Anda di halaman 1dari 41

PERBANDINGAN HASIL HEMOGLOBIN SAMPEL K2EDTA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE HEMATOLOGI ANALYZER DAN


CYANMETHEMOGLOBIN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Sebutan Ahli


Madya Analis Kesehatan
Oleh
NITA SITI FATIMAH
NIM : 1811E2134

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH


BANDUNG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

PERBANDINGAN HASIL HEMOGLOBIN SEMPEL K2EDTA DENGAN


MENGGUNAKAN METODE HEMATOLOGI ANALYZER DAN
CYANMETHEMOGLOBIN

Laporan Tugas Akhir

Oleh :
NITA SITI FATIMAH
NIM : 1811E2134

Menyetujui:
Pembimbing

Anita Oktari M.Si


NIK.01.03.016

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Perbandingan Hasil Hemoglobin
Sempel K2EDTA Dengan Menggunakan Metode Hematologi Analyzer Dan
Cyanmethemoglobin ”. Sholawat dan salam penulis curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya sampai akhir
zaman, Aamiin.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka
menyelesaikan Program Studi D3 Analis Kesehatan di Sekolah Tinggi Analis
Bakti Asih Bandung. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas
Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna menyempurnakan Tugas Akhir ini dan dapat
menambah pengetahuan serta meningkatkan kemampuan penulis dimasa yang
akan datang.
Penulisan Tugas Akhir ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa
adanya bantuan tenaga, informasi, bimbingan dan juga doa dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Suryatmana Tanuwidjaja, Drs, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi
Analis Bakti Asih Bandung.
2. Ibu Isti Sofia Insani., S. Si., M. Kes, Selaku Ketua Prodi DIII Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih Bandung
3. Ibu Anita Oktari, M.Si,selaku pembimbing yang telah memberikan
motivasi, bimbingan, dan bantuan selama mengikuti pendidikan, penelitian
serta penyususan Tugas Akhir.
4. Dosen penguji I yang telah memberikan kritik dan saran dalam
penyusunan Tugas Akhir.

iii
5. Dosen penguji II yang telah memberikan kritik dan saran dalam
penyusunan Tugas Akhir.
6. Kepada seluruh dosen di Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih Bandung yang
telah memberikan ilmu pengetahuan selama masa kuliah berlangsung.

7. Staff Klinik Sehat Bagendit Garut yang telah banyak


membantu,memberikan semangat serta memberi masukan kepada penulis

8. Kepada Ayah, Ibu, Suami, keluraga tercinta dan semua pihak yang
membantu, karena dengan segenap kesabaran, keikhlasan, dan kasih
sayang telah memberi dan mencurahkan dukungan baik secara moril,
materil maupun spiritual.
9. Sahabat tercinta yang selalu ada membantu, Willy novan, Deris, Ira, irna try
utami dewi, Risma Pradina, Shelvi Dwi, Ridan Hardiansyah, Aliya Azzahra, Sri
Devi.
10. Teman-teman kelas Non Reguler A, B, dan kelas C tercinta DIII Analis
Kesehatan Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih Bandungyang sama-sama
memperjuangkan gelar Ahli Madya Analis Kesehatan.
Semoga bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
balasan yang berlipat ganda dan diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT.
Penulis berharap bahwa dengan ada penelitian ini dapat memberikan kontribusi
pada dunia pendidikan dan laboratorium.
Depok, 29 September 2020

iv
PERBANDINGAN HASIL HEMOGLOBIN SAMPEL
K2EDTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
HEMATOLOGI ANALYZER DAN
CYANMETHEMOGLOBIN

Nama : Nita Siti Fatimah


Nim : 1811E2134
Pembimbing : Anita Oktari, M.Si

ABSTRAK
Pemeriksaan ketepatan kadar atau jumlah Hb yang dilakukan di laboratorium
sangat dipengaruhi oleh pengalaman, kualitas reagen, cara pengambilan sampel
dan cara pemeriksaan. Pemeriksaan kadar Hb dapat dilakukan dengan beberapa
metode seperti, metode Hematology Analyzer dan metode CyanmetHb,. hasil
pemeriksaan kadar Hb dengan menggunakan metode CyanmetHb pada alat
Spektrofotometri ini perlu diketahui performanya. Untuk itu perlu dilakukan
penelitian dengan cara membandingkannya dengan metode lain salah satunya
adalah terhadap metode Hematology Analyzer di Laboratorium Klinik Sehat
Bagendit Garut. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian
dilakukan terhadap 16 sampel pada bulan agustus 2020 di laboratorium Klinik
Sehat Bagendit Garut. Dari hasil analisa data diperoleh Pada pemeriksaan
pemeriksaan Hb metode Hematology Analyzer dan CyanmetHb, pemeriksaan Hb
metode Hematology Analyzer di dapatkan nilai rata-rata 13.84375 dan
pemeriksaan Hb metode CyanmetHb dapatkan nilai rata-rata 13.59375, dari
analisis tersebut tidak ada perbedaan yang signifikan.

Kata kunci : hemoglobin, metode Hematology Analyzer apung dan metode


CyanmetHb, K2EDTA.

v
COMPARISON OF SAMPLE K2EDTA HEMOGLOBIN
RESULTS USING ANALYZER AND
CYANMETHEMOGLOBIN HEMATOLOGY
METHODS

Name : Nita Siti Fatimah


NIM : 1811E2134
Leader : Anita Oktari, M.Si

ABSTRACT

Examination of the accuracy of Hb levels or amounts carried out in the


laboratory is highly influenced by experience, reagent quality, sampling method
and examination method. Checking Hb levels can be done by several methods
such as the Hematology Analyzer method and the CyanmetHb method. The
results of checking Hb levels using the CyanmetHb method on this
Spectrophotometric tool need to know its performance. For this reason, it is
necessary to do research by comparing it with other methods, one of which is the
Hematology Analyzer method in the Garut Bagendit Healthy Clinical Laboratory.
This type of research is descriptive quantitative. The study was conducted on 16
samples in August 2020 at the Garut Bagendit Health Clinic laboratory. From the
results of data analysis, it was obtained that the examination of the Hb method of
the Hematology Analyzer and CyanmetHb methods, the Hb examination of the
Hematology Analyzer method obtained an average value of 13.84375 and the
examination of the Hb of the CyanmetHb method obtained an average value of
13.59375, from this analysis there was no significant difference.

