Anda di halaman 1dari 10

ILMU KEPERAWATAN DASAR

“Kasus Gangguan Eliminasi Fekal”

Kelompok 3
Febry Trismayola
Hayatun Nabila Putrima
Melly Rezqia Helmi
Rindang Valya Shaquilla
Yuni Mellianti
Zakiatu Annisa

Dosen :
Ns. Dewi Murni, M.Kep
Anatomi Fisiologi
Usus Halus
Selama proses pencernaan chyme meninggalkan lambung
dan memasuki usus halus. Usus halus merupakan suatu
Lambung
saluran yang diameternya 2,5 cm dan panjangnya 6 m.
Dalam lambung, makanan disimpan sementara dan Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, jejenum,
dipecahkan secara mekanik dan kimiawi untuk ileum. Chyme tercampur dengan enzim pencernaan
pencernaan dan absorpsi. Lambung mensekresi (seperti empedu dan amilase) ketika berjalan melewati
HCl, mukus, enzim pepsi, danfaktor intrinsik. usus halus. Segmentasi (berganti-gantinya kontraksi dan
Konsentrasi HCl mempengaruhi keasaman relaksasi dari otot polos) mengaduk chyme untuk
lambung dan keseimbangan asam dalam tubuh. selanjutnya memecah makanan untuk dicerna ketika
HCl membantu pencampuran dan pemecahan chyme diaduk, gerakan peristaltik berhenti sementara agar
makanan di lambung, mukus melindungi mukosa absorpsi terjadi.
lambung dari keasaman dan aktivitas enzim. Pepsin
mencerna protein, walaupun tidak banyak
pencernaan yang terjadi di lambung
2
Usus
Bagian bawah dari saluran
gastrointestinal adalah usus besar
(kolon) karena diameternya lebih besar
dari usus halus. Meski panjangnya lebih
pendek yaitu antara 1,5-1,8 m. Usus
besar terbagi atas caecum, kolon, dan
rektum. Chyme yang diabsorpsi
memasuki usus besar pada caecum
melalui katup ileocecal, dimana lapisan
otot sirkular mencegah regurgitasi
(makanan kembali ke usus halus).
Kolon
Rektum dan kanal anal
Chyme yang halus ketika memasuki
kolon volume airnya berkurang. Kolon
Pada rektum terdapat 3 lapisan jaringan
terdiri dari ascending, transverse,
yang bentuknya saling berseberangan
descending, & sigmoid. Kolon
terhadap rektum dan beberapa lipatan
mempunyai 4 fungsi yaitu absorpsi,
letaknya vertikal.
proteksi, sekresi, dan eliminasi.
Sejumlah besar air dan sejumlah Kanal anal dikelilingi oleh spinkter anal
natrium dan clorida diabsorpsi setiap internal dan eksternal.
hari Kerja dari spinkter eksterna diperbesar
oleh otot levator ani padadasar pelvik
4
Patofisiologi
 Laparatomi merupakan operasi besar dengan membuka rongga abdomen yang merupakan
stressor pada tubuh. Respon tersebut terdiri dari respon sistem saraf simpati dan respon hormonal
yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera.
 Tindakan pembedahan menimbulkan adanya luka yang menandakan adanya kerusakan jaringan
 Kolostomi adalah tindakan pembuatan lubang di bagian perut sebagai saluran pembuangan
kotoran atau feses. Prosedur kolostomi biasanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat buang
air besar dengan normal akibat adanya masalah di usus besar, anus, atau rektum
 Tujuannya adalah agar pasien tetap dapat mengeluarkan tinja dan gas dari saluran cerna (kentut)
dari dalam tubuh. Kolostomi umumnya dilakukan untuk menghentikan infeksi, mengatasi
penyumbatan, atau mencegah kerusakan lebih lanjut pada usus besar.

5
Prinsip Penatalaksanaan pada Gangguan Keterampilan Klinis
Eliminasi pada Pasien Colostomi

1. Perawatan Colostomi, prinsip: Melakukan perawatan


• Prinsip pertama menyangkut kolostomi unutk menjaga
• Pembersihan Luka kebersihan , mencegak infeksi,
• Dibersihkan dengan teknik swabbing, mencegah iritas dan
yaitu ditekan dan digosok pelan-pelan kenyamanan klien. Tindakan
menggunakan kasa steril atau kain bersih perawatan dilakukan sesuai
yang dibasahi dengan air steril atau NaCl. dengan SOP
2. Prinsip kedua menyangkut pemilihan
balutan
6
Pengkajian Diagnosa
Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien mengatakan bekas luka nyeri, ada Resiko infeksi b/d ketidak adekuatan
ruam kemerahan dan sedikit panas, tapi tidak pertahanan tubuh primer
ada nanah

Hasil pemeriksaan Fisik Abdomen : .


Tidak tampak pembengkakan, tampak luka Klien mengatakan bekas luka nyeri, tampak
bekas jahitan 10 cm, luka tampak bersih dan ada ruam kemerahan dan sedikit panas, tapi
bagus, stoma berwarna merah, tampak tidak ada nanah
sedikit tanda – tanda infeksi, luka terasa
sedikit panas, ada ruam kemerahan.

7
Intervensi Implementasi
Kontrol Infeksi
 Melakukan cuci tangan sebelum dan
 Lakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah kegiatan perawatan pasien
sesudah kegiatan perawatan pasien
 Ganti peralatan perawatan per pasien
 Mengganti peralatan perawatan per
sesuai protokol institusi 
pasien sesuai protokol institusi
 Pastikan teknik perawatan luka yang
tepat untuk pasien  

 Tingkatkan intake nutrisi yang tepat  Memastikan teknik perawatan luka


pada pasien yang tepat untuk pasien

8
S:
Evaluasi
• Pasien mengatakan luka PO semakin membaik
• Pasien mengatakan tidak ada nyeri pada luka
• Pasen mengatakan tubuhnya semakin terasa baik
O:
• Pasien tampak baik
• Luka PO semakin membaik
• Tidak ada kemerahan di area luka
A : Kontrol resiko infeksi teratasi sebagian
P : Perawatan Kolostomi dilanjutkan

9
Terima kasih

10

Anda mungkin juga menyukai