Kelompok 3 :
1. Evan Dwi Nandes
2. Amalia Aslama
3. Aprilia Khiyarunnisa
4. Krisda Risel Hestanti
5. Fadhilah Ramadani
Rumusan masalah Quality Control
kegiatan laboratorium analitik dan
pasca analitik
PENJELASAN
Kegiatan laboratorium yang
dilakukan pada tahap Proses analitik merupakan tahapan dimana biasanya petugas laboratorium
analitik meliputi: terburu-buru dalam proses pembekuan sampel dan terlalu cepat saat melakukan
1. Pemeriksaan spesimen sentrifugasi,sehingga darah tidak membeku dengan sempurna yang
2. Pemeliharaan dan mengakibatkan masih adanya fibrin-fibrin / zat pengganggu dalam serum. Dalam
Kalibrasi alat hal ini dibutuhkan pengatur waktu/timer agar durasi pembekuan darah tepat
3. Uji kualitas reagen dan sentrifugasi sesuai.
4.Uji Ketelitian - Ketepatan Tujuan pengendalian tahap analitik yaitu untuk menjamin bahwa hasil
pemeriksaan spesimen dari pasien dapat dipercaya/ valid, sehingga klinisi dapat
menggunakan hasil pemeriksaan laboratorium tersebut untuk menegakkan
diagnosis terhadap pasiennya.
Laboratorium wajib melakukan pemeliharaan dan kalibrasi alat baik secara
berkala atau sesuai kebutuhan, agar dalam melaksanakan pemeriksaan spesimen
pasien tidak mengalami kendala atau gangguan yang berasal dari alat
laboratorium.
Uji ketelitian disebut juga pemantapan presisi, dan dapat dijadikan indikator
adanya penyimpangan akibat kesalahan acak (random error). Uji ketepatan
disebut juga pemantapan akurasi, dan dapat digunakan untuk mengenali adanya
kesalahan sistemik (systemic error). Pelaksanaan uji ketelitian – ketepatan yaitu
dengan menguji bahan kontrol yang telah diketahui nilainya (assayed control
sera). Bila hasil pemeriksaan bahan kontrol terletak dalam rentang nilai kontrol,
maka hasil pemeriksaan terhadap spesimen pasien dianggap layak dilaporkan.
Kesalahan yang terjadi di laboratorium selama proses pemeriksaan, dikelompokkan
menjadi 2 jenis kesalahan analitik, yaitu kesalahan teknik dan kesalahan non teknik.
Kesalahan teknis sering terjadi pada tahap analitik, yaitu berhubungan dengan
reagensia, peralatan, bahan kontrol, metode pemeriksaan yang digunakan dan pada
tenaga ATLM. Kesalahan ini sering terjadi pada saat proses pemeriksaan
berlangsung, yaitu dapat berupa kesalahan acak dan kesalahan sistematik.
Kegiatan laboratorium yang dilakukan pada tahap pasca analitik yaitu sebelum
hasil pemeriksaan diserahkan ke pasien, meliputi:
1. Penulisan hasil
2. interpretasi hasil
3. Pelaporan Hasil
Kesalahan penulisan hasil pemeriksaan pasien dapat membuat klinisi salah
memberikan diagnosis terhadap pasiennya.
Kesalahan dalam menginterpretasikan dan melaporkan hasil pemeriksaan juga
dapat berbahaya bagi pasien.
Periode control
Periode untuk menentukan ketelitian pemeriksaan pada hari tersebut. Periode
ini tergantung bidang pemeriksaan.
1. Periksa bahan control setiap hari kerja atau hari parameter yang
bersangkutan
2. Catat hasil pada formulir periode control
Evaluasi hasil
13s : seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari control (out of
control), apabila hasil pemeriksaan satu bahan control melewati batas X ± 3S
12s : seluruh pemeriksaan dari saru seri dinyatakan keluar dari control (out of
control), apabila hasil pemeriksaan dua control berturut-turut keluar dari
batas yang sama yaitu X ± 2S
R4s : seluruh pemeriksaan dari saru seri dinyatakan keluar dari control (out of
control), +2S, lainnya dibawah -2S
41s : seluruh pemeriksaan dari saru seri dinyatakan keluar dari control (out of
control), apabila 4 hasil control yang berturut-turut keluar dari bata yang
sama baik X + S, maupun X – S
10x : seluruh pemeriksaan dari saru seri dinyatakan keluar dari control (out of
control), apabila 10 kontrol berturut-turut berada pada pihak yang sama dari
nilai tengah.
Aturan control yang mendeteksi random error : 13s, r4s
Aturan control yang mendeteksi sistematik error : 22s, 41s, 10x, 13s
Uji ketepatan
Pada uji ketepatan digunakan serum kontrol yang telah diketahui nilai kontrolnya
(assayed). Hasil pemeriksaan ini dilihat apakah terletak didalam atau diluar
rentang nilai control menurut metode pemeriksaan yang sama. Bila terletak
direntang nilai kontrol maka dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol tepat
sehingga dapat dianggap hasil pemeriksaan terhadap specimen juga tepat,
begitupun sebaliknya.
Tahap pasca analitik
Yaitu usaha pengendalian dan usaha meminimalisir factor kesalahan pada data.
Dilakukan cek ulang antara hasil analisis tahap pra analitik dan tahap analitik:
Kelengkapan identitas pasien
Nomor batch/log
Parameter pemeriksaan
cek kembali, evaluasi, interpretasi serta verifikasikan hasil analisis perlukah
dilakukan pengulangan, penulisan catatan/komentar apakah sudah layak
dipertanggung jawabkan,
validasi hasil analisis
hasil dikeluarkan
dikirim ke konsumen
pencatatan dan pelaporan :
hal – hal yang perlu diperhatikan :
kesesuaian pencatatan dan pelaporan hasil dengan specimen pasien
penulisan angka dan satuan yang digunakan, baiknya satuan internasional
pencantuman nilai normal
pencantuman keterangan yang penting, misal dilakukan 2x pemeriksaan
penyampaian hasil
dokumentasi / arsip
buku ekspedisi didalam dan luar laboratorium perlu disediakan.
Kesimpulam
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu, memenuhi aspek
ketelitian dan ketepatan, maka harus dilakukan pengendalian mutu pada setiap tahapnya.
Pengendalian mutu setiap tahap ini ditujukan untuk meminimalisir atau mencegah
kesalahankesalahan yang terjadi di laboratorium. Kegiatan pengendalian mutu secara terus
menerus setiap hari untuk mendeteksi secara dini kesalahan yang terjadi pada tiap tahapnya,
dan melakukan problem solving pada masalah yang terjadi. Secara garis besar pemantapan
mutu terdiri dari pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal. Ada tiga tahap
pemantapan mutu internal (PMI) yang dilakukan, yaitu tahap pra analitik, tahap analitik dan
tahap pasca analitik. Setiap tahap menjadi prasyarat bagi tahap selanjutnya, sehingga
penting untuk memperhatikan setiap tahap tersebut. Tingkat kesalahan yang sering terjadi
pada tahap pra analitik adalah yang terbesar (60% - 70%), tahap analitik (10% - 15%), dan
tahap pasca analitik (15% - 20%). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu
pemeriksaan laboratorium, yaitu variasi analitik (peralatan, metode, bahan pemeriksaan dan
reagen), dan variasi non analitik (pra analitik, analitik dan pasca analitik)