Key words:hemoglobin, metode Hematology Analyzer apung dan metode


CyanmetHb, K2EDTA.

vi
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR ISTILAH.............................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Rumusan masalah........................................................................................3
1.3 Tujuan penelitian..........................................................................................3
1.4 Manfaat penelitian .......................................................................................3
1.5 Hipotesis Penelitian......................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Darah..........................................................................................................4
2.2 Hemoglobin................................................................................................7
2.3 Struktur Hemoglobin..................................................................................7
2.4 Jenis-jenis Hemoglobin..............................................................................8
2.5 Derivat Hemoglobin...................................................................................8
2.3 Fungsi Hemoglobin....................................................................................8
2.7 Sintesis Hemoglobin...................................................................................8
2.8 Katabolisme Hemoglobin...........................................................................9
2.9 Kadar Hemoglobin.....................................................................................9

vii
2.10 Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar Hemoglobin............................10
2.11 Metode Pemeriksaan Hemoglobin...........................................................10

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ..........................................................................................13


3.2 Desain Penelitian........................................................................................13
3.3 Unit Eksperimen.........................................................................................14
3.4 Waktu dan Lokasi Penelitian .....................................................................14
3.5 Cara Kerja ..................................................................................................14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian...........................................................................................20


4.2 Analisis Data..............................................................................................20
4.3 Pembahasan ...............................................................................................23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.................................................................................................25
5.2 Saran...........................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................26
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................29

viii
DAFTAR ISTILAH
HEMOGLOBIN adalah protein kaya zat besi dalam sel darah merah yang
bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Protein ini juga berfungsi memberi
warna merah pada darah..
K2EDTA adalah berbentuk serbuk yang disemprotkan yang mampu menjaga dan
mempertahankan bentuk maupun ukuran sel sehingga baik untuk pemeriksaan
hematologi dengan jenis antikoagulan yang dilarutkan dalam garam kalium.
Metode Hematologi Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah.
Alat ini biasa digunakan untuk memeriksa darah lengkap yang meliputi
pemeriksaan Hemoglobin, hitung sel leukosit, eritrosit, hematokrit dan trombosit
dengan cara mengukur serta menghitung sel darah secara otomotis berdasarkan
impedensi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilalui.
Metode Cyanmethemoglobin adalah hemoglobin darah diubah menjadi
sianmethemoglobin (hemoglobin sianida) dalam larutan yang berisi kalium
ferrisianida dan kalium sianida.

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kadar Hb...............................................................................................9


Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan metode Hematology Analyzer dan CyanmetHb......19
Tabel 4.2 Uji F.......................................................................................................20
Tabel 4.3 Uji T......................................................................................................21

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Haemopoiesis............................................................................................. 6


Gambar 2.2 Struktur 3 dimensi Hb........................................................................7
Gambar 3.1 Alat Hematologi Analyzer.................................................................17
Gambar 3.2 Alat Spektrofotometer.......................................................................18

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Dokumentasi Penelitian.......................................................................1

xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan ketepatan kadar atau jumlah Hb yang dilakukan di laboratorium
sangat dipengaruhi oleh pengalaman, kualitas reagen, cara pengambilan sampel
dan cara pemeriksaan. Pemeriksaan kadar Hb dapat dilakukan dengan beberapa
metode seperti metode Sahli, metode CyanmetHb, dengan cara manual dan
otomatis (Wirawan, 2011). Dari beberapa metode pemeriksaan Hb tersebut
metode CyanmetHb yang dianjurkan Internasional Committeefor Standardization
in Hematology (ICSH) sebagai gold standart pemeriksaan Hb. Kelebihan dari
metode ini adalah selain mudah dilakukan juga mempunyai standar yang stabil
dan hampir semua Hb dapat terukur kecuali sulpHb. Metode CyanmetHb
merupakan metode pemeriksaan yang paling akurat. Metode ini dapat menghitung
secara otomatis kadar Hb dalam eritrosit ( Person & Pincus, 2011).
Pemeriksaan kadar Hb dengan metode CyanmetHb didasarkan pada prinsip
perubahan Hb menjadi CyanmetHb dengan penambahan kalium sianida dan
kalium ferisianida, yang absorbannya diukur pada panjang gelombang 540 nm.
Akan tetapi reagen sianida ini merupakan zat kimia yang masuk dalam golongan
zat kimia beracun dan berbahaya serta dapat merusak dan mencemari lingkungan
sehingga muncul kebutuhan akan tersedianya pemeriksaan kadar Hb dengan
metode yang bebas sianida untuk menghindari pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh reagen sianida (Sharma & Saxena, 2014).
Hematology Analyzer menggunakan metode pemeriksaan Cyanide- free yang
dapat mengukur berbagai sel dan kadar Hb dalam eritrosit berdasarkan hukum
Beer-Lambert, dan reagen yang digunakan adalah reagen bebas sianida (Abbot,
2001). Kelebihan alat ini adalah waktu pemeriksaan lebih cepat, alat sudah
terkoneksi dengan Laboratory Information System (LIS), dan dapat melakukan
beberapa pemeriksaan sekaligus (Mengko 2013). Kelemahan Hematology
Analyzer adalah pada penggunaan yang terbatas di laboratorium saja,
pengambilan sampel darah yang banyak, pengambilan sampel yang memerlukan
syarat-syarat khusus, penanganan dan pengerjaan sampel memerlukan cara khusus

xiii
sampai pada pengoperasian alat dan pembacaan hasil apakah sudah valid dan
dapat dipertanggungjawabkan juga membutuhkan tenaga yang terdidik.
Kelemahan lainnya adalah harga yang mahal dan memerlukan perawatan berkala
(Mengko, 2013).
Alat Spektrofotometri dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin,
darah (kecuali sulhemoglobin) akan diubah oleh larutan yang terdiri dari larutan
kaliumferrisianida dan kaliumsianida menjadi sianmethemoglobin. Absorbansi
larutan diukur pada panjang gelombang 546 nm (Gandasoebrata, 2010). Alat
Spektrofotometri ini mempermudah penghitungan kadar Hb mulai dari cara
pengambilan sampel yang mudah, dapat menggunakan darah vena, arteri maupun
perifer (Price dkk, 2004). Alat Spektrofotometri ini hanya membutuhkan sedikit
sampel darah, mudah dibawa ke mana-mana, tidak memerlukan reagen tertentu
dalam pengujiannya dan hasil yang cepat (Price dkk, 2004).
K2EDTA adalah yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH (International
Council for Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory
Standards Institute ). Tabung EDTA tersedia dalam bentuk tabung hampa udara
(vacutainer tube) dengan tutup lavender (purple) atau pink seperti yang
diproduksi oleh Becton Dickinson (Abhinaya 2006).
Penggunaan antikoagulan K2EDTA dalam bentuk kering tidak menyebabkan
penyusutan eritrosit dengan meningkatnya konsentrasi EDTA, sehingga pada saat
dilakukan pemeriksaan eritrosit menggunakan alat hematology analyser hasil
pemeriksaan hitung jumlah eritrosit tetap stabil (Patel N, 2009).
Hasil penelitian sebelumnya tentang perbedaan kadar hemoglobin POCT dan
metode hematology analyzer pada darah EDTA yang langsung diperiksa dan
ditunda 2 jamAnalisis data pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menggunakan
metode POCT dan hematologi analyzer menampilkan hasil uji yang
menunjukkan kesimpulan apakah rata-rata dari metode manual dan metode
automatic terdapat perbedaan yang akurat atau tidak (Septiani,2018).
Namun hasil pemeriksaan kadar Hb dengan menggunakan metode
CyanmetHb pada alat Spektrofotometri ini perlu diketahui performanya. Untuk itu
perlu dilakukan penelitian dengan cara membandingkannya dengan metode lain

