Anda di halaman 1dari 53

Working Capital

Management and Invesment

OLEH : RACHMAT SUYANTO


MM Unisba
Kelas E
Kuliah : Tgl 26 September 2020
I. WORKING CAPITAL
 Working Capital = Modal Kerja
 Manajemen keuangan jangka pendek melibatkan semua aktiva lancar
(current assets) dan kewajiban lancar ( current liabilities).
 Tujuan utama dari manajemen keuangan jangka pendek adalah untuk
mendukung kegiatan pelayanan di RS pada kemungkinan biaya yang paling
rendah.
 Aktiva lancar (current assets) terdiri dari :
a. Kas dan setara kas ( Cash)  misal = 6 M
b. Investasi jangka pendek (Marketable securities)  misal = 0
c. Piutang (account receivable)  misal = 25 M
d. Persediaan (Inventory)  misal = 49 M
Jumlah = 80 M
 Kewajiban lancar (current liabilities) terdiri dari :
a. Utang dagang (account payable) misal = 27M
b. Biaya yang akan dibayar (accruals payable) misal = 1 M
c. Penghasilan yg diterima dimuka (deferred revenue)misal = 2M
Jumlah = 30 M
Pengertian Modal Kerja

Modal kerja sering disebut working capital


Pengertian modal kerja ada beberapa konsep, antara lain :

 Konsep kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah keseluruhan
dari jmlh aktiva lancar (modal kerja bruto/gross working
capital).
 Konsep kualitatif
Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah sebagian dr
aktiva lancar yg benar2 dpt digunakan untuk membiayai
operasionalnya RS tanpa mengganggu likuiditasnya. Konsep
ini yaitu kelebihan aktiva lancar di atas kewajiban lancarnya
( modal kerja neto / net working capital )
1. Konsep kulaitatif : Rp 80.000.000.000
2. Konsep kuantitatif : Rp 80.000.000.000 – Rp30.000.000.000 = Rp 50.000.000.000

NERACA
AKTIVA (ASET) KEWAJIBAN & EKUITAS
Kewajiban LANCAR
AKTIVA LANCAR Rp30.000.000.000
HUTANG JANGKA PANJANG
Rp 80.000.000.000
Rp 5.000.000.000

EKUITAS
AKTIVA TETAP Rp 145.000.000.000
Rp100.000.000.000
Penentuan Besarnya Modal Kerja
Rumah Sakit
Penentuan besarnya, modal kerja RS tergantung :
1. Besar kecilnya skala operasi RS
Kebutuhan modal kerja tergantung besar kecilnya RS
2. Aktivitas RS
RS tdk mempunyai persediaan “brg dagangan”, tdk semua
pembayaran pasien melalui piutang (mempengaruhi perputaran)
3. Volume kegiatan RS
Jika kegiatan pelayanan meningkat, maka modal kerja juga
meningkat.
4. Sikap RS terhadap likuiditas dan profitabilitas
Likuiditas terkait dg risiko
Profitabilitas terkait dengan laba
(risiko tinggi = laba tinggi atau sebaliknya)
Risk and Return of Three Alternatif Working
Capital Policies
Aggressive Balanced Conservative

Current Assets ( CA) Rp 60 M Rp 70 M Rp 80 M


Current Liabilities ( CL) 30 30 30
Net Working Capital ( CA – CL ) 30 40 50
Fixed Assets ( FA ) /aset tetap 100 100 100
Total Assets ( TA = CA + FA ) 160 170 180
Revenue (R) 200 200 200
Net Income (NI ) /EBIT *) 20 20 20

Expected return on
total assets (NI / TA )/ROA 12.5 % 11.8% 11.1%

Current ratio ( CA /CL) 2.0(200%) 2.33(233%) 2.67(267%)

*) EBIT = Earning Before Interest and Tax


EAT = Earning After Interest and Tax
Jenis-jenis Modal Kerja
 Modal kerja permanen ( Permanent working capital )
Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pd RS untuk dpt
menjalankan fungsinya .
Modal kerja permanen dapat dibedakan :
a. Modal kerja primer ( Primary working capital )
b. Modal kerja Normal ( Normal working capital )

