0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan6 halaman
Patogenesis mastitis dimulai dengan peningkatan tekanan di dalam saluran ASI akibat stasis yang menyebabkan sel epitel menjadi datar dan permeabilitas jaringan ikat meningkat, memungkinkan masuknya mikroorganisme. Respon inflamasi dan kerusakan jaringan memudahkan terjadinya infeksi oleh berbagai organisme seperti Staphylococcus aureus dan Escherecia coli.
Patogenesis mastitis dimulai dengan peningkatan tekanan di dalam saluran ASI akibat stasis yang menyebabkan sel epitel menjadi datar dan permeabilitas jaringan ikat meningkat, memungkinkan masuknya mikroorganisme. Respon inflamasi dan kerusakan jaringan memudahkan terjadinya infeksi oleh berbagai organisme seperti Staphylococcus aureus dan Escherecia coli.
Patogenesis mastitis dimulai dengan peningkatan tekanan di dalam saluran ASI akibat stasis yang menyebabkan sel epitel menjadi datar dan permeabilitas jaringan ikat meningkat, memungkinkan masuknya mikroorganisme. Respon inflamasi dan kerusakan jaringan memudahkan terjadinya infeksi oleh berbagai organisme seperti Staphylococcus aureus dan Escherecia coli.
• Fase invasi : fase masuknya mikroorganisme ke puting karena terbukanya l
ubang saluran puting • Fase infeksi : mikroorganisme berhasil masuk ke kelenjar dan akan membe ntuk koloni yang dalam waktu singkat akan menyebar ke lobuli dan alveoli • Fase infiltrasi : mikroorganisme sampai di mukosa kelenjar, tubuh akan ber eaksi dengan memobilisasi leukosit. Rusaknya susu akan merangsang timb ulnya reaksi jaringan dalam bentuk peningkatan sel di dalam susu. • Patofisiologi terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dal am duktus (saluran ASI) akibat stasis ASI. • Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi tegangan alveoli yang berleb ihan dan mengakibatkan sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar d an tertekan, sehingga permeabilitas jaringan ikat meningkat. Beberapa ko mponen (terutama protein kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma mas uk ke dalam ASI dan selanjutnya ke jaringan sekitar sel sehingga memicu r espons imun. • Stasis ASI, adanya respons inflamasi, dan kerusakan jaringan memudahkan terjadinya infeksi ( Pilar Mediano,2014). • Terdapat beberapa cara masuknya kuman yaitu melalui duktus laktiferus k e lobus sekresi, melalui puting yang retak ke kelenjar limfe sekitar duktus (periduktal) atau melalui penyebaran hematogen (pembuluh darah). • Organisme yang paling sering adalah Staphylococcus aureus, Escherecia co li dan Streptococcus. Kadang-kadang ditemukan pula mastitis tuberkulosis yang menyebabkan bayi dapat menderita tuberkulosa tonsil. • Pada daerah endemis tuberkulosa kejadian mastitis tuberkulosis mencapai 1% ( Zadrozny et al,2018). Thank You