xiv
salah satunya adalah terhadap metode Hematology Analyzer. Berdasarkan uraian
tersebut di atas penulis ingin meneliti apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan
metode Hematology Analyzer dan CyanmetHb.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang diambil dari
penelitian ini yaitu apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan Hb metode
Hematology Analyzer dan CyanmetHb.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan Hb metode Hematology
Analyzer dan cyanmetHb
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Penulis
Menambah pengetahuan tentang akurasi, presisi dan perbedaan hasil
pemeriksaan Hb metode CyanmetHb dan Hematologi Analyzer.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Menambah sumber data dan bahan acuan dalam melakukan penelitian
selanjutnya.
1.5 Bagi Masyarakat
Memberikan informasi dan pengetahuan tentang metode pemeriksaan Hb
menggunakan Hematologi Analyzer dan cyanmetHb.
1.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada penelitian ini adalah ada perbedaan hasil pemeriksaan
Hemoglobin metode Hematologi Analyzer dan cyanmetHb.

xv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Darah
2.1.1 Definisi Darah
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup mulai dari binatang
primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam
pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya (Bakta, 2007). Darah
adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan
yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat yaitu sel darah
(Pearce, 2013).
Darah membentuk 6 - 8 % dari berat tubuh total yang terdiri dari sel-sel darah
yang tersuspensi di dalam suatu cairan yang disebut plasma. Tiga jenis sel darah
utama adalah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit (Sacher, 2012).
Jumlah darah di dalam tubuh seseorang yang sehat atau orang dewasa
sebanyak kira-kira 1/13 berat tubuh (Komandoko, 2013). Warna darah ditentukan
oleh kadar oksigen (O2) dan kadar carbondioksida (CO2) di dalamnya. Darah
arteri berwarna merah muda karena banyak mengandung O2 yamg berikatan
dengan Hb dalam sel darah merah. Darah vena berwarna merah tua atau gelap
karena kurang O2 (D’Hiru, 2013).
2.1.2 Fungsi Darah
Fungsi utama darah adalah untuk transportasi, menjaga sel darah merah tetap
berada dalam sistem sirkulasi dan mengandung Hb sebagai pigmen pengangkut
oksigen (Sacher, 2012).
2.1.3 Susunan Darah
Darah merupakan jaringan yang berbentuk cair, terdiri dari dua bagian besar
yaitu plasma yang merupakan bagian cairan dan bagian korpuskuli yakni benda-
benda darah yang terdiri dari leukosit, eritrosit dan trombosit (Hoffbrand, 2005).
Plasma atau cairan darah berwarna kekuning-kuningan yang 90 % nya terdiri dari
air dan sisanya adalah zat-zat yang larut di dalamnya. Plasma berfungsi mengatur

xvi
keseimbangan asam basa darah untuk menghindari kerusakan jaringan (D’Hiru,
2013). Darah terdiri dari dua bagian penting yaitu :
2.1.4 Plasma darah
Plasma darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstraseluler, dengan
volumenya kira-kira 5 % dari berat badan. Plasma merupakan bagian darah yang
encer tanpa sel-sel darah. Plasma darah terdiri atas air 91 %, bahan organik dan
anorganik 9 %.
2.1.5 Sel darah
Pembentukan Sel Darah Haemopoiesis atau haematopoiesis adalah proses
pembentukan darah. Tempat haemopoiesis pada manusia berpindah-pindah sesuai
dengan umur:
Janin : umur 0 - 2 bulan (kantung kuning telur)
umur 2 - 7 bulan (hati, limpa)
umur 5 - 9 bulan (sumsum tulang)
Bayi : sumsum tulang
Dewasa : vertebra, tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sacrum, dan
pelvis, ujung proksimal femur.
Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua haemopoiesis terjadi
pada sumsum tulang. Kelangsungan haemopoiesis memerlukan sel induk
haemopoietic (haemopoietic stem cell), lingkungan mikro (microenverirontmen)
sumsum tulang, bahan- bahan pembentuk darah (asam folat dan vitamin B 12, besi,
cobalt (Co), magnesium (Mg), cupri (Cu), zink Zn), asam amino, vitamin lain),
mekanisme regulasi (Hoffbrand, 2005).
Proses ini akan berlangsung apabila terjadi pendarahan atau penghancuran
sel, yang terjadi pada sumsum tulang, kemudian setelah dewasa bermigrasi ke
darah perifer. Terdapat dua stem cell yang berperan dalam pembentukan sel darah
yaitu stem cell myeloid dan stem cell lymphoid. Stem cell lymphoid terkait dengan
thymus yang menghasilkan sel limfoid. Stem cell myeloid jauh lebih kompleks
dari stem cell lymphoid. Stem cell myeloid sedikitnya memilki enam garis
keturunan yang berbeda yaitu garis keturunan eritrosit, trombosit, neutrofil,
eosinofil, basofil, dan monosit/makrofag. Sel-sel ini terbentuk sebelum menjadi

xvii
matang (dewasa) terjadi di sumsum tulang. Tahap akhir garis keturunan mieloid
ini terdapat dalam sel darah perifer normal, seperti pada Gambar 2 (Hoffbrand,
2005).