 Modal kerja variabel ( Variable working capital )


Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah2 sesuai dg
perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan :
a. Modal kerja musiman ( seasonal working capital )
b. Modal kerja siklis ( Cyclical working capital )
c. Modal kerja darurat ( Emergency working capital )
Siklus Modal Kerja
 Modal kerja selalu dlm keadaan operasi atau berputar
dlm RS selama RS ybs dalam keadaan beroperasi.
Periode perputaran modal kerja ( working capital turnover

period ) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam


komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana
kembali menjadi kas.
Makin pendek periode tersebut makin cepat
perputarannya atau makin tinggi perputarannya
( turnover rate-nya ).
Perputaran melalui proses pelayanan

PERSEDIAAN PROSES
PELAYANAN PIUTANG
(Inventory)

KAS 1 KAS 2
Modal Keja Positif
NERACA
AKTIVA (ASET) KEWAJIBAN & EKUITAS

ASET LANCAR UTANG LANCAR


Rp 1 M Rp 750 juta

Utang JK Panjang &


AKTIVA TETAP EKUITAS
Rp 2,5 M Rp 2,75 M

Keterangan : Aset lancar 1 M dibiayai dari utang lancar 750 juta (untuk modal
kerja variabel) dan dari Utang jk panjang &/atau ekuitas sebesar 250 juta (utuk
modal kerja permanen)
Modal Keja Negatif
NERACA
AKTIVA (ASET) KEWAJIBAN & EKUITAS

ASET LANCAR
Rp 1 M UTANG LANCAR
Rp 1,25 M

AKTIVA TETAP
EKUITAS
Rp 2,5 M
Rp 2,25 M

Keterangan : Seluruh Aset lancar 1 M (modal kerja variabel & permanen) dibiayai
dari utang lancar dan bahkan ada utang lancar sebesar 250 juta digunakan
untuk membiayai Aset /Aktiva tetap.
Pertukaran Laba dan Risiko
a. Perubahan dlm aset lancar
Neraca Neraca
Aset lancar Utang lancar Aset lancar Utang lancar

Rp 1 M Rp 750 jt Rp 1,5M Rp 750 jt


(28,57%) (42,86%)
Aset tetap Utang Jk Aset tetap Utang Jk
panjang dan panjang dan
Ekuitas Ekuitas

Rp 2,5 M Rp 2,75 M Rp 2 M Rp 2,75 M


(71,43%) (57,14%)

Pertukaran antara laba dan risiko, menggunakan rasio aset lancar thd aset tetap.
Laba berkurang, krn aset lancar kurang menguntungkan dibandingkan dg aset tetap.
Aset tetap memberikan nilai tambah kepada produk. Risiko likuiditas juga lebih rendah.
Pertukaran Laba dan Risiko
b. Perubahan dlm utang lancar
Neraca Neraca
Aset lancar Utang lancar Aset lancar Utang lancar

Rp 1 M Rp 750 jt Rp 1 M Rp 1,5 M
(27,28%) (42,86%)
Aset tetap Utang Jk
panjang dan Aset tetap Utang Jk
Ekuitas panjang dan
Ekuitas
Rp 2,5 M Rp 2,75 M
Rp 2,5 M Rp 2 M

Pertukaran laba dan risiko digunakan rasio utang thd total aset.
Laba akan meningkat , krn utang jk pendek lebih murah. Risiko pailit juga meningkat, krn
mengurangi modal kerja bersih . Risiko likuiditas juga tinggi.
MANAJEMEN KAS DAN
INVESTASI JANGKA PENDEK
(SEKURITAS)
Kas dan sekuritas
 Kas dan sekuritas adalah aset yg paling
likuid.
 Sekuritas adalah surat berharga jangka
pendek , menghasilkan bunga , merupakan
instrumen pasar uang yg dipakai untuk
memperoleh pengahsilan sementara.
 Kas dan sekuritas tempat pengumpulan
dana untuk membayar tagihan pd saat jatuh
tempo dan pengeluaran yg tidak terduga.
Manajemen Kas
 Kas merupakan alat tukar untuk
memungkinkan manajemen menjalankan
berbagai kegiatan usahanya.
 keberhasilan RS untuk mempertahankan
kelangsungan usahanya tergantung pada
kemampuan menyediakan kas dlm
memenuhi kewajiban finansial tepat pada
waktunya.
Manajemen Kas yg Efektif

