Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH SAINS DALAM ISLAM

PERIODESEJARAH SAINS DALAM ISLAM


KLASIK, PERTENGAHAN, DAN MODERN
PERIODE KLASIK, PERTENGAHAN, DAN MODERN

NAMA KELOMPOK
AMIN SIRAJUDDIN (11170340000034)
AAN NAJMUTSAQIB (11170340000144)
ARINI MAFAZAL IZZATI (11170340000200)
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Sains
dalam Islam

Pada masa 3000 tahun sebelum masehi telah muncul peradaban di lembah
Mesopotamia (dataran di antara sungai Tigris dan Efrat) di Timur Tengah, di tepi
sungai Nil, Mesir, dan di lembah sungai Indus. Selain itu, peradaban juga muncul di
lembah Sungai Kuning (peradaban bangsa Cina). Di tempat-tempat perkembangan
peradaban kuno, pertumbuhan masyarakat semakin kompleks menyebabkan
penciptaan aksara untuk mempermudah usaha administrasi dan niaga.1 Dengan
mulai majunya peradaban kuno dengan mengenal aksara ini merupakan awal
perkembangan ilmu pengetahuan manusia.
Kemudian pada sejarah dunia lama yaitu masa awal abad masehi, yaitu pada
masa Yunani Kuno (perkembangan awal filsafat ilmu pengetahuan lebih lanjut).
Menurut Amsal Bakhtiar dalam bukunya, filsafat di jadikan sebagai landasan berfikir
oleh bangsa Yunani untuk menggali ilmu pengetahuan, sehingga berkembang pada
generasi-generasi setelahnya.2 Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai
dengan akhir abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap an inquiring attitude (suatu
sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis) dan tidak menerima
pengalaman yang di dasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima segitu
saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur.
PERKEMBANGAN SAINS ISLAM ERA KLASIK

• Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Islam klasik di awali


dengan permasalahan politik yakni peristiwa Fitnah Al-Kubra yang
membagi umat menjadi tiga golongan yaitu syiah (pengikut ali),
khawarij dan pengikut muawiyah.
• Diluar konflik yang muncul saat itu, sejarah mencatat dua orang
tokoh besar yang tidak ikut terlibat dalam perdebatan teologis yang
cenderung mengkafirkan satu sama lain, tetapi justru mencurahkan
perhatiannya pada bidang ilmu agama. Kedua tokoh itu adalah
Abdullah Ibnu Umar dan Abdullah Ibnu Abbas. Yang disebut
pertama mencurahkan perhatiannya dalam bidang ilmu hadits,
sementara yang disebut belakangan lebih berorientasi dalam bidang
ilmu tafsir. Kedua tokoh ini sering disebut sebagai pelopor
tumbuhnya institusi keulamaan dalam islam, sekaligus berarti
pelopor kajian mendalam dan sistematis tentang agama islam.
Mereka juga sering di sebut sebagai “moyang” golongan sunni atau
Ahl-al-Sunnah wa al-Jama’ah.
• Perkembangan kemajuan sains dan teknologi pada zaman khalifah
Islamiyah yang dicapai kaum muslimin di mulai dengan pengalihan
pengetahuan yang ada pada filsafat Yunani ke lingkungan dunia Islam.
Pengalihan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari pemikiran-
pemikiran yang dihasilkan oleh Plato dan Aristoteles yang sudah
berkembang terlebih dahulu.
• Proses penerjemahan itu sendiri paling awal dimulai pada masa
kekhalifaan Bani Umayyah (661 - 750 M), khususnya masa kekhalifaan Abd
Malik (685 - 705 M). Pada masa ini, buku-buku yang diterjemahkan lebih
berkaitan dengan persoalan administrasi, laporan-laporan dan
dokumentasi-dokumentasi pemerintahan, demi untuk mengimbangi dan
melepaskan diri dari pengaruh model administrasi Bizantium-Persia. Setelah
itu, buku-buku yang berkaitan denga ilmuilmu pragmatis, seperti
kedokteran, kimia dan antropologi. Hanya saja, karena pemerintahan lebih
disibukkan oleh persoalan politik dan ekonomi, usaha-usaha keilmuan ini
tidak berlangsung baik.
ILMUAN KLASIK ISLAM DAN KARYANYA