Gambar 2.1. Haemopoiesis (Sankaran & Weiss, 2015)

2.1.6 Darah Kapiler


Darah kapiler adalah darah yang didapat dari pembuluh kapiler yang sangat
kecil yang merupakan tempat arteri berakhir. Makin kecil arteriol makin
menghilang ketiga lapis dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler yang
sehalus rambut dinding itu tinggal satu lapis saja yaitu lapisan endotelium.
Lapisan yang sangat tipis ini memungkinkan cairan limfe merembes keluar
membentuk cairan jaringan yang membawa air, mineral dan zat makanan untuk
sel dan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel,
menyediakan oksigen (O2) dan menyingkirkan bahan buangan termasuk
karbondioksida (CO2). (Pearce, 2013).
2.1.7 Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berasal dari pembuluh darah vena yang
membawa darah yang mengandung sedikit O2 menuju jantung. Pembuluh darah
vena juga memiliki dinding tiga lapis seperti arteri tetapi lapisan tengahnya
berotot lebih tipis, kurang kuat dan lebih mudah kempes serta kurang elastis

xviii
dibandingkan dengan arteri. Umumnya semua pembuluh darah vena cukup besar
dan letaknya superficial (Pearce, 2013).
2.1.8 Perbedaan darah kapiler dan vena
Darah kapiler lebih banyak O2 karena membawa darah dari jantung ke
jaringan sedangkan darah vena membawa darah dari jaringan ke jantung yang
sedikit mengandung O2.
2.2 Hemoglobin
Hemoglobin merupakan suatu protein yang kaya zat besi, memiliki afinitas
(daya gabung) terhadap O2 dan dengan O2 itu membentuk oksiHb di dalam sel
darah merah. Melalui fungsi ini O2 dibawa dari paru-paru ke jaringan seluruh
tubuh Pearce, 2013).
Hemoglobin adalah pigmen merah dan menyerap cahaya maksimum pada
panjang gelombang 540 nm. Jika sel darah merah dalam konsentrasi tertentu
mengalami lisis terjadi pembebasan Hb yang dapat diukur secara
spektrofotometris pada panjang gelombang 540 nm yang konsentrasinya setara
dengan densitas optis (Sacher, 2012).
2.3 Struktur Hb
Struktur Hb terdiri dari satu golongan heme dan globin yang terdiri dari 4
rantai polipeptida. Polipeptida terdiri dari asam amino yang terikat menjadi rantai
dengan urutan tertentu. Sintesis Hb dimulai dari peritoblas dan kemudian
dilanjutkan sedikit di dalam retikulosit, karena retikulosit meninggalkan sumsum
tulang dan masuk ke dalam aliran darah, maka retikulosit tetap membentuk sedikit
Hb selama beberapa hari berikutnya, lihat pada Gambar 3 (Kosasih, 2008).

Gambar 2.2. Struktur 3 dimensi Hb


(Hoffbrand, 2005)

xix
2.4 Jenis-jenis Hb
Ada tiga jenis Hb yaitu
1. HbA merupakan kebanyakan dari Hb orang dewasa, mempunyai rantai
globulin 2α dan 2β.
2. HbA2 merupakan minoritas Hb pada orang dewasa, mempunyai rantai
globulin 2α dan 2β.
3. HbF merupakan Hb fetal, yang mempunyai rantai globulin 2α dan 2γ
(Tarwoto & Wasnidar, 2007).
2.5 Derivat Hb
OxiHb yaitu Hb tanpa O2 (Hb tereduksi) berwana ungu muda. CarboxiHb
yaitu karbon monoksida yang terikat ke Hb. MetHb merupakan hematin-globin
yang mengadung Fe3+OH dan tidak dapat mengangkut O2 pernafasan. SulpHb
merupakan struktur yang tidak tetap yang berhubungan dengan metHb dan juga
tidak dapat mengangkut O2 pernafasan. Hemoglobin terglikolisasi merupakan Hb
yang diikat ke glukosa untuk membentuk derivat yang stabil bagi kehidupan
eritrosit. Mioglobin merupakan Hb yang disederhanakan ini terdiri dari satu atom
heme+globin (sedikit berbeda dengan Hb) yang mengandung satu atom Fe 2+
dengan berat molekul sekitar 17.000. Haptoglobin merupakan α2-globulin
spesifik yang mengikat Hb pada globin. Hemopoksin merupakan β1 - glikoprotein
yang terikat dengan sisa Hb. Methemalbumin merupakan hematin+albumin,
berwarna coklat dan adanya di dalam plasma selalu abnormal (Murray dkk, 2003).
2.6 Fungsi Hb
1. Mengatur pertukaran O2 dengan CO2 dalam jaringan tubuh.
2. Mengangkut O2 dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan tubuh
untuk dipakai sebagai bahan bakar.
3. Mengatur pH darah, buffer asam basa (Sloane, 2004).
2.7 Sintesis Hb
Sintesis Hb dimulai dari dalam eritrosit dan terus berlangsung sampai tingkat
normoblas dan retikulosit. Dari penyelidikan dengan isotop diketahui bahwa
bagian heme dari Hb terutama disintesis dari asam asetat dan glisin dan sebagian
besar sintesis ini terjadi di dalam mitokondria. Langkah awal dari sintesis adalah

xx
pembentukan pirol. Selanjutnya empat senyawa pirol bersatu membentuk senyawa
proto- porfirin, yang kemudian berikatan dengan besi membentuk molekul heme.
Akhirnya empat molekul heme berikatan dengan satu molekul globin yaitu suatu
globulin yang disintesis dalam ribosom retikulum endoplasma membentuk Hb
(Guyton, 2008).
2.8 Katabolisme Hb
Bila eritrosit matang dirusak di dalam sistem retikulo endotel, maka bagian
globin dari molekul Hb dipisah dan heme akan diubah menjadi biliverdin
kemudian biliverdin diubah menjadi bilirubin dan diekskresikan ke dalam
empedu. Besi dari heme digunakan kembali untuk sintesis Hb. Jika tubuh
kehilangan banyak darah dan defisiensi besi tidak dikoreksi, maka timbul anemia
defisiensi besi (Hoffbrand, 2005).
2.9 Kadar Hb
Jumlah Hb dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah
dan jumlah ini disebut 100 persen (Pearce, 2009). Batas normal nilai Hb untuk
seseorang sukar ditentukan karena kadar Hb bervariasi diantara setiap suku
bangsa. World Health Organization (WHO) telah menetapkan kadar Hb normal
berdasarkan umur dan jenis kelamin (Arisman, 2002). Perhatikan Tabel 1 berikut
ini
Tabel 2.1. Kadar Hb

Usia Kadar Hb (g/dl)