Manajemen Kas yg efektif menekankan


pengelolaan yg tepat atas arus kas masuk dan arus
kas keluar, yang berarti perlu :
(1) mensinkronkan Arus Kas,
(2) menggunakan float,
(3) mempercepat penagihan,
(4) menyampaikan dana 2 yg tersedia pd pos2
yg membutuhkan, dan
(5) mengendalikan pengeluaran.
Kas Merupakan Bentuk Aktiva yg
Paling Likuid
 Menurut Suad Husnan (2004 : 105) :
”Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yg bisa dipergunakan
segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan”
 Pendapat Bambang Riyanto (2001; 94)

” Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada didalam perusahaan
berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan
mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi
kewajiban finansialnya. ”
 
Aktiva Lancar
1. Kas dan setara kas = 179.000.000
2. Investasi jangka pendek = -
3. Piutang pelayanan = 1.500.000.000
4. Piutang lain-lain = 71.000.000
5. Persediaan = 750.000.000
Jumlah aktiva lancar : 2.500.000.000
Penetapan persediaan kas minimal
 Untuk menentukan berapa jml kas yg sebaiknya harus dipertahankan oleh suatu
Perusahaan, belum ada standard ratio yg bersifat umum. Sofyan Syafri Harahap
(1999, 302) membandingkan antara jml kas dg aktiva lancar (AL) yg disebut rasio
kas atas AL sbb:

KAS 179.000.000
RASIO KAS ATAS AL = ---------- x 100 % = ------------------- x 100% = 7,16%
AL 2.500.000.000

 Bambang Riyanto (2001: 95) yang mengutip pendapat H.G Guthman


bahwa Jumlah Kas yg ada didalam perusahaan yg ’ well Finance ’
hendaknya tidak kurang dari 5% sampai 10% dari jumlah aktiva
lancar

 
Aliran kas
PELAYANAN

depresiasi

BAHAN
AKTIVA UPAH BIAYA
TETAP
MENTAH
ADMI-NISTRASI
(Neto)
+ BIAYA AMHP
LAINNYA /BMHP
P I U TANG
1

a 2
c b

3
5
HUTANG 4 KAS PEMILIK

d e
Faktor 2 yg mempengaruhi besar kecilnya
persediaan besi kas
 Persediaan minimal/persediaan besi kas (safety cash
balance ) ialah jml minimal dari kas yang harus
dipertahankan oleh RS agar dpt memenuhi kewajiban
finansialnya sewaktu – waktu.

 Faktor2 yg mempengaruhi besar kecilnya persediaan besi


kas adalah :
1. Perimbangan antara kas masuk dengan aliran kas keluar
2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan
3. Adanya hubungan yg baik dg bank - bank
Motivasi Memegang Kas

 Motif transaksi
Penyediaan uang kas untuk membayar berbagai kegiatan
dlm rangka kegiatan pelayanan.
 Motif berjaga-jaga
Mempertahannkan saldo kas guna memenuhi permintaan
kas yg sifatnya tidak terduga.
 Motif spekulasi
Untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau
menginvestasikan kas dalam bentuk invetasi yg paling
likuid. Biasanya dalam sekuritas.
Pengelolaan Saldo Kas
 Teknik pengelolaan kas
1. Memanfaatkan masa mengambang
2. Mempercepat penerimaan
3. Memperlambat pembayaran
 Model Konversi
1. Jika terjadi surplus, maka jumlah optimal dari kas yang
diubah menjadi sekuritas.
2. Jika diperlukan tambahan kas, jumlah optimal sekuritas
yg diubah kedalam bentuk kas.
 Metode terkenal yg dipakai untuk mengelola kas yg efisien
adalah : (1) Model boumol dan (2) model Miller Orr
MANAJEMEN PIUTANG
DAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN
Perputaran melalui proses pelayanan

