Anda di halaman 1dari 33

BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL

LAPORAN KASUS
DAN REFERAT
Oleh :
Ariska Basri
11120191009

PEMBIMBING :
dr. Andi Tenri Sanna, Sp. THT-KL, M. Kes
Identitas  Pasien
 
Nama : Tn. M
 
Jenis Kelamin : laki-laki
  
Umur : 20 tahun
 
Alamat :-
 
Agama : Islam
  
Keluhan Utama : nyeri pada telinga kanan

Anamnesis terpimpin :

Seorang pasien laki-laki umur 20 tahun datang ke RSUD Dr. Soetomo


Surabaya pada dengan keluhan nyeri pada telinga kanan sejak 5 hari
dan bertambah berat diikuti dengan timbulnya bercak bintik merah
berisi air, disertai demam dan badan terasa lemas. Kemudian timbul
pusing berputar sehingga pasien seringkali merasa mau jatuh sejak 2
hari. Telinga kanan pendengaran menurun. Ada mual, tetapi tidak ada
muntah. Selera makan turun. Tidak ada riwayat keluar cairan dari
telinga sebelumnya. Riwayat batuk pilek sebelumnya disangkal.
Riwayat hipertensi dan diabetes melitus tidak ada. Pasien lupa
apakah pernah sakit cacar air atau tidak.
Pemeriksaaan
Fisik
• Keadaan Umum : Compos mentis / Gizi Cukup / Sakit Ringan
• Status Kesadaran : Kuantitatif : GCS 15 (E4M6V5)
• Kualitatif : Compos Mentis
• Tekanan Darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 90 x/menit, reguler, kuat angkat
• Pernapasan : 22 x/menit, reguler,
• Suhu : 37,3 0C (Axilla)
Status Lokalis THT
Telinga kanan Telinga kiri

Normotia,Nyeritekan Normotia,Nyeri tekan


Aurikula
retroaurikular (+) retroaurikular (-)

Hiperemis (+), Edema


Hiperemis (-), Serumen (-),
(+), vesikel
CAE Benda asing (-),
berkelompok(+), Benda
Sekret(-),Massa (-)
sing(-), Massa (-)

Refleks cahaya (+), Intak, Membran Refleks cahaya (+), Intak,


Perforasi (-) Tympani Perforasi (-)
Tidak dilakukan Rinne Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Weber Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Schwabach Tidak dilakukan
Status Generalis
 Kepala : Normochepal
 Mata : Sklera ikterik -/-, Konjungtiva anemis - /-
 Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), pucat (-)
 Thorax : Simetris, retraksi -/-, massa -/-, scar -/-
 Abdomen : Supel, massa -, scar –
 Ekstremitas : Deformitas -/-, edema -/-
 Kulit : Scar –
Status Lokalis THT
Hidung
 Hidung Luar
-Saddle Nose (-)
-Deviasi (-)
-Massa (-)
 Hidung Dalam
Cavum Nasi : Mukosa : Merah Jambu/Merah
Jambu
Concha Nasalis : Eutrofi/Eutrofi
Sekret : (-) / (-)
Massa Gelatinosa : (-) / (-)
Deviasi Septum : (-)
Pasase udara : (+) / (+)
Status Lokalis THT

Tenggorokan
 Gigi Geligi : Lengkap
 Lidah : Massa (-), Ulkus (-)
 Tonsil : T1-T1, hiperemis (-), detritus (-), kripta
melebar (-)
 Faring : Hiperemis (-), granula (-), sekret (-)
 Larynx : Hiperemis (-), Edema (-), massa (-)
Status Lokalis THT
Leher
 Tiroid : Tidak teraba adanya pembesaran

 KGB :Tidak teraba adanya pembesaran

 Maxillo Facial
 Muka simetris : Tersenyum (+/+)

Mengerutkan dahi (+/+)

Mengangkat alis (+/+)


 Deviasi hidung (-)
 Massa (-)
 Fraktur (-)
Pemeriksaan Penunjang :
- Tidak dilakukan
Diagnosis Klinis :
- Herpes zoster otikus
Planning :
Asiklovir 5x800 mg
Prognosis

• Quo ad vitam : Bonam


• Quo ad Fungsionam : Bonam
• Quo ad Sanationam : Bonam
Diskusi
Your Picture Here