Laki-laki dewasa Wanita 14,00 - 18,00
dewasa 12,00 - 16,00
Anak-anak (2 - 6 tahun) 11,00 - 14,00
Anak-anak (6 - 12 tahun) Bayi 12,00 - 16,00
Bayi baru lahir 10,00 - 15,00
16,00 - 25,00
Sumber : Wintrobe, 2009.
Penurunan kadar Hb terdapat pada penderita anemia, kanker, penyakit
ginjal, pemberian cairan intra vena berlebih, dan Hodgkins. Dapat juga disebabkan

xxi
oleh obat-obatan seperti antibiotik aspirin, antineoplastik (obat kanker),
indometasin, sulfonamide, primaquin, rifampicin dan trimetadion (Suteja, 2006).
Peningkatan kadar Hb terdapat pada pasien yang dehidrasi, polisitemia,
penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), gagal jantung
kongesti dan luka bakar hebat. Obat yang dapat meningkatkan Hb adalah
metildopa dan gentamicin (Suteja, 2006).
2.10 Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar Hb
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar Hb diantaranya adalah usia,
jenis kelamin, aktivitas, posisi (berdiri, berbaring), variasi diurnal, ketinggian,
kehamilan, merokok dan penyakit kronis (Dacie & Lewis, 2011).
2.11 Metode Pemeriksaan Hb
Macam-macam metode penetapan kadar Hb
2.11.1 Metode Skala Warna Bertingkat (Tallquist)
Prinsip metode pemeriksaan ini adalah membandingkan darah asli dengan
suatu skala warna yang bertingkat mulai dari warna merah muda sampai warna
merah tua (Depkes RI, 1989).
Metode ini tidak dianjurkan untuk digunakan karena akurasi kurang dan
tingkat kesalahannya antara 25 - 50 %. Metode ini sudah jarang digunakan,
kadang-kadang digunakan dalam keadaan darurat (Depkes RI, 1989).
2.11.2 Metode Asam Hematin (Sahli)
Prinsip metode ini adalah Hb diubah menjadi asam hematin, kemudian warna
yang terbentuk dibandingkan secara visual dengan standar warna pada alat
hemoglobinometer. Dalam penetapan kadar Hb metode Sahli memberikan hasil
lebih rendah 2 % dari metode lainnya (Dacie & lewis, 2011).
Metode Sahli merupakan metode pemeriksaan kadar Hb yang tidak teliti,
karena alat tidak bisa distandarisasi dan perbandingan warna secara visual tidak
teliti, selain itu tidak semua jenis Hb dapat diubah menjadi asam hematin seperti
carboxiHb, metHb dan sulpHb (Gandasoebrata, 2010).

xxii
2.11.3 Metode Gravitasi (kupri sulfat)
Prinsip metode ini adalah dengan menetapkan kadar minimum yang
ditentukan dengan setetes darah yang tenggelam dalam larutan kupri sulfat dengan
berat jenis 1.053 (Depkes RI, 1989).
Metode ini dahulu dipakai untuk menetapkan kadar Hb donor yang
diperlakukan dalam transfusi. Tidak dapat menetapkan kadar Hb dengan tepat,
untuk pemeriksaan klinik cara kupri sulfat tidak dapat digunakan (Depkes
RI, 1989).
2.11.4 Metode CyanmetHb
Prinsip metode ini adalah Hb diubah menjadi CyanmetHb dalam larutan
drabkins yang berisi kalium sianida dan kalium ferisianida. Absorban kemudian
diukur pada panjang gelombang 540 (Gandasoebrata, 2010).
Metode ini sangat bagus untuk pemeriksaan laboratorium dan sangat
dianjurkan untuk penetapan kadar Hb karena hasilnya teliti dan menggunakan
standar Hb yang bersifat stabil. Ketelitian cara ini dapat mencapai ± 2 %
(Gandasoebrata, 2010).
2.11.5 Metode Hematology Analyzer.
Prinsip metode pemeriksaan ini adalah reagen pelisis Hb melisiskan eritrosit
dan merubah Hb yang dibebaskan melalui proses kimia bebas sianida. Absorban
diukur pada panjang gelombang 555 nm. Absorban berbanding lurus dengan
konsentrasi sampel (Abbot, 2006).
Metode ini mempunyai kelebihan yaitu waktu pemeriksaan lebih cepat, alat
sudah terkoneksi dengan LIS sehingga mengurangi human error, berbagai
parameter dapat diukur sekaligus, parameter yang secara manual tidak dapat
diukur maka dengan alat ini dapat diukur dengan mudah. Kekurangan alat ini
adalah harga lebih mahal dan memerlukan perawatan berkala (Mengko, 2013).
2.11.6 Pemantapan Mutu (Quality Control)
Pemantapan mutu laboratorium adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin ketelitian dan keakuratan hasil pemeriksaan laboratorium yang terdiri
dari kegiatan Pemantapan Mutu Internal (Internal Quality Control) / PMI dan

xxiii
Pemantapan Mutu Eksternal (External Quality Control) / PME (Permenkes,
2013).
PMI merupakan kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilakukan oleh
setiap laboratorium terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian
kesalahan atau penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
Kegiatan PMI meliputi aktifitas :
1) Tahap Pra-Analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien, mengambil
dan menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim spesimen
rujukan sampai dengan menyimpan.
2) Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan
memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan
menggunakan bahan kontrol dan pemeriksaan spesimen.
3) Tahap Paska-Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan dan
melakukan validasi hasil serta memberikan interprestasi hasil sampai dengan
pelaporan.
PME merupakan kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak
lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
penampilan dari suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Kegiatan
PME diselenggarakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional dalam
berbagai tingkatan seperti tingkat nasional, regional dan propinsi
(Permenkes,2013).

xxiv
BAB IV
METODE PENELTIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan tipe penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Metode Penelitian Kuantitatif,
sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono, (2012) Metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Pretest-Posttest Control Grup Disaign
yaitu dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang di pilih secara
random,kemuadian di beri pretest untuk mngetahui keadaan awal,adakah
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.(Sugiyono.2009)
rancangan penelitian ini pengelompokan subjek dilakukan secara Random
(acak) dengan menggunakan rumus Gomes (1996) :
(r – 1) ( t – 1 ) ≥15 Keterangan :
(r – 1) ( 2– 1 ) ≥15 t : treatment (perlakuan)
(r – 1) 1 ≥15 r : replication (pengulangan)
(r – 1) ≥15/1 1 : Nilai derajat kebebasan
(r – 1) ≥15
r ≥ 15+1
r ≥ 16