BARANG PROSES
PERSEDIAAN PELAYANAN PIUTANG

Tunai
KAS 1 KAS 2
I. Manajemen Piutang

 Kegiatan yan RS, piutang tidak dpt dihindarkan


bahkan dikembangkan melalui kerja sama.
 Piutang adalah investasi perusahaan yang tidak
menghasilkan,
 Piutang mengandung resiko yang tinggi
misalnya risiko piutang tidak tertagih.
MENGAPA PENJUALAN KREDIT
DILAKUKAN ?

 Dlm rangka usaha untuk memperbesar


volumen penjualan.
 Merupakan pelanggan yang loyal
 Piutang mempunyai tingkat likuiditas yang
tinggi
 Sebagai sarana promosi
 Regulasi pemerintah
Penugasan, misalnya hrs melayani pasien
BPJS Kesehatan (PBI maunpun Non PBI)
Faktor2 yg mempengaruhi besar piutang

 Volume penjualan kredit (proporsi penjualan kredit dari


seluruh penjualan )
 Syarat pembayaran penjualan kredit ( bersifat lunak atau
ketat, misalnya dibayar mingguan, bulanan atau 6
bulanan)
 Ketentuan tentang pembatasan kredit ( Plafond kredit,
sampai batas tertentu )
 Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang
( aktif atau pasif )
 Kebiasaan membayar dari para kontraktor
( penjamin piutang ).
PENGENDALIAN PIUTANG

a. Seleksi dlm pemeberian


piutang ( 5 C)
Kebijakan
Pemberian b. Standar pemberian piutang
Piutang Syarat yg umum & jumlah
maksimum piutang

c. Persyaratan piutang
Misalnya : 2/10 net 30

Sekumpulan prosedur
Kebijakan penagihan suatu piutang pd
Penagihan saat jatuh tempo.
Seleksi dlm pemberian piutang
Seleksi calom mitra kerja sama (payer) :
 Character ( Karakter ) Penilaian dlm

berusaha untuk memenuhi


kewajiban-kewajibannya.
 Capacity (Kemampuan)  kemampuan dari
pelanggan ( Solvabilitas )
 Capital ( Kapital)  Diukur oleh posisi finansiil
perusahaan secara umum.
 Collateral (Kolateral )  jaminan
 Conditions ( Kondisi ) trend ekonomi
Kebijakan Penagihan
(Collection Policies)
 Adalah sekumpulan prosedur penagihan
suatu piutang pada saat jatuh tempo.
 Pendekatan yg umum digunakan untuk
mengevaluasi kerdit dan kebijakan
penagihan :
- Rasio rata-rata periode
- Aging accounts receivable
Penyaringan para debitur
 Penentuan besarnya resiko yg akan ditagung
oleh RS ( misalnya 10% )
 Penyelidikan ttg kemampuan debitur untuk
memenuhi kewajibannya (Likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas ).
 Mengadakan klasifikasi dari para debitur
berdasarkan resiko pembayaran ( misalnya 5%,
10% , 15%)
 Mengadakan seleksi dari para debitur ( misalnya
masuk dibawah 10%)
Pengelompokan Piutang Pasien
1. Pihak ke 3 sbg pembayar (third –party payer)
a. BPJS Kesehatan
b. Piutang Jamkesda
c. Piutang penjamin perusahaan
d. Piutang pembayar lainnya
2. Piutang pasien umum
Piutang pasien yg tdk dijamin oleh pihak ke3
(self payer).
Teknik Penagihan

 Dikirim surat
 Ditelepon
 Didatangi
 Menggunakan agen/orang lain
 Tindakan secara hukum
Penyisihan Piutang