PENDAHULUAN

• Herpes zoster otikus adalah suatu kumpulan


gejala yang terdiri dari otalgia akut disertai
dengan timbulnya vesikel herpetik. Jika
disertai paresis fasialis maka disebut
Sindrom Ramsay Hunt.
• Dipublikasikan pertama kali pada tahun 1907
oleh James Ramsay Hunt pada pasien yang
menderita otalgia disertai dengan rash pada
kulit dan mukosa
DEFENISI
Herpes zoster otikus (HZ
otikus) adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus
varicella zoster. Menyerang ≥1
dermatom saraf kranial seperti
saraf trigeminus, ganglion
genukulatum dan radiks
servikalis bagian atas.
EPIDEMIOLOGI
• Kejadian sporadik
• Insidens 2 - 5 per 1000
orang/tahun
• Laki-laki = perempuan
• Insidens meningkat sesuai usia
• Penularan tergantung faktor
imunitas pejamu
ETIOLOGI
• Virus Varicella zoster (VZV)
• Morfologi identik dgn virus Herpes simpleks
• Ukuran besar
• Inti berupa DNA untai ganda Virus Varicella zoster
• Dapat laten dan reaktivasi
• Tampak badan inklusi pada sel yg terinfeksi

Badan Inklusi
PATOGENESIS
Menginfeksi Naik ke Bertahan
VZV masuk saraf ganglion hidup (laten)
melalui sensoris sensoris pd ganglion
kulit/mukosa sesuai melalui serat sensoris
dermatom saraf

Sistem imun
terganggu

Reaktivasi
VZV pada
ganglion
sensoris

VZV menuju kulit


sesuai dermatom,
membentuk lesi
dan gejala klinis
Anamnesis

PemFis

Penunjang

Diagnosis
Anamnesis
Nyeri, vesikel rasa seperti terbakar di dalam dan sekitar telinga, pada
wajah, di dalam mulut, dan/atau tanpa lesi pada lidah

Vertigo, mual, muntah

Penuruanan pendengaran, hiperakusis, tinnitus

Nyeri pada mata, lakrimasi

Riwayat Varicella atau Herpes Zoster sebelumnya


Pemeriksaan fisik

A
A B

• Lesi vesikular pada meatus


akustikus externus, konka,
pinna, post aurikular, dinding
lateral nasal, pallatum mole,
dan anterolateral lidah.
• Vertigo dan tuli sensorineural
• Paralisis nervus fasiali. C
E
(Sindrom Ramsay Hunt) D
Menilai fungsi nervus fasialis
SKALA HOUSE BRACKMANN

• Derajat I – Fungsi normal


• Derajat II – Disfungsi ringan
• Derajat III – Disfungsi sedang
• Derajat IV – Disfungsi sedang-berat
• Derajat V – Disfungsi berat
• Derajat VI – Paralisis total
SKALA HOUSE BRACKMANN
Derajat Disfungsi Penilaian I
I Normal Fungsi simetris disemua area
II Disfungsi Inspeksi: kelemahan sedikit
ringan pada inspeksi dekat, sedikit
sinkinesis
Saat istirahat: simetris dan
selaras
Pergerakan: II
 Dahi: sedang-baik
 Mata: menutup mata dengan
usaha minimal
 Mulut: asimetris
III Disfungsi Inspeksi: terlihat tapi tidak tampak

III
sedang perbedaan anatara kedua sisi, adanya
sinkinesis, dapat ditemukan spasme atau
kontraktur hemifasial
Saat istirahat: simetris dan selaras
Gerakan:
 Dahi: ringan-sedang
 Mata: dengan usaha
 Mulut: sedikit lemah dengan
pergerakan maksimum

IV Disfungsi Inspeksi: tampak kelemahan bagian wajah


sedang- yang jelas dan asimetris
berat Saat istirahat: simetris dan selaras
IV
Pergerakan:
 Dahi: tidak ada
 Mata: tidak dapat menutup mata
dengan sempurna
 Mulut: tampak asimetris dan sulit
digerakkan
V Disfusngsi
berat
Inspeksi: wajah tampak
asimetris, pergerakan V
wajah tidak ada dan sulit
dinilai
Saat istirahat: asimetris
Gerakan:
 Dahi: tidak dapat
digerakkan
 Mata: Tidak dapat
menutup mata
 Mulut: tidak simetris VI
dan sulit digerakkan

VI Paralisis Tidak ada pergerakan


total
Pemeriksaan penunjang
HZ otikus merupakan dagnosis klinis dan jarang membutuhkan
pemeriksaan penunjang khsusus. Pemeriksaan penunjang yang
dilakukan:
• Hitung darah lengkap
• Elektrolit
• Kreatinin
• Skrining antibodi anti-VZV (IgM dan IgA)
• CT scan kepala untuk menentukan penyebab lain dari paralisis fasial.
• Pemeriksann pewarnaan Tzank.
Pemeriksaan tzank
• Pemeriksann pewarnaan
Tzank. Dapat ditemukan
gambaran multinucleated giant
cell
• Jarang dilakukan
Tatalaksana Tatalaksana umum

Farmakologi

Obat-obat lain

Konsultasi
Tatalaksana Umum
• Memberi motivasi pada pasien untuk sembuh
• Meredakan nyeri telinga dengan analgetik
• Fisioterapi atau pemijatan pada otot-otot wajah yang akan
memberikan dukungan fisiologis pada pasien.
Kelompok pasien Regimen

Anti Normal
Usia <50 tahun  Terapi simptomatik saja, atau

virus  Famsiklovir 500 mg per oral setiap 8 jam selama 7 hari,


atau
 Valacyclovir 1 g per oral setiap 8 jam selama 7 hari, atau
 Acyclovir 800 mg per oral 5 kali sehari selama 7 hari
Usia ≥50 tahun, dan pasien  Famsiklovir 500 mg per oral setiap 8 jam selama 7 hari,
umur berapapun dengan atau
keterlibatan nervus kranialis  Valacyclovir 1 g per oral setiap 8 jam selama 7 hari, atau
(contoh: zoster optalmika)
 Acyclovir 800 mg per oral 5 kali sehari selama 7 hari
Imunokompromais
Imunokomromais ringan,  Famsiklovir 500 mg per oral setiap 8 jam selama 7-10
termasuk infeksi HIV-1 hari, atau
 Valacyclovir 1 g per oral setiap 8 jam selama 7-10 hari,
atau
 Acyclovir 800 mg per oral 5 kali sehari selama 7-10 hari
Imunokompromais berat Acyclovir 10 mg/kg IV setiap 8 jam selam 7-10 hari
Resisten Acyclovir Foscarnet 40 mg/kg IV setiap 8 jam sampai sembuh
Steroid Konsultasi
• Prednisone untuk • Pasien dapat dikonsultasikan ke
dewasa 1 mg/kg/hari dokter ahli THT-KL.
dibagi menjadi dua • Keterlibatan kornea  dokter
dosis malam dan
mata.
siang selama 5 hari.
• Kontraindikasi • Jika terdapat paralisis fasialis
penggunaan steroid yang tidak jelas etiologinya 
pada kehamilan, dokter neurologi
diabetes, hipertensi,
ulkus peptik, TB dan
galukoma.
Prognosis
• Sebagian besar pasien dengan paralisis parsial sembuh
sempurna; banyak dengan gejala yang berat akan
meninggalkan gejala sisa.
• Pasien dengan diabetes mellitus memiliki prognosis yang
buruk, yang mungkin diperberat dangan adanya neuropati
diabetik. Selebihnya, pasien tanpa vertigo, diabetes
mellitus, dan hipertensi memiliki penyembuhan yang hampir
sempurna.
KESIMPULAN
• HZ otikus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
varicella zoster yang mengalami reaktivasi. Menyerang dermatom
saraf kranial pada daerah telinga dalam, tengah, dan luar.
• Gejala: otalgia, lesi vesikel pada dermatom yang terkena, paralisis
nervus fasialis.
• Diagnosis dapat ditegakkan secara klinis sehingga jarang
membutuhkan pemeriksaan penunjang.
• Pemberian antivirus & steroid dapat bermanfaat. Konsultasi ke
doker ahli THT-KL, mata, dan neurologi dapat dipertimbangkan
sesuai indikasi.
• Prognosis umumnya baik, namun tetap bergantung pada derajat
keparahan dan faktor komorbid yang ada pada pasien.
THANK YOU

D
D
D
D
D
D

Anda mungkin juga menyukai