xxv
3.3 Unit Eksperimen
Unit eksperimen berupa darah K2Edta dari pasien normal.
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Klinik Sehat Bagendit Garut .
3.4.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakasanakan mulai dari bulan juni 2020
3.5 Alat dan Bahan
3.5.1 Alat
1. Alkohol Swab
2. Tabung Reaksi
3. Tabung vacutainer (K2Edta 3ml)
4. Hematologi Analyzer
5. Spektrofotometer
6. Mikropipet dengan tip nya
7. plester
8. Spuit 3ml
9. Sarung Tangan
10. Torniquet
11. Rak Tabung
3.5.2 Bahan
1. Darah Vena atau kapiler
2. Reagen Drabkin
3. Diluent
4. Cleanser
5. Lyse
3.5.3 Cara Kerja
3.5.3.1 Pengambilan sampel darah
a) Darah kapiler
Pada orang dewasa pakailah ujung jari atau anak daun telinga,
untuk mengambil darah kapiler pada bayi dan anak kecil boleh juga

xxvi
pada tumit atau ibu jari kaki. Tempat yang dipilih tidak boleh yang
memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti sianosis atau pucat.
Bersihkan tempat itu memakai kapas alkohol 70 % dan biarkan
sampai kering lagi, Tusuk bagian yang akan ditusuk dengan
menggunakan lancet yang steril kira-kira 2 - 3 mm, Hapus tetesan
yang pertama dengan menggunakan kapas kering dan Tetes darah
yang berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan (Dacie & Lewis,
2011).
b) Pengambilan darah vena
Biasanya pada orang dewasa dipakai salah satu vena dalam
fossacubity; pada bayi vena jugularis superficialis atau darah dari
sinus sagittalis superior.
Membersihkan tempat yang akan ditusuk dengan alkohol 70 %
dan biarkan sampai kering lagi, Memasang ikatan pembendung pada
lengan atas dan meminta pasien untuk mengepal dan membuka
tangannya berulang kali agar darah vena dapat terlihat jelas.
Pembendungan vena tidak perlu dengan ikatan erat- erat, bahkan
sebaiknya cukup erat saja, hanya untuk memperlihatkan dan
menonjolkan vena yang akan ditusuk. Sebaiknya pembendungan
dilakukan dalam waktu maksimal 1 menit, Menegangkan kulit di atas
vena dengan jari-jari tangan kiri, supaya vena tidak dapat bergerak,
menusuk kulit dengan jarum dan syringe dalam tangan kanan sampai
ujung masuk ke dalam lumen vena dengan kemiringan 30 derajat,
melepaskan dan merenggangkan pembendungan dengan perlahan-
lahan kemudian menarik penghisap syringe sampai jumlah darah yang
di- kehendaki didapat.
 Melepaskan pembendung jika masih terpasang, menaruh kapas
di atas tempat suntikan dan mencabut syringe dan jarum
tersebut, meminta kepada orang yang darahnya diambil supaya
tempat tusukan itu ditekan selama beberapa menit dengan
kapas tadi. Jika menggunakan vacuntainer maka tabung akan

xxvii
dengan sendirinya terisi oleh darah, namun apabila
pengambilan darah dilakukan dengan syringe tancapkan jarum
pada penutup tabung vacuum dan darah akan dengan
sendirinya mengalir (jangan menekan plunger pada jarum
suntik, tekanan tambahan akan menyebabkan hemolisis.
Apabila tabung tidak mempunyai penutup karet maka sampel
dialirkan perlahan-lahan melalui dinding tabung untuk
meminimalkan tekanan sehingga dapat mencegah terjadinya
hemolisis (WHO, 2010).
3.5.3.2 Hematologi analyzer
Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Hematologi Analyzer
ini menggunakan mesin/alat otomatis. Pemeriksaan Hematologi
Analyzer termasuk sebagai gold standar dalam membantu menegakan
diagnosis dalam berbagai pemeriksaan hematologi termasuk
penetapan kadar hemoglobin.
Prinsip alat Hematologi Analyzer yaitu menggunakan metode
pengukuran sel yang disebut “volumetrik independence”, pada metode
ini larutan diluent (elektrolit) yang telah dicampur dengan sel-sel
darah dihisap melalui operture. Klinik pengukuran terdapat 2
elektrolit yang terdiri dari, internal elektrode dan eksternal
elektode yang terletak dengan operture, hambatan antara kedua
elektrode tersebut akan naik sesaat dengan terjadi perubahan
tegangan yang sangat kecil sesuai dengan tahapannya. Kemudian
sinyal tegangan dikuatkan atau diperbesar lalu dikirim ke rangkaian
penghilang, yang berfungsi untuk menghilangkan sinyal yang
diakibatkan oleh gangguan listrik, gelombang elektrolit, debu dan
pertikel sisa.
Cara kerja alat Hematologi Analyzer : Pastikan alat dalam keadaan
siap (Ready), Sampel (darah K2EDTA 3ml) yang akan diperiksa
dihomogenkan terlebih dahulu, sampel diletakkan di bawah Aspiration
Probe, ujung Probe dipastikan menyentuh dasar botol sampel (darah

xxviii
K2EDTA 3ml) agar tidak menghisap udara, tombol Start Swith
ditekan untuk memulai proses analisis, Botol sampel ditarik dari bawah
probe setelah ada bunyi ‟Beep‟‟ 2 kali dan proses analisis berjalan.
Hasil akan terbaca oleh alat (Hematology Analyzer) dan dapat
mencetak data hasil analisis (print out). Meskipun human error lebih
kecil, namun alat ini perlu perawatan yang khusus salah satunya yaitu
di maintenance secara berkala. Sampai sekarang alat otomatis
(Hematology Analyzer) masih menjadi gold standart karena
kelebihannya yang dapat secara langsung dan cepat untuk mengetahui
kadar hemoglobin (Leaflet Hematology Analyzer).

Gambar 3.1. Alat Hematologi Analyzer (One-


Lab OL-2100) (Sumber: https:/
https://onemedhealthcare.com/One-Lab OL-2100).
3.5.3.3 Cyanmethemoglobin
Pengukuran Hb dengan metode cyanmethemoglobin adalah
hemoglobin dengan K3Fe(CN)6 akan diubah menjadi methemoglobin
yang kemudian menjadi hemoglobin sianida (HiCN) oleh KCN. Cara
Kerja: Di Siapkan Alat dan Bahan yang akan digunakan, dipipet larutan
Drabkin sebanyak 5 ml kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi,
dipipet darah vena/kapiler Sebanyak 20 ml, kelebihan darah yang melekat

xxix
pada bagian luar pipet dihapus dengan kain kasa kering/kertas tissue,
Darah dalam pipet dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi larutan
Drabkin, pipet dibilas beberapa kali dengan larutan Drabkin tersebut,
campur larutan ini dengan cara menggoyang tabung perlahan-lahan hingga
larutan homogen dan dibiarkan selama 3 menit, baca dengan
spektrofotometer pada gelombang 546 nm, sebagai blanko digunakan
larutan Drabkin, kadar Hb ditentukan dengan perbandingan absorban
sampel dengan absorban standar

Gambar 3.2. Alat Spektrofotometer

xxx
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Klinik Sehat
Bagendit Garut berupa darah K2Edta dari pasien normal eksperimen menerima
perlakuan yaitu pemeriksaan Hb metode Hematology Analyzer dan CyanmetHb
dari 16 sampel darah di laboratorium Klinik Sehat Bagendit Garut.

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan metode Hematology Analyzer dan CyanmetHb

Hasil pemeriksaan Hemoglobin


(A) Hematologi (B) CyanmetHb
R Analyzer mg/dL
mg/dL
1 13.4 13.2
2 14.3 14.1
3 14.6 14.3
4 12.9 12.4
5 13.7 13.3
6 13.5 13.2
Darah 7 13.4 13.2
K2EDTA 8 12.8 12.4
9 14.8 14.4
10 15.2 15.1
11 14.3 14.1
12 13.3 13.2
13 12.5 12.2
14 14.5 14.3
15 13.2 13.1
16 15.1 15
Rata rata 13.84375 13.59375
Sdeviasi 0.847717524 0.899976852

4.2 Analisis Data


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah metode
pemeriksaan Hb metode Hematology Analyzer dan CyanmetHb ada perbedaan
yang signifikan. Dengan menggunakan uji F dan uji T.

xxxi
4.2.1 uji F
Tabel 4.2 uji F

F-Test Two-Sample for Variances


  chyanmethemoglobin hematologi analizer
Mean 13.59375 13.84375
Variance 0.809958333 0.718625
Observations 16 16
df 15 15
F 1.127094567
P(F<=f) one-tail 0.409902981
F Critical one-tail 2.403447072  

Uji F ini bertujuan untuk mengetahui data menganalisis variabel metode


pemeriksaan Hb metode Hematology Analyzer dan CyanmetHb ada perbedaan
kepresisian data, Uji F dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel.:
H0 : tidak ada perbedaan kepresisian yang sama data pemeriksaan Hb metode
Hematology Analyzer dan CyanmetHb.
H1 : Ada perbedaan kepresisian yang sama data pemeriksaan Hb metode
Hematology Analyzer dan CyanmetHb.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan syarat :
 Jika Fhitung < Ftabel maka, H0 diterima dan H1 ditolak
 Jika Fhitung > Ftabel maka, H0 ditolak dan H1diterima
Dari hasil perhitungan di tabel diperoleh nilai Fhitung sebesar 1.127 dan Ftabel
sebesar 2.403.
Berdasarkan data di atas, diperoleh bahwa nilai Fhitung < Ftabel yaitu 1.127 <
2.403. Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti, tidak ada perbedaan
kepresisian yang sama data pemeriksaan Hb metode Hematology Analyzer dan
CyanmetHb.

xxxii
4.2.2 uji T
Tabel 4.3 uji T

t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances


hematologi chyanmethemoglob
  analizer in
Mean 13.84375 13.59375
Variance 0.718625 0.809958333
Observations 16 16
Pooled Variance 0.764291667
Hypothesized Mean
Difference 0
df 30
t Stat 0.808826627
P(T<=t) one-tail 0.212491589
t Critical one-tail 1.697260851
P(T<=t) two-tail 0.424983178
t Critical two-tail 2.042272449  

Uji T ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada variabel metode


pemeriksaan Hb metode Hematology Analyzer dan CyanmetHb perbedaan yang
signifikan, Uji F dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel.:
H0 : tidak ada perbedaan yang signifikan variabel pemeriksaan Hb metode
Hematology Analyzer dan CyanmetHb.
H1 : Ada perbedaan yang signifikan variabel pemeriksaan Hb metode
Hematology
Analyzer dan CyanmetHb.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan syarat :
 Jika thitung < ttabel maka, H0 diterima dan H1 ditolak
 Jika thitung >ttabel maka, H0 ditolak dan H1diterima

xxxiii
Dari hasil perhitungan di tabel diperoleh nilai Fhitung sebesar 0.808 dan ttabel
sebesar 2.0422. Berdasarkan data di atas, diperoleh bahwa nilai t hitung<ttabel yaitu
0.808<2.0422. Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak. Berarti, tidak ada
perbedaan yang signifikan variabel pemeriksaan Hb metode Hematology Analyzer
dan CyanmetHb..
4.3 pembahasan
Prinsip metode ini adalah Hb diubah menjadi CyanmetHb dalam larutan
drabkins yang berisi kalium sianida dan kalium ferisianida. Absorban kemudian
diukur pada panjang gelombang 540 (Gandasoebrata, 2010).
Metode ini sangat bagus untuk pemeriksaan laboratorium dan sangat
dianjurkan untuk penetapan kadar Hb karena hasilnya teliti dan menggunakan
standar Hb yang bersifat stabil. Ketelitian cara ini dapat mencapai ± 2 %
(Gandasoebrata, 2010)
Kelemahan metode CyanmetHb ini adalah Alat untuk mengukur absorbansi
(spektrofotometer atau photometer) mahal dan membutuhkan listrik dan Larutan
drabkin yang berisi sianida bersifat racun.
Prinsip metode pemeriksaan Hematology Analyzer ini adalah reagen pelisis
Hb melisiskan eritrosit dan merubah Hb yang dibebaskan melalui proses kimia
bebas sianida. Absorban diukur pada panjang gelombang 555 nm. Absorban
berbanding lurus dengan konsentrasi sampel (Abbot, 2006).
Metode Hematology Analyzer mempunyai kelebihan yaitu waktu
pemeriksaan lebih cepat, alat sudah terkoneksi dengan LIS sehingga mengurangi
human error, berbagai parameter dapat diukur sekaligus, parameter yang secara
manual tidak dapat diukur maka dengan alat ini dapat diukur dengan mudah.
Kekurangan alat ini adalah harga lebih mahal dan memerlukan perawatan berkala
(Mengko, 2013).
Kelemahan Pemeriksaan oleh Hematology Analyzer ini tidak selamanya
mulus, namun pada kenyataannya alat ini juga memiliki beberapa kekurangan
seperti dalam hal menghitung sel - sel abnormal. Seperti dalam pemeriksaan
hitung jumlah sel, bisa saja nilai dari hasil hitng leukosit atau trombosit bisa saja