 Umur piutang 1-2 tahun : 25%


 Umur piutnag 2-3 tahun : 35%
 Umur piutang 3-4 tahun : 50%
 Umur piutang 4-5 tahun : 75%
 Umur piutang diatas 5 tahun : 100%
Manajemen Persediaan
 Persediaan (inventory) adalah suatu Aset
(aktiva/ harta ) , yang meliputi barang-barang
milik rumah sakit, yang dipergunakan dalam
proses pemberian pelayanan medis kepada
anggota masyarakat yang membutuhkannya.
 Persediaan RS:
1. Persediaan obat-obatan (brg Farmasi )
2. Persediaan Bahan dapur/Makanan
3. Persediaan barang non medis /logstik
TUJUAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

Ada 3 tujuan pokok manajemen persediaan : 1.


Tujuan operasional
Selalu tersedia dlm jumlah yg tepat dan
kualitas/spesifikasi yg memadai/sesuai pd waktu yg
dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan
Tujuan operasional tercapai, dg total biaya yg
terendah.
3. Tujuan keutuhan
Keamanan : tdk terganggu oleh pecurian, kerusakan,
pemborosan, penggunaan tanpa hak dan nilai
persediaan dinyatakan dg benar pada catatan akuntnasi.
Pada intinya agar barang-barang atau bahan-
bahan yang diperlukan untuk kegiatan
operasional rumah sakit dapat tersedia
sesuai dengan :
- kuantitas,
- Kualitas (termasuk spesifikasi)
- waktu dibutuhkan
- biaya yang seefisien mungkin
Faktor2 yg mempengaruhi persediaan

1. Volume kebutuhan
2. Volume kegiatan pelayanan yg direncanakan
3. Besarnya pembelian bahan setiap x pembelian untuk
mendapatkan biaya pembelian yg minimal.
4. Estimasi ttg fluktuasi harga bahan yg akan datang
5. Peraturan pemerintah yg menyangkut persediaan
6. Biaya dan risiko penyimpanan
7. Tingkat kecepatan menjadi rusak/turun kualitasnya
Biaya Persediaan

1. Biaya pembelian (purchasing cost) : PD


2. Biaya pemesanan (ordering cost) : D/Q x O)
3. Biaya penyimpanan (carrying cost) : HQ + IP Q/2)
4. Biaya kelebihan persediaan ( long or overstock cost) : L
5. Biaya Biaya Kekurangan persediaan (short or stock-out
cost) : S
1. Biaya Pembelian

Biaya pembelian adalah sejumlah dana yg


dibayarkan kpd supplier atas barang/bahan yg
dibeli 1 peride (misal tahun) .
Variabel biaya pembelian .

PD

 Jumlah paket (item) dg simbul D


Harga brg per paket/item dg simbul P
2. Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan berkaitan dg :
a.Membuat spesifikasi teknis

b.Permintaan penawaran kpd supplier dan evaluasi/analisis penawaran

c.Menyiapkan order/surat perintah kerja

d.Penerimaan barang/bahan

e.Pencatatan/pembukuan

f.Pembayaran tagihan

Variabel biaya pemesanan :


(D/Q) O
1.Jmlh item brg yang dibeli dan digunakan untuk 1 periode (misal 1 thn)
:D
2.Jmlh item brg sekali pesan : Q

3.Biaya untuk sekali pesan : O


Biaya Penyimpanan
Terdiri dari 2 unsur biaya :
a. Unsur biaya kesempatan yg hilang
Dana yg ditahan dlm persediaan memiliki alternatif investasi lain yg diharapkan
mendapatkan penghasilan yg lebih besar.
b. Unsur biaya penyimpanan
Yang termasuk biaya penyimpanan :
1. Biaya penggunaan/sewa ruang gedung
2. Biaya pemeliharaan & penurunan nilai brg untuk kemungkinan rusak.
3. Biaya untuk menghitung/menimbang brg yg dibeli
4. Biaya asuransi
5. Biaya karena keusangan
Variabel biaya penyimpanan :
HQ + IP Q/2
Keterangan :
- Biaya Penyimpanan
1. Biaya penyimpanan per item brg : H
2. Jumlah item brg sekali pesan : Q
- Biaya kesempatan yg hilang
1. Tingkat bunga : I
2. Harga per item brg : P
3. Rata2 jmlh item sekali pesan : Q/2
4. Biaya Kelebihan & Kekurangan persediaan
A. Biaya Kelebihan persediaan
Kelebihan persediaan mengandung biaya kelebihan biaya, yang terdiri dari :
a. Biaya penyimpanan
b. Biaya kelebihan persediaan karena tdk tahan lama (misal ruang pendingin)