 Ibnu Musa al-Khawarijmi (penemu Algoritma dan Aljabar)


Abu Abdullah Muhammad Ibnu Musa al-khawarizmi. Algoritma diambil dari
nama penemunya, yaitu al-khawarizmi. Ia lahir di khawarizm buka (Kheva), kota
di selatan sungai oxus (Uzbekistan) pada tahun 770 Masehi.
Nama Aljabar sendiri diambil dari bukunya yang terkenal yakni Al-Jabr wa al-
Muqabalah. Ia mengembangkan tabel trigonometri memuat fungsi sinus, cosinus,
tangen, cotangen, konsep diferensi, peletak rumus ilmu ukur penyusun daftar,
garitma, dan hitungan desimal, serta ilmu bumi.
Abu Nasr Mansur Ibn Ali Ibn Iraq, sang penemu hukum sinus (970 - 1036).
Abu Nasr Mansur Ibn Ali ibn Iraq lahir pada tahun 970 di Gilan, Persia. abu Nasr
Mansur menuntut ilmu dan berguru pada Abu Al-Wafa’. Otaknya yang cemerlang
membuat abu Nasr dengan mudah menguasai matematika dan astronomi.
Kehebatannya itu pun menurun pada muridnya yakni Al-Biruni.
 Al-Hajjaj bin Yusuf bin Matar (786-833)
Al-hajjaj menterjemahkan Elemen Euclid dari bahasa Yunani ke bahasa
Arab. Menerjemahkan Ptolemeus Algamest, Ptolemy Megale sintaks yang
dikenal sebagai Almagest dan Euclids Elemen yang ia revisi dengan gambar
lebih canggih dari aslinya.

 Al-Qalasadi
Sejarah mencatat al-Qalasadi mengenalkan simbol-simbol Aljabar sebagai
pengembangan dari al-banna, al-Qalasadi memperkenalkan simbol-simbol
matematika dengan menggunakan karakter dari alfabet Arab. Ia menggunakan
wa (+), untuk pengurangan (-), Al-Qalasadi menggunakan illa berarti “kurang”
serta fi untuk perkalian (x). Simbol ala untuk pembagian (/).
 Al-Abbas ibn Sa’di al-Jauhari
Karyanya al-Jauhari: Elemen Euclid berisi 50 proposisi tambahan dan
bukti percobaan dalil paralel dan menulis tentang Euclids Element, ia lahir di
Baghdad. Dalam bukunya Commentary on Euclid’s Elements, ia berusaha
membuktikan postulat paralel dan melakukan observasi dari Baghdad ke
Damaskus.
 Abd al-Hamid ibn Turk
Abd al-Hamid Turki atau Abd al-Hamid bin Turk jili menulis sebuah karya
aljabar terdiri dari bab “kebutuhan logika dalam persamaan campuran”, pada
solusi persamaan kuadrat. Dia menulis sebuah naskah berjudul kebutuhan
logika dalam persamaan campuran, yang sangat mirip dengan karya Al
khawarizmi “al-Jabr” dan diumumkan pada sekitar waktu yang sama atau
bahkan mungkin lebih awal dari aljabar.

 Ya’qub ibn Ishaq al-Kindi


abu Yusuf Ya’kub bin Ishaq Al-Sabbah Al-Kindi yang lahir pada tahun 801
dan wafat pada tahun 873 masehi ini juga dikenal sampai ke barat oleh versi
nama latinnya “Alkindus”. Alkindus dikenal di barat sebagai seorang polymath
Arab Iraq karya Yunani. Kontribusinya untuk matematika mencakup banyak
karya aritmatika dan geometri.

