Anda di halaman 1dari 30

"Kondisi Cuaca di Jawa Timur

Guna Antisipasi
Kebakaran Hutan dan Lahan"
OLEH

TEGUH TRI SUSANTO, S.Si, M.T

KEPALA SEKSI DATA DAN INFORMASI


STASIUN METEOROLOGI KELAS I JUANDA SIDOARJO

Sidoarjo, 27 Agustus 2020


OUTLINE
• DASAR HUKUM
• PENGENALAN UMUM
• INFORMASI ANALISA MUSIM KEMARAU 2020
• KESIMPULAN & HIMBAUAN
DASAR HUKUM
DASAR HUKUM

Perpres
Tentang Pelayanan
UU No. Meteorologi, PP No. 11 meteorologi,
No.61 Tentang BMKG 31 tahun tahun
tahun Klimatologi dan Klimatologi dan
2008
2009 Geofisika 2016
Geofisika

Peraturan Kepala BMKG


No. 9 tahun 2019.
Tentang penyediaan
dan penyebaran
peringatan dini iklim
ekstrim.

Instruksi Presiden RI No.3 tahun 2020 tentang


Penanggulangan Kebakaran hutan dan lahan (informasi
sebaran asap dan titik panas, prak cuaca, tren dan
siklus musim).
KAPAN INFORMASI MKG
DIPERLUKAN?
PENGENALAN UMUM
Kebakaran hutan lahan
• Kebakaran hutan, kebakaran
vegetasi, atau kebakaran semak,
adalah sebuah kebakaran yang
terjadi di alam liar, tetapi juga
dapat memusnahkan rumah-
rumah dan lahan pertanian
disekitarnya. Penyebab umum
termasuk petir, 
kecerobohan manusia, dan 
pembakaran.

• Kebakaran hutan dan lahan


(karena faktor alam) terjadi
karena musim kemarau yang
berkepanjangan. Kondisi cuaca
yang berangin saat musim
kemarau mengakibatkan
penyebaran api semakin meluas.
Wilayah Jawa Timur tidak
termasuk di 11 propinsi yang
rentang kebakaran hutan
tetapi tetap perlu
diwaspadai mengingat
banyak wilayahnya masih
berupa padang savana yang
luas, hutan maupun
kawasan perkebunan pohon
jati yang masih rawan
terbakar hampir di setiap
tahunnya saat musim
kemarau.
Dari data BPBD di 2019
tercatat 408 kejadian
kebakaran hutan dan 257
kejadian kebakaran lahan di
beberapa kabupaten di Jatim
INFORMASI
ANALISA CUACA
MUSIM KEMARAU 2020
DEFINISI KEKERINGAN
DAMPAK KEKERINGAN
• Produksi tanaman turun/rendah/puso bahkan menyebabkan
tanaman mati sehingga merugikan petani
• Karena produksi rendah secara riil mengalami kerugian material
maupun finansial yang besar dan bila terjadi secara luas, akan
mengancam ketahanan pangan nasional
• Menyebabkan terganggunya hidrologis lingkungan yang berakibat
terjadinya kekurangan air pada musim kemarau
• Dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan
UPAYA MENGATASI
KEKERINGAN
• Gerakan masyarakat melalui penyuluhan;
• Membangun/rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi;
• Membangun/ rehabilitasi/pemeliharaan konservasi lahan dan air;
• Memberikan bantuan sarana produksi (benih dan pupuk, pompa
spesifik lokasi);
• Mengembangkan budidaya hemat air
• Membuat kalender tanam
• Menerapkan dan memperhatikan peta rawan kekeringan
• Penyebaran informasi prakiraan iklim lebih akurat
MONITORING HARI TANPA HUJAN
BERTUTUT-TURUT (HTH)
Monitoring Hari tanpa
hujan berturut-turut
update 10 Agustus 2020
di Jawa Timur umumnya
kriteria Menengah hingga
panjang

Sudah lebih dari 60 hari


berturut-turut tidak
mengalami hujan
("Kriteria Kekeringan
Ekstrem") di Kabupaten
Bangkalan, Bondowoso,
Jember, Madiun,
Magetan, Ngawi,
Pamekasan, Sampang,
Sidoarjo, dan Situbondo.
MONITORING HARI TANPA HUJAN
BERTUTUT-TURUT (HTH)

Monitoring Hari tanpa


hujan berturut-turut
update 20 Agustus 2020
di Jawa Timur umumnya
kriteria Sangat pendek
hingga pendek.