Simbul biaya kelebihan persediaan : L

B. Biaya Kekurangan Persediaan


Terjadinya kekurang persediaan ada biaya kekurangan persediaan, yg
mengadung 2 unsur biaya :
a. An immediate cash cost dan
Biaya khusus karena harus pesan/pengadaan khusus, misalnya pada hari
libur, hrs lembur.
b. intangible cost :
Biaya non moneter dari kondisi sakit. (obat tidak ada, maka pasien hrs
menanggung rasa sakit sampai menunggu obat tersedia).
TOTAL COST (TC)

TC = PD + (D/Q )O + HQ+IP Q/2 + L + S

Total cost
Purchase
Cost
Order
Cost
Carrying
Cost
Overstocked
Cost
Stock Out
Cost
Teknik Mengelola Persediaan
1. Sistem ABC
2. Model dasar kuantitas pesanan ekonomis
(EOQ)
3. Titik pemesanan kembali
4. Sistem perencanaan Kebutuhan Material
5. Sistem Tepat Waktu
Sistem ABC
Teknik manajemen persediaan dg membagi persediaan ke
dlm 3 golongan sesuai tingkat penurunan kepentingan :
a. Golongan A
Brg yg sedikit jenisnya (mis 20%), ttp paling besar
investasinya (mis 80%).
b. Golongan B
Untuk brg yang jenis maupun nilainnya lebih kecil dari
golongan A
c. Golongan C
Banyak jenisnya, sedangkan nilai investasinya kecil
dibandingkan dengan golongan A
Economic Order Quantity (EOQ)
EOQ adalah suatu metode untuk menentukan jumlah
pesanan yg paling ekonomis untuk satu kali pesan.
Ada 3 hal :
1. Biaya pesanan
2. Biaya penyimpanan
3. Biaya total
Contoh :pendekatan metamatis.
a. Harga per item brg ; Rp 100  P
b. Jmlh item brg yg dibeli dan digunakan untuk 1 thn :
1000 item (unit) D
c. Biaya setiap kali pesan per item : Rp 10  O
d. Tingkat bunga :5%  I
e. Biaya penyimpanan per item brg : Rp 0,50  H
Solusi : EOQ
EOQ = 2 DO
IP + 2 H

EOQ = 2 (1000) x10 = 58 item (unit)


5% (100) +2(0,5)

• Jml ekonomis setiap kali pesan sebanyak 58 item


• 1 thn akan pesan sebanyak 17 kali
• Rata2 jml brg adalah 58 / 2 =29
• Total cost minimum  TC = PD + (D/QxO) + (HQ + IP Q/2)
• TC minimum  100.000 + 172 + (29 + 145)
• TC minimum  Rp 100.346

 
Pendekatan secara tabel :

Order Purchase Order cost Carrying Total Cost


Quantity cost cost
(1) (2) (3) (D/QO ) (4) (HQ+IP Q/2) (5) 2+3 + 4

40 100.000 250 120 100.370


50 100.000 200 150 100.350
56 100.000 179 168 100.347
58 100.000 172 174 100.346
60 100.000 167 180 100.347
80 100.000 126 240 100.365
Titik Pemesanan Kembali

Contoh :
Quantity order : 58 unit
Lead time : 10 hari , rata2 pemakaian brg : 1 unit per hari
Reorder point = lead time x rata2 pemakaian per hari
Reorder point = 10 x 1 = 10 Unit

Pada saat brg di gudang tinggal 10 unit, maka hrs segera


pesan kembali. Pd waktu brg habis, pesanan sebanyak 58
unit datang.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai