Unit Dosis
D Bila Resep :
o Obat A , 2x1
o Obat B, 3x1
o Obat C, 4x1

D jaka unit dosis satu kali konsumsi untuk


pemakaian selama 24 jam:
o Siang : B + C
o Sore : A + B + C
o jalam : C
o Pagi :A+B+C
REFFERENSI
£  !"  #" 
$
££ #%$"%"&&'
Ô  
    
Ô ( &&'
 "
%!
#)
*
#)+  ,
£ '
 #))
- #-
!#   * %" 
+.£ 

Anda mungkin juga menyukai