Daerah dengan potensi


kekeringan ekstrim
berkurang dibanding kan
pada dasarian 1.
Peta distribusi curah hujan
PETA PERINGATAN DINI
KEKERINGAN METEOROLOGIS
PERINGATAN DINI KEKERINGAN
METEOROLOGIS
Sebagian Kab. Blitar, Jombang, Malang, Mojokerto, Pasuruan,
WASPADA
Malang.
POTENSI KEMUDAHAN
TERJADINYA KEBAKARAN
Fine Fuel Moisture Code (FFMC)
•FFMC menunjukkan tingkat potensi kemudahan
terjadinya kebakaran ditinjau dari parameter cuaca
pada bahan-bahan ringan mudah terbakar di lapisan
atas permukaan tanah.
•Mewakili tingkat kekeringan bahan-bahan ringan
mudah terbakar (seperti humus permukaan, sampah
dedaunan kering, alang-alang, dan bahan ringan lain)
yang biasanya menutupi lantai hutan pada kedalaman
1-2 cm.

https://
www.bmkg.go.id/cuaca/kebakaranhutan.bmkg?index=dc&
wil=jatim&day=obs
DROUGHT CODE (DC)
• DC menunjukkan tingkat potensi kemudahan
terjadinya kebakaran ditinjau dari parameter cuaca
pada bahan organik padat di lapisan bawah
permukaan tanah dan bahan-bahan kayu berat
(seperti gelondongan kayu) di permukaan tanah.
• Mewakili tingkat kekeringan lapisan tanah organik
padat yang biasanya berada pada kedalaman >10
cm dan juga mewakili tingkat kekeringan bahan-
bahan kayu berat (seperti gelondongan kayu) di
permukaan tanah.

https://www.bmkg.go.id/cuaca/kebakaranhutan.bmkg?
index=dc&wil=jatim&day=obs
TINGKAT INTENSITAS API
KEBAKARAN HUTAN/LAHAN
Fire Weather Index (FWI)
•FWI menunjukan besarnya intensitas api jika
terjadi kebakaran hutan

https://www.bmkg.go.id/cuaca/kebakaranhutan.bmkg?
index=dc&wil=jatim&day=obs
TINGKAT KEMUDAHAN PENYEBARAN API
KEBAKARAN HUTAN/LAHAN
Initial Spread Index (ISI)
•ISI menunjukkan tingkat kemudahan penyebaran api
jika terjadi kebakaran hutan.
•Nilai ISI meningkat secara eksponensial terhadap
kecepatan angin

https://www.bmkg.go.id/cuaca/kebakaranhutan.bmkg?
index=dc&wil=jatim&day=obs
TITIK PANAS
https://www.bmkg.go.id/satelit/satelit.bmkg?Sat=10&id=0
PETA RAWAN KEBAKARAN HUTAN DAN
LAHAN JAWA TIMUR

Sumber : BPBD
Prov Jatim
PETA TINGKAT KETERSEDIAAN AIR
BAGI TANAMAN

https://www.bmkg.go.id/iklim/ketersediaan-air-tanah.bmkg?p=tingkat-ketersediaan-air-bagi-tanaman-juli-2020&tag=&lang=ID
PRAKIRAAN CURAH HUJAN DAN SIFAT HUJAN
SEPTEMBER 2020

• Prakiraan sifat hujan bulan September 2020 di Jawa Timur Bawah Normal sebesar 31,2%, Normal
sebesar 33,1%, dan Atas Normal sebesar 35,7%.
• Prakiraan jumlah curah hujan bulan September 2020 daerah Jawa Timur berkisar antara 0 – 201 mm.
PRAKIRAAN CURAH HUJAN DAN SIFAT
HUJAN OKTOBER 2020

• Prakiraan sifat hujan bulan Oktober 2020 di Jawa Timur Bawah Normal sebesar 26,0 %, Normal sebesar
42,7%, dan Atas Normal sebesar 31,3%.
• Prakiraan jumlah curah hujan bulan Oktober 2020 daerah Jawa Timur berkisar antara 8 – 354 mm.
NORMAL AWAL MUSIM PENGHUJAN
DI JAWA TIMUR
KESIMPULAN & HIMBAUAN

1. Saat ini seluruh wilayah Jawa Timur sudah memasuki Musim Kemarau
secara merata dan berpotensi mengalami kekeringan dan krisis air bersih
serta waspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (daerah dataran
tinggi, padang savana maupun perkebunan).
2. Kondisi cuaca yang berangin, kering dan panas dapat memicu terjadi
gesekan antar ranting pohon dan berakibat kebakaran hutan dan lahan.
3. Curah hujan dan sifat hujan hingga bulan Oktober 2020 diprakirakan
akan cenderung normal . Hanya di sebagian wilayah akan lebih basah
daripada tahun sebelumnya.
4. Selalu update info BMKG terkait monitoring HTH, potensi kebakaran
hutan, dll.
5. Adanya integrasi instansi terkait dalam upaya penanggulangan dampak
kekeringan.
6. Perlu adanya sosialisasi dalam rangka mengatasi dampak kekeringan
yang terjadi.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai