NAMA KELOMPOK
AMIN SIRAJUDDIN (11170340000034)
AAN NAJMUTSAQIB (11170340000144)
ARINI MAFAZAL IZZATI (11170340000200)
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Sains
dalam Islam
Pada masa 3000 tahun sebelum masehi telah muncul peradaban di lembah
Mesopotamia (dataran di antara sungai Tigris dan Efrat) di Timur Tengah, di tepi
sungai Nil, Mesir, dan di lembah sungai Indus. Selain itu, peradaban juga muncul di
lembah Sungai Kuning (peradaban bangsa Cina). Di tempat-tempat perkembangan
peradaban kuno, pertumbuhan masyarakat semakin kompleks menyebabkan
penciptaan aksara untuk mempermudah usaha administrasi dan niaga.1 Dengan
mulai majunya peradaban kuno dengan mengenal aksara ini merupakan awal
perkembangan ilmu pengetahuan manusia.
Kemudian pada sejarah dunia lama yaitu masa awal abad masehi, yaitu pada
masa Yunani Kuno (perkembangan awal filsafat ilmu pengetahuan lebih lanjut).
Menurut Amsal Bakhtiar dalam bukunya, filsafat di jadikan sebagai landasan berfikir
oleh bangsa Yunani untuk menggali ilmu pengetahuan, sehingga berkembang pada
generasi-generasi setelahnya.2 Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai
dengan akhir abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap an inquiring attitude (suatu
sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis) dan tidak menerima
pengalaman yang di dasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima segitu
saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur.
PERKEMBANGAN SAINS ISLAM ERA KLASIK
Al-Qalasadi
Sejarah mencatat al-Qalasadi mengenalkan simbol-simbol Aljabar sebagai
pengembangan dari al-banna, al-Qalasadi memperkenalkan simbol-simbol
matematika dengan menggunakan karakter dari alfabet Arab. Ia menggunakan
wa (+), untuk pengurangan (-), Al-Qalasadi menggunakan illa berarti “kurang”
serta fi untuk perkalian (x). Simbol ala untuk pembagian (/).
Al-Abbas ibn Sa’di al-Jauhari
Karyanya al-Jauhari: Elemen Euclid berisi 50 proposisi tambahan dan
bukti percobaan dalil paralel dan menulis tentang Euclids Element, ia lahir di
Baghdad. Dalam bukunya Commentary on Euclid’s Elements, ia berusaha
membuktikan postulat paralel dan melakukan observasi dari Baghdad ke
Damaskus.
Abd al-Hamid ibn Turk
Abd al-Hamid Turki atau Abd al-Hamid bin Turk jili menulis sebuah karya
aljabar terdiri dari bab “kebutuhan logika dalam persamaan campuran”, pada
solusi persamaan kuadrat. Dia menulis sebuah naskah berjudul kebutuhan
logika dalam persamaan campuran, yang sangat mirip dengan karya Al
khawarizmi “al-Jabr” dan diumumkan pada sekitar waktu yang sama atau
bahkan mungkin lebih awal dari aljabar.
Banu Musa
Risalah matematika paling terkenal mereka adalah kitab dari pengukuran
pesawat dan angka bulat, yang dianggap masalah yang sama seperti
Archimedes pada pengukuran lingkar, pada bola dan silinder.
Al-Mahani
Al-Mahani mengamati gerhana bulan dan ia menghitung awal dengan
astrolabe dan bahwa awal tiga gerhana berturut-turut sekitar setengah jam
kemudian bisa dihitung. Karya Al-Mahami memecahkan masalah Archimedes.
Ia pecahkan dengan cara baru adalah dengan pemotongan bola oleh pesawat
sehingga dua segmen yang dihasilkan memiliki volume rahasia tertentu.
Al-Khazin
Abu Ja'far Al khazin diminta oleh Wazir dari Rayy, untuk mengukur arah
miring ekliptika atau sudut dimana matahari muncul untuk membuat garis
khatulistiwa bumi. Dia dikatakan telah membuat pengukuran menggunakan
cincin sekitar 4 m. Salah satu dari karya-karya al-khazin juz Al- Safa’ih (tabel
cakram dari astrolabe).
karya yang dijelaskan Al khozin tampaknya telah memotivasi
matematikawan lain yang bernama Al-khujandi. Al-Khujandi mengklaim telah
membuktikan bahwa X 3 + y 3 = z 3 adalah mustahil untuk bilangan bulat x, y,
z yang tentu saja dengan n = 3 pada kasus Teorema terakhir fermat. Dalam
notasi modern masalah ini diberi bilangan asli, menemukan bilangan asli x, y,
z sehingga x 2 + a = y 2 dan al-Khazin membuktikan bahwa keberadaan x, y, z
dengan sifat-sifat ini adalah setara dengan keberadaan bilangan asli u, v
dengan a = 2 uv.
Al-Karaji
Abu Bakar bin Muhammad bin Al-Husain Al-karaji atau Al-karkhi menulis
kitab Al-kafi fi Al-Hisab (pokok-pokok aritmatika). Tiga karya utamanya adalah:
1. Al-Badi’ fi Al-Hisab (perhitungan yang indah)
2. Al-Fahri fi Al-Jabr wa al-Muqabalah (Aljabar yang agung)
3. Al-Kahfi fi Al-Hisab (perhitungan yang memadai)
SEJARAH SAINS DALAM ISLAM PERIODE
PERTENGAHAN
Bidang Astrologi
•Al-Balkhi
SEJARAH SAINS DALAM ISLAM PERIODE
MODERN
• Sejarah Sains Modern
Sains abad modern merupakan akumulasi pergerakan Revolusi Sains
(Scientific Revolution) dan Abad Pencerahan (Enlightenment Age). Kedua hal
ini menjadi cikal bakal bagi lahirnya sains modern. Dua moment ini tidak
terlepas dari interaksi yang terjadi antara pengetahuan Barat dan Timur
melalui penerjemahan yang terjadi di Spanyol, Sisilia dan Italia Utara.
Penerjemahan tersebut ada dalam sebuah lembaga pendidikan yang dikuasai
oleh Gereja pada masa itu, meskipun lembaga tersebut ada di bawah
kekuasaan Gereja, lembaga tersebut diberi keluasan untuk mengembangkan
dan mengatur aturannya secara independen.
Lembaga tersebut memfokuskan pengembangannya pada pengetahuan
ilmiah, dan mendasari prinsipnya pada metode observasi dan rasional.
Sehingga aturan yang diberikan oleh lembaga tersebut tidak sedikit
berbasiskan prinsip dari tujuan tersebut.
Dalam hasil penerjemahan tersebut kita dapat menemukan beberapa
karya yang diterjemahkan diantaranya: Euclid dengan Element, Ptolemy
dengan Almagest, Ibn al-Haitham dengan Optic, al-Khwarizmi dengan al-
Gebra, Ibn Sina Canon dan Galen serta Hippocrates dalam bidang
kedokteran. Karya-karya tersebut dijadikan dasar kurikulum pada beberapa
lembaga pendidikan masa itu, hingga akhirnya 2 dari 1200 lembaga
pendidikan memperoleh kemajuan yang sangat pesat dalam pengetahuan
ilmiah: Oxford dan Paris.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan di Barat merupakan
imbas dan terpengaruh oleh kemajuan yang terjadi di dunia Islam, terutama
setelah adanya gerakan Averroisme yang membumi di Eropa. Barat
mendapatkan pengaruh positif dalam ilmu pengetahuan dari dunia Islam.
Tokoh-tokoh Ilmuan Muslim Dalam Perkembangan
Sains Modern