xxxiv
rendah karena ada beberapa sel yang tidak terhitung dikarenakan sel tersebut
memiliki bentuk yang abnormal.
    Inilah hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan oleh Hematology
Analyzer karena ada beberapa alat - alat yang bisa dikatakan "bandel". Namun
sebandel - bandelnya alat tersebut, tetap saja harus mendapatkan perhatian khusus
seperti ; Suhu ruangan, Lakukan control secara berkala dan Selalu cek reagen ;
Diliuent, Rinse, Minidil, Minilyse, dlsb
Untuk memperoleh penyajian data yang berarti dan kesimpulan yang benar di
perlukan data dalam bentuk uji statistic yaitu dengan menggunakan uji F dan Uji
T varian sama (riwidikdo,H.2009)
Uji T varian samas bisa disebut juga uji dua kelompok varian yang sama (t-
Test: Two-Sample Assuming Equal Variances),uji ini digunakan apabila data yang
dikumpulkan dari sample yang varian yang sama. penggunaan uji ini yaitu untuk
mengujiperbedaan rata rata (mean) 2 variabel dari sampel yang berbeda dengan
mengasumsikan kedua sempel tersebut memiliki varian yang sama
(riwidikdo,H.2009)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel darah
EDTA yang diperiksa sebanyak 16 sampel, baik dengan pemeriksaan Hb metode
Hematology Analyzer dan CyanmetHb. maka didapatkan data sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan jumlah pemeriksaan Hb metode Hematology Analyzer dan
CyanmetHb di dapat rata-rata yaitu 13.84375 dan 13.59375,dan didapat standar
deviasi 0.847717524 dan 0.899976852.Berdasarkan data yang diperoleh dan
dilakukan uji t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variance.
Setelah dilakukan uji t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
didapatkan diperoleh nilai Fhitung sebesar 0.808 dan ttabel sebesar 2.0422 artinya
bahwa h0 diterima maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil
pemeriksaan Hb dengan menggunakan metode Hematology Analyzer dan
CyanmetHb.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil jumlah Hemogobin berbeda
diantaranya berasal dari alat dan kesalahan teknik, Kesalahan pada alat
disebabkan alat tidak dikalibrasi, suhu dan cahaya. Sedangkan perbedaan terdapat

xxxv
pada jumlah pemriksaan bila menggunakan Hematology Analyzer bisa
mendapatkan hasil yang cepat naumun dengan menggunakan CyanmetHb
memerlukan waktu yang lamad an terbatas dalam pembacaan sampel.

xxxvi
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Pada pemeriksaan pemeriksaan Hb metode Hematology Analyzer dan
CyanmetHb, pemeriksaan Hb metode Hematology Analyzer di dapatkan nilai
rata-rata 13.84375 dan pemeriksaan Hb metode CyanmetHb dapatkan nilai rata-
rata 13.59375, dari analisis tersebut tidak ada perbedaan yang signifikan.

5.2 Saran
Disarankan bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian menggunakan
metode lain seperti metode Pemantapan Mutu (Quality Control,), Metode Asam
Hematin (Sahli) dan Metode Skala Warna Bertingkat (Tallquist)
.

xxxvii
DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2002. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC. Abbott, 2006. Cell
Dyn Ruby System. Illinois. USA

Acon Biotech. 2012. Quick Chek Hb Testing User’s Manual. Hangzhou.

Bain, B.J.. 2004. A Beginner’s to Blood Cells. British : Blackwell Publishing Ltd.

Departemen Kesehatan RI. 1989. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta :


Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Danis, D. 2010. Kamus Istilah Kedokteran. Jakarta : Gita Media

Dacie & Lewis, 2011. Practical Hematology. Livingstone : Elsevier Churchill.


D’Hiru. 2013. Live Blood Analysis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gandasoebrata, R. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat

Guyton, A.C & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta :
EGC.

Hoffbrand, V. 2005. Haematology at a Glance. Edisi 25. London : Blackwell


Publishing Ltd.

Kosasih, E.N, & Kosasih, A.S. 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Klinik. Jakarta : Karisma Publising Group.

xxxviii
Lee, L. E. 2003. Implementation Of a Point Of Care –Care Satelit Laboratory In
The Emergency. Departement of an Academic Medical Center. Impact on
Test Turnaround Time and Patient EmergencyDepartement Lengt of Stay.
Pennsylvania. Pathol Lab Med. Vol. 127. (4) : 456-60

Lamhaut, dkk. 2011. Comparison of Accuracy of Non Invasive Hemoglobin


Monitoring by Spectrophotometry (spHb and Hemocue with Automated
Laboratory Hemoglobin Measurement. Anesthesiology. Vol. 115. (3) : 548-
54

Murray dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta : EGC

Mengko, R. 2013. Instrumentasi Laboratorium Klinik. Bandung. ITB.

Mc. Person, R. A & Pincus, M.R. 2011. Henry’s Clinical Diagnosis and Koman
Management by Laboratory Method : Livingstone.Elsevier Churchill.

Price, S.A & Wilson, L.M. 1995. Patofisiologi; Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Edisi IV. Jakarta : EGC.

Permenkes RI No 43. 2013. Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan


Masyarakat. Jakarta.

Pearce, E.C. 2013. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Sacher, R.A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.


Jakarta :EGC.

Sloane. E. 2004. Anatomi dan Patofisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.

xxxix
Suteja, A.Y. 2009. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Yogyakarta : Amara Books.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Sharma. J & Saxena. R. 2014. Methods for Hemoglobin Estimation ; Review of


“What Work”. New Delhi.India Institute of Medical Science.Vol. 3. (2)
1028.

Sankaran, V.G. 2015. Anemia : Progress in Molecular Mechanisms and


Therapies. Macmillan : Nature Publishing Group. Vol. 21. (3) : 221-230.

Tarwoto & Wasnidar. 2007. Buku Saku Anemia Pada Ibu hamil, Konsep dan
Penatalaksanaan. Jakarta : Trans Info Media.

WHO. 2010. Guidelines on Drawing Blood: Best Practece in Plebotomy.


Switzerland : WHO Document Services.

Wirawan, R. 2011. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Jakarta : FKUI

xl
LAMPIRAN DOKUMENTASI PENELITIAN

Pemeriksaan dengan Sampel darah Alat hematologi analyzer


menggunakan analyzer

Cleaner lyse Diluent

Hasil pemeriksaan Alat CyanmetHb Pemeriksaan dengan


menggunakan
CyanmetHb

xli

Anda mungkin juga menyukai