 Banu Musa
Risalah matematika paling terkenal mereka adalah kitab dari pengukuran
pesawat dan angka bulat, yang dianggap masalah yang sama seperti
Archimedes pada pengukuran lingkar, pada bola dan silinder.
 Al-Mahani
Al-Mahani mengamati gerhana bulan dan ia menghitung awal dengan
astrolabe dan bahwa awal tiga gerhana berturut-turut sekitar setengah jam
kemudian bisa dihitung. Karya Al-Mahami memecahkan masalah Archimedes.
Ia pecahkan dengan cara baru adalah dengan pemotongan bola oleh pesawat
sehingga dua segmen yang dihasilkan memiliki volume rahasia tertentu.

 Al-Khazin
Abu Ja'far Al khazin diminta oleh Wazir dari Rayy, untuk mengukur arah
miring ekliptika atau sudut dimana matahari muncul untuk membuat garis
khatulistiwa bumi. Dia dikatakan telah membuat pengukuran menggunakan
cincin sekitar 4 m. Salah satu dari karya-karya al-khazin juz Al- Safa’ih (tabel
cakram dari astrolabe).
karya yang dijelaskan Al khozin tampaknya telah memotivasi
matematikawan lain yang bernama Al-khujandi. Al-Khujandi mengklaim telah
membuktikan bahwa X 3 + y 3 = z 3 adalah mustahil untuk bilangan bulat x, y,
z yang tentu saja dengan n = 3 pada kasus Teorema terakhir fermat. Dalam
notasi modern masalah ini diberi bilangan asli, menemukan bilangan asli x, y,
z sehingga x 2 + a = y 2 dan al-Khazin membuktikan bahwa keberadaan x, y, z
dengan sifat-sifat ini adalah setara dengan keberadaan bilangan asli u, v
dengan a = 2 uv.
 Al-Karaji
Abu Bakar bin Muhammad bin Al-Husain Al-karaji atau Al-karkhi menulis
kitab Al-kafi fi Al-Hisab (pokok-pokok aritmatika). Tiga karya utamanya adalah:
1. Al-Badi’ fi Al-Hisab (perhitungan yang indah)
2. Al-Fahri fi Al-Jabr wa al-Muqabalah (Aljabar yang agung)
3. Al-Kahfi fi Al-Hisab (perhitungan yang memadai)
SEJARAH SAINS DALAM ISLAM PERIODE
PERTENGAHAN

•Periode sekitar 900-1000 M/pada tahun 1250-


1800
•Masa ini merupakan masa kegelapan bagi
orang-orang Eropa, karena Islam berada di
garda terdepan membangun peradaban dunia.
•Antara tahun 750-1258 M atau 132-658 H,
Islam membangun dan memimpin peradaban
dunia baik dalam bidang pemikiran,
kebudayaan, ilmu pengetahuan dan sastra.
Zaman kebudayaan Islam mencapai
puncaknya, baik lapangan ekonomi,
kekuasaan, ilmu pengetahuan maupun
kesenian, meliputi:
a. Masa Abbasiyah 1, yang berpusat di
Baghdad berjalan selama 100 tahun
dengan para khalifahnya yang
mempunyai kekuasaan penuh, berpikir
maju, dan pecinta ilmu.
b. Masa Abbasiyah 2, politik pusat
Abbasiyah berangsur-angsur melemah,
namun lapangan kebudayaan, terutama
dalam lapangan ilmu pengetahuan.
Ibukota-ibukota provinsi berlomba-
lomba menyaingi Baghdad dalam hal
kemajuan.
Dinasti Abbasiyah berdiri pada tahun 132 H/ 750 M oleh Abul
Abbas as-Safah
Dinasti yang merupakan
Abbasiyah berdiri padaketurunan
tahun 132dari Abbas
H/ 750 M bin
oleh Abul
Abdul Muthallib,
Abbas as-Safahdan yangmasih satu keturunan
merupakan keturunan dengan Nabi bin
dari Abbas
Muhammad Saw, karena
Abdul Muthallib, Abbas satu
dan masih adalah saudara dengan
keturunan Abdullah,
Nabiayah
Rasulullah
Muhammad Saw. Saw,
Pemerintahan
karena Abbasdinasti Abbasiyah
adalah saudara memimpin
Abdullah, ayah
kekuasaan Islam
Rasulullah Saw.selama ± 5,5 abaddinasti
Pemerintahan atau 524 tahun dengan
Abbasiyah memimpin37
Khalifah. Khalifah
kekuasaan IslamAbbasiyah
selama ± 5,5pertama
abad dan
ataumerupakan peletak 37
524 tahun dengan
pondasi peradaban
Khalifah. Khalifah Islam adalah pertama
Abbasiyah Abu Ja’far al-Mansur
dan merupakanyang peletak
mampu mengantarkan
pondasi peradaban Islam Islamadalah
menjadi dinasti
Abu Ja’faryang
al-Mansur yang
berperadaban cemerlang. Kecemerlangan
mampu mengantarkan Abbasiyah
Islam menjadi dinasti yangmencapai
puncaknya tepat pada
berperadaban pemerintahan
cemerlang. Harun al-Rasyid
Kecemerlangan Abbasiyah yang
mencapai
meletakkan
puncaknya Islam padapuncak
tepat kegemilangannya.
pada pemerintahan Pada saat
Harun al-Rasyid itu
yang
ilmu
meletakkan Islam padapuncak kegemilangannya. Pada saat itu
pengetahuan
ilmu berkembang pesat. Karya-karya ulama Islam tidak
hanya terfokus pada
pengetahuan kajian keislaman
berkembang saja, namunulama
pesat. Karya-karya kajianIslam tidak
mereka
hanya meliputi
terfokusberbagai macam
pada kajian ilmu pengetahuan.
keislaman saja, namunDi antara
kajian
ilmu pengetahuan
mereka meliputiyang berkembang
berbagai macam ilmusaat itu adalah
pengetahuan. Di antara
historiografi, astronomi,
ilmu pengetahuan astrologi,
yang fisika, saat
berkembang kimia,itumatematika,
adalah
kedokteran, hukum
historiografi, dan filsafat,
astronomi, selainfisika,
astrologi, ilmu-ilmu
kimia,agama Islam
matematika,
dankedokteran,
pemikiran Islam.
hukum dan filsafat, selain ilmu-ilmu agama Islam
dan pemikiran Islam.
Perkembangan ilmu pengetahuan tersebut
-
dipengaruhi oleh kebijakan khalifah Harun al-
Rasyid yang memberikan dukungan penuh
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Salah satu
usaha yang dilakukan oleh Harun al-Rasyid dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan adalah
dengan mendirikan perpustakaan Baitul Hikmah,
yang menjadi sumber dan inspirasi para
ulama dan intelektual Islam saat itu untuk
melakukan pelbagai kegiatan pengembangan ilmu
pengetahuan. Perpustakaan tersebut tidak hanya
menjadi tempat buku-buku ilmiah, akan tetapi
perpustakaan itu juga menjadi tempat kegiatan
para ulama dalam melakukan penterjemahan/alih
bahasa, penelitian dan penulisan karya-karya
ilmiah. Ahmad Syalabi dalam bukunya
menjelaskan bahwa kegiatan para ulama dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan pada periode
tersebut terdiri dari: menyusun buku-buku ilmiah,
mengatur ilmu-ilmu keislaman, terjemahan dari
bahasa asing.
Tokoh-tokoh Saintis Muslim Abad Pertengahan

Bidang Bidang Fisika Bidang Bidang


Geografi Kedokteran Matematika
•Abu Ali Al- •Al-Biruni dan Farmasi •Al-Hayyam
Mas’udi •Al-Battani •Al-Razi
•Yaqut al- •Al-Khazini •Ibnu Sina Bidang Astronomi
Hamawi •Ali bin Abbas •Al-Fazari
•Al-Idrisi •Ibnu Jazlah •Al-Farghani
•Ibnu Bathuta •Al-Zahrawi •Al-Hayyam
•Abu Ubaedillah •Al-Baythar •Al-Majriti

Bidang Astrologi
•Al-Balkhi
SEJARAH SAINS DALAM ISLAM PERIODE
MODERN
• Sejarah Sains Modern
Sains abad modern merupakan akumulasi pergerakan Revolusi Sains
(Scientific Revolution) dan Abad Pencerahan (Enlightenment Age). Kedua hal
ini menjadi cikal bakal bagi lahirnya sains modern. Dua moment ini tidak
terlepas dari interaksi yang terjadi antara pengetahuan Barat dan Timur
melalui penerjemahan yang terjadi di Spanyol, Sisilia dan Italia Utara.
Penerjemahan tersebut ada dalam sebuah lembaga pendidikan yang dikuasai
oleh Gereja pada masa itu, meskipun lembaga tersebut ada di bawah
kekuasaan Gereja, lembaga tersebut diberi keluasan untuk mengembangkan
dan mengatur aturannya secara independen.
Lembaga tersebut memfokuskan pengembangannya pada pengetahuan
ilmiah, dan mendasari prinsipnya pada metode observasi dan rasional.
Sehingga aturan yang diberikan oleh lembaga tersebut tidak sedikit
berbasiskan prinsip dari tujuan tersebut.
Dalam hasil penerjemahan tersebut kita dapat menemukan beberapa
karya yang diterjemahkan diantaranya: Euclid dengan Element, Ptolemy
dengan Almagest, Ibn al-Haitham dengan Optic, al-Khwarizmi dengan al-
Gebra, Ibn Sina Canon dan Galen serta Hippocrates dalam bidang
kedokteran. Karya-karya tersebut dijadikan dasar kurikulum pada beberapa
lembaga pendidikan masa itu, hingga akhirnya 2 dari 1200 lembaga
pendidikan memperoleh kemajuan yang sangat pesat dalam pengetahuan
ilmiah: Oxford dan Paris.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan di Barat merupakan
imbas dan terpengaruh oleh kemajuan yang terjadi di dunia Islam, terutama
setelah adanya gerakan Averroisme yang membumi di Eropa. Barat
mendapatkan pengaruh positif dalam ilmu pengetahuan dari dunia Islam.
Tokoh-tokoh Ilmuan Muslim Dalam Perkembangan
Sains Modern

Sudah diketahui bahwa pada zaman keemasan Islam banyak


bermunculan ilmuwan yang sangat kompeten di bidangnya masing-
masing. Mereka berhasil tampil sebagai filosof dan saintis yang mengisi
berbagai bidang keilmuwan, seperti kedokteran matematika, kimia, fisika
dan sebagainya. Keilmuwan mereka sangat berharga terutama bagi
perkembangan sains pada masa-masa berikutnya. Dan terdapat 3 tokoh
yang memiliki kontribusi begitu besar bagi perkembangan sains modern
dan diakui kalangan saintis, baik di Timur dan khususnya di Barat, yaitu
•Ibnu Rusyd (1126 -1198 M),
•Ibn al-Haytham (965-1040 M atau 354-430 H),
•Jabir ibn Hayyan (721-815 M)
Ibnu Rusyd
Pengaruh pemikiran Ibnu Rusyd
sebagian karya-karya terjemahan Ibn
Rusyd ke dalam bahasa Ibrani, kelak
Tokoh-tokoh ilmuwan, filosof dan muncul karya-karya terjemaham ke dalam
saintis Barat banyak yang belajar dari bahasa Latin. Inilah yang kemudian
filosof dan saintis muslim. Banyak tokoh- mempengaruhi pemikiran Eropa dan
tokoh ilmuwan dan filosof muslim menguncang sendi-sendi kehidupan
mendapat tempat yang terhormat di sosio-religius dalam masyarakat barat.
kalangan sarjana-sarjana Barat. Namun Pengaruhnya yang demikian besar terlihat
tokoh filosof dan pemikir muslim yang dari adanya gerakan averoisme, yaitu
dianggap paling berpengaruh dalam gerakan yang berkembang di Barat sejak
proses alih ilmu pengetahuan dan filsafat abad ke-13 yang berusaha mentransfer
Islam ke Barat adalah Ibn Rusyd. dan mengembangkan gagasan-gagasan
Rasionalitas filsafat Ibn Rusyd justru Ibn Rusyd ke dalam peradaban Barat.
membawa angin segar bagi dunia Eropa, Sampai abad ke-17 pengaruhnya tetap
bahkan mampu membebaskan Eropa dari dominan dan buku-bukunya tetap
cengkraman hegemoni gereja. Kehadiran dipelajari di Universitas-universitas Barat.
filsafat Ibn Rusyd telah mengobarkan api Gerakan inilah yang akhirnya melahirkan
revolusi yang menghendaki pemisahan Renaisans dalam masyarakat Barat, yaitu
sains dari agama. Ibn Rusyd, dengan paham yang berusaha membangkitkan
kemampuannya mengomentari kembali ilmu pengetahuan, setelah Barat
karyakarya Aristoteles, telah mengalami masa-masa kegelapan.
membangkitkan kembali budaya berpikir
yang telah lama redup dalam peradaban
tersebut
Ibn al-Haytham
Temuan Ibnu haytham
Ibn Haytham merupakan seorang sarjana muslim yang terkenal di
dunia Islam dan juga terkenal di kalangan sarjana Barat, yang dikenal di
sana dengan nama Alhazen (965-1039 M). Karya-karyanya tidak kurang
dari dua ratus buah, yang meliputi matematika, fisika, astronomi,
kedokteran dan optik, serta karya-karya terjemahan atau komentar atas
karya filsafat Aristoteles dan Galen. Karya monomentalnya adalah di
bidang optik, yaitu al-Manāẓir, yang membahas mengenai masalah-
masalah yang berkaitan dengan mata. Karya tersebut merupakanrefleksi
dari kinerja eksperimental yang sudah dibangunnya. Kinerja ilmiah yang
sudah dibangun oleh beliau ditransfer oleh Roger Bacon, yang dipandang
di Barat sebagai bapak dari metode eksperimental. Al-Manāẓir ini juga
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Opticae Thesaurus, dan diterbitkan
di Barat pada abad ke-16, dan karya ini juga amat berpengaruh terhadap
Kepler di bidang optik.
Al-Manāẓir adalah satu dari karya Ibn al-Haytham yang
teragung tentang bidang kajian optik dan buku tersebut pernah
menjadi rujukan bagi para ahli kajian optik setelahnya. Karya ini
diterjemahkan oleh Witelo pada tahun 1270 M dan kemudian
diterbitkan oleh F. Risner pada tahun 1572M dengan nama
Thesaurus Opticae. Dalam literatur lain dijumpai bahwa kitab al-
Manāẓir telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul
Opticae Thesaurus Alhazeni Arabis, yang disebarkan oleh Fried
Risner pada tahun 1572 dengan libri septem nunc primum editi
Jabir Ibn Hayyan :
Beliau merupakan seorang ilmuwan dan filosof terkemuka yang
memiliki nama lengkap Abu Musa Jabir ibn Hayyan al-Azdi. Kalangan Barat
mengenal dengan nama Geber. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam
bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan berguru pada Barmaki
Vizier, pada masa pemerintahan Harun al-Rashid di Baghdad. Ia
mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian
kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir
menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang
terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya
hukum perbandingan tetap. Kontribusi lainnya antara lain dalam
penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan
penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-
proses tersebut. Selain ahli dalam bidang ilmu kimia, beliau juga ahli
dalam ilmu yang lain seperti kedokteran, filsafat dan fisika. Hanya saja dari
sekian banyak ilmu yang digelutinya, tampaknya ilmu kimia lebih melekat
dan menonjol pada beliau.
Temuan Jabir Ibn Hayyan
Beberapa penemuan Jabir Ibn Hayyan diantaranya adalah:
asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi
dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua
regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat)
untuk melarutkan emas. Jabir Ibn Hayyan mampu mengaplikasikan
pengetahuannya di bidang kimia ke dalam proses pembuatan besi
dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang
pertama Mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada
pembuatan gelas kaca. Jabir Ibn Hayyan juga pertama kali
mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang
mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi
Al-Razi untuk menemukan etanol.

Anda mungkin